Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5019 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Teks ini berisi bermacam-macam lagu dan parikan untuk mengiringi suatu tarian yang disertai pula keterangan mengenai langkah-langkah tarian tersebut. Kolofon depan menyebutkan bahwa naskah disalin atas perintah K. R. A. Danureja VI, mulai hari Kemis Kliwon, 13 Rabingulawal, Alip 1811 (2 Pebruari 1882). Kertas yang dipergunakan serta gaya corak tulisan, cocok sekali dengan penanggalan tersebut."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
SS.7-NR 508
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anak Agung Ayu Ari Widhyasari
"Musik tradisional di Indonesia merupakan suatu kekayaan budaya yang telah ada sejak jaman nenek moyang dan terus ada hingga sekarang. Musik tradisional yang beragam dan memiliki ciri khas dan unik tentunya menarik minat orang untuk mempelajarinya. Sehingga tak jarang banyak musisi – musisi dan seniman yang memadukan musik tradsional dengan musik modern untuk memunculkan ciptaan musik baru. Banyak musik tradisional Indonesia yang digunakan di luar negeri dan bahkan banyak orang asing yang mempelajari musik tradisional Indonesia seperti gamelan, angklung, gong, dan seni musik lainnya.
Bahkan banyak musisi Indonesia yang memadukan musik tradisional dengan musik modern. Sebut saja seperti Balawan dan Ethnic Percussion yang selalu membawakan musik tradisional dengan musik modern lalu ada juga grup musik Emoni yang menggunakan musik modern dan tradisional dalam membawakan semua lagunya. Bisa dikatakan hal yang dilakukan oleh kedua musisi tersebut untuk melestarikan budaya seni musik tradisional Indonesia.
Salah satu bentuk atau proses melestarikan budaya bisa dilihat pada pementasan musik Megalitikum Kuantum. Pada pementasan ini, terdapat perpaduan musik tradisional dan musik modern. Pementasan ini merupakan ide kreatif dari Rizaldie Siagian yang merupakan seorang musisi dan seniman. Megalitikum Kuantum memiliki arti langit yang merupakan atap dari segala unsur kehidupan seperti batu, air, kayu dan beberapa unsur lainnya. Unsur – unsur ini pun diambil dari seni musik tradisional Indonesia seperti jegog, gamelan, dan lain – lain.
Pementasan Megalitikum Kuantum menimbulkan beberapa Hak dan Hak Cipta dan bagaimana kedudukan seni musik tradisional dalam pementasana tersebut. Beberapa hak yang timbul dalam Hak Cipta merujuk pada Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta serta perlindungan musik tradisional merujuk pada Undang – Undang Nomor 5Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Kedua peraturan perundang – undangan tersebut memiliki ketentuan – ketentuan yang melindungi musik tradisional dan bagaimana jika muncul ciptaan baru karena perpaduannya dengan musik modern.

Traditional music in Indonesia is a cultural wealth that has existed since ancient times and continues to exist today. Traditional music that is diverse and has distinctive and unique characteristics certainly attracts people to learn it. So it is not uncommon for many musikians and artists to combine traditional music with modern musik to create new musikal creations. A lot of Indonesian traditional music is used abroad and even many foreigners have studied traditional Indonesian music such as gamelan, angklung, gong, and other musical arts. In fact, many Indonesian musikians combine traditional musik with modern music. For example, Balawan and Ethnic Percussion, who always present traditional music with modern music, then there is also an Emoni music group that uses modern and traditional music in performing all their songs. It could be said that the things done by the two musikians were to preserve the culture of Indonesian traditional music arts. One form or process of preserving culture can be seen in the Megalitikum Kuantum music performance. In this performance, there is a combination of traditional music and modern music. This performance is a creative idea from Rizaldie Siagian who is a musician and artist. Megalitikum Kuantum have the meaning of the sky which is the roof of all living elements such as stone, water, wood and several other elements. These elements are also taken from traditional Indonesian musik such as jegog, gamelan, and others. Megalitikum Kuantum performances give rise to several rights and copyrights and how the position of traditional music in the performance. Several rights arising in copyright refer Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014 about Hak Cipta and and Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Both laws and regulations have provisions that protect traditional music and what if a new creation appears because of its combination with modern music."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retnowati
"Penelitian ini merupakan penelitian Antropologi, berjudul Kethoprak sebagai identitas, dengan mengkaji kelompok kesenian tradisional kethoprak Arum Budoyo, di Juwana, Kabupaten Pati Jawa Tengah. Kethoprak sebagai salah satu pentas kesenian tradisional kerakyatan, pada dasarnya adalah sebuah gagasan budaya - dengan simbol, mitos dan upacaranya - untuk membayangkan sesuatu yang tidak terjadi pada masa kini dan di sini pada saat pementasan berlangsung. Sebagaimana cirikhas dari penelitian Antropologi, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, menggunakan metode pengamatan terlibat dan wawancara mendalam terhadap komunitas (penonton dan pemain) kethoprak pesisiran, khususnya di Pati Jawa Tengah.
