Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah ini berisi kumpulan karangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan ajaran mistik Islam, seperti ajaran tentang hakekat hidup. Teks-teks yang termuat dalam naskah ini antara lain: pepali Ki Ageng Sela (h. 1-10) keterangan referensi dapat dilihat pada FSUI/PW.50 dan 122; teks ajaran Sultan Hamengkubuwana yang mengambil dasar ajarannya dari teks wulangreh (h. 16-47), lihat pratelan I: 72; wulang putri (h. 51-72); dongeng manusia dan lutung (h. 77-88); wulang estri (h. 90-107), lihat pratelan II: 309; kadis kur?an (h. 110-123); suluk wahyu (h. 128-139); suluk wanasara (h. 144-146); suluk dhalang (h. 147-152); suluk wahya (h. 152-153), lihat SMP/MN. 314.31 dan Rp.326.31; suluk besi (h. 153-156), lihat MSB/P.19, 21, 49-50, 149, 190, 210, SMP/KS.386.3; suluk markum (h. 156-158); suluk kaki tuwa (h. 158-160); suluk asmara (h.160), lihat MSB/P.21, 27, 120; suluk jebeng (h. 160-163), lihat MSB/P.21, 149, 167, 210, SMP/KS.496.2, 502.7, MN.313.9, 314.2, Rp.326.2, 327.7, 332.10; suluk nepi (h. 163-164); suluk bodo (h. 164-166), lihat SMP/KS.491.1, 510.2; suluk tokid (h. 166-167); suluk senggama (h. 167-170); suluk saeka kapti (h. 170-171); suluk purbajati (h. 171-172); suluk basar (h. 172-173); suluk duryat (h. 173-174), lihat MSB/P.21, 210; suluk lonthang (h. 174-178), lihat SMP/KS. 496.7, 502.13, Rp.332.12, 333.10; suluk mitra (h. 178-180); suluk beret (h. 180-182); dan suluk baka (h. 182-183). Teks tidak mencantumkan nama keterangan penulis maupun penyalinnya, namun pada h. 91 ditemukan keterangan mengenai saat penyalinan (?), yaitu: jumungah minangka witnya, pan tanggal ping tiga likur, pinareng wulan siyam, warsa sengkalane mangkin, nir pandhita girine bumi kawangwang (1770) atau tanggal 28 Oktober 1842. Dari keterangan mengenai saat penyalinan tersebut ternyata terdapat kekeliruan, karena menurut perhitungan penyunting, tanggal 23 Siyam 1770 J jatuh pada hari Kamis Pahing bukan pada hari Jumat. Melihat gaya tulisan dan jenis kertas yang digunakan, teks ini diperkirakan berasal dari Surakarta pada sekitar pertengahan abad ke-19. Keterangan di luar teks menyebutkan bahwa naskah ini diperoleh Pigeaud dari Ir. Moens pada tanggal 7 Juni 1932., di Yogyakarta. Ringkasannya dibuat oleh Mandrasastra pada bulan Januari 1933, namun ternyata di dalam koleksi naskah FSUI tidak ditemukan ringkasan teks ini. Selain itu, di luar teks juga terdapat semacam daftar isi naskah yang dibuat oleh Pigeaud, namun tanpa nomor halaman dimana teks itu berada. Berikut ini daftar pupuh naskah ini hanya dibuat sampai pupuh ke-41 (h. 147), karena pada halaman selanjutnya teks sangat sukar dibaca. (1) asmarandana; (2) dhandhanggula; (3) sinom; (4) dhandhanggula; (5) kinanthi; (6) maskumambang; (7) megatruh; (8) pangkur; (9) gambuh; (10) durma; (11) wirangrong; (12) pucung; (13) mijil; (14) asmarandana; (15) sinom; (16) girisa; (17) mijil; (18) asmarandana; (19) dhandhanggula; (20) sinom; (21) asmarandana; (22) sinom; (23) pangkur; (24) dhandhanggula; (25) gambuh; (26) asmarandana; (27) sinom; (28) maskumambang; (29) durma; (30) dhandhanggula; (31) mijil; (32) dhandhanggula; (33) sinom; (34) asmarandana; (35) megatruh; (36) kinanthi; (37) pangkur; (38) pucung; (39) maskumambang; (40) pangkurl; (41) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.112-NR 194
