Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18546 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah ini merupakan alih aksara dari naskah FSUI/CI.98, milik Kiliaan Charpentier yang dibeli Pigeaud pada bulan Desember 1927. Pada koleksi FSUI terdapat tiga eksemplar naskah ini (A 30.03a-c), yaitu ketikan asli (a) dan dua tembusan karbon. Lihat deskripsi naskah CI.98 untuk keterangan selanjutnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.17-A 30.03a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini memuat teks berbahasa Madura, ialah Serat Patimah, atau Cariyosipun Baginda Ali-Patimah, yang merupakan bagian pertama dari keseluruhan ceritera riwayat Nabi Muhammad. Lanjutan teks ini adalah Serat Samud. Dalam kisah ini, antara lain diceritakan tentang awal mula pertemuan antara Baginda Ali dengan Dewi Patimah, sampai dengan perkawinannya hingga mendapatkan keturunan anak yang sifatnya seperti ayahnya: sangat saleh dan taat melaksanakan perintah agama. Setelah diperbandingkan dengan informasi dalam Poerbatjaraka dkk 1950: 63-68, ternyata versi teks pada naskah ini berbeda dengan teks-teks lain yang telah diuraikan. Daftar pupuhnya sebagai berikut: 1) asmaradana; 2) durma; 3) dhandanggula; 4) mijil; 5) sinom; 6) dhandanggula; 7) durma; 8) mijil; 9) sinom; 10) pangkur; 11) maskumambang; 12) kinanthi; 13) sinom; 14) dhandanggula. Naskah ini diperoleh dari (atau disalin dari babon milik?) Kiliaan Charpentier pada tahun 1927 oleh Pigeaud. Alih aksara kemudian dibuat oleh staf Pigeaud pada tahun 1932. Lihat FSUI/CI.17 untuk transliterasi tersebut."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.98-B 3.09
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berupa salinan dari buku cetak yang disalin sekitar tahun 1930. Naskah berisi cerita tentang Fatimah, putri Nabi Muhammad. Naskah ini merupakan turunan dari teks sair Patimah beraksara pegon yang diterbitkan oleh Al-Fakir al-Chakir al-Chaji Abdu?l-Gani sekitar tahun 1920an di Bangil, Pasuruhan. Namun yang diturunkan hanya sampai dengan h.13 saja, h.14-22 tidak diturunkan. Ringkasan cerita sair Patimah dikutip dari pratelan II: 316 lengkap sebagai berikut: anyariyosaken kramanipun Dewi Patimah dhaup kaliyan Sayidina Ali. Sadherengipun dhaup, nabi ketamuan raja kapir ambekta raja-brana anglamar Dewi Patimah, Bagendha Ali malangi sarta lajeng perang rame, tiyang kapir kasoran wangsul boten angsal damel. Dene sabibaring perang para sakabat kadhawuhan nenuwun dhateng Gusti, sinten ingkang badhe momong Dewi Patimah; wusana Bagedha Ali ingkang tampi nugraha dhaup kaliyan Dewi Patimah, ingkang maleni Allah kaseksen ing para malaekat sarta lajeng tumurun ambekta peni-peni ing suwargan minangka sasrahan, nanging sang retna boten karsa tampi, namung nyuwun sageda dados ratuning estri donya akerat, Allah ugi marengaken. Pada h.1 terdapat keterangan bahwa teks Sair Patimah diturunkan dari sebuah kitab milik Kyai Nur Khamid di Majasari, Kampung Kauman. Penurunan teks dilakukan pada hari Jum?at, setelah mengaji. Pada h.9 disebutkan bahwa, teks selesai dari kitab hadis ?carita para sahabat? pada malam Kamis. Lihat deskripsi naskah FSUI/PR.130 untuk keteranagn lebih lanjut tentang seri 9 buku sair dari penerbit Al-Fakir al-Chakir al-Chaji Abdu?l-Gani. Naskah diterima oleh Dr. Th. Pigeaud dari R. Mandrasastra pada tanggal 1 Pebruari 1930."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.137-B 9.08