Tujuan penelitian untuk memberikan pemahaman mengenai identitas sosial budaya (kebudayaan) masyarakat Jawa pesisiran melalui kethoprak. Manfaat penelitian, turut menyumbang tentang identitas sosial - budaya. Bahwa identitas sosial-budaya diperlukan seseorang atau kelompok untuk bereaksi menghadapi perubahan dan perkembangan dunia sekitarnya.
Hasil penelitian menunjukkan, komunitas kethoprak pesisiran nampaknya melakukan sebuah dekonstruksi terhadap modernisasi (dengan melakukan aksi "mimikri") dan globalisasi (menghasilkan perekonomian yang terasa ironis dan parodis terhadap cara produksi kapitalistik). Kethoprak menciptakan solidaritas sosial dan sebuah "bahasa bersama", tidak adiluhung yang menghasilkan nasionalisme. Dalam kethoprak pesisiran ditunjukkan bahwa budaya kerakyatan dan demokratisasi tetap bernyala dan masih ditengarai dan dihargai masyarakat kecil. Kethoprak telah memberi pemahaman bahwa sejarah seharusnya memberi ruang pada keseharian, kemanusiaan dan sesuatu yang terpinggirkan, dan bagaimana seharusnya menghadirkan sisi kemanusiaan dalam sejarah. Dengan demikian kethoprak juga memberi pemahaman yang berlainan dengan anggapan sempit bahwa people without history dan bahkan "history without people".

Kethoprak as an Identity is an Anthropological study conducted in a kethoprak traditional art group of Arum Budoyo in Juwana, Pati regency, Central Java. Kethoprak as one of the people`s traditional art performances is basically a cultural insight - with semiotic symbols, myths and ceremonies - to fantasize something which is not currently happening here and then during the performance. As characteristic of any Anthropological study, this research is a qualitative case study, using participant observation and indepth interview methods to approach spectators and actors of northern coastal area kethoprak, in Pati region of Central Java, in particular.
The study aims at elevating socio-cultural identity awareness among the coastal area Javanese through kethoprak which is necessary for individuals or groups to cope with the changing and developing world around them.
