Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Ringkasan berbahasa Belanda teks dari Serat Seh Jangkung yang berbeda dengan FSUI/CH.48. Rupanya baik CH.49 ini maupun CH.50 (kini 'telah hilang) semula dimiliki oleh Ch. Hooykaas, dan kemungkinan dipakai olehnya waktu menyusun makalahnya tentang Serat Seh Jangkung (Hooykaas 1931). Naskah ini diterima oleh Pigeaud dari Hooykaas (waktu itu petugas Bale Poestaka) pada bulan Januari 1931."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.49-L 10.13
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini dibeli dari R.M. Sumahatmaka di Surakarta pada 7 Juli 1930. Merupakan cerita sejarah di kerajaan Mataram pada jaman Sultan Agung. Cerita dimulai dengan bertapanya seorang ulama bernama Seh Jangkung dalam bangkai kerbau. Keterangan isi selanjutnya bisa dilihat pada Behrend 1990:401 tentang MSB/L.318 serta Hooykaas 1931. Daftar pupuh: (1) pangkur; (2) sinom; (3) pangkur; (4) sinom; (5) kinanthi; (6) dhandhanggula; (7) pucung; (8) pangkur; (9) dhandhanggula; (10) pucung; (11) durma; (12) sinom; (13) megatruh; (14) asmarandana; (15) kinanthi; (16) dhandhanggula; (17) gambuh; (18) sinom; (19) maskumambang; (20) durma; (21) sinom; (22) kinanthi; (23) mijil; (24) gambuh; (25) sinom; (26) pangkur; (27) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.48-NR 98
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Lestari Mandiri
"Penulisan skripsi ini berangkat dari ciri khas yang dimiliki oleh naskah Serat Seh Jangkung yang merupakan naskah pesisiran dan keistimewaan berupa isi cerita yang secara tidak langsung ditulis untuk melegitimasi Sultan Agung dengan meminjam tokoh Seh Jangkung. Agar teks ini memiliki nilai pragmatik, maka dilakukan suntingan teks.
Naskah yang disunting dalam penelitian ini hanya ada satu dan tidak ada naskah pembanding, yaitu naskah Serat Seh Jangkung dengan kode naskah NR 98. Suntingan teks dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip kerja filologi dengan menggunakan metode intuitif dan asas standar. Hasil penelitian yaitu menerbitkan suntingan teks yang dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan prinsip kerja filologi sehingga memiliki nilai pragmatik.

The reason why the researcher took the manuscript of Serat Seh Jangkung as her object is because Serat Seh Jangkung as an old manuscript written in Pesisiran region is very special as a Pesisiran text. It also unique because it contents a story which undirectly legitimated the reign of Sultan Agung through the character of Seh Jangkung, beside its Pesisiran signs. In order to add the pragmatic value to the text, the researcher made the text edition of the manuscript of Serat Seh Jangkung.
The manuscript which was made its text edition consists of only one manusript with code number NR 98 and it has no other comparative manuscripts. The making of the text edition has done by considering the philological principals, using the intuitive method and standard transliteration method. The result of the research is to publish the text edition which could be responsible based on the philology working principals so that it has a pragmatic value."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11471
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lulus Listuhayu
"Skripsi ini membahas mengenai aspek-aspek laku yang terdapat dalam Serat Seh Jangkung. Serat ini menceritakan perjalanan Seh Jangkung sebagai tokoh utama dalam menjalankan laku di dalam hidupnya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teori interpretasi.
Hasil dari penelitian ditemukan enam aspek laku yang terdapat dalam Serat Seh Jangkung, yaitu: syareat, tapa, rasa, magi, sasmita, dan ngelmu. Di samping itu dimunculkan juga mengenai kasampurnan yang merupakan tujuan dari laku. Kasampurnan merupakan sebuah pandangan hidup masyarakat Jawa yang termasuk dalam konsep religi Jawa.

The focus of this study is on aspects of laku in Seh Jangkung Script. This script tells about Seh Jangkung as main character who doing laku in his life. This research used qualitative descriptive analysis with interpretation theory.
