Ditemukan 591 dokumen yang sesuai dengan query
"Teks ini merupakan ringkasan cerita Menak Palembang, sebagaimana terdapat pada naskah FSUI/CI.83; ringkasan dibuat oleh R. Mandrasastra pada bulan Januari 1941. Lihat deskripsi naskah tersebut untuk keterangan selannjutnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.85-L 20.02
Naskah Universitas Indonesia Library
"Alih aksara sastra roman dari siklus Menak. Buku ini berisi perpaduan Serat Menak Palembang yang ada pada naskah PN/KBG 182 dan 187. Keterangan umum tentang dua naskah babon ini, daftar pupuh, dan informasi lainnya dapat dibaca pada Poerbatjaraka 1940a: 36-38. Pada CI.83 ini (h.iii-2) terdapat tabel padanan pupuh dari KBG 182 dan 187, menunjukkan halaman asli pada masing-masing eksemplar dan teks alih aksara dalam naskah ketikan ini. Cerita dalam naskah ini diawali dari kisah Kistaham bersama balatentaranya yang memasuki kota sarandil dan mengepung Selan. Diceritakan juga Raden Amir yang terkena racun kemudian meminta raja Salsah agar mengobatinya; tabib Akim kemudian diundang oleh Bahram dan Umarmaya. Kisah ini diakhiri sang raja Selan bertanya kepada Umarmaya di mana Sang Jayengrana berdiam. Umarmaya menjawab bahwa ia berdiam di Mekah. Dengan demikian, isinya mirip episode Menak Sulub s/d Menak Ngajrak dalam Menak Yasadipuran. Untuk ringkasan selengkapnya, lihat uittreksel yang disusun oleh Mandrasastra (FSUI/CI.85). Naskah salinan ini banyak kata-katanya yang dicoret, mungkin salah atau tidak tepat dengan naskah aslnya. Setiap nama tokoh diberi garis bawah dengan mempergunakan pensil warna biru, sedangkan nama tempat diberi garis bawah dengan mempergunakan tinta merah, seperti biasanya dijumpai dalam naskah ketikan proyek Pigeaud yang akan diambil nama tempat maupun tokoh untuk sebuah onomoastikon sastra Jawa raksasa. Alih aksara ketikan ini dibuat oleh staf Panti Boedaja di Yogyakarta pada tahun 1940. Pada waktu itu disalin rangkap empat: FSUI/CI.83 ini merupakan ketikan asli, sedangkan tembusan karbon terdapat antara lain pada FSUI/CI.84 dan MSB/L.220."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.83-G 167
Naskah Universitas Indonesia Library
"Naskah ini berupa tembusan karbon dari FSUI/CI.83. Untuk keterangan selanjutnya lihat deskripsi naskah tersebut. Naskah ini tidak dimikrofilm oleh FSUI."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.84-G 167a
Naskah Universitas Indonesia Library
"Cerita Islam yang diambil dari Hikayat Amir Hamzah."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
GS 14-CI.4
Naskah Universitas Indonesia Library
"Cerita Islam yang diambil dari Hikayat Amir Hamzah."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
GS 15-CI.5
Naskah Universitas Indonesia Library
"Naskah ini memuat ringkasan cerita teks naskah CL.48 berjudul Gulisman. Berdasarkan catatan dalam CL.48, disebutkan bahwa orang yang membuat ringkasan cerita ini adalah Suwandi atas pesanan dari Kiliaan-Charpentier pada bulan Desember 1927. Pada bulan yang sama naskah uittreksel ini berpindah tangan kepemilikannya kepada Pigeaud. Keterangan lebih lanjut periksa CL.48. Lihat pula CL.47 untuk pasangan naskah ini, berisi daftar pupuh naskah yang sama dengan cuplikan bait."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.46-L 12.02a
Naskah Universitas Indonesia Library
"Naskah ini merupakan ringkasan dari teks yang termuat pada sebuah naskah yang diperoleh dari J. van de Weg di Juntikulon, Cirebon, dengan perantaraan Dr. H. Kraemer. Mandrasastra membuat ringkasannya pada bulan AgUstus 1934 di Surakarta (h.i). Isi ringkasan ini terdiri dari tiga teks, yaitu: (1) Serat Tarek menceritakan percakapan perihal Allah dari seorang penulis ketika ia mendapatkan pengalamannya pada waktu berkelana dari Banyuwangi ke barat hingga Serang. Penulis juga mengungkapkan keburukan guru-gurunya dan dirinya sendiri. Teks ini terdiri dari 12 pupuh dengan menyebutkan jumlah pada dari masing-masing pupuh berikut nomor halaman pada naskah asli (naskah yang diringkas). Dalam ringkasan tak dicantumkan bait-bait awal dari teks. Urutan pupuhnya sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) kinanthi; (3) asmarandana; (4) sinom; (5) duduk; (6) asmarandana; (7) mijil; (8) pucung; (9) pangkur; (10) maskumambang; (11) dhandhanggula; (12) gambuh. (2) Serat