Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 887 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah ini berisi teks bahasa Sunda berjudul Babad Sindula, sebuah cerita yang hampir sama dengan cerita Ajisaka, hanya nama Ajisaka dalam cerita ini adalah Daniswara. Teks diawali dengan kisah Prabu Sindula yang mempunyai empat orang putra. Yang pertama perempuan, yang kedua lelaki bernama Dewatacengkar, yang ketiga lelaki bernama Dewa Pamunah, dan yang keempat juga lelaki bernama Dewa Agung. Teks diakhiri dengan kisah Prabu Banjaransari. Naskah diterima Pigeaud dari Cirebon pada bulan Februari 1937 (h.i). Agaknya teks belum selesai, karena pada pada terakhir masih disebutkan tanda pergantian pupuh baru (sasmitaning tembang), yaitu dhandhanggula. Pias kiri dan kanan kadang-kadang dipakai untuk menempatkan kata tambahan teks. Nomor pupuh ditulis dengan angka Arab, di tempatkan pada pias kiri atau kanannya. Daftar pupuh: (1) asmarandana; (2) sinom; (3) dhandhanggula; (4) kinanthi; (5) maskumambang; (6) pangkur; (7) sinom; (8) girisa; (9) sinom; (10) asmarandana; (11) mijil; (12) durma; (13) kinanthi; (14) pucung; (15) megatruh; (16) asmarandana; (17) dhandhanggula; (18) kinanthi; (19) megatruh; (20) sinom; (21) pangkur; (22) durma; (23) asmarandana; (24) kinanthi; (25) pucung; (26) sinom."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
SJ.154-NR 308
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi Serat Wedatama Piningit yang bakunya berisi Babad Ajisaka, yaitu serat yang berisi kisah sejarah di tanah Jawa berdasarkan cerita yang dikisahkan oleh orang Belanda bernama Wenen kepada K.G.P.A.A. Mangkunegara IV di Surakarta (h.iii). Pada h.i terdapat keterangan yang menerangkan bahwa naskah ini berjudul Wedatama Piningit (Ranggawarsita) atau Babad Ajisaka (dari kerajaan Galuh, Majapait, dan Demak). Teks diawali dengan uraian tentang keadaan tanah Jawa setelah 700 tahun, yaitu ketika Dewatacengkar menyerang Raja Sumedang bernama Prabu Sindula sehingga mengakibatkan mereka muksa beserta seluruh bala tentaranya. Ajisaka mengalahkan Dewatacengkar dan menjadi raja di Mendhang. Dewatacengkar kemudian menjelma menjadi buaya putih dan bertempur melawan ular naga. Daniswara, putra Dewatacengkar menjadi raja di Panungkulan dengan nama Sri Mahapunggung, kelak berhasil mengalahkan Prabu Jaka. Dilanjutkan dengan kisah kerajaan Galuh. Kisah Siyung Wanara dan Raden Susuruh. Pada bagian akhir diceritakan tentang masuknya agama Islam di Jawa melalui kerajaan Demak. Pada naskah terdapat kolofon pembuka yang menyebutkan bahwa naskah ini ditulis oleh Tuan Sayid pada tanggal 1 Sapar, Dal 1775 (18 Januari 1847). Naskah ini dibeli Pigeaud pada tanggal 26 Juli 1930 di Surakarta. Naskah telah dibuatkan ringkasan sebanyak tiga eksemplar pada bulan Januari 1931; kemudian oleh Mandrasastra dibuatkan ringkasan lagi pada bulan Oktober 1939. Kedua salinan tersebut kini tersimpan di FSUI dan turut dimikrofilm bersama naskah."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
SJ.153-NR 104
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi petikan setiap pupuh dari naskah FSUI/SJ.146. Kondisi naskah induk tersebut sudah tidak memungkinkan untuk dimikrofilm, selain karena kertasnya banyak yang patah dengan tinta yang mblobor di sana-sini, juga karena teksnya sudah berwarna hitam sehingga tidak dapat dibaca lagi. Naskah induk dibeli Pigeaud atas bantuan Ir. Moens pada 30 April 1932. Isi naskah induk terdiri dari dua teks, yaitu Babad Sindula Sigaluh dan Serat Kangjeng Nabi Ibrahim."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
SJ.155-NR 175
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Sutardjo
"ABSTRAK
Naskah yang berjudul Babad Sindula berdesarkan nama seorang raja yang memerintah kerajaan Galub. Name Sindula sendiri tidak dikenal, sedang nama Galuh sangat popular di Jawa Barat terutama di daerah Priangan. Pada mulanya Galuh merupakan suatu kerajaan, kemudian dalam perkembangan selanjutnya Galuh menjiadi ka_bupaten Galuh, sekarang berubah menjadi kabupaten Cia_mis termasuk Propinsi Jawa Barat (Ekadjati, 1981 : xiv).Diperkirakan bahwa kerajaan Galuh dahulu terletak di sekitar kola Cirebon bagian barat sampai barat daya. Tetapi letak kerajaan Galub kurang jelas. Terdapat dugaan bahwa di dekat muara sungai Cimanuk di daerah Indramayu, dahulu diperkirakan sebagai kota pelabuhan kerajaan Galub (H.J.Graaf, 19d5 : 157-138). Secara keselurahan naskan Babad Sindula Hs.T:i.P 175 berisi cerita tentang perkembangan dan timbul teng_gelamnya kerajaan Galuh, sejak berdirinya hingga masa Pemerintahan raja-raja yang memerintah kerajaan- kera_jaan yang ada di Jawa seperti : Medang Kamolan, Medang Pangramesan, Kediri, Singasari, Jenggala Ga1uh, Galuh, .Paja jaran, Majapahit dan Demak. Penulis babad dalam .

