Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Serat Jaka Lodhang ini merupakan salah satu karangan R.NG. Ranggaawarsita yang berisi jangka, atau ramalan tentang masa yang akan datang. Teks ini sudah beberapa kali diterbitkan, baik di zaman Belanda dulu (termasuk edisi Tan Khoen Swie), maupun pada tahun 1970-1980an. Teks yang di muat di naskah ini lebih lengkap dari versi yang diedarkan oleh Tan Khoen Swie. Diperoleh Th. Pigeaud dari R.M. Suwandi pada 24 November 1932. Daftar pupuhnya sebagai berikut: 1) gambuh; 2) sinom; 3) megatruh. Pigeaud memeproleh naskah ini pada bulan November 1932 dari R.M. Suwandi, dan Suwandi lah yang diduga menyalinnya, sekitar waktu yang sama."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.9-A 29.05
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks ini merupakan penuntun tentang cara-cara meramal dengan kartu (kretu bedhu), sifat-sifat kartu, dan maknanya. Di beberapa halaman terdapat gambar sederhana melengkapi keterangan dalam teks. Buku penuntun ini disusun oleh Brahmanadarmasuharja, mantan mantri kehutanan di Kedungjati, pada tahun 1931 (h.i). Pengarang mengaku belajar ilmunya dari seorang dukun tersohor, yaitu R. Amrih Nitiharja, di Majakarang, MAnggar, Purwadadi. Raden Amrih adalah murid Nyonya Lemper dari sebuah kampung di sebelah barat Pasuruan (h.1). Menurut catatan Pigeaud di h.i, naskah ini merupakan salinan dari teks yang diperolehnya dari Balai Pustaka bulan Oktober 1931. Oleh staf Pigeaud sebagian teks tersebut (h.1-24) diketik rangkap empat pada bulan yang sama."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.8-A 24.06
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berbahasa Sunda ini merupakan kumpulan catatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang dikumpulkan dari Cigelam oleh K. Elia. Catatan ini adalah jampi-jampi atau elmu dan primbon mengenai ramalan dengan melihat hari kelahiran hingga pantangan-pantangan ketika istri sedang hamil. Menurut catatan di h.i, naskah ini diketik oleh staf Dr. H Kraemer, sekretaris Panti Boedaja, pada bulan November 1933. Babonnya berasal dari penyusun, ialah K. Elia di Cigelam. Salinan ketikan ini diberikan kepada Pigeaud di Yogyakarta pada bulan Januari 1934."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.10-A 34.04
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Mochizuki, Mai
Tangerang Selatan: Baca, 2022
895.6 MOC p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi kumpulan dari beberapa karya tentang ramalan, pralambang nagari, agama Islam serta nasib manusia setelah mati, yang digabung menjadi satu teks besar berbentuk tembang macapat. Di dalam naskahnya sendiri batas-batas antar teks tidak ditandai dengan jelas, hanya disebutkan pada awal pupuh baru bahwa sumber lain akan dikutip. Bagian teks yang sempat kami bedakan berdasarkan keterangan dalam teksadalah disebutkan di bawah ini: 1) Jangka Jayabaya (h.i-37) konon disadur dari Kitab Musarar (h.1), berisi uraian tentang sejarah tanah Jawa yang dibagi-bagi dalam periode setiap seratus tahun, baik untuk masa lampau maupun masa yang akan datang. Daftar pupuh sebagai berikut: (1) asmaradana; (2) dhandanggula; (3) sinom; (4) pangkur; (5) mijil.; 2) Kitab yang meneruskan uraian ala janga Jayabaya, khususnya menerangkan tentang asal usul tanah Jawa (gunung, sungai dan lain-lain), menurut keterengan dalam teks (h.37) diambil dari buku utama Ungmul Katabi (h.37-74). Daftar pupuh sebagai berikut: (6) pangkur; (7) sinom; (8) dhandanggula; (9) asmaradana.; 3) Masih meneruskan keterangan yang sama di atas, tetapi mengaku menyadur dari Kitab Mukharar (h.74-105), namun yang dimaksud tidak mungkin dari Kitab Mukharar karangan Ar-Rafii yang terkenal, sebab masalah fiqih tidak disentuh-sentuh di dalamnya. Daftar pupuh sebagai berikut: (10) pangkur; (11) asmaradana; (12) pangkur; (13) sinom; (14) durma.; 4) Bagian terakhir (h.105-183) berisi ajaran-ajaran tentang beberapa aspek teologi Islam, terutama tentang nasib manusia setelah meninggal dunia. Pada h.183 penyalin menyebutkan judulnya sebagai Kabar Kiyamat. Daftar pupuh sebagai berikut: (15) asmaradana; (16) sinom; (17) durma; (18) sinom; (19) asmaradana; (20) durma; (21) dhandanggula; (22) sinom; (23) durma; (24) pangkur; (25) sinom; (26) dhandanggula; (27) sinom; (28) pangkur. Informasi penulisan teks ini tidak disebutkan dalam naskah, tetapi penyalinan dilaksanakan di skriptorium Kraton Ngayogyakarta pada zaman HB V, dimulai pada tanggal 18 Desember 1846 dan selesai 27 Januari 1847 ( 9 Sapar, Dal 1775, ongka merta 330). Dilihat dari cara penanggalan dan gaya tulisan yang sangat khas, cocok sekali dengan identifikasi naskah sebagai produk Kraton Yogyakarta zaman HB V."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.11-NR 347
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
R.Ng. (Raden Ngabehi) Ranggawarsita
"Buku ini adalah puisi karya Rd. Ng. Ranggawarsita berjudul Serat Jaka Lodhang."