The conclusion find six aspects of laku in Seh Jangkung Script, which are syareat, tapa, rasa, magi, sasmita, and ngelmu. Beside that, kasampurnan appear as the result of the aim of laku. Kasampurnan is the concept of Javanese religion in Javanese society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11350
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luwiyanto
"Penelitian ini bertujuan menyajikan suntingan teks Serat, Seh Jangkung (SSJ), terjemahan, dan mengemukakan struktur dan makna teksnya. Untuk mencapai tujuan itu dimanfaatkan dua teori yaitu filologi dan sastra, t.erutama teori struktural. Dalam rangka sunti.ngan teks SSJ digunakan edisi standar dengan disertai aparat kritik.Adapun teori struktural dimanfaatkan untuk membedah struktur naratif dan makna teks. Teori itu menganggap bahwa karya sastra memiliki struktur yang utuh dan lengkap, yang segenap unsurnya masing-masing memiliki koherensi intr.insik. Oleh karena itu, struktur naratif dan makna yang menjadi karakteristik teks SSJ dapat diuraikan unsur-unsurnya dan pertaliannya dalam membentuk makna teks secara keseluruhan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T41364
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981
899.222 SEH
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks sastra roman Islam berjudul Seh Malaya, tersusun dalam 19 pupuh. Di dalamnya terdapat berbagai adegan 'rerasan ngelmi,' atau perdebatan, mengenai mistik Islam dan agama dalam tinjauan tasawuf. Teks diawali dengan pengembaraan Seh Malaya hingga bertemu dan menerima ajaran dari Sunan Benang, dilanjutkan pertemuan dengan Nabi Kilir. Dalam teks ini tidak ditemukan keterangan mengenai nama penyalin maupun saat penyalinan. Melihat jenis kertas dan corak tulisan yang dipergunakan, tampaknya naskah ini berasal dari masa awal abad ke-20. Naskah telah disalin oleh lebih dari satu orang. Penggunaan kertas juga tampaknya 'seadanya' saja, lihat h.81-82 yang menggunakan kertas Eropa dengan chain- dan laid lines sementara teks yang lain tidak. Dari keadaan seperti disebutkan di atas, tampaknya naskah ini telah mengalami 'keterlibatan' beberapa orang sebelum terbentuk seperti naskah yang sekarang. Menurut keterangan di luar teks disebutkan bahwa Pigeaud menerima naskah ini dari R.M.Ng. Sumahatmaka di Surakarta pada bulan Februari 1941. Pigeaud juga menganggap Sumahatmaka sebagai pengarang teks ini (1970:149). Untuk informasi biografis mengenai Sumahatmaka lihat deskripsi naskah FSUI/BA.66. Teks-teks Seh Malaya yang lain dapat dilihat dalam keterangan MSB/P.159 (Behrend 1990: 520). Di bawah ini tercantum daftar pupuh naskah ini, lengkap dengan no. urut pupuh, jenis tembang, jumlah bait, serta cuplikan gatra 1 -2 dari masing-masing pupuh. Daftar Pupuh: (1) asmarandana; (2) durma; (3) dhandhanggula; (4) durma; (5) girisa; (6) dhandhanggula; (7) pangkur; (8) pucung; (9) sinom; (10) dhandhanggula; (11) maskumambang; (12) pucung; (13) asmarandana; (14) sinom; (15) dhandhanggula; (16) kinanthi; (17) asmarandana."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.103-A 42.06
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi aneka ragam teks suluk dan piwulang. Penyalinannya pada tahun Dal 1831, atau 1900 Masehi. DI luar teks (h.ii), terdapat sebuah kalimat berbunyi Somowiardjo Keparakan Lor. Kemungkinan Somowiardjo ini adalah nama pemilik naskah, penyalin atau pemrakarsa penyalinan. Sedangkan Keparakan Lor adalah nama tempat asal Somowiardjo. Selain naskah pokook, juga terdapat sebuah ringkasan isinya yang dikerjakan oleh R.M. Suwandi pada tahun 1929, di SUrakarta. Berikut ini rincian masing-masing teks tersebut.
1. Teks Seh Tekawerdi, ajaran moral. Teks Seh Tekawerdi ini sudah dipelajari dan dikenal sejak abad ke-19 di Jawa Tengah (Pigeaud, 1967:107). Teks ini telah diterbitkan bersama-sama dengan Serat Wulangreh pada tahun 1884, di Semarang. Keterangan mengenai daftar puph teks Seh Tekawerdi, lihat Pratelan I:72-75. Keterangan referensi lainnya, lihat: Vreede 1892:295, 373-377; YKM/W.291c, 294, 305; SMP/KS.505.1, 385.2, 337.3; MN.304.2, 305.1, 306.2, 307.2, MSB/B.9, P.20. 36-37, 40, 48, 52, 129, 135, 144-145, 162.