"
1986
S11457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berkode NR 207 yang pernah tersimpan di koleksi FSUI, kini tidak ditekahui lagi keberadaannya. Namun demikian, sebuah ringkasan naskah itu yang dibuat untuk Th. Pigeaud oleh Mandrasastra pada bulan Maret 1933 masih ada pada koleksi, dan telah dibuat mikrofilmnya dengan kode proyek SJ.42, pengganti naskah asli. Selain ringkasan NR 207, terdapat pula ikhtisar dua naskah lagi (NR 208, 206) yang tergabung bersama dalam satu bendel ringkasan. Rincian ketiga naskah yang diringkas di sini sebagai berikut: (1) NR 207 (FSUI/SJ.42), yaitu Pratelan Isinipun Serat Babad Cirebon (h.3-7), berisi cerita tentang perselisihan antara Mataram dengan Cirebon serta pemberontakan Trunajaya dan diakhiri dengan cerita pengangkatan Sultan Sepuh dan Sultan Anom sebagai raja Cirebon. Naskah asli kini telah hilang dari koleksi FSUI, tinggal ringkasan ini saja; (2) NR 208 (FSUI/PR.55), yaitu Pratelan Isinipun Serat Primbon Cirebon (h.9-12), memuat ajaran (kawruh) Islam serta macam-macam mantra/jimat; (3) NR 206 (FSUI7SJ.2), yaitu Pratelan Isinipun Serat Ki Kures, ugi Serat Ajisaka angejawi (h.13-16), berisi cerita tentang kehidupan keluarga Ki Kures di Mesir, kisah Ajisaka (cucu Ki Kures) dan cerita pertemuan Bathara Guru dengan Nabi Muhammad. Naskah asli kini telah hilang. Lihat deskripsi naskah FSUI/PR.55 untuk keterangan tentang asal usul ketiga naskah ini."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
SJ.42-NR 207
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah SJ.44 ini merupakan ringkasan yang dilakukan oleh Mandrasastra atas sebuah naskah Babad Cirebon yang diperoleh Pigeaud di Cirebon melalui perantaraan Dr. Kraemer. Identifikasi naskah aslinya kurang lengkap, sehingga belum dapat diketahui dengan tepat. Menurut catatan Pigeaud pada h.l, naskah semula dimiliki oleh Sutawijaya dan Sutanaji. Teks yang diringkas bertembang macapat, tersusun dalam 24 pupuh. Cerita berawal dengan perintah Sultan Adi di Grage kepada P. Salingsing dan P. Wijaya (Sutawijaya) untuk menyerang Sultan Cakraningrat (Demak) dan Sunan Mangkurat (Mataram), kemudian kisah peperangan antara Kesultanan Cirebon dengan prajurit Inggris dan diakhiri dengan cerita penyerbuan prajurit Inggris ke Bali."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
SJ.44-L 21.09
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Wirya Satmaka
"Buku ini menceritakan asal-muasal orang-orang Jawa memeluk agama Islam, serta adanya para wali di Jawa. Buku ini bersumber dari bahasa Sunda yang kemudian dialihbahasakan dan digubah dalam bentuk tembang."
Kediri: Tan Khoen Swie, 1923
BKL.0557-IS 51
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi catatan tentang teks Babad Cerbon yang termuat pada naskah CS 93 dari koleksi PNRI. Teks meliputi cuplikan awal dan akhir teks, daftar pupuh, catatan umum, serta ringkasan alur cerita pupuh per pupuh. Catatan dibuat oleh R.Ng. Dr. Poerbatjaraka di Batavia pada bulan Agustus 1930. Pada tahun yang sama, ringkasan ini diserahkan kepada Dr.Th.Pigeaud."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
SJ.43-L 4.04
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Cerita dalam bentuk prosa tentang asal-usul Kraton Kasepuhan Cirebon. Diceriterakan Prabu Jatipurba (Syarif Hidayat) dari Cirebon kawin dengan Dewi Tala (putri raksasa). Ketika mengandung ia dibuang dari kraton, akhimya melahirkan seorang putra bemama R. Dilat. Sang Prabu Jatipurba bersedia mengakui anaknya bila dapat mewujudkan Kraton Kasepuhan dalam waktu satu malam. Atas bantuan nenek dari R. Dilat yang bernama Ki Gedhe Tepah (raksasa gua Palimunan), maka dapat mewujudkan permintaan sang raja. Tentang penulisan teks ini tidak disebutkan di dalam teks. Naskah merupakan hasil alih aksara pada jaman Panti Boedaja, yang dikerjakan di Yogyakarta pada tahun 1938. Keterangan naskah babon tidak disebutkan pada naskah ini. Tembusan lain alih aksara ketikan ini ada di Museum Sonobudoyo Yogyakarta, berciri MSB/L.407 (mikrofilm MSB; rol 145.03); tembusan lain yang seharusnya berada di Leiden dan Perpustakaan Nasional Jakarta tidak ditemukan."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
SJ.45-G 148
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Summary
Transliteration and translation of Carub kandha, a Cirebon classic literature on the history of Cirebon written by Ki Kampah. The original text found in Tangkil Village, Gunung Jati District, Cirebon, Indonesia"
Cirebon: Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon ; Yogyakarta : Deepublish, 2013
899.223 2 BAD
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>