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan naskah majemuk yang berisi berbagai macam teks. Sesuai keterangan yang disebutkan di h.iv, naskah ini terdiri dari 17 teks. Judul dan isi/keterangan ringkas teks-teks tersebut adalah: 1) teks panitisastra (h.1-22), naskah satu versi yang dikelompokkan oleh Sudewa 1991, menggunakan dua tembang dhandhanggula dan sinom. Keterangan bibliografi mengenai teks panitisastra selengkapnya lihat FSUI/PW.46. berikut ini adalah uraian pupuh pertama dan kedua: (1) dhandhanggula; (2) sinom; 2) suluk luwang (h.22-31), berisi ajaran moral didaktik berdasarkan mistik Islam. Cuplikan pupuh: asmarandana; 3) teks serat surti (h.32-40), berisi ajaran pembentukan watak atas dasar moralitas Jawa. Berikut cuplikan pupuh: kinanthi; 4) teks serat papali Ki Ageng Sela (h.40-47), menceritakan ajaran dan larangan Ki Ageng Sela kepada anak cucunya. Teks ini hanya menggunakan metrum dhandhanggula dalam 29 pada; 5) teks serat Bratasunu (h.48-60), terdiri dari empat pupuh, berisi ajaran moral didaktik untuk membina watak yang baik. Berikut cuplikan pupuhnya: (1) pucung; (2) kinanthi; (3) gambuh; (4) sinom; 6) alap-alap (h.60-76), menguraikan tentang tatacara mengabdi yang baik pada atasa. Berikut cuplikan pupuh: (1) asmarandana; (2) sinom; (3) pangkur; 7) jalu estri (h.76-79), berisi uraian mengenai watak dan sifat laki-laki maupun wanita serta hubungan antara keduanya. Teks ini bermatra tunggal dengan pupuh asmarandana; 8) teks serat wulangreh (h.79-135), karangan PB IV, berisi uraian mengenai pembentukan watak yang baik dari seorang raja kepada rakyatnya. Di dalam teks ini terdapat kolofon selesainya penulisan sebagai berikut: titi tamat layang wuruk, marang putraningsung estri, Kemis Pon ping pitu Sura, kuningan Be kang gumanti, obah guna swareng jagad tahun Jawa 1736 (1809 M). Keterangan bibliografi selengkapnya mengenai teks ini lihat MSB/P.20; 9) teks serat anyatakaken tingkah awas ing donya, berisi anjuran agar orang berhati-hati ketika hidup di dunia (h.135-140). Berikut cuplikan pupuh: (1) pangkur; (2) kinanthi; (3) sinom; 10) teks serat sanasunu (h.140-226), karangan Yasadipura II. Berisi ajaran agar manusia selalu berbuat baik dan mengingat kehidupan di dunia, ingat dalam berteman, dan ketika mencari nafkah harus dengan cara baik. Uraian pupuh selengkapnya lihat pratelan I: 403; 11) teks serat panitibaya (h.226-246), berisi ajaran Panembahan Agung, anak Batara Katong tentang bagaimana menghindari bahaya. Teks ini hanya menggunakan pupuh pangkur dalam 103 pada; 12) teks serat wicara keras (h.246-291), berisi kritik sosial Yasadipura II terhadap kebijaksanaan pemerintah kraton Surakarta (Poerbatjaraka, 1957: 174). Keterangan bibliografi selengkapnya mengenai teks ini lihat MSB/L.353; 13) teks serat panitisruti (291-313), berisi ajaran moral didaktik mengenai cara bagaimana menjadi manusia utama. Keterangan selengkapnya mengenai teks ini, lihat MSB/L.67; 14) teks serat wedharaga (h.314-318), berisi ajaran tenatng hidup di dunia dan bertingkah laku yang utama. Teks ini hanya menggunakan metrum gambuh dalam 38 pada; 15) teks serat nitipraja (h.319-336), menguraikan tugas-tugas utama aparat pemerintahan, seperti tugas seorang raja, patih dan jaksa. Teks ini hanya terdiri dari satu metrum dhandhanggula dalam 60 pada; 16) teks serat sewaka (h.336-346), berisi ajaran mengenai tatacara mengabdi pada seorang raja. Teks ditulis dengan sengkala ?naga sukci buwanane?, ialah tahun Jawa 1748 (1820 M). Bandingkan dengan MSB/S.124. Daftar pupuh sebagai berikut: (1) mijil; (2) pangkur; 17) teks serat wulang dalem PB IV (h.347-356), berisi ajaran kepada anak cucu mengenai tingkah laku yang utama. Teks ini hanya menggunakan satu metrum dhandhanggula dengan 31 pada. Tarikh penulisan teks ini tertera melalui candrasengkala yang berbunyi ?sonya tata pandhita nata? (1750) atau tahun 1822 M. Keterangan di dalm teks menyebutkan tahun selesainya penulisan, yaitu ditulis pada awal hingga pertengahan abad ke-19. Namun berdasarkan jenis kertas yang dipergunakan, tampaknya teks ini berasal dari akhir anad ke-19. Nama penyalin naskah ini tidak disebutkan dengan jelas. Tempat penyalinannya kemungkinan di Surakarta, hal ini sesuai dengan keterangan yang tertera di h.226. Namun bila melihat corak tulisannya, tampaknya naskah ini berasal dari Pesisiran, terlihat dari corak pada mandrawa yang kaya dengan hiasan, dan tampaknya disalin oleh dua orang, terlihat dari corak tulisanya yang berbeda. Naskah ini dibeli dari kantor lelang Yogyakarta, pada tanggal 2 Oktober 2606 atau 2 Oktober 1942. Naskah juga disertai juga dengan daftar isi."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.48-NR 529
