Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4332 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah ini merupakan pasangan naskah FSUI/CL.46, memuat daftar pupuh dengan cuplikan bait awal dan akhir, dari CL.48. Lihat deskripsi naskah CL.46 maupun CL.48 untuk keterangan selanjutnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.47-L 12.02b
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini memuat ringkasan cerita teks naskah CL.48 berjudul Gulisman. Berdasarkan catatan dalam CL.48, disebutkan