Surakarta: N.V. Budi Utama, 1923
BKL.0228-CS 9
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Turita Indah Setyani
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Uslik Kristinilia
"Penulisan skripsi sebagai tugas akhir untuk memperoleh ijasah Sarjana Sastra, saya mengambil bahan dari Majalah Djoko Lodhang tahun 1985. Pilihan jatuh pada Majalah Djoko Lodhang disebabkan hingga saat ini penerbitnya masih ada, dan letaknya yang mudah dijangkau yaitu di kota Jogjakarta. Tujuan penulisan skripsi ini untuk menentukan tema-tema cerpen, kemudian tema-tema tersebut lalu diklasifikasikan. Setelah itu penulis mencoba menganalisis cara-cara tema digarap oleh pengarangnya hingga menjadi sebuah cerita pendek.
Majalah Djoko Lodhang adalah majalah yang mempergunakan bahasa Jawa, majalah ini memiliki isi yang bermacam-macam, seperti masalah hukum, kesehatan, kebudayaan, kesusasteraan. Oplahnya menyebar ke seluruh Indonesia, khususnya di daerah trasmigrasi. Konsumennya terdiri dari masyarakat menengah ke ?bawah. Berdasarkan analisis kecil dapat diperoleh kesimpulan,
bahwa tema yang dominan adalah tema sosial khususnya rumah tangga. Sedangkan penyelesaian masalah di akhir cerita kebanyakan dilesaikan oleh pengarangnya. Seluruh cerpen selama satu tahun berjumlah 52 cerpen, dari ke 52 cerpen itu hanya tiga cerpen yang penyelesaianhya diserahkan pada keputusan pembaca."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1981
899.222 JAK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks Serat Jaka Ma'il (atau Jaka Ismangil), tersusun dalam 35 pupuh tembang macapat. Menurut kolofon, naskah disalin oleh R.M. Puspasudirja, sedangkan pemiliknya adalah Mas Behi Mangunseduta. Tempat penyalinan tidak disebutkan. Informasi mengenai pengarang teks tidak ada. Teksnya menceritakan tentang Jim Sakar yang dihukum oleh Nabi Sulaiman dimasukkan ke dalam cupu timah lalu dibuang ke laut. Anak-anaknya, Sakarjan dan Sakarji, ingin menolong namun tidak dapat, mereka kembali ke rumah. Setibanya di rumah mereka bertengkar memperebutkan warisan orangtuanya. Adalah seorang penjala ikan bernama Satruna yang mendapat cupu timah. Setelah dibuka keluarlah jim Sakar. Jim Sakar berniat membunuh penjala ikan namun dengan tipu muslihat jim dapat dimasukkan kembali ke dalam cupu lalu dibuang ke laut. Ma'il, anak penjala ikan Satruna, semenjak kematian orangtuanya segera pergi mengembara berguru pada Kyai Dul Basir di bukit Wora-Wari. Oleh gurunya Jaka Ma'il akan dijodohkan dengan putrinya Sawiyah, namun murid-murid Kyai Dul Basir, Kasan Umar dan Dul Jalil, berniat menipu Jaka Ma'il agar Sawiyah tidak tertarik pada Jaka Ma'il. Mereka menggunakan gendam. Walaupun telah menikah Sawiyah tidak tertarik pada Jaka Ma'il. Jaka Ma'il pamitan pada mertuanya untuk pergi. Di tengah hutan ia bermimpi bertemu ayahnya yang memerintahkan untuk pergi ke Timur. Jaka Ma'il bertemu dengan Ki Luka lalu diajarkan tentang hubungan suami istri. Ki Luka ingin menjodohkan anaknya Rara Sri