Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 689 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R.T. Arungbinang
"Tembusan karbon dari naskah FSUI/SS.1 ; untuk informasi selanjutnya lihat deskripsi naskah tersebut"
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SS.2-B 56.11
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
R. T. Arungbinang
"Teks berisi daftar gamelan milik Kraton Surakarta, yang menjadi tanggung jawab para abdi dalem dari beberapa golongan tertentu. Naskah ini merupakan alih aksara ketik yang dibuat staf Pigeaud (?) tahun 1935 di Panti Boedaja, menyalin naskah asli koleksi Radyapustaka no. 213-carikan. Untuk deskripsi naskah tersebut lihat SMP/Rp.90. Naskah asli tersebut dibuat R. T. Arungbinang sebagai lampiran dari sebuah Serat Dhawuh Nagari tertanggal 11 Juni 1900, yang dikeluarkan oleh Patih Sasradiningrat IV, mengenai inventarisasi gamelan dan perangkatnya, serta kewajiban para abdi dalem yang melakukan tugas caos untuk setiap diadakannya timbang terima. Disertakan pula beberapa catatan hasil inventarisasi R. T. Arung Binang, tertanggal 29 Juli 1900 (h.46-49), tentang gamelan atau perangkat lainnya yang telah berganti pemiliknya, hilang maupun rusak. Pengetikan naskah dibuat rangkap empat. Dari empat salinan itu, satu dikirim kepada J. S. Brandst Buys, seorang peneliti terkenal di bidang karawitan, dua dipegan terus oleh Pigeaud dan kini menjadi koleksi FSUI (SS.1-2), dan satu lagi diserahlkan kepada Panti Boedaja di Yogyakarta (MSB/M.6). Naskah MSB/M.6 itu telah dimikrofilm (lihat mikrofilm MSB, reel 158.07), oleh karena itu naskah koleksi FSUI ini tidak dimikrofilm"
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SS.1-G 88
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Naniek Widayati
"Pada awal formasi karaton, yakni zaman kota kerajaan Jawa yang memiliki wilayah kekuasaan di luar benteng kota (manca negara), permukiman karaton dapat berfungsi sebagai "ruang-antara" dan "ruang-pertahanan", selain itu merupakan salah satu komponen dari struktur pemerintahan dan kekuasaan karaton pada saat itu (abdi dalem dan sentana dalem). Setelah Indonesia Merdeka tahun 1945 "Kota-Kerajaan" berubah status politiknya menjadi bagian dari kota demokratis yang dikelola berdasarkan ketentuan perundangan sesuai klasifikasinya. Perubahan tersebut berdampak pada keradaan permukiman di sekitar karaton, dari sistem Magersari menjadi RT dan RW dan Kalurahan.
Metoda yang dipakai strategy grounded theory research atau riset yang memberikan basis kuat suatu teori. Penelitian difokuskan pada aktor-aktor secara aktif atau pasif yang relevan terlibat dalam proses perubahan permukiman karaton. Data yang dikumpulkan "Fokus Investigasi" diarahkan pada para aktor yang mempengaruhi perubahan tersebut baik internal maupun eksternal. Basis melakukan investigasi adalah data itu sendiri tanpa tuntunan suatu perangkat teori tertentu.
Temuan investigasi, non fisik yang mengarah kepada perubahan komuniti dianalisis dengan teorinya Giddens tentang; Teori Strukturasi: Dasar-dasar Pembentukan Struktur Sosial Masyarakat (2010), yang penekanan kajiannya pada; praktik sosial yang tengah berlangsung, sebagaimana adanya. Dengan mengulas aktor, agen yang berperan dalam perubahan. Hasilnya disandingkan dengan pendapat Foucault (1967) tentang heterotropia, didapat hasil secara makro mengalami heterotopia.