The result of the study shows that coastal area kethoprak communities have deconstructed modernization (by means of "mimicry" acts) and globalization (which results in an irony and a parody of economic attitudes towards capitalization means of production). Kethoprak does create social solidarity and a "common language", and not adiluhung which results in nationalism. Northern coastal area kethoprak shows that people`s culture and democratization are still upheld and respected by the community of ordinary people. Kethoprak reveals the understanding that history should give room to daily life, humanity and the marginalized to grow and how humanity should be presented. Thus kethoprak can expose a much different understanding than the narrow assumption of "people without history" and even "history without people"."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
D980
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan kumpulan buku acara (programa) kecil-kecil, serta catatan dan ringkasan, tentang pertunjukkan wayang, musik, drama, tarian, dan sebagainya, yang diselenggarakan bersamaan dengan perayaan-perayaan tertentu. Bahan-bahan itu kemudian digabung oleh Pigeaud dan dijilid olehnya menjadi satu set buku berkomposisi majemuk. FSUI/LL.77 ini adalah jilid pertama dari seri sembilan jilid (LL.77-85), dan meliputi periode sampai dengan tahun 1925. Naskah terdiri dari 20 judul teks. Selain buku acara dan lain-lainnya yang dijelaskan di atas, terselip pula dalam naskah sebuah daftar isi."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
LL.77-G 72.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan kumpulan buku acara (programa) kecil-kecil, serta catatan dan ringkasan, tentang pertunjukkan wayang, musik, drama, tarian, dan sebagainya, yang diselenggarakan bersamaan dengan perayaan-perayaan tertentu. Bahan-bahan itu kemudian digabung oleh Pigeaud dan dijilid olehnya menjadi satu set buku berkomposisi majemuk. FSUI/LL.78 ini adalah jilid kedua dari seri sembilan jilid (LL.77-85), dan meliputi periode sampai dengan tahun 1925."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
LL.78-G 72.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan kumpulan buku acara (programa) kecil-kecil, serta catatan dan ringkasan tentang pertunjukan wayang, musik, drama, tarian dan sebagainya, yang diselenggarakan bersamaan dengan perayaan-perayaan tertentu. Bahan-bahan itu kemudian digabung oleh Pigeaud dan dijilidkannya menjadi satu buku. FSUI/LL.79 ini adalah jilid ketiga dari seri sembilan buku (LL.77-85), dan meliputi periode tahun 1927. Isinya 14 judul (no.36-49). Selain buku acara dan lain-lainnya yang dijelaskan di atas, naskah juga dilengkapi dengan sebuah daftar isi (hlm.1-2) dari staf Pigeaud."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
LL.79-G 72.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan kumpulan buku acara (programa) kecil-kecil, serta catatan dan ringkasan tentang pertunjukan wayang, musik, drama, tarian dan sebagainya, yang diselenggarakan bersamaan dengan perayaan-perayaan tertentu. Bahan-bahan itu kemudian digabung oleh Pigeaud dan dijilidkannya menjadi satu buku. FSUI/LL.80 ini adalah jilid keempat dari seri sembilan buku (LL.77-85), dan meliputi periode tahun 1928. Isinya 12 judul (no.50-61). Selain buku acara dan lain-lainnya yang dijelaskan di atas, naskah juga dilengkapi dengan sebuah daftar isi (hlm.1-2) dari staf Pigeaud."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
LL.80-G 72.04
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan kumpulan buku acara (programa) kecil-kecil, serta catatan dan ringkasan tentang pertunjukan wayang, musik, drama, tarian dan sebagainya, yang diselenggarakan bersamaan dengan perayaan-perayaan tertentu. Bahan-bahan itu kemudian digabung oleh Pigeaud dan dijilidkannya menjadi satu buku. FSUI/LL.81 ini adalah jilid kelima dari seri sembilan buku (LL.77-85), dan meliputi periode tahun 1929. Isinya 18 judul (no.62-79). Selain buku acara dan lain-lainnya yang dijelaskan di atas, naskah juga dilengkapi dengan sebuah daftar isi (hlm.1-2) dari staf Pigeaud."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
LL.81-G 72.05
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan kumpulan buku acara (programa) kecil-kecil, serta catatan dan ringkasan tentang pertunjukan wayang, musik, drama, tarian dan sebagainya, yang diselenggarakan bersamaan dengan perayaan-perayaan tertentu. Bahan-bahan itu kemudian digabung oleh Pigeaud dan dijilidkannya menjadi satu buku. FSUI/LL.82 ini adalah jilid keenam dari seri sembilan buku (LL.77-85), dan meliputi periode tahun 1930. Isinya 21 judul (no.80-100). Selain buku acara dan lain-lainnya yang dijelaskan di atas, naskah juga dilengkapi dengan sebuah daftar isi (hlm.1-2) dari staf Pigeaud."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
LL.82-G 72.06
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>