Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7989 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Set lima naskah ketikan ini, merupakan alih aksara dari naskah KBG 613 yang dikerjakan oleh M. Kusrin tahun 1930an. Berisi saduran cerita Menak yang digubah di Kraton Kartasura pada akhir abad ke-17 atau awal abad ke-18 (?). Oleh karena itu, oleh Poerbatjaraka dinamakan Menak Kartasura untuk membedakannya dari versi Menak yang lain, termasuk versi Yasadipuran dan pelbagai redaksi pasisiran. Menurut Poerbatjaraka (1964: 110) babon transliterasi ini adalah naskah Menak tertua yang masih bertahan. Disebutkan ceritanya sangat dekat dengan Hikayat Amir Hamzah dalam tradisi naskah Melayu. Rincian isi kelima naskah ini sebagai berikut: Cerita Menak Kartasura ini bertokohkan Amir Hamzah yang juga disebut dengan nama Wong Agung Jayengrana; Prabu Nursewan raja di Medayin; dan Dewi Muninggar, putri Prabu Nursewan. Lihat Poerbatjaraka (1940a: 9-33) untuk ringkasan maupun cuplikan pupuh selengkapnya teks ini. Dari kolofon depan dapat diketahui bahwa naskah babon disalin pada tahun 1715, atas prakarsa permaisuri Sinuhun Pakubuwana I yang bergelar Kanjeng Ratu Balitar. Sedangkan orang yang mengerjakan penyalinannya bernama Ki Carik Narawita."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.78-G 136
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Set lima naskah ketikan ini, merupakan alih aksara dari naskah KBG 613 yang dikerjakan oleh M. Kusrin tahun 1930an. Berisi saduran cerita Menak yang digubah di Kraton Kartasura pada akhir abad ke-17 atau awal abad ke-18 (?). Oleh karena itu, oleh Poerbatjaraka dinamakan Menak Kartasura untuk membedakannya dari versi Menak yang lain, termasuk versi Yasadipuran dan pelbagai redaksi pasisiran. Menurut Poerbatjaraka (1964: 110) babon transliterasi ini adalah naskah Menak tertua yang masih bertahan. Disebutkan ceritanya sangat dekat dengan Hikayat Amir Hamzah dalam tradisi naskah Melayu. Rincian isi kelima naskah ini sebagai berikut: Cerita Menak Kartasura ini bertokohkan Amir Hamzah yang juga disebut dengan nama Wong Agung Jayengrana; Prabu Nursewan raja di Medayin; dan Dewi Muninggar, putri Prabu Nursewan. Lihat Poerbatjaraka (1940a: 9-33) untuk ringkasan maupun cuplikan pupuh selengkapnya teks ini. Dari kolofon depan dapat diketahui bahwa naskah babon disalin pada tahun 1715, atas prakarsa permaisuri Sinuhun Pakubuwana I yang bergelar Kanjeng Ratu Balitar. Sedangkan orang yang mengerjakan penyalinannya bernama Ki Carik Narawita."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.75-G 133
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Set lima naskah ketikan ini, merupakan alih aksara dari naskah KBG 613 yang dikerjakan oleh M. Kusrin tahun 1930an. Berisi saduran cerita Menak yang digubah di Kraton Kartasura pada akhir abad ke-17 atau awal abad ke-18 (?). Oleh karena itu, oleh Poerbatjaraka dinamakan Menak Kartasura untuk membedakannya dari versi Menak yang lain, termasuk versi Yasadipuran dan pelbagai redaksi pasisiran. Menurut Poerbatjaraka (1964: 110) babon transliterasi ini adalah naskah Menak tertua yang masih bertahan. Disebutkan ceritanya sangat dekat dengan Hikayat Amir Hamzah dalam tradisi naskah Melayu. Rincian isi kelima naskah ini sebagai berikut: Cerita Menak Kartasura ini bertokohkan Amir Hamzah yang juga disebut dengan nama Wong Agung Jayengrana; Prabu Nursewan raja di Medayin; dan Dewi Muninggar, putri Prabu Nursewan. Lihat Poerbatjaraka (1940a: 9-33) untuk ringkasan maupun cuplikan pupuh selengkapnya teks ini. Dari kolofon depan dapat diketahui bahwa naskah babon disalin pada tahun 1715, atas prakarsa permaisuri Sinuhun Pakubuwana I yang bergelar Kanjeng Ratu Balitar. Sedangkan orang yang mengerjakan penyalinannya bernama Ki Carik Narawita."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.76-G 134