Temuan investigasi, fisik dibagi menjadi 3 yaitu; 1). Tatanan makro terdiri dari benteng yang mengelilingi, tidak berubah karena benteng tetap berdiri tegak sebagaimana adanya, dapat dimaknai sebagai heterotopia. Hal tersebut dikarenakan kondisi arsitektural sampai sekarang tidak mengalami perubahan (sama), secara ujud tetap ada tetapi kehidupannya telah mengalami perubahan, yang pada awalnya mempunyai pola pikir "mengabdi kepada raja" sekarang ini menjadi masyarakat yang merdeka dengan pola pikir "hidup untuk mencari uang supaya dapat hidup layak". 2). Tatanan meso mengalami perubahan dari toponimi nama masing-masing permukiman menjadi tatanan Rukun Tetangga, dan Rukun Warga sesuai dengan Tatanan Struktur Pemerintah Kota Surakarta. disandingkan dengan pendapat Foucault (1967) tentang Heterotropia, didapat hasil secara mezzo mengalami heterotopia. 3). Tatanan mikro yaitu spatial permukiman mengalami perubahan antara lain; Tamtaman, Kampung Baluwerti, Carangan, Gondorasan, Lumbung, Wirengan, Brojonalan, Hordenasan, Gambuhan. Langensari, satu-satunya ruang terbuka untuk berlatih naik kuda para putra dalem dan pangeran. Perubahan mikro tersebut apabila disandingkan dengan teorinya Foucault tentang heterotopia dan tropotopia serta Harjoko tentang tropotopia, hasilnya permukiman karaton mengalami tropotopia.
Kesimpulannya permukiman karaton (Baluwerti) ditinjau dari tatanan makro, meso, dan mikro telah mengalami perubahan non fisik, yang berakibat terhadap fisik [spasial] yang tak terkendali dan dapat dipahami sebagai perubahan "tempat" (topos) yang mengalami dua "nilai" makna-hetero dan tropo-topia, hal ini akan menjadi "asing" bagi mereka yang pernah mengenal dalam konteks lingkung arsitektur "asli/awal", tetapi juga berubah di sana-sini menjadikannya tempat dengan bentuk arsitektur "aneka gaya"

In the beginning of karaton formation, namely era of Javanese kingdom towns had power area outside of town fort (foreign countries), karaton settlement can function as "space-inbetween" and "defense space", besides it was one component of government structures and karaton power at that time. After Indonesia was Independent in 1945 "Kingdom towns" changed in its political status into part of democratic city managed based on constitution stipulation commensurate with its classification. That change affects existence of settlement nearby karaton, from Magersari system to RT and RW and Kalurahan (village administration).
Method used is strategy of grounded theory research or research providing a strong base of a theory. Research focuses on actors actively and passively to get involved relevantly in process of settlement alteration. Data accumulated as in "Fokus Investigasi" oriented on actors taking influence on changes, either internal or external. The base that does investigation is data by itslef without guidance of a set of certain theory.
A finding of investigation, the non-physic is spotlighted on community alteration analyzed with theory of Giddens; Theory of Structuration: Basics of Societal Social Structure Establishment (2010), in which the research is on; social practice that is on-going, as it is natural. By reviewing actors, agent taking roles in changes. The result is coupled with viewpoint of Foucault (1967) about heterotropia, the result in macro undergoes heterotopia.
Finding of investigation, the physics is divided into three points namely; 1). Macro order consists of fort/citadel that surrounds, does not change since it stands still as natural, signified as heterotopias, due to architectural condition up to present it does not undergo change, as being or entity it still exists but its life has changed. In the beginning, there is mindset of "dedication to the king" presently it is society independent with mindset of "life must seek money for better living". 2). Order of mezzo undergoes the alteration; toponymy of name on each settlement becomes order of Rukun Tetangga (RT), and Rukun Warga (RW or citizen unit administration of village administration) [Structure Order of Surakarta City Administration], coupled with viewpoint of Foucault (1967) about Heterotropia, it takes a result in mezzo to undergoes heterotopia. 3). Micro order namely spatial settlement undergoes alteration such as; Tamtaman, Baluwerti Village, Carangan, Gondorasan, Lumbung, Wirengan, Brojonalan, Hordenasan, Gambuhan. Langensari, the only one space from open spaces to get on horse for training of prices or putra dalem. Micro alteration is coupled with theory of Foucault as in heterotopia and tropotopia and theory of Harjoko about tropotopia, the result in micro undergoes tropotopia.
A finding reviewed from order of the macro, mezzo, and micro it has undergone alteration in non physics result to physics [spatial] uncontrollable and comprehensible as a change of "place" (topos) undergoing two "values" namely hetero-meaning and tropo-topia-meaning, these are "foreign" for those ever familiar in context of "origin/early" architectural environment, but also changes elsewhere making the place with "various styled" architectural forms."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
D2152
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tradisi sungkem yang berlangsung sejak Sumuwun Paku Buwono Ke IV sampai sekarang masih dilaksanakanoleh kerabat Kraton karena mengandung nilai-nilai luhur yaitu menghormati dan memuliakan raja sebagai sesembahan para kawula....."