Sitin, berisi berbagai hal mengenai pelaksanaan shalat, dimulai dari tataran syariat hingga makrifat. Teks ini terdiri dari satu pupuh yaitu tembang asmaradana sebanyak 23 pada, pada naskah asli (naskah yang diringkas) terletak pada halaman 92. (3) Serat Dermagandhul menceritakan percakapan antara Kalamwadi dengan Dermagandhul. Percakapan dimulai dengan masuknya orang Jawa dalam agama Islam atas ijin Brawijaya ke V (terakhir) Raja Majapahit. Penyebaran agama Islam ini dilakukan oleh Sunan Bonang. Dalam pengembaraannya di Jawa, Sunan Bonang bertemu dengan Buta Locaya lalu saling berbantah ilmu. Teks ini berakhir dengan serangan Patih Gajahmada terhadap Sunan Giri, untuk mengusir para ulama dari tanah Jawa. Teks terdiri dari tiga pupuh berikut jumlah pada dari masing-masing pupuh dan nomor halaman naskah asli (naskah yang diringkas). Urutan pupuh sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) asmarandana; (3) dhandhanggula. Menurut keterangan di dalam ringkasan ini, disebutkan bahwa teks Dermagandhul disalin dengan sengkala 'Resi Suci Pujangganing Narpati' dalam teks ditulis menjadi 1747. Sengkala ini tidak sesuai dengan watak kata sengkalan yang terdapat, seharusnya jatuh pada 1847 Jawa (1916 Masehi). Sengkala ini tampaknya sesuai dengan sengkala yang terdapat di dalam naskah MSB/P.121, demikian pula dengan nama pupuhnya. Tampaknya teks ini merupakan satu versi dengan MSB/P.121. Keterangan lebih lanjut mengenai teks ini lihat MSB/P.121 dan FSUI/CS.80-85."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.86-L 21.16
Naskah Universitas Indonesia Library
"Teks ini merupakan ringkasan cerita dari FSUI/CL.80a dan CL.82. Lihat masing-masing deskripsi naskah tersebut untuk keterangan selanjutnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.81-L 21.13
Naskah Universitas Indonesia Library
R.Ng. [Raden Ngabehi] Yasadipura I
"Buku Menak Kanjun (Menak Parangakik) adalah salah satu bagian dari Serat Menak gubahan Jasadipura I, terbitan Bale Pustaka tahun 1934. Adapun ringkasan isinya adalah: 1.) (hlm. 3) Wong Agung dan Raden Maktal diracun oleh musuh.; 2.) (hlm. 10) Wong Agung dan Raden Maktal disiksa oleh raja Kanjun.; 3.) (hlm. 14) Umar Maya hendak menolong Wong Agung; 4.) (hlm. 21) Raden Maktal lepas dari penjara lalu menyiapkan pasukan.; 5.) (hlm. 27) Raden Maktal mengamuk di medan perang.; 6.) (hlm. 31) Dewi Sudarawreti perang dengan putri di Karsinah.; 7.) (hlm. 39) Wong Agung bebas dari penjara.; 8.) (hlm. 48) Wong Agung bertemu dengan dua putri.; 9.) (hlm. 52) Wong Agung perang melawan raja Kanjun.; 10.) (hlm. 57) Wong Agung kawin dengan kedua putri.; 11.) (hlm. 61) Wong Agung Berada di Kuparman.; 12.) (hlm. 66) Dewi Maspinjun, raja putri di Medayin.; 13.) (hlm. 72) Wong Agung melamar Dewi Maspinjun.; 14.) (hlm. 75) Prabu Banakamsi melamar Dewi Maspinjun."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1934
BKL.0627-CP 23
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Naskah merupakan ringkasan yang dibuat oleh Mandrasastra pada bulan Juni 1934, berisi kisah keturunan Raja Pajajaran yaitu Dyah Asibidaya dan Walang Sungsang. Cerita ini merupakan cerita sejarah legendaris tentang masuknya agama Islam di Pajajaran. Naskah sumber dari ringkasan ini tidak ada dalam koleksi naskah FSUI. Teks yang diringkas terdiri atas 8 pupuh. Teks banyak diselingi wangsalan maupun Purwakanthi. Pada h.1 Pigeaud menerangkan bahwa naskah berasal dari Cirebon dan diterima dari Dr. H. Kraemer. Tentang teks berjudul Pajajaran dan kisah keturunannya lihat Pigeaud 1970:327. Naskah ini mengisahkan Dyah Asibidaya dan Walang Sungsang, namun hanya Walang Sungsang saja yang ada dalam daftar nama-nama keturunan Raja Pajajaran. Cerita tentang Walang Sungsang dalam naskah ini nampaknya sama dengan isi cerita Lor 6557. Karena naskah sumber tidak ada, penyunting tidak dapat mengadakan perbandingan yang lebih terperinci tentang kedua naskah tersebut. Informasi lebih lanjut tentang Walang Sungsang lihat keterangan pada Pigeaud 1968: 394. Bandingkan pula dengan deskripsi naskah FSUI/CH.57-58."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.9-L 21.10
Naskah Universitas Indonesia Library