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Set lima naskah ketikan ini, merupakan alih aksara dari naskah KBG 613 yang dikerjakan oleh M. Kusrin tahun 1930an. Berisi saduran cerita Menak yang digubah di Kraton Kartasura pada akhir abad ke-17 atau awal abad ke-18 (?). Oleh karena itu, oleh Poerbatjaraka dinamakan Menak Kartasura untuk membedakannya dari versi Menak yang lain, termasuk versi Yasadipuran dan pelbagai redaksi pasisiran. Menurut Poerbatjaraka (1964: 110) babon transliterasi ini adalah naskah Menak tertua yang masih bertahan. Disebutkan ceritanya sangat dekat dengan Hikayat Amir Hamzah dalam tradisi naskah Melayu. Rincian isi kelima naskah ini sebagai berikut: Cerita Menak Kartasura ini bertokohkan Amir Hamzah yang juga disebut dengan nama Wong Agung Jayengrana; Prabu Nursewan raja di Medayin; dan Dewi Muninggar, putri Prabu Nursewan. Lihat Poerbatjaraka (1940a: 9-33) untuk ringkasan maupun cuplikan pupuh selengkapnya teks ini. Dari kolofon depan dapat diketahui bahwa naskah babon disalin pada tahun 1715, atas prakarsa permaisuri Sinuhun Pakubuwana I yang bergelar Kanjeng Ratu Balitar. Sedangkan orang yang mengerjakan penyalinannya bernama Ki Carik Narawita."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.77-G 135
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Set lima naskah ketikan ini, merupakan alih aksara dari naskah KBG 613 yang dikerjakan oleh M. Kusrin tahun 1930an. Berisi saduran cerita Menak yang digubah di Kraton Kartasura pada akhir abad ke-17 atau awal abad ke-18 (?). Oleh karena itu, oleh Poerbatjaraka dinamakan Menak Kartasura untuk membedakannya dari versi Menak yang lain, termasuk versi Yasadipuran dan pelbagai redaksi pasisiran. Menurut Poerbatjaraka (1964: 110) babon transliterasi ini adalah naskah Menak tertua yang masih bertahan. Disebutkan ceritanya sangat dekat dengan Hikayat Amir Hamzah dalam tradisi naskah Melayu. Rincian isi kelima naskah ini sebagai berikut: Cerita Menak Kartasura ini bertokohkan Amir Hamzah yang juga disebut dengan nama Wong Agung Jayengrana; Prabu Nursewan raja di Medayin; dan Dewi Muninggar, putri Prabu Nursewan. Lihat Poerbatjaraka (1940a: 9-33) untuk ringkasan maupun cuplikan pupuh selengkapnya teks ini. Dari kolofon depan dapat diketahui bahwa naskah babon disalin pada tahun 1715, atas prakarsa permaisuri Sinuhun Pakubuwana I yang bergelar Kanjeng Ratu Balitar. Sedangkan orang yang mengerjakan penyalinannya bernama Ki Carik Narawita."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.79-G 137
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
R.Ng. [Raden Ngabehi] Yasadipura I
"Buku ini adalah terbitan dari naskah tulisan tangan yang tersimpan di perpustakaan Universitas Leiden, Nederland. Menak Kalakodrat I adalah salah satu dari rangkaian serat menak yang mengacu pada gubahan Yasadipura I terbitan Bale Pustaka tahun 1936. Adapun ringkasan isinya: 1. Lanjutan mengenai jatuhnya Nagara Pirkaras; 2. Prabu nuriswan pulang ke Medayin; 3. Pembahasan hendak mengislamkan Prabu Nuriswan; 4. Prabu Kuskehel mendapat pujian; 5. Betal Jemur memberi saran; 6. Prabu Nuriswan dan pengikutnya memeluk agama Islam; 7. Permaisuri Medayin pulang; 8. Para raja (pengikut) sampai di Medayin; 9. Patih bestak murtat; 10. Makanan (jenang) patih Bestak; 11. Prabu Nusirwan sakit; 12. Prabu Nuriswan meninggal, digantikan oleh putranya; 13. Prabu Irman datang berkunjung ke Kuparman; 14. Patih Baktiyar berdusta pada Prabu Irman."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1936
BKL.0645-CP 41
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
R.Ng. [Raden Ngabehi] Yasadipura I
