Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3004 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Teks lokanata astakamantra ini berisi uraian tentang ajaran tri loka wijaya, mantra-mantra pangastawa, padewa srayan, astaka mantra, wisnu panjara, dan Sanghyang Lokanata yang sangat utama. Bandingkan dengan naskah-naskah yang tersimpan di perpustakaan Leiden yang disebutkan di Pigeaud 1970: 293 (index). Menurut kolofonnya (h.21b), naskah disalin (atau diprakarsai ?) oleh I Gusti Putu Jlantik pada tahun 1900 di Singaraja, Bali. beberapa lempir dari naskah ini terdapat 2 lubang pada bagian tengahnya. Setiap lempir hanya berisi 1 baris yang ditulis pada bagian tengahnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
AH.24-LT 203
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah asal Bali. Mantra ini berisi segala macam ajaran dari Dewi Uma kepada putranya sang Kumara tentang asal mula adanya dunia beserta segala isinya, nama dan istana Dewa Nawa Sanga, pelaksanaan yoga untuk mencapai moksa, sapta tirta dan sapta samudra di dalam tubuh, tri bhuwana (bhur, bhurwah, swah), dan ajaran kediatmikan lainnya. Disebutkan juga pemcerminan makrokosmos (bhuwana agung) terhadap mikrokosmos (bhuwana alit), seperti sapta loka (bhur loka, bhuwah lika, swah loka, maha loka, jana loka, tapa loka dan satya loka) dan sapta petala (Manusa loka, candra ditya, wisnu loka, brahma loka, rudra loka, mahadewa loka, dan siwa loka). Semua ini tercantum di dalam tubuh manusia sebagai nadi, peryt, hati, kasta mula, mulut, hidung dan kepala. Disinggung juga tentang tri sakti (utpeti, stiti, pralina), lima bayu atau tenaga dalam tubuh manusia (pramana, apana, samana, utana dan byana), tryantah karana (brahma sebagai angkara/marah, Wisnu sebagai manah/pikiran, Iswara sebagai budi); dan Dewa Tri Guna yakni rudra sebagai Rajah, Sangkara sebagai Tamah dan Mahadewa sebagai satwam. Hampir di setiap lempir naskah ini terdapat mantra-mantra dan sloka-sloka berbahasa sanskerta sehubungan dengan ajaran Dewi Uma terhadap sang Kumara. Informasi penulisan teks maupun penyalinan naskah ini tida diketahui secara jelas. Hanya menyebutkan jabatan pemilik naskah yaitu Jro Mangku Penataran Agung (tanpa nama jelas) yang terdapat pada h.23b. Mengenai asal pemilik naskah maupun kapan naskah ini ditulis atau disalin tidak disebutkan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.27-LT 193
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini persis sama dengan FSUI/PR.17, kecuali coretan, catatan dan garis bawah yang ditulis pada PR.17 (ketikan asli) tidak terdapat pada salinan tembusannya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.18-D 1.06
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini hasil karya R. Pujaharja, merupakan saduran dari berbagai kitab yang membahas tentang ngelmu sarak dan sipat rong puluh. Naskah disuusun pada tahun 1927, di Surakarta. Adapun maksud dari penulisn naskah ini adalah untuk memberi tuntunan bagi orang yang sedang mempelajari ngelmu sarak. Pada halaman sebaliknya (verso) dengan arah terbalik, terdapat daftar kata-kata yang disertai dengan artinya (keterangannya) yang kemungkinan sebagai bahan untuk penyusunan kamus. Daftar kata ini tidak ada hubungannya dengan teks panitikrama tersebut."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.44-K 12.04
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Monik Arindasari
"Magis direfleksikan ke dalam berbagai definisi melalui beragam pendekatan sehingga menghasilkan beragam pandangan. Magis kerap dikaitkan dengan hal-hal kabur yang tidak mampu dijelaskan. Magis bahkan dianggap hanya sebagai suatu bayangan dari realitas yang ada. Singkatnya, pembahasan magis terpinggirkan. Pada tulisan ini penulis bertujuan untuk mengangkat kembali magis ke dalam tataran realitas, memberikan magis suatu posisi. Dalam tulisan ini, penulis menggunakan pandangan Federico Campagna dalam menjawab persoalan ini. Campagna berusaha menempatkan magis ke dalam realitas, melakukan rekonstruksi atas realitas yang telah terbentuk. Campagna menempatkan realitas magis sebagai alternatif dari realitas teknik yang mulai rapuh dan penuh akan kebrutalan di dalamnya. Melalui jantung utama realitas magis, yaitu aspek ineffable, Campagna mengeksplorasi lebih jauh mengenai magis sebagai realitas alternatif. Aspek ineffable dieksplorasi Campagna melalui pemikiran Chandogya Upanisad, Monisme Absolut dalam Advaita Vedanta, dan pemikiran Ibnu Arabi. Tulisan ini juga memberikan kritik kepada pemahaman Campagna yang keliru mengenai konsep monisme absolut dan Advaita Vedanta. Realitas magis juga digunakan untuk melihat dua fenomena ritual masyarakat adat di Bali, yaitu ritual Tari Sang Hyang Dedari serta tradisi Ngurek. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode studi pustaka, analisis deskriptif, dan analisis kritis. Melalui ketiga metode ini, penulis membangun kerangka pemahaman mengenai realita magis yang berupaya dikonstruksikan Campagna, mengkritisi pemahaman Campagna mengenai Monisme Absolut dalam Advaita Vedanta, serta menganalisis ritual Tari Sang Hyang Dedari dan Tradisi Ngurek di Bali.