2. Teks Seh Widayatollah, berisi ajaran mengenai lahir dan batin yang disampaikan oleh Seh WIdayatollah kepada anak cucunya. Keterangan referensi, lihat Vreede 1892:294, 373, 377; Juynboll II:123, 504; YKM/W.291c, 305; SMP/KS.337.2, 355.4, 505.2; MSB/P.19, 203. Teks ini terdiri dari dua pupuh.
3. Teks Papali Ki Ageng Sela, berisi berbagai larangan yang diberikan kepada anak cucunya. Keterangan referensi, lihat Vreede 1892:269, 374-375; Juynboll II:88; YKM/W.315-316; SMP/KS.75.18, 336.4, 338.9, 355.1, 356A.1, 356.2, 584.29; MN.362.2, 409.23, 521.4; MSB/I.28, LL.23, P.19, 22, 26-27, 129, 140, 143-144.
4. Teks Surti (Nitisruti?), berisi ajaran mengenai ngelmu. Keterangan referensi, lihat FSUI/PW.39, YKM/W.57a, 296, 315, 320-321, 365.
5. Teks Panitisastra, berisi beberapa ajaran dengan mengambil contoh tindakan Dewa Wisnu. Keterangan referensi, lihat Vreede1892:262, 264, 376; Juynboll I:134, II:86, 124, 134; YKM/W.316; SMP/KS.357.14, 351.2-4, 352, 353, MN.377, 378, Rp.98; MSB/B.9, L.80, P.25, 27, 29, 40, 135, 162, 201, 203.
6. Teks Carakabasa, berisi ajaran tatacara memerintah suatu negara.
7. Teks Petang, berisi tatacara menghitung mangsa.
8. Teks Sewaka, berisi ajaran tatacara mengabdi.
9. Teks Kitab Abat, berisi ajaran pada para raja.
10. Teks Pralambang, berisi lambang-lambang negara Surakarta dan Yogyakarta.
11. Teks Manikmaya, berisi cerita terjadinya bumi dengan penempatan gunung-gunuung oleh para dewa.
12. Teks Dewaruci Kawi Miring, berisi ajaran mengenai persatuan hamba dan tuannya melalui simbol Bima bertemu dengan Dewaruci.
13. Sebuah versi Serat Imam Nawawi yang konon dikarang oleh Yasadipura."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.122-NR 7
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi bermacam-macam teks piwulang, yaitu: 1) nitisruti (h.1-8); 2) piwulang bab kebatosan (8-17); 3) serat nitipraja ugi sewaka (17-43); 4) serat pepali, wewulangipun Ki Ageng Sela (43-48); 5) suluk luwang (48-52); 6) serat salokantara (53-57); 7) bubuka lan piwulang amrih saged maos Jawi Arab (57-62); 8) piwulang bab pendamel sae (62-81); 9) Seh Tekawardi: wulang bab ngawula, bab aksara Jawi, bab napsu 4 lan reridu ing wanci sekarat (81-98); 10) serat hidayatullah (98-104); 11) serat ciptadriya: wulang salaki-rabi; wulang lampah kebatosan; wulang bab watak awon lan napsu 4; wulang bab ambek sae; wulang bab kelakuan tani, santri, sudagar, priyayi, satria (105-146); 12) suluk Dewaruci (146-158); 13) suluk bayan maot (158-163); 14) serat wulangreh (163-165); 15) serat...., tanpa judul, berisi ajaran seorang pendeta kepada anak raja yang lebih muda, tentang tatacara mengabdi kepada kakaknya (165-212); 16) serat waosan saking kitab, tentang perasaan Mukmin, Nasrani, majusi, Kapir (212-216); 17) dongeng lelampahanipun Ki Kewala (216-240); 18) cariyos pengulu ing Nagari Indhi (240-250). Pada h.250-251 terdapat keterangan yang menyatakan bahwa naskah ini disalin dari naskah ciptaan HB V, di Gandamayu, pada hari Kamis Pahing, 14 Jumadilawal, Dal 1791 atau tanggal 7 November 1862. Naskah tampaknya beda versi dengan naskah sekorpus lainnya yang tersimpan di FSUI. Keterangan referensi selengkapnya lihat FSUI/PW.39."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.42-NR 501
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.111-NR 302
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>