Wulan dengan Jaka Ma'il. Setelah pernikahan Sri Wulan masih berhubungan dengan Gendruwo sehingga Jaka Ma'il menjadi kecewa. Paginya Jaka Ma'il pamitan pergi. Di tengah hutan Jaka Ma'il mendengar pertengkaran Jim Sakarjan dan Sakarji perihal warisan, oleh Jaka Ma'il persoalan itu dapat diselesaikannya. Jaka Ma'il mendapat bagian pedang Sabab Malang, yang sangat sakti. Dengan pedang itu Jaka Ma'il terbang mengembara. Di suatu hutan Jaka Ma'il menolong orang yang melahirkan, anaknya segera diambil dan diberi nama Maknawiyah. Setelah besar Maknawiyah diambil istri oleh Jaka Ma'il. Seorang putra Raja Rum, Sayid Abas, terpisah dari rekan-rekannya yang pergi berburu di hutan. Sayid Abas tiba di rumah Jaka Ma'il. Iatertarik dengan Maknawiyah, lalu mereka berhubungan badan. Jaka Ma'il yang tiba dari udara tidak menemukan Sayid Abas, namun ia curiga karena ada terompah yang tertinggal. Maknawiyah ditanya tentang siapa yang datang, tidak memberi tahu. Sayid Abas mencoba merayu Maknawiyah agar Jaka Ma'il mau menyerahkan pedangnya, namun Jaka ma'il selalu menolak. Jaka Ma'il telah menemukan persembunyian Sayid Abas, malah ia senang karena Sayid Abas sangat tampan. Jaka Ma'il kembali mengembara dan diam di pohon besar. Sayid Abdurrahman mencuri putri Syam bernama Dewi Mayang Mekar. Dalam perjalanan ia istirahat dan tidur di bawah pohon tempat Jaka Ma'il tinggal. Ketika Sayid Abdurrahman tertidur, Mayang Mekar mengeluarkan kekasihnya yang disembunyikan yaitu Sayid Umar Saharsan, mereka berkasih-kasihan berdua. Sayid Abdurrahman yang terbangun segera mencari Mayang Mekar. Mayang Mekar cepat-cepat menyembunyikan kekasihnya. Sayid Abdurrahman melanjutkan perjalanan, tetapi Jaka Ma'il memanggil dan mempersilakan agar mampir ke rumahnya. Maknawiyah diperintahkan menyediakan makanan untuk 6 orang, lalu Jaka Ma'il mulai membuka semua rahasia dari para wanita itu. Kekasih Maknawiyah Sayid Abas dikeluarkan dari tempat persembunyiannya demikian juga dengan kekasih Mayang Mekar, Umar Saharsan. Setelah memberi nasehat Jaka Ma'il pergi dengan Abdurrahman mengembara ke negara Kayu Areng. Negara Kayu Areng tak memiliki raja, sehingga ada sayembara siapa yang didatangi oleh gajah putih kendaraan raja terdahulu, maka ia akan menjadi raja. Gajah mendatangi Ma'il dan Ma'il menjadi raja di negara Kayu Areng dengan gelar Prabu Jaka Ma'il, sedangkan Abdurrahman diangkat sebagai patih. 1) asmaradana; 2) sinom; 3) megatruh; 4) dhandanggula; 5) pangkur; 6) gambuh; 7) durma; 8) pucung; 9) sinom; 10) mijil; 11) maskumambang; 12) kinanthi; 13) dhandanggula; 14) blabak; 15) dhandanggula; 16) sinom; 17) dhandanggula; 18) wirangrong; 19) dhandanggula; 20) asmaradana; 21) mijl; 22) sinom; 23) megatruh; 24) gambuh; 25) dhandanggula; 26) mijil; 27) kinanthi; 28) sinom; 29) pucung; 30) blabak; 31) wirangrong; 32) girisa; 33) dhandanggula; 34) swadana; 35) basonta."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.25-NR 286
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>