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah CI.11a merupakan jilid petama dalam satu set yang terdiri dari tiga naskah kecil, CI.11a-c. Naskah pertama ini berisi ringkasan teks Asmarakhandi (juga disebutkan Serat Jatikusuma) yang termuat pada naskah KBG 703, h.1-208. Naskah kedua berisi ringkasan h.209-337 (berisikan teks Jaka Semangun). Lihat deskripsi naskah CI.11b, sedangkan daftar pupuh untuk kedua teks ini terdapat pada CI.11c. Ringkasan maupun cuplikan pupuh dibuat oleh Mandrasastra, staf Pigeaud di Surakarta pada tahun 1930. Lihat dokumen R-077 untuk salinan naskah ini. Teks Asmarakhandi berisi cerita tentang negara Asmarakhandi dengan rajanya Tubatul Iman. Sang raja memiliki putra bernama Jatikusuma. Sang putra ingin menikah dengan putri raja kapir Jong Biraji bernama Sasmitarasa. Cerita berlanjut dengan petualangan Jatikusuma untuk mendapatkan Putri Sasmitarasa. Dalam usahanya ini ia dihalangi oleh Raja Nusakambangan. Jatikusuma selalu diiringi oleh kedua punakawannya yaitu Jumput dan Cleput, hingga akhirnya Jatikusuma berhasil memperistri Sasmitarasa, setelah terlebih dahulu berhasil menerka teka-teki yang penuh dengan makna filosofis dari Putri Sasmitarasa. Teks Asmarakandhi telah dibahas oleh Pigeaud 1967: 222 dan Poerbatjaraka dkk. 1950: 80-81. Versi KBG 703 ini pada awalnya mirip dengan KBG 449, namun menginjak pupuh ke-16 hingga pupuh akhir terdapat perbedaan. Keterangan bibliografis lainnya lihat Behrend 1990: 321-322 tentang naskah MSB/L. 171. Teks Jaka Semangun berisi cerita sebagai berikut: di negara Mekah terdapat seorang bangsawan Kures bernama Syeh Kalid. Ia memiliki seorang anak laki-laki bernama Jaka Semangun. Syeh Kalid adalah seorang penyembah berhala, namun semenjak lahirnya Jaka Semangun, ia berganti agama menjadi Islam seperti agama Jaka Semangun. Setelah dewasa Jaka Semangun menjadi unggulan tentara Islam dan pelindung Nabi Muhammad untuk menghadapi balatentara kapir. Cerita berakhir dengan ditaklukannya negara Sengara dan Jaka Semangun menjadi raja di sana. Teks Jaka Semangun telah banyak dibahas oleh para sarjana sastra Jawa, diantaranya adalah Van der Tuuk 1866, Van Ronkel 1901, Juynboll 1911: 45-46, Brandes II: 53-54, Poerbatjaraka dkk. 1950: 79-80 dan M. Syakir Ali 1986/1987: 10-14. Versi teks pada KBG 703 ini berbeda dengan Br 41. Bandingkan pula dengan Behrend 1990: 304-307 tentang naskah MSB/L.151-152. 1) Asmaradana; 2) dhandanggula; 3) maskumambang; 4) sinom; 5) durma; 6) pangkur; 7) asmaradana; 8) dhandanggula; 9) pangkur; 10) sinom; 11) durma; 12) asmaradana; 13) megatruh; 14) mijil; 15) dhandanggula; 16) pangkur; 17) kinanthi; 18) asmaradana; 19) durma; 20) pucung; 21) pangkur; 22) durma; 23) maskumambang; 24) dhandanggula; 25) sinom; 26) asmaradana; 27) wirangrong; 28) pangkur; 29) duduk; 30) dhandanggula; 31) maskumambang; 32) sinom; 33) gambuh; 34) asmaradana; 35) mijil; 36) sinom; 37) durma; 38) kinanthi; 39) asmaradana; 40) sinom; 41) pangkur; 42) durma; 43) girisa; 44) pangkur; 45) dhandanggula; 46) mijil; 47) sinom; 48) asmaradana; 49) dhandanggula. 