Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 427 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah ini persis sama dengan FSUI/PR.17, kecuali coretan, catatan dan garis bawah yang ditulis pada PR.17 (ketikan asli) tidak terdapat pada salinan tembusannya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.18-D 1.06
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks ini merupakan kumpulan atau perpaduan filsafat dan etika Jawa yang disadur dari pelbagai teks yang telah ada sebelumnya, termasuk antara lain Pepali Ki Ageng Sela (pupuh 1-3), kutipan wulangreh (pupuh 4), ajaran untuk menjadi pria dan wanita yang baik (pupuh 21), cerita kenabian (pupuh 36), piwulang yang menyebutkan suri tauladan para tokoh wayang purwa dan banyak yang lain. Seluruh teks naskah terdiri atas 58 pupuh. Beberapa kutipannya menyebutkan kolofon asli karya yang dikutip, yang kebanyakan bertarikh abad ke-19. Menurut beberapa catatan pada naskah ini (h.1), rupanya teks ini disusun oleh K.R.A.A Jayadiningrat, Bupati Karanganyar, yang menyebutkan dirinya Mpu Anom Karanganyar (h.177). Tidak ada titimangsa yang dapat diasosiasikan dengan pengarang ini, tetapi gaya penyusunannya cocok untuk awal abad ke-20. Menurut keterangan dari penyalin (h.1), naskah disalin dari aksara Latin antara tanggal 29 Mulud s/d 6 Jumadilawal, Dal 1863 (4 Agustus sampai dengan 8 September 1931). Pigeaud memperolehnya dari R.P. Ir. Surakhman pada pertengahan tahun 1933. Naskah ini pernah dibuat salinan ketik oleh staf Pigeaud di Panti Boedaja (Yogyakarta) pada bulan Juli 1933, rangkap empat. Dua dari salinan tersebut sekarang tersimpan di koleksi FSUI, ialah CS.17-18."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.16-NR 274
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan salinan ketikan yang dibuat oleh petugas Panti Boedaja di Yogyakarta pada tahun 1933. Naskah asli ialah FSUI/PR.16. Ralat dan perbaikan atas teks telah dilakukan oleh Pigeaud, sehingga di setiap halama naskah terdapat coretan dan catatan denga pensil. Selain itu, seperti biasanya dengan naskah ketikan yang dipakai oleh Pigeaud dalam menyusun kamusnya, maka setiap nama tokoh serta nama tempat dalam naskah ini telah digarisbawahi dengan pensil biru atau merah. Keterangan selengkapnya tentang pengarang serta isi teks Pustaka jimat pepali ini dapat dibaca pada deskripsi naskah PR.16. Pada koleksi FSUI ada dua salianan dari naskah ini, yaitu ketikan asli (PR.17 ini) dan tembusan berkarbon (PR.18). Hanya ketikan asli yang dimikrofilmkan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.17-G 64
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Elita Putri Fadliawati
"Ilmu magic adalah sebuah kepercayaan dan juga praktik, di mana praktiknya melibatkan alam bawah sadar dan juga hal-hal tak kasat mata. Magi oleh banyak orang dapat memengaruhi kekuatan alam dan diri mereka sendiri secara langsung, entah untuk tujuan baik atau buruk, dengan usaha-usaha mereka sendiri untuk memanipulasi daya-daya yang lebih tinggi. Praktek magi sebenarnya tak secara penuh bisa dilepaskan begitu saja dari praktik agama tertentu. Contohnya dalam agama Yahudi ritual Kabbalah dan Yoga dalam Hindu. Tetapi kemudian agama- agama monotheistik menganggapnya sebagai hal menyimpang dan berkonotasi buruk. Ini diawali dengan periodesasi agama-agama monotheistik yang membenci ritual yang dianggap bid’ah dan dianggap menyimpang dari ajaran Kristen maupun Islam murni. Di Asia Tenggara sendiri, magi masih menjadi hal yang dianggap tradisional dan hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu. Termasuk pula anggapan negatif bahwa shaman (dukun) lekat dengan dengan ilmu teluh dan mendatangkan nasib buruk bagi korbannya. Padahal, shaman juga memiliki kemampuan pengobatan tradisional, yang tergolong sebagai ilmu magi, entah karena diturunkan dari shaman terdahulu atau “melalui mimpi.” Namun, kedua hal tersebut masih dilanggengkan keberadaannya sampai sekarang dan tidak dianggap sebagai sesuatu yang primitif. Pengobatan tradisional dengan ritual tertentu, serta sihir (baik yang bertujuan mencelakakan atau menguntungkan orang lain) masih eksis di tengah masyarakat yang tinggal di kota, desa atau daerah suburban. Bahkan meski sudah mempraktikkan “sihir baik” sekalipun, dengan cara menjadi pemeluk agama yang taat, shaman-shaman di negara dengan mayoritas penduduk beragama monotheis rentan mendapat persekusi. Di sisi lain, jasa-jasa dalam pengobatan tradisional pun tetap dibutuhkan lantaran status beberapa negara Asia Tenggara sebagai negara berkembang, di mana ketersediaan fasilitas medis modern belum merata. Dalam tulisan ini, saya akan mencoba menyajikan data pustaka anotasi bibliografi tentang jurnal yang membahas ilmu magi di Asia Tenggara dan juga memberikan gambaran mengapa ilmu magi adalah salah satu sub-ilmu yang patut diperdebatkan dan diteliti lebih lanjut.

