Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 314 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah ini memuat ringkasan cerita teks naskah CL.48 berjudul Gulisman. Berdasarkan catatan dalam CL.48, disebutkan bahwa orang yang membuat ringkasan cerita ini adalah Suwandi atas pesanan dari Kiliaan-Charpentier pada bulan Desember 1927. Pada bulan yang sama naskah uittreksel ini berpindah tangan kepemilikannya kepada Pigeaud. Keterangan lebih lanjut periksa CL.48. Lihat pula CL.47 untuk pasangan naskah ini, berisi daftar pupuh naskah yang sama dengan cuplikan bait."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.46-L 12.02a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan pasangan naskah FSUI/CL.46, memuat daftar pupuh dengan cuplikan bait awal dan akhir, dari CL.48. Lihat deskripsi naskah CL.46 maupun CL.48 untuk keterangan selanjutnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.47-L 12.02b
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah yang berisi teks Gulisman ini termasuk dalam kategori legenda sejarah kuna yang bernafaskan keislaman. Ceritanya menampilkan tokoh juragan yang bernama Gulisman tatkala berpetualang ke tanah Madura dan Jawa. Disebutkan bahwa Gulisman berasal dari daerah Mandras. Kepergiannya ke tanah Jawa berkenaan dengan tugas yang diembankan kepadanya oleh Raja Ngerum, untuk mendapatkan empat buah pusaka milik raja tanah Jawa, yakni Sri, Sadana, Nanggala dan Alugora, yang dianggap memiliki tuah dalam memberi kesuburan, kemakmuran dan kekuatan negara. Pergulatannya dalam usaha memperoleh keempat pusaka kerajaan tanah Jawa tersebut telah membawa Gulisman ke dalam persengketaan pribadi dengan penguasa tanah Jawa. Ketika itu tanah Jawa diperintah oleh Hyang Pramesthi dengan patihnya bernama Hyang. Narada. Gulisman juga terlibat perselisihan dengan penguasa Madura bernama Dewi Duragung beserta putranya Raden Segara. Karena dianggap sebagai pengganggu ketentraman, akhirnya Gulisman dienyahkan oleh Raden Segara yang bertindak atas nama kerajaan Jawa dan Madura. Gulisman menderita kekalahan dan kembali ke Ngerum dengan harus menerima kemarahan atas kegagalan tugasnya itu. Cerita selanjutnya mengisahkan tentang jatuhnya kekuasaan Hyang Guru atas kerajaan Jawa oleh Balakima, seorang prajurit dari Parsi yang menyerang tanah Jawa. Hyang Guru kemudian pergi ke Mekah dan bertemu dengan Nabi Muhammad. Oleh Nabi Muhammad, ia diwejang tentang agama Islam dan diminta pula untuk menyebarluaskannya di tanah Jawa. Sementara itu pemerintahan Balakima tidak berlangsung lama. Hyang Samba, putra Hyang Guru, berhasil merebut kembali kerajaan tanah Jawa. Hyang Guru kemudian kembali ke Jawa, namun sepulangnya dari Arab itu ia tidak melaksanakan amanat yang diminta oleh Nabi Muhammad. Pada bagian akhir dikisahkan tentang legenda pulau Madura dengan mengambil kisah pewayangan, yakni kisah intrik yang terjadi di kalangan kerajaan Mandura, terutama di antara putra-putra Basudewa sendiri, Kakrasana, Narayana, dan Sumbadra di satu pihak, dengan Kangsa di lain pihak. Dalam susunan pupuh teks di bawah ini terdapat dua buah pupuh dengan nama selangit (12) dan nilaprabasa (15) yang juga termasuk dalam kategori tembang cilik atau macapat. Penjelasan tentang kedua metrum ini dapat dilihat dalam Behrend 1987: 380-384. Daftar pupuh: (1) sinom; (2) pangkur; (3) asmarandana; (4) mijil; 5) kinanthi; (6) dhandhanggula; (7) pangkur; (8) sinom; (9) durma; (10) dhandhanggula; (11) pangkur; (12) sel; (13) durma; (14) dhandhanggula; (15) nil; (16) pangkur; (17) dhandhanggula; (18) mijil; (19) sinom; (20) pangkur. Teks naskah ini telah dibuatkan ringkasannya oleh Suwandi pada bulan Oktober 1929 (lihat: FSUI/CL.46 dan CL.47). Berdasarkan catatan yang terdapat pada h.i, Pigeaud memperoleh naskah ini dari Killiaan-Charpentier pada bulan Desember 1927."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.48-B 3.04