1) dhandanggula; 2) asmaradana; 3) megatruh; 4) durma; 5) sinom; 6) kinanthi; 7) pangkur; 8) mijil; 9) durma; 10) kinanthi; 11) sinom; 12) wirangrong; 13) durma; 14) dhandanggula; 15) sinom; 16) durma; 17) asmaradana; 18) pangkur; 19) durma; 20) mijil; 21) durma; 22) kinanthi; 23) dhandanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.11a-L 8.44a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi salinan teks historis legendaris berjudul Cariyosipun Jaka Thule. Naskah dikoleksikan (atau disalin?) oleh Kiliaan-Charpentier, kemudian dibeli oleh Pigeaud pada tahun 1927. Versi teks inityang tersusun dalam 17 pupuh, persis sama dengan LOr 4944. Bandingkan Juynboll 1911:119 dan Pigeaud 1968:250 tentang naskah tersebut. Lihat juga keterangan Pigeaud tentang teks ini pada umumnya 1967::136). Daftar pupuh: (1) durma; (2) kinanthi; (3) mijil; (4) asmarandana; (5) pangkur; (6) durma; (7) kinanthi; (8) pangkur; (9) sinom; (10) asmarandana; (11) sinom; (12) mijil; (13) dhandhanggula; (14) durma; (15) pangkur; (16) maskumambang; (17) sinom. Alur cerita sebagai berikut: Cerita dimulai dari kelahirannya si Jaka Thule dan Widi, lalu pengembaraan mereka berdua dalam mencari orang tuanya yang bernama Pandung Siluman. Dalam pengembaraannya Jaka Thule diasuh oleh Empu Keleng di desa Pamlingan, sedangkan Widi diasuh oleh Empu Wigena di desa Pakandangan. Tersebutlah kerajaan Majapahit; yang bertahta adalah Prabu Brawijaya; putri prabu tersebut, bernama Dewi Retna Kumambang, sedang salfit cacar. Untuk kesembuhannya harus didatan^kan putri keturunan Cina yang bernama Bondan Kejawan. Untuk menyambutnya Prabu Brawijaya mengadakan sayembara membuat pintu kerajaan 40 buah. Maka kedua empu bersama Jaka Thule dan Widi berdatangan dan siap menyelesaikan daun pintu tersebut. Setelah pekerjaan selesai, tidak seorang pun yang mampu memasangnya. Maka Sang Prabu Brawijaya menga-dakan sayembara, barang siapa mampu memasang daun pintu akan diberikan tanah separoh kerajaan Majapahit dan dikawinkan dengan Retna Kumambang. Di antara seluruh warga Majapahit tidak ada yang mampu melaksanakan pekerjaan tersebut, maka Jaka Thule lah yang mampu mengerjakannya. Mendengar adanya putri yang sangat cantik di Majapahit, banyak kerajaan di tanah sabrang yang ingin melamarnya, seperti dari Nusa Sabrang yang sangat terkenal kesaktian senjatanya yang bernama Kala Mujeng, dan dari Cempa yang juga terkenal kesaktiannya yang bernama Maesasura. Namun para pelamar tersebut dapat dikalahkan oleh Jaka Thule. Akhirnya Jaka Thule mempersunting Dewi Retna Endah dan menjadi raja di negeri Sumekar, dan Widi lah yang menjadi patih dengan gelar Arya Banyak. Sedangkan Dewi Retna Kumambang menjadi ratu di negeri Japan dengan patihnya Raden Kanduruan. Pada bulan Desember 1929, atas prakarsa Pigeaud, naskah ini dibuatkan ringka-sannya oleh R.M. Suwandi (FSUI/CH.22). Pada bulan Desember 1932 di Yogyakarta atas prakarsa beliau juga naskah ini disalin ulang (ketikan) (FSUI/CH.22a). Naskah ini juga telah dibuatkan daftar kata oleh Mandrasastra pada bulan Agustus 1939."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.21-B 3.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan ringkasan daftar pupuh dan isi ceritera dari naskah induk FSUI/CH.21. Ringkasan dikerjakan oleh R.M. Suwandi pada bulan Desember 1929 untuk Dr. Pigeaud. Lihat deskripsi naskah CH.21 untuk keterangan selanjutnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.22-L 12.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisikan salinan ketikan dari FSUI/CH.21. Naskah disalin di Surakarta atas prakarsa Pigeaud pada bulan Desember 1929. Lihat deskripsi naskah CH.21 untuk keterangan selanjutnya. Terdapat dua eksemplar naskah ini pada koleksi FSUI, ialah ketikan asli (A , g o7a) dan tembusan karbon (b). Hanya ketikan asli yang dimikrofilm."