Magic is both a belief and a practice, where its practice involves the subconscious as well as the invisible. Magic, as seen by many people, can affect the forces of nature and themselves directly, for good or for bad, by their own efforts to manipulate higher powers. The practice of magic actually cannot be completely separated from the practice of a particular religion. For example in Judaism Kabbalah rituals and Yoga in Hinduism. But then monotheistic religions regard it as deviant and contains bad connotations. This begins with the periodization of monotheistic religions that opposing rituals that are considered heretical and deviate, especially by the religious scholars from Christianity and Islam. In Southeast Asia itself, magic is still a thing that is considered traditional and only done by certain people. This include the negative assumption that shamans are attached to witchcraft and bring bad luck towards their victims. In fact, shamans also have traditional medicinal abilities, which are classified as magic, either because they are passed down from previous shamans or "given through dreams." However, these two things are still preserved until now and are not considered as something primitive. Traditional medicine with certain rituals, as well as magic (whether aimed at harming or benefiting the others) still exist in people who live in cities, villages or suburban areas. Even if they’re practicing “white magic”, by becoming devout religious adherents, shamans in countries where the majority of the population are monotheists are still vulnerable to persecution. On the other hand, services in traditional medicine are still needed, regarding the status of Southeast Asian majority as developing countries, where the availability of modern medical facilities is not evenly distributed. In this paper, I will try to present bibliographic annotated literature on journals discussing magic in Southeast Asia and also provide an overview of why magic is one of the sub- sciences that deserves to be debated and researched further."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini hasil karya R. Pujaharja, merupakan saduran dari berbagai kitab yang membahas tentang ngelmu sarak dan sipat rong puluh. Naskah disuusun pada tahun 1927, di Surakarta. Adapun maksud dari penulisn naskah ini adalah untuk memberi tuntunan bagi orang yang sedang mempelajari ngelmu sarak. Pada halaman sebaliknya (verso) dengan arah terbalik, terdapat daftar kata-kata yang disertai dengan artinya (keterangannya) yang kemungkinan sebagai bahan untuk penyusunan kamus. Daftar kata ini tidak ada hubungannya dengan teks panitikrama tersebut."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.44-K 12.04
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Monik Arindasari
"Magis direfleksikan ke dalam berbagai definisi melalui beragam pendekatan sehingga menghasilkan beragam pandangan. Magis kerap dikaitkan dengan hal-hal kabur yang tidak mampu dijelaskan. Magis bahkan dianggap hanya sebagai suatu bayangan dari realitas yang ada. Singkatnya, pembahasan magis terpinggirkan. Pada tulisan ini penulis bertujuan untuk mengangkat kembali magis ke dalam tataran realitas, memberikan magis suatu posisi. Dalam tulisan ini, penulis menggunakan pandangan Federico Campagna dalam menjawab persoalan ini. Campagna berusaha menempatkan magis ke dalam realitas, melakukan rekonstruksi atas realitas yang telah terbentuk. Campagna menempatkan realitas magis sebagai alternatif dari realitas teknik yang mulai rapuh dan penuh akan kebrutalan di dalamnya. Melalui jantung utama realitas magis, yaitu aspek ineffable, Campagna mengeksplorasi lebih jauh mengenai magis sebagai realitas alternatif. Aspek ineffable dieksplorasi Campagna melalui pemikiran Chandogya Upanisad, Monisme Absolut dalam Advaita Vedanta, dan pemikiran Ibnu Arabi. Tulisan ini juga memberikan kritik kepada pemahaman Campagna yang keliru mengenai konsep monisme absolut dan Advaita Vedanta. Realitas magis juga digunakan untuk melihat dua fenomena ritual masyarakat adat di Bali, yaitu ritual Tari Sang Hyang Dedari serta tradisi Ngurek. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode studi pustaka, analisis deskriptif, dan analisis kritis. Melalui ketiga metode ini, penulis membangun kerangka pemahaman mengenai realita magis yang berupaya dikonstruksikan Campagna, mengkritisi pemahaman Campagna mengenai Monisme Absolut dalam Advaita Vedanta, serta menganalisis ritual Tari Sang Hyang Dedari dan Tradisi Ngurek di Bali.

The magic is reflected into various definitions through various approaches resulting in varied views. Magical is often associated with vague things that are not able to be explained. Magical is even regarded only as a shadow of the reality that exists. In short, magical discussions are being missed. On this writing the author seeks to lift back the magical into the landscape of reality, giving it a magical position. In this paper, the author uses the view of Federico Campagna in answering this issue. Campagna tries to put magical into reality, reconstruction over the reality that has formed. Campagna puts the magical reality as an alternative to the reality of techniques that are beginning to be fragile and full of brutality in them. Through the main heart of magical reality, the ineffable aspect, Campagna explores more about magical as an alternate reality. This paper also gives criticism to the erroneous understanding of Campagna regarding the concept of absolute monism and Advaita Vedanta. Magical reality is also used to see two phenomena of indigenous rituals in Bali, namely Sang Hyang Dedari dance and Ngurek tradition."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini beris 3 teks, yaitu: 1. Pustaka raja purwa diawali dari Resi Palasara turunnya dewa untuk menciptakan tanah Jawa; 2--3. Teks rajah kala cakra dan Mantra rajah kala cakra yang merupakan karya R. Tanojo. Isinya mengenai petunjuk tentang siapa saja yang akan dimangsa oleh Sang Hyang Kala dan cara-cara untuk menghindarinya dengan jalan ruwatan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.5-KT 30
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks ini bercerita mengenai asal usul penciptaan tanah Jawa, khususnya yang berlangsung di Jawa Barat, yaitu cerita mengenai Raden Jaka Pakukuhan yang bertahta di Tasikmadu yang kemudian menikah dengan Rara Manis, dia adalah putri Ken Kadi. Asal koleksi R. Tanojo."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.6-KT 31
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Papyrus
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2019
511.5 PAP w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suwardi Endraswara, 1964-
Yogyakarta: Narasi, 2004
813 SUW d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>