The magic is reflected into various definitions through various approaches resulting in varied views. Magical is often associated with vague things that are not able to be explained. Magical is even regarded only as a shadow of the reality that exists. In short, magical discussions are being missed. On this writing the author seeks to lift back the magical into the landscape of reality, giving it a magical position. In this paper, the author uses the view of Federico Campagna in answering this issue. Campagna tries to put magical into reality, reconstruction over the reality that has formed. Campagna puts the magical reality as an alternative to the reality of techniques that are beginning to be fragile and full of brutality in them. Through the main heart of magical reality, the ineffable aspect, Campagna explores more about magical as an alternate reality. This paper also gives criticism to the erroneous understanding of Campagna regarding the concept of absolute monism and Advaita Vedanta. Magical reality is also used to see two phenomena of indigenous rituals in Bali, namely Sang Hyang Dedari dance and Ngurek tradition."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Papyrus
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2019
511.5 PAP w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suwardi Endraswara, 1964-
Yogyakarta: Narasi, 2004
813 SUW d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"One of the methods for labeling graphs is super vertex-magic total labeling. If G is a finite simple graph with v vertices and e edges, a vertex-magic total labeling is a labeling of vertices and edges of G with the property that the weight of each vertex is equal to a constant k. Such a labeling is super vertex-magic total labeling if the smallest labels are assigned to the vertices. This skripsi presents basic properties of such labeling; discuss the properties of regular graphs: cycles and complete graphs that admits super vertex-magic total labeling, and shows some graphs that do not have super vertex-magic total labeling. Keywords: super vertex-magic total labeling, regular graphs, cycles and complete graphs viii + 38 pages.; fig.; tab. Bibliography: 9 (1969 ? 2004)"
Universitas Indonesia, 2005
S27608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah asal Bali yang berjudul mantra pawistren ini, berisikan tentang keutamaan jenis-jenis mantra dilengkapi dengan sarana-sarana serta rerajahannya masing-masing, yang meliputi: Pertemuan luh muani (pertemuan jodoh antara laki perempuan lengkap dengan mantra-mantra dan tatacara khusus); Paswakan Kundang Kasih (mantra-mantra pangastawan dan sarana-sarana khusus); Paswakan Rareangon dan Piwlas; Aji Smara Tantra; Pawistren; Dasar Pangaradan Deling; Pangregep sang Hyang Tiga Wisesa dan sang Hyang Tiga Tunggal; Pangaradan terhadap orang laki dan perempuan; mimpi bersenggama; dan arti hari perempuan, laki dan banci. Tesk dilanjutkan dengan Tutur Pangaradan, menguraikan tatacara pengaradan terhadap lelaki dan perempuan; tatacara penggabungan urip panca wara laki dan perempuan; Keputusan sang Hyang Smara Tantra; Keputusan sang Hyang Kamajaya; Piwlas (pengasihan); dan Pangeger (suatu teknik agar seseorang bisa tertarik dan senang), dilengkapi dengan mantra-mantra khusus. Naskah ini lebih banyak mengungkapkan Piwlas atau pengasihan yang menguraikan beraneka ragam cara dan tehnik agar seseorang bisa dikasihi dan disegani berdasarkan mantra-mantra tertentu. Suatu catatan tambahan beraksara Latin menyebutkan Jlantik (t.t) 1900 (h.1a); belum diketahui secara pasti maksud keterangan ini. Terselip pula bulatan rontal kosong di antara h.33b-34a. Pada lempir terakhir huruf belum dihitamkan (45a). Rerajahan Piwlas atau pengasih berupa senjata cakra diikat dengan tali bambu pada lubang sisi kiri naskah (36a); dan lempir paling depan memuat semacam daftar isi naskah (i). Untuk teks-teks lain dengan judul mantra pawistren, belum ditemukan. Namun dalam LOr 11.187 ditemukan judul kawawadonan (Pigeaud 1970:112), kiranya mempunyai isi yang mirip dengan naskah FSUI/PR.28 ini, karena sama-sama mengandung arti tentang kewanitaan. Berdasarkan data yang terdapat pada h.1a, naskah disalin (atau diprakarsai?) oleh Jlantik pada tahun 1900 di Bali."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.28-LT 215
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi beberapa ajaran, antara lain: ilmu pernapasan, ilmu gaib, ilmu sejati, ilmu rasa, dan ilmu budaya. Keterangan penulisan maupun penyalinan naskah tidak ditemukan, mungkin adanya di h.1-5 yang telah hilang."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.23-K 13.05
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>