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan ringkasan dari teks yang termuat pada sebuah naskah yang diperoleh dari J. van de Weg di Juntikulon, Cirebon, dengan perantaraan Dr. H. Kraemer. Mandrasastra membuat ringkasannya pada bulan AgUstus 1934 di Surakarta (h.i). Isi ringkasan ini terdiri dari tiga teks, yaitu: (1) Serat Tarek menceritakan percakapan perihal Allah dari seorang penulis ketika ia mendapatkan pengalamannya pada waktu berkelana dari Banyuwangi ke barat hingga Serang. Penulis juga mengungkapkan keburukan guru-gurunya dan dirinya sendiri. Teks ini terdiri dari 12 pupuh dengan menyebutkan jumlah pada dari masing-masing pupuh berikut nomor halaman pada naskah asli (naskah yang diringkas). Dalam ringkasan tak dicantumkan bait-bait awal dari teks. Urutan pupuhnya sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) kinanthi; (3) asmarandana; (4) sinom; (5) duduk; (6) asmarandana; (7) mijil; (8) pucung; (9) pangkur; (10) maskumambang; (11) dhandhanggula; (12) gambuh. (2) Serat Sitin, berisi berbagai hal mengenai pelaksanaan shalat, dimulai dari tataran syariat hingga makrifat. Teks ini terdiri dari satu pupuh yaitu tembang asmaradana sebanyak 23 pada, pada naskah asli (naskah yang diringkas) terletak pada halaman 92. (3) Serat Dermagandhul menceritakan percakapan antara Kalamwadi dengan Dermagandhul. Percakapan dimulai dengan masuknya orang Jawa dalam agama Islam atas ijin Brawijaya ke V (terakhir) Raja Majapahit. Penyebaran agama Islam ini dilakukan oleh Sunan Bonang. Dalam pengembaraannya di Jawa, Sunan Bonang bertemu dengan Buta Locaya lalu saling berbantah ilmu. Teks ini berakhir dengan serangan Patih Gajahmada terhadap Sunan Giri, untuk mengusir para ulama dari tanah Jawa. Teks terdiri dari tiga pupuh berikut jumlah pada dari masing-masing pupuh dan nomor halaman naskah asli (naskah yang diringkas). Urutan pupuh sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) asmarandana; (3) dhandhanggula. Menurut keterangan di dalam ringkasan ini, disebutkan bahwa teks Dermagandhul disalin dengan sengkala 'Resi Suci Pujangganing Narpati' dalam teks ditulis menjadi 1747. Sengkala ini tidak sesuai dengan watak kata sengkalan yang terdapat, seharusnya jatuh pada 1847 Jawa (1916 Masehi). Sengkala ini tampaknya sesuai dengan sengkala yang terdapat di dalam naskah MSB/P.121, demikian pula dengan nama pupuhnya. Tampaknya teks ini merupakan satu versi dengan MSB/P.121. Keterangan lebih lanjut mengenai teks ini lihat MSB/P.121 dan FSUI/CS.80-85."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.86-L 21.16
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Kisah santri lelana menceritakan tentang Seh Amongraga ketika di Kanigara dengan murid-muridnya Ki Jamal dan Ki Jamil. Teks ini merupakan salah satu versi dari Serat Centhini yang dikenal dengan nama Centhini Suryanagaran, Centhini Kutha Gedhe atau Serat Sarahwidya. Alur cerita versi ini sejajar dengan versi Kadipaten dari pupuh 126-206 (edisi cetak). Berdasarkan sementara evidensi, versi Serat Centhini ini dikarang oleh K.P.H. Suryanagara pada tahun 1867 di Yogyakarta. Teks ini di FSUI terdiri atas dua naskah; untuk jilid kedua lihat FSUI/CS.72. Naskah ketikan ini merupakan alih aksara dari MSB/L.99. Pengalihaksaraan dikerjakan oleh staf Pigeaud di Panti Boedaja (Surakarta) pada tahun 1936. Pada waktu itu dibuatkan empat eksemplar, yaitu ketikan asli dengan tiga tembusan karbon. Untuk tembusan karbon tersebut lihat MSB/L.99a dan LOr 6796a. Karena MSB/L.99a telah dimikrofilm (lihat mikrofilm MSB, rol 75.02), maka naskah ini tidak dimikrofilm oleh Proyek Naskah FSUI. Untuk informasi lebih lanjut tefitang Serat Centhini pada umumnya, serta data versi Danuningratan secara khusus, lihat keterangan bibliografis FSUI/CS.14, MSB/L.83 danMSB/L.99-100."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.71-G 113
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan lanjutan Serat Centhini Suryanagaran (jilid kedua) yang dimuat dalam FSUI/CS.71. Untuk keterangan selanjutnya lihat deskripsi naskah tersebut. Alur cerita dalam teks ini sejajar dengan cerita Serat Centhini versi Kadipaten pupuh 206-299.