[place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.22a-A 18.07a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berbentuk dialog kakak beradik, yang masing-masing menjabat sebagai demang dan kebayan. Pembicaraan membahas tentang keanehan makam Nyai Demang yang meninggal ketika sedang hamil tua. Keanehan tersebut adalah dengan keluar masuknya seorang bayi melalui sebuah lubang yang terdapat di makam tersebut. Ternyata bayi tersebut merupakan anak Nyai Demang. Keanehan lainnya adalah ketika kubur tersebut dibongkar, ternyata mayat Nyai Demang tinggal tulang, tetapi pada bagian dada sebelah kiri masih tampak segar, dan saat itu sang bayi sedang menyusu ibunya. Anak tersebut kemudian diasuh oleh saudara perempuan Kyai Demang, dan diberi nama Tuhusih. Setelah dewasa, Tuhusih diambil selir oleh Pakubuwana V dan mempunyai anak laki-laki bernama Pangeran Harya Panular. Adapun makam Nyai Demang tersebut terletak di desa Karangturi, kecamatan Tegalreja, Magelang. Naskah ini merupakan salinan ketikan dari sebuah naskah yang mendapatkan hadiah utama dalam sayembara yang diadakan oleh Poesaka Djawi tahun 1927 Penyalinan diprakarsai Th. Pigeaud pada tahun 1928. Bandingkan FSUI/LS.12, 42, 45, 46, dan 87 untuk contoh lain tulisan para peserta lomba tersebut. Keberadaan naskah induk itu sendiri tidak diketahui hingga kini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.43-A 12.06
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan pasangan naskah FSUI/CL.46, memuat daftar pupuh dengan cuplikan bait awal dan akhir, dari CL.48. Lihat deskripsi naskah CL.46 maupun CL.48 untuk keterangan selanjutnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.47-L 12.02b
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah yang berisi teks Gulisman ini termasuk dalam kategori legenda sejarah kuna yang bernafaskan keislaman. Ceritanya menampilkan tokoh juragan yang bernama Gulisman tatkala berpetualang ke tanah Madura dan Jawa. Disebutkan bahwa Gulisman berasal dari daerah Mandras. Kepergiannya ke tanah Jawa berkenaan dengan tugas yang diembankan kepadanya oleh Raja Ngerum, untuk mendapatkan empat buah pusaka milik raja tanah Jawa, yakni Sri, Sadana, Nanggala dan Alugora, yang dianggap memiliki tuah dalam memberi kesuburan, kemakmuran dan kekuatan negara. Pergulatannya dalam usaha memperoleh keempat pusaka kerajaan tanah Jawa tersebut telah membawa Gulisman ke dalam persengketaan pribadi dengan penguasa tanah Jawa. Ketika itu tanah Jawa diperintah oleh Hyang Pramesthi dengan patihnya bernama Hyang. Narada. Gulisman juga terlibat perselisihan dengan penguasa Madura bernama Dewi Duragung beserta putranya Raden Segara. Karena dianggap sebagai pengganggu ketentraman, akhirnya Gulisman dienyahkan oleh Raden Segara yang bertindak atas nama kerajaan Jawa dan Madura. Gulisman menderita kekalahan dan kembali ke Ngerum dengan harus menerima kemarahan atas kegagalan tugasnya itu. Cerita selanjutnya mengisahkan tentang jatuhnya kekuasaan Hyang Guru atas kerajaan Jawa oleh Balakima, seorang prajurit dari Parsi yang menyerang tanah Jawa. Hyang Guru kemudian pergi ke Mekah dan bertemu dengan Nabi Muhammad. Oleh Nabi Muhammad, ia diwejang tentang agama Islam dan diminta pula untuk menyebarluaskannya di tanah Jawa. Sementara itu pemerintahan Balakima tidak berlangsung lama. Hyang Samba, putra Hyang Guru, berhasil merebut kembali kerajaan tanah Jawa. Hyang Guru kemudian kembali ke Jawa, namun sepulangnya dari Arab itu ia tidak melaksanakan amanat yang diminta oleh Nabi Muhammad. Pada bagian akhir dikisahkan tentang legenda pulau Madura dengan mengambil kisah pewayangan, yakni kisah intrik yang terjadi di kalangan kerajaan Mandura, terutama di antara putra-putra Basudewa sendiri, Kakrasana, Narayana, dan Sumbadra di satu pihak, dengan Kangsa di lain pihak. Dalam susunan pupuh teks di bawah ini terdapat dua buah pupuh dengan nama selangit (12) dan nilaprabasa (15) yang juga termasuk dalam kategori tembang cilik atau macapat. Penjelasan tentang kedua metrum ini dapat dilihat dalam Behrend 1987: 380-384. Daftar pupuh: (1) sinom; (2) pangkur; (3) asmarandana; (4) mijil; 5) kinanthi; (6) dhandhanggula; (7) pangkur; (8) sinom; (9) durma; (10) dhandhanggula; (11) pangkur; (12) sel; (13) durma; (14) dhandhanggula; (15) nil; (16) pangkur; (17) dhandhanggula; (18) mijil; (19) sinom; (20) pangkur. Teks naskah ini telah dibuatkan ringkasannya oleh Suwandi pada bulan Oktober 1929 (lihat: FSUI/CL.46 dan CL.47). Berdasarkan catatan yang terdapat pada h.i, Pigeaud memperoleh naskah ini dari Killiaan-Charpentier pada bulan Desember 1927."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.48-B 3.04
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>