PATRA 9(1-2) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ratna Nurhajarini
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1999
959.82 DWI s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi ringkasan naskah PNRI/CS 32, naskah asli terdiri dari 3 bagian, yaitu: Serat Dasanama (h.1-20), Serat Candrasengkala (h.20-31), dan fragmen teks Babad Surakarta yang menceritakan keadaan bangunan kraton Surakarta (h.32-tamat). Hanya teks babad tersebut yang diuraikan dalam ringkasan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.238-L 6.20
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Serat Babad Surakarta ini jug asering disebut dengan Babad Giyanti. Adapun isi ceritanya adalah menceritakan kumpeni Belanda, Keraton Surakarta, Ngayogyakarta beserta Mangkunegaran. Diambil dari babon asli karangan R. Ng. Yasadipua. Buku ini bersambung jilid ke-4."
Surakarta: Budi Utama, 1917
BKL.0167-SJ 11
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Berisi susunan silsilah keraton Surakarta dan Yogyakarta yang dimulai dari awal pemerintahan, yaitu Prabu Brawijaya V sampai dengan silsilah Majapahit yang terakhir. Susunan ini diambil dari berbagai sumber sejarah. Di dalam map terdapat 2 eksemplar terdiri: 1 dalam ukuran kecil, 42x60 cm.; 1 dalam ukuran besar (4x dari ukuran yang kecil)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LL.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks ini berisi mengenai undang-undang tata hukum yang berlaku di Surakarta pada masa Susuhunan Paku Buwana IV. Berdasarkan keterangan dalam naskahnya yang tertulis di halaman 4, teks ini ditulis pada hari Kamis tanggal 5 bulan Jumadilawal tahun Ehe 1716 J (+1789).
Selain berisi masalah tata hukum dan undang-undang, naskah ini juga berisi peraturan dan larangan yang berkenaan dengan masalah busana atribut yang harus dipakai oleh pejabat keraton pada masa itu."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
HU.1-KT 27
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zubair
"ABSTRAK
Urban heritage tourism merupakan kegiatan wisata yang memberi kesempatan turis untuk mendapatkan monumen bersejarah dan bangunan, dan juga lanskap sejarah, seni dan budaya dari kota tersebut. Kota Surakarta dikenal sebagai kota budaya yang kental dengan warisan tradisi jawa kuno. Dalam kaitannya dengan urban heritage tourism, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola keruangan urban heritage Kota Surakarta saat ini berdasarkan sebaran atraksi urban heritage dan fasilitas wisata yang ada. Data sekunder yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan metode pertampalan peta dari variabel fasilitas wisata yaitu fasilitas primer, sekunder dan kondisional dengan variabel penggunaan tanah. Hasil analisis menunjukkan bahwa persebaran heritage Kota Surakarta dapat dikategorikan berdasarkan periode pembangunan heritage menjadi tiga, yakni masa kerajaan jawa, masa pemerintahan kolonial dan masa kemerdekaan. Persebaran urban heritage mengelompok sesuai dengan pola kekuasaan penguasa pada peridoe dibangunnya heritage tersebut. Adapun fasilitas sekunder yang mendukung kegiatan wisata menyebar di pusat kota. Semakin menjauhi pusat kota, fasilitas sekunder semakin terbatas. Hal ini tidak sejalan dengan persebaran atraksi wisatanya. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pola persebaran urban heritage di Surakarta terutama di pusat kota saat ini, namun semakin menjauhi pusat kegiatan masa lalu.

ABSTRACT
Urban heritage tourism is a tourism activity that gives a chance the tourist to get historical monuments and buildings, and also landscapes of history, art and culture of the city. Surakarta city is known as a city with a strong cultural heritage of the ancient Javanese tradition. In relation to the urban heritage tourism, this study aims to determine the spatial pattern of urban heritage in Surakarta City based on current distribution of urban heritage attractions and tourism facilities. Secondary data obtained were analyzed using methods map overlay based on tourism facilities which are primary, secondary and conditional facilities, and also land use variables. The analysis showed that the distribution of the heritage in Surakarta can be categorized based on the pdevelopment period of heritage into three, which are the kingdom of Java, the colonial goverenment and independence period. Distribution of urban heritage clustered in accordance with the ruling power pattern period. As for the secondary facilities that support tourism activities spread in the city core. Further away from the city core, secondary facilities are limited. This is not same as the spread of tourism attractions. The conclusion of this study showed that the distribution pattern of urban heritage in Surakarta, especially in the city core today, but further away from the center of past activities."
2016
S64351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>