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi berbagai macam teks ajaran yang berkaitan dengan mistik Islam, seperti ajaran tentang makna sarekat, hakekat, tarekat, dan makrifat. Ajaran sifat 20 hingga ajaran mengenai asal usul roh. Naskah yang merupakan kumpulan dari berbagai teks seperti naskah ini biasanya diberi judul suluk warna-warni, piwulang warna-warni, atau hanya dengan judul suluk saja. Keterangan tentang naskah yang berisi berbagai teks piwulang atau suluk, dapat dilihat pada deskripsi naskah FSUI/PW.99. Rincian teks-teks tersebut adalah sebagai berikut: 1) kadis Nabi (h.1-7); 2) suluk Seh Abdul Salam (h.7-53); 3) suluk Sukma Raga (h.53-61); 4) Dongen Juru Misaya Lutung (h.61-66); 5) Dongeng Santri (h.66-71); 6) serat Seh Samud (h.71-134). Keterangan saat penulisan disebutkan di dalam teks pertama, yakni Senin, 13 Ramelan, Je 1830 (4 Januari 1901). Tidak ditemukan keterangan nama penyalin dan tempat penyalinannya. Namun melihat corak tulisan di dalam teks, tampaknya berasal dari Surakarta. Naskah ini diperoleh Pigeaud dari Jayakusuma pada tanggal 24 Juni 1930, dan telah dibuat ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan April 1032, di Surakarta. Pigeaud juga menyertakan daftar isi naskah. Di luar teks juga sering ditemukan keterangan mengenai nama pemilik naskah ini, dimulai dari: Pawirasoedarma (h.1), Slamet Kamjakan Solo (h.17), Kyai Wongsa Wijaya dari kampung Kambyahan Surakarta (h.134), Slamet K.M. (h.138-139), Slamet dari Kambyahan (h.144). Daftar pupuh sebagai berikut: 1) dhandhanggula; 2) sinom; 3) dhandhanggula; 4) asmarandana; 5) dhandhanggula; 6) sinom; 7) kinanthi; 8) dhandhanggula; 9) mijil; 10) pucung; 11) asmarandana; 12) mijil; 13) megatruh; 14) kinanthi; 15) gambuh; 16) dhandhanggula; 17) sinom; 18) kinanthi; 19) dhandhanggula; 20) mijil; 21) sinom; 22) pucung; 23) dhandhanggula; 24) kinanthi; 25) pucung; 26) sinom; 27) asmarandana; 28) gambuh; 29) pangkur; 30) mijil; 31) asmarandana; 32) dhandhanggula; 33) gambuh; 34) asmarandana; 35) pucung; 36) kinanthi; 37) gambuh; 38) asmarandana; 39) pangkur; 40) durma; 41) sinom; 42) durma; 43) sinom; 44) dhandhanggula; 45) sinom; 46) durma; 47) pangkur; 48) asmarandana; 49) durma; 50) asmarandana; 51) sinom; 52) asmarandana; 53) dhandhanggula; 54) kinanthi; 55) durma; 56) pangkur; 57) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.56-NR 95
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan naskah campuran yang diberi judul Serat Wulang Warni-warni, berisi berbagai macam teks wulang yang mengajarkan berbagai hal berkaitan dengan mistik Islam. Berikut ini adalah teks-teks yang terdapat di dalam naskah: 1. Wulang Dalem PB IX (h.1-3); 2. Wedhatama (3-12); 3. Musawaratan Para Wali (12-34); 4. Kadis Saresmi (34-37); 5. Walidarma (38-40); 6. Paramayoga (46.131)
Di dalam teks (h.131) disebutkan kolofon yang berbunyi Rampunging panyerat wanci jam 1/2 6 sonten ing dinten Septu Kliwon kaping ... Jumadilawal tahun Jimakir 1850: Utawa kaping : ... Pebruwari 1920. Di dalam kolofon ini tidak disebutkan tentang nama penyalin dan tempat penyalinan. Namun demikian, melihat corak tulisan yang dipergunakan, tampaknya naskah ini berasal dari Surakarta.