Naskah ketikan ini merupakan alih aksara dari MSB/L.100. Pengalihaksaraan dikerjakan oleh staf Pigeaud di Panti Boedaja (Yogyakarta) pada tahun 1941. Pada waktu itu dibuat empat eksemplar, yaitu ketikan asli dengan tiga tembusan karbon. Untuk tembusan karbon tersebut lihat MSB/L.100a. Karena MSB/L.100a telah dimikrofilm (lihat mikrofilm MSB, rol 75.04), maka naskah ini tidak dimikrofilm oleh Proyek Naskah FSUI.
"
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.72-G 177
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah merupakan ringkasan yang dibuat oleh Mandrasastra pada bulan Juni 1934, berisi kisah keturunan Raja Pajajaran yaitu Dyah Asibidaya dan Walang Sungsang. Cerita ini merupakan cerita sejarah legendaris tentang masuknya agama Islam di Pajajaran. Naskah sumber dari ringkasan ini tidak ada dalam koleksi naskah FSUI. Teks yang diringkas terdiri atas 8 pupuh. Teks banyak diselingi wangsalan maupun Purwakanthi. Pada h.1 Pigeaud menerangkan bahwa naskah berasal dari Cirebon dan diterima dari Dr. H. Kraemer. Tentang teks berjudul Pajajaran dan kisah keturunannya lihat Pigeaud 1970:327. Naskah ini mengisahkan Dyah Asibidaya dan Walang Sungsang, namun hanya Walang Sungsang saja yang ada dalam daftar nama-nama keturunan Raja Pajajaran. Cerita tentang Walang Sungsang dalam naskah ini nampaknya sama dengan isi cerita Lor 6557. Karena naskah sumber tidak ada, penyunting tidak dapat mengadakan perbandingan yang lebih terperinci tentang kedua naskah tersebut. Informasi lebih lanjut tentang Walang Sungsang lihat keterangan pada Pigeaud 1968: 394. Bandingkan pula dengan deskripsi naskah FSUI/CH.57-58."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.9-L 21.10
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Aswinna
"Penelitian ini dilakukan atas dasar terbatasnya jumlah naskah Madura dan rekam jejak kesusastraan Madura lama kuna Objek penelitian ini adalah naskah Juragan Gulisman yang tergolong ke dalam sejarah dan mitologi yang menceritakan legenda Pulau Madura Penelitian filologi ini bertujuan untuk menerbitkan suntingan teks Juragan Gulisman koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Penulis menggunakan metode intuitif sedangkan alih aksara menggunakan edisi standar Dalam penelitian ini dilakukan perbaikan bacaan metrum dan ejaan Cerita dibingkai bahasa Jawa dialek Madura Arab dan Jawa Kuna Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya variasi vokal konsonan dan rangkap konsonan dalam bahasa Jawa dialek Madura.

This research written due to limitation of the number of Madura manuscript and ancient Madurese literature Data that is used is Juragan Gulisman history and mithology a manuscript which tells about the legend of Madura Island The aim of this research is publishing an edited text of Juragan Gulisman Perpustakaan Nasional Republik Indonesia collection Author used intuitive method whereas transcription that is based on standard edition This research shows correction text metrum and spelling of the story which is formed Javanese with dialect Madurese Arabic and Old Javanese To conclude author states that Javanese dialect Madurese can be identified from its vowel consonant variation as well as the present double consonant Edited text history and mithology Juragan Gulisman legend Madura manuscripts philologi.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah karya Jayengwiharja ini, terdiri dari tiga teks, masing-masing berisi kisah tentang: Kiyai Sapu Garut, Pangeran Langu, serta Kiai Gringsing. Naskah diterima Pigeaud pada tanggal 17 Februari 1942, tidak diketahui secara pasti nama pemberi naskah ini (kemungkinan oleh Jayengwiharja sendiri), demikian pula dengan tarikh dan tempat penulisan/penyalinannya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.27-W 66.16
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Pujaharja
"Buku ini memuat tentang balasan seorang anak terhadap orang tua. Yang menjadi tokoh cerita adalah Jakasakti. Bagaimana kewajiban-kewajiban seorang anak pada orang tuanya."
Batawi: Pirmeh Papirus, 1912
BKL.0799-CL 46
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>