"Menak Kalakodrat II adalah salah satu bagian dari ringkasan Serat Menak terbitan Bale Pustaka tahun 1936 gubahan Yasadipura I. Adapun ringkasan isinya: 16. Lanjutan Patih Baktiyar berdusta kepada Prabu Irman; 17. Prabu Gulangge dan Prabu Salsal menyerang Wong Agung; 18. Prabu Irman bersekutu dengan Prabu Gulangge dan Prabu Salsal, hendak melawan Wong Agung; 19. Prabu Urmas dijadikan Senapati Wong Agung; 20. Pembahasan dalam rangka akan berperang; 21. Berbohong menemui kesengsaraan; 22. Raja Unukmarjaban berperang; 23. Prajurit raja Unukmarjaban banyak yang tewas; 24. Prabu Unukmarjaban siap berperang; 25. Seh Wahas menemui Prabu Unukmarjaban; 26. Raja berperang melawan raja; 27. Prabu Unukmarjaban pulang ke Kalakodrat; 28. Prabu Irman bertobat; 29. Prabu Irman ?disahadatkan? lagi (diIslamkan lagi?)."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1936
BKL.0646-CP 42
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
R.Ng. [Raden Ngabehi] Yasadipura I
"Buku Menak Cina IV ini adalah salinan dari naskah tulisan tangan koleksi KGB van Kunsten en Wetenschappen. Buku Menak Cina IV adalah salah satu bagian dari rangkaian Serat Menak gubahan Jasadipura I terbitan Bale Pustaka tahun 1934. Adapun rangkaian isinya adalah: 44. Raja Jamum dan kedua putranya tewas oleh Putri Cina; 45. Menak Jayengmurti mengukur kekuatan Raja Kelan; 46. Wong Agung membahas hendak berperang; 47. Dewi Kelaswara berperang; 48. Dewi Joharmani disuruh berperang, mambantu Dewi Kelaswara; 49. Dewi Tasikwulan berperang; 50. Dewi Kelaswara perang melawan Prabu Lamdahur; 51. Wong Agung bertemu dengan Dewi Kelaswara; 52. Wong Agung menikah dengan Dewi Kelaswara; 53. Prabu Kelan Jajali takluk pada Wong Agung; 54. Putri Cina memfitnah Dewi Kelaswara; 55. Dewi Kelaswara perang dengan putri Cina; 56. Putri Cina tewas; 57. Jenazah putri Cina dimasukkan ke dalam kendhaga (peti panjang); 58. Dewi Sudarawreti hendak membela putri Cina; 59. Dewi Kelaswara berserah diri pada Dewi Sudarawreti."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1934
BKL.0633-CP 29
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
R.Ng. [Raden Ngabehi] Yasadipura I
"Buku Menak Malebari IV ini adalah salinan dari naskah tulisan tangan koleksi KGB van Kunsten en Wetenschappen. Buku Menak Malebari IV adalah salah satu bagian dari rangkaian Serat Menak gubahan Jasadipura I terbitan Bale Pustaka tahun 1935. Adapun rangkaian isinya adalah: 53. Prabu Rukyati Polad membantu Prabu Maliyat Kustur; 54. Raja Kalbujer perang dengan Raja Palangkus; 55. Prabu Wrahat Kustur berperang; 56. Prabu Wrahat Kustur kalah dari pangeran Bakdingujaman; 57. Negara Karsinah kedatangan musuh; 58. Wong Agung memberi bantuan pada Negara Karsinah; 59. Dewi Joharin Insiyah mengeluarkan tenungnya; 60. Prenjuk, Prenggi, dan Dermis takluk pada Rd. Ruslan; 61. Rd. Ruslan kawin dengan Dewi Joharin Insiyah; 62. Rd. Ruslam memerintah di negara Karsinah; 63. Patih Bestak menyombongkan Prajurit Wong Agung; 64. Pangeran Kelan berperang; 65. Prabu Maliyat kalah berperang; 66. Prabu Rukyati Polad berperang; 67. Melipur hati; 68. Sayembara di Negara Burudangin; 69. Sayid Ibnu Ngumar membuat sayembara; 70. Wong Agung hendak menyerang negara Burudangin."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1935
BKL.0638-CP 34
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku Menak Lakat adalah salah satu bagian dari rangkaian Serat Menak terbitan Bale Pustaka tahun 1937. Adapun ringkasan isinya: 1. Wong Agung dijadikan Senapati (hlm.3); 2. Kangjeng Nabi berangkat berperang di gunung Kut (hlm.8); 3. Prajurit Arab berperang melawan Prajurit Lakat (hlm.15); 4. Raja Lakat jatuh cinta pada boneka tiruan putri Medayin (hlm.24); 5. Kangjeng Nabi berperang (hlm.29); 6. Raja Lakat berperang (hlm.39); 7. Prajurit Lakat dikalahkan (hlm.48); 8. Wong Agung menerima surat tantangan (hlm.55); 9. Pasukan Arab berperang melawan tentara Lakat (hlm.61); 10. Wong Agung mencari Patih di Lakat (hlm.67); 11. Raja Lakat dibantu oleh raja Jenggi (hlm.74)."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1937
BKL.0654-CP 50
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>