Menurut keterangan di luar teks, naskah ini diperoleh Pigeaud dari Van der Gracht di Yogyakarta pada tanggal 16 Desember 1929, dan disalin oleh stafnya pada bulan Juli 1930. Pigeaud juga menyertakan daftar isi dari teks-teks yang ada seperti yang disebutkan di atas. Selain naskah yang disebutkan di atas, juga terdapat ringkasannya (terlampir, berupa petikan pada pertama dan pada terakhir), yang dibuat oleh Staf Pigeaud di Surakarta pada bulan Juli 1930.
Untuk keterangan tentang naskah-naskah yang berisi berbagai suluk atau piwulang, lihat deskripsi naskah FSUI/PW.99"
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.179-NR 68
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Ngabehi H. Soediro
"Buku ini merupakan piwulang mengenai manunggal, bersemedi dan juga petunjuk-petunjuk mengenai kehidupan ajaran ma (pa) nunggal adalah ajaran yang harus menggunakan kewaspadaan. Agar dapat menghilangkan hawa dan nafsu yang jelek untuk mendorong tercapainya hawa yang baik. Selanjutnya dapat berlaku adil dan bijaksana. Tatacara semedi antaranya adalah harus memakai pakaian yang bersih dan berwarna putih. Sebelumnya harus bersuci dahulu dan harus dilakukan pada malam hari di waktu manusia/orang-orang tidur. Jika dilakukan benar dan khusuk maka seseorang akan mencapai keheningan alhasil bisa melihat pada hal-hal yang gaib. Piwulang kehidupan adalah ajaran yang diberikan kepada umat manuasia dari wejangan Sunan Kudus. Daftar pupuh sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) dhandhanggula; (3) sinom; (4) asmarandana; (5) dhandhanggula; (6) pangkur."
Semarang: Aquarius, [date of publication not identified]
BKL.0048-PW 48
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini disalin dari kitab makmur hidayat, petikan dari hadits, berisi teks yang menceritakan berbagai ajaran mistik Islam seperti ajaran mengenai panca indra dan fungsinya dalam tinjauan mistik Islam, ajaran tentang tingkah laku yang baik, ajaran mengenai nafsunya manusia, dan sebagainya. Pada h.5 terdapat keterangan tentang saat penulisan naskah babon, yaitu ditulis pada hari Senin, tanggal 29 Rejeb, 1757 Jimawal, dengan sengkala reksi tata swaraning rat (25 Januari 1830). Keberadaan naskah induk ini tidak diketahui secara pasti. Pigeaud menerima naskah ini langsung dari penyalinnya, yaitu Raden Mas Atmasutirta pada tanggal 7 Februari 1931, sebagaimana diketahui dari surat yang ditujukan kepadanya, dikirim oleh penyalinnya tersebut. Ringkasannya dibuat oleh Mandrasastra pada bulan Oktober 1932 (terlampir, ikut dimikrofilmkan). Daftar pupuh sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) kinanthi; (3) pucung; (4) asmarandana; (5) pangkur; (6) sinom; (7) pucung; (8) mijil; (9) gambuh; (10) dhandhanggula (11) sinom."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.111-NR 158
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi tiga teks, sebagai berikut: (1) Serat Seh Malaya (kadang-kadang dinamakan Suluk Seh Malaya), yang sebagian besar mengisahkan pengembaraan tokoh Seh Malaya mencari guru. Pengembaraan diawali dengan berguru pada Sunan Benang lalu berlanjut hingga penjelasan dan uraian mengenai mistik Islam, seperti uraian mengenai rasa dan keterangannya, nafas, nufus, tanafas dan masih banyak lagi. Versi teks Seh Malaya ini mirip dengan FSUI/CS.103 pada pupuh 1-4, kemudian menyimpang jauh. Keterangan mengenai teks Seh Malaya lainnya lihat Behrend 1990: 520 tentang MSB/P.159. Di bawah ini tercantum daftar pupuh dari naskah ini, lengkap dengan no. urut pupuh, jenis tembang, jumlah bait, serta cuplikan gatra 1-2 dari masing-masing pupuh. Daftar pupuh: (1) asmarandana; (2) durma; (3) dhandhanggula; (4) durma; (5) dhandhanggula; (6) asmarandana; (7) pucung; (8) kinanthi; (9) sinom; (10) maskumambang; (11) megatruh; (12) dhandhanggula; (13) asmarandana; (14) dhandhanggula; (15) asmarandana. (2) Teks kedua adalah cuplikan Mustaka Rancang, berisi ajaran mengenai perlambang dan makna dari rangkaian huruf-huruf Arab, penjelasannya dikaitkan dengan ajaran mistik Islam seperti makna huruf alif dan kedudukannya di tubuh manusia, demikian seterusnya. Yang dikutip hanya satu pupuh, bertembang dhandhanggula sebanyak 26 bait (Puniku pirasating tulis, ingaranan ing Mustaka Rancang). (3) Teks ketiga berupa cuplikan dari piwulang karya Pakubuwana IV, yakni Wulangreh. Cuplikan terdiri atas dua pupuh, sebagai berikut: (1) kinanthi; (2) maskumambang. Pada teks terakhir itu juga terdapat keterangan mengenai saat penyalinan yang menyebutkan hari Kamis Wage, 10 Rabingulakir, Be 1808 (3 April 1879). Tempat penyalinan tidak disebutkan. Pigeaud membeli naskah ini di Yogyakarta pada tanggal 16 Maret 1932, dengan perantaraan J.L. Moens. Menurut catatan Pigeaud pada h.l, ringkasan naskah pernah dibuat oleh Mandrasastra, tetapi ringkasan tersebut tidak ditemukan lagi dalam koleksi naskah FSUI. Pada halaman awal juga terdapat hiasan berbingkai dengan motif sulur berbunga (lung-lungan) dibuat dengan pensil dan tinta. Selain teks yang telah disebutkan di atas, juga ditemukan beberapa teks lain, seperti cuplikan dari kisah Patih kerajaan Medang (h.ii) atau mengenai catatan hutang piutang yang ditulis lengkap oleh pemilik naskah (h.iii). Ada juga daftar nama orang dan daftar nama bulan dalam penanggalan Masehi tahun 1907 (h.iv). Yang tak kalah penting adalah catatan mengenai meninggalnya seorang raja Yogyakarta pada hari Jumat Paing, tanggal 4 Rejeb, warsa Je, pada tahun 1901 M (h.v). Catatan mengenai jenis-jenis besi yang digunakan dalam pembuatan sebuah keris juga disebutkan (h.vi). Sedang pada h. 113 terdapat keterangan mengenai surat seseorang."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.102-NR 166
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah yang diberi judul suluk warni-warni ini, berisi berbagai macam teks, sebagai berikut: 1. Sifat Allah (hlm.2 – 7); 2. Sifat Nabi (hlm.7 – 16); 3. Angsaring Salat (16 – 23); 4. Angsaring takbir (23 – 26); 5. Kitab Asya (26 – 36); 6. Kitab Larummut (36 – 71); 7. Kitab Bayan Nukat (41 – 47); 8. Kitab Sribunbun (47 – 54); 9. Kitab Nutpah (54 – 91); 10. Percakapan tentang ngelmu antara Ki Manurit dengan Ki LUl Wahdat (91 – 94); 11. Teks tanpa judul, berisi keinginan Iblis laknat pada Nabi Muhammad agar dapat mengganggu umatnya (94 – 120); 12. Teks tanpa judul, menceritakan tentang hukum Islam (102 – 105); 13. Teks tanpa judul, menceritakan saat-saat Nabi Muhammad menjelang meninggal dunia (106 – 124).
Naskah ini memiliki keistimewaan, yaitu ragam hias rubrikasi dalam pergantian pupuhnya, missal ragam hias yang menyerupai kupu-kupu (hlm.7, 14), dan yang menyerupai gajah (hlm.23, 26). Tidak ditemukan keterangan tentang penyalinan. Melihat jenis kertas yang digunakan, diduga naskah ini disalin sekitar akhir abad ke-19.
Keterangan di luar teks menyebutkan bahwa naskah ini diperoleh Pigeaud di Surakarta pada 2 Juni 1930. Pada hlm.i, Pigeaud mencatat judul-judul teks yang terdapat di dalam naskah ini, seperti yang disebutkan di atas. Teks naskah ini telah dibuatkan ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan Oktober 1930. "
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.129-NR 85
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Menurut catatan Pigeaud di h.i, naskah ini berisi berbagai macam teks, yaitu: 1. Kitab Johar Mungkin (h.1-6); 2. Suluk Acih atau Kitab Akya Ngulumudin (6-21); 3. Teks tanpa judul, menceritakan wejangan ngelmu yang diterima oleh Sunan Kalijaga (21-56); 4. Samsu Tabarit atau Wali Kutub (56-72); 5. Martabat Sanga (72-86); 6. Suluk Bayan Mani (86-89); 7. Mani Arki dab Pambekaning Para Guru (89-112); 8. Nukat Gaib (112-124); 9. Teks tanpa judul, menerangkan tentang roh (124-129); 10. Teks tanpa judul, menerangkan tentang rasa, wujud Tuhan dan isi kitab Bayan Mani, Johar Mungkin, Bayan Maot, dan Sirul Ustat. Teks diakhiri dengan Musyawarah para wali tentang ilmu makrifat (129-149); 11. Teks tanpa judul, menerangkan tentang sebutan Allah (149-154); 12. Rasa Sejati (154-161); 13. Suluk Sangkan Paran (161-164); 14. Teks tanpa judul, menerangkan tenatng konsep kawula gusti dan martabat pitu (164-169); 15. Suluk Peksi (169-176); 16. Serat Kidungan (176-204); 17. Piwulang Sae (204-230); 18. Buk Donga Basmah, berisi berbagai macam doa-doa seperti doa memandikan bayi, memendam ari-ari/placenta dan doa basmah.
Keterangan penyalinan hanya ditemukan dalam salah satu teks yang berjudul Akya Ngulumudin, yaitu disalin pada hari Jumat, tanggal 7 Rabingulawal, Je 1742, atau 18 Februari 1815.
Naskah ini dibeli Pigeaud dari Van der Gracht pada tanggal 1 Juli 1930, dan telah dibuatkan ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan November 1930 (terlampir)"
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.130-NR 97
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah yang bagian depan dan belakangnya telah hilang ini, merupakan kumpulan berbagai teks, kebanyakan teks suluk dan piwulang. Teks-teks yang ada di dalamnya, sebagian besar juga ada dalam naskah yang berisi kumpulan teks. Naskah kumpulan teks tersebut sering menggunakan judul suluk?s, suluk warni-warni atau piwulang warni-warni. Naskah-naskah yang berisi berbagai suluk dengan judul suluk warni-warni adalah: FSUI/PW.128-134; MSB/P.21, 26-31, 35-36, 39, 49, 52, 98, 98a, 119, 149, 167-168, 172, 172a, 179, 191. Judul-judul teks yang dapat dikenali dalam naskah ini adalah sebagai berikut: 1) (h.41-55); 2) suluk pawestri (55-66); 3) suluk bathik (66-73); 4) suluk sujinah (73-97); 5) kitab durat (97-107); 6) sifat nabi (107-131); 7) kitab asya (131-142); 8) wirayat kadadosaning (142-205); 9) suluk ngelmi warni-warni (205-222); 10) suluk manyurid, berisi wejangan Seh Siti Jenar (223-227); 11) cariyos pakaremanipun eblis laknat (227-242); 12) kabar kiyamat (242-296); 13) jangka jayabaya (296-328); 14) nitisruti (328-347); 15) serat sewaka (348-389); 16) wirasating pawestri (389-405). Berikut daftar pupuh: 1) pucung; 2) asmarandana; 3) sinom; 4) dhandhanggula; 5) asmarandana; 6) dhandhanggula; 7) sinom; 8) dhandhanggula; 9) maskumambang; 10) dhandhanggula; 11) maskumambang; 12) asmarandana; 13) dhandhanggula; 14) pucung; 15) dhandhanggula; 16) pangkur; 17) durma; 18) dhandhanggula; 19) mijil; 20) sinom; 21) asmarandana; 22) pangkur; 23) maskumambang; 24) asmarandana; 25) dhandhanggula; 26) sinom; 27) dhandhanggula; 28) asmarandana; 29) dhandhanggula; 30) pucung; 31) sinom; 32) pangkur; 33) mijil; 34) dhandhanggula; 35) sinom; 36) dhandhanggula; 37) kinanthi; 38) asmarandana; 39) sinom; 40) asmarandana. Penyalinan naskah oleh R.M. Parmapasa; tempat dan tarikh tidak disebutkan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.99-NR 350
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>