Ditemukan 10272 dokumen yang sesuai dengan query
"Jilid ke-10 dari seri 16 jilid Babad Tanah Jawi Yasadipuran, mencakup pupuh 220-254 (lihat edisi cetak Bale Poestaka, 1939-1941). Teks masih berisi cerita pertempuran antara bala tentara Cina melawan tentara Kumpeni Belanda. Pada bagian akhir diceritakan tentang mutasi jabatan yang terjadi di lingkungan pemerintahan kolonial Belanda di Jawa. Keterangan selanjutnya lihat deskripsi naskah SJ.165a."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
SJ.165j-G 41j
Naskah Universitas Indonesia Library
"Adipati Madura ditugaskan merebut Jakarta; 60. Pangeran Selarong ditugaskan menaklukkan Blambangan; 61. Sultan Agung bertemu dengan Ratu Kidul; 62. Sultan Agung wafat dan digantikan oleh putranya, Pangeran Arya Mataram bergelar Sunan Mangkurat; 63. Pangeran Alit, adik Mangkurat, membangkang dan tewas dalam peperangan; 64. Tumenggung Wiraguna berperang melawan pasukan Blambangan; 65. Juru Taman dibunuh, darahnya menjadi bisa. Sang Raja mengambil wanita sebagai istri, wanita tersebut anak seorang dalang wayang Gedhog yang telah mempunyai suami bernama Ki Dalem."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1940
BKL.0697-SJ 35
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Naskah yang terdiri dari empat lembar (h.247-254) ini, kemungkinan berasal dari sebuah naskah yang utuh, hanya saja hingga saat ini tidak diketahui keberadaan naskah induk tersebut. Teks yang tersusun atas 2 pupuh tidak lengkap ini, mengisahkan tentang Cakrajaya yang mempunyai seorang istri dan seorang putra. Mereka tinggal di sebuah dusun kecil."
SJ.164-B 32.03
Naskah Universitas Indonesia Library
"Jilid pertama dari seri 16 jilid Babad Tanah Jawi (pupuh 1-26) ini, diawali dengan genealogi dari Nabi Adam, Nabi Sis, Hyang Nurcahya, Hyang Nurasa, Hyang Wening, Hyang Tunggal, Hyang Guru, Wisnu. Wisnu kelak menjadi raja di tanah Jawa. Dilanjutkan dengan cerita Watugunung, dan diakhiri dengan kisah bertahtanya Jaka Tingkir di Pajang dan kisah Ki Penjawi/Ki Pemanahan menjelang berdirinya kerajaan Mataram."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
SJ.165a-G 41a
Naskah Universitas Indonesia Library
"Jilid ke-4 dari seri 16 jilid Babad Tanah Jawi Yasadipuran, mencakup seseorang yang jatuh sakit di dusun Pasiraman, tidak lama kemudian beliau wafat. Sebelum wafat sang Raja berpesan kepada putranya agar meminta bantuan Belanda untuk mengusir orang-orang Madura keluar dari Mataram. Keterangan selanjutnya lihat deskripsi naskah SJ.165a. Pupuh 71-99 (lihat edisi cetak Bale' Poestaka, 1939-1941). Teks dimulai dengan kisah kekalahan daerah Pati ketika berperang melawan Mataram. Penduduk Pati pergi mengungsi sedangkan para prajurit Mataram yang memenangkan pertempuran mendapat hadiah dari raja. Cerita dilanjutkan dengan kisah Raden Mas Pekik (Adipati Surabaya) mendapat wangsit yang memberitahukan bahwa kelak salah satu keturunannya, yaitu Ratu Kuning akan menjadi raja di Wanakarta. Cerita tentang penyerangan yang dilakukan oleh kerajaan Mataram terhadap kota Jakarta, yang kala itu telah diduduki Belanda. Teks diakhiri dengan kisah pertempuran antara Madura yang dipimpin oleh Trunajaya melawan kerajaan Mataram, Mataram mengalami kekalahan. Raja Mataram jatuh sakit di dusun Pasiraman, tidak lama kemudian beliau wafat. Sebelum wafat sang Raja berpesan kepada putranya agar meminta bantuan Belanda untuk mengusir orang-orang Madura keluar dari Mataram. Keterangan selanjutnya lihat deskripsi naskah SJ.165a."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
SJ.165d-G 41d
Naskah Universitas Indonesia Library
"Jilid ke-6 dari seri 16 jilid Babad Tanah Jawi Yasadipuran, mencakup pupuh 122-137 (lihat edisi cetak Bale Poestaka, 1939-1941). Teks menceritakan tentang Raden Sukra yang hendak membalas dendam kepada Adipati Anom, dengan jalan merayu istri Adipati Anom. Hubungan gelap antara Raden Sukra dan istri Adipati Anom terbongkar, istri Adipati Anom kemudian dihukum mati. Pangeran Puger, atas bantuan Kumpeni Belanda, diangkat menjadi raja di tanah Jawa dengan gelar Susuhunan Pakubuwana. Teks berakhir dengan cerita tentang pertempuran antara orang-orang Surabaya, Madura dan Bali melawan tentara Kumpeni Belanda. Pasukan Surabaya dipimpin oleh Jayapuspita, sedangkan pasukan Bali di bawah pimpinan Dewa Ketut. Prajurit Bali berhasil dipukul mundur oleh tentara Kumpeni Belanda. Keterangan selanjutnya lihat deskripsi naskah SJ.165a."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
SJ.165f-G 41f
Naskah Universitas Indonesia Library
"Jilid ke-8 dari seri 16 jilid Babad Tanah Jawi Yasadipuran, mencakup pupuh 169-206 (lihat edisi cetak Bale Poestaka, 1939-1941). Teks menceritakan sikap kerajaan Kartasura dalam menanggapi pertempuran antara prajurit Cina dan Kumpeni Belanda. Kerajaan Kartasura berniat untuk membantu Kumpeni Belanda dalam memerangi orang-orang Cina, kemudian terjadi pertempuran antara Kartasura dengan prajurit Cina. Pasukan Kartasura menderita kekalahan. Keterangan selanjutnya lihat deskripsi naskah SJ.165a."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
SJ.165h-G 41h
Naskah Universitas Indonesia Library
"Jilid ke-11 dari seri 16 jilid Babad Tanah Jawi Yasadipuran, mencakup pupuh 255-287 (lihat edisi cetak Bale Poestaka, 1939-1941). Awal teks berisi kisah pertempuran antara Mangkunegara melawan serdadu Kumpeni Belanda. Pada bagian akhir diceritakan tentang peperangan antara pasukan Yogyakarta melawan Kumpeni Belanda. Keterangan selanjutnya lihat deskripsi naskah SJ.165a."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
SJ.165k-G 41k
Naskah Universitas Indonesia Library
"Jilid ke-13 dari seri 16 jilid Babad Tanah Jawi Yasadipuran, mencakup pupuh 316-344 (lihat edisi cetak Bale Poestaka, 1939-1941). Teks menceritakan kegembiraan para pejabat Kumpeni Belanda di Batavia karena mereka berhasil menundukkan Banten dalam waktu singkat. Pada bagian akhir diceritakan tentang penyerangan Kumpeni Belanda ke daerah Surabaya dan Pekalongan, karena daerah-daerah itu mengadakan perlawanan. Keterangan selanjutnya lihat deskripsi naskah SJ.165a."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
SJ.165m-G 41m
Naskah Universitas Indonesia Library
"Naskah ini mulai disalin pada tanggal 12 Februari 1915 (h. 1), selesai penyalinan pada bulan Januari 1916) (h.774). Teks diawali dengan genealogi dari Nabi Adam, Nabi Sis, Sayid Andas, hingga Sayid Andar. Sayid Andar menurunkan bangsa setan dan dhedhemit. Cerita ini dilanjutkan dengan kisah-kisah kedewataan yang berlanjut dengan kisah tentang keluarga Pandawa, kisah Ajisaka, kisah Patih Jugul Muda, kisah kerajaan Majapait, kisah kerajaan Demak dan para wali, kisah Panembahan Senapati, kisah pertempuran antara Untung Surapati melawan Kapten Tack. Teks diakhiri dengan cerita Raden Martapura ketika berada di Pati. Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) girisa; (3) gambuh; (4) sinom; (5) sal; (6) durma; (7) mijil; (8) girisa; (9) kinanthi; (10) sinom; (11) pucung; (12) maskumambang; (13) sinom; (14) pangkur; (15) asmarandana; (16) durma; (17) sinom; (18) maskumambang; (19) gambuh; (20) mijil; (21) durma; (22) sinom; (23) dhandhanggula; (24) megatruh; (25) pangkur; (26) durma; (27) sal; (28) sinom; (29) kinanthi; (30) mijil; (31) asmarandana; (32) maskumambang; (33) durma; (34) dhandhanggula; (35) pucung; (36) gambuh; (37) pangkur; (38) girisa; (39) sal; (40) dhandhanggula; (41) megatruh; (42) sinom; (43) girisa; (44) kinanthi; (45) mijil; (46) sinom; (47) durma; (48) durma; (49) mijil; (50) dhandhanggula; (51) asmarandana; (52) durma; (53) sinom; (54) dhandhanggula; (55) sal; (56) pangkur; (57) megatruh; (58) maskumambang; (59) pangkur; (60) kinanthi; (61) maskumambang; (62) mijil; (63) megatruh; (64) dhandhanggula; (65) durma; (66) sinom; (67) asmarandana; (68) durma; (69) dhandhanggula; (70) pucung; (71) wirangrong; (72) kinanthi; (73) sinom; (74) megatruh; (75) kinanthi; (76) dhandhanggula; (77) pangkur; (78) asmarandana; (79) balabak; (80) maskumambang; (81) asmarandana; (82) dhandhanggula; (83) kinanthi; (84) durma; (85) pangkur; (86) durma; (87) dhandhanggula; (88) pangkur; (89) ?; (90) asmarandana; (91) kinanthi; (92) pangkur; (93) sinom; (94) durma; (95) maskumambang; (96) dhandhanggula; (97) durma; (98) mijil; (99) dhandhanggula; (100) gambuh; (101) asmarandana; (102) pangkur; (103) pucung; (104) mijil; (105) durma; (106) megatruh; (107) sinom; (108) dhandhanggula; (109) kinanthi; (110) maskumambang; (111) asmarandana; (112) dhandhanggula; (113) durma; (114) girisa; (115) kinanthi; (116) mijil; (117) sinom; (118) asmarandana; (119) kinanthi; (120) gambuh; (129) durma; (130) dhandhanggula; (131) durma; (132) pangkur; (133) kinanthi; (134) sal; (135) maskumambang; (136) dhandhanggula; (137) durma; (138) asmarandana; (139) sinom; (140) mijil; (141) dhandhanggula; (142) gambuh; (143) pucung; (144) sinom; (145) pangkur; (146) mijil; (147) asmarandana; (148) dhandhanggula; (149) kinanthi; (150) pangkur; (151) pangkur; (152) dhandhanggula; (153) pangkur; (154) durma; (155) pangkur; (156) kinanthi; (157) durma; (158) sinom; (159) durma; (160) asmarandana; (161) dhandhanggula; (162) pucung; (163) megatruh; (164) asmarandana; (165) mijil; (166) kinanthi; (167) asmarandana; (168) pangkur; (169) mijil; (170) kinanthi; (171) durma; (172) sinom; (173) pangkur; (174) mijil; (175) pucung; (176) durma; (177) dhandhanggula; (178) sinom; (179) kinanthi; (180) durma; (181) asmarandana; (182) durma; (183) mijil; (184) sinom; (185) pangkur; (186) dhandhanggula; (187) durma; (188) mijil; (189) durma; (190) kinanthi; (191) megatruh; (192) balabak; (193) pangkur; (194) asmarandana; (195) durma; (196) megatruh; (197) sinom; (198) dhandhanggula; (199) pangkur; (200) durma; (201) mijil; (202) dhandhanggula; (203) pangkur; (204) durma; (205) asmarandana; (206) mijil; (207) dhandhanggula; (208) kinanthi; (209) mijil; (300) megatruh; (301) sinom; (302) durma; (303) pangkur; (304) pucung; (305) asmarandana; (306) pangkur; (307) kinanthi; (308) maskumambang; (309) durma; (310) megatruh; (311) pangkur; (312) kinanthi; (313) durma; (314) dhandhanggula; (315) durma; (316) mijil; (317) sal; (318) pangkur; (319) asmarandana; (320) sinom."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
SJ.161-NR 339
Naskah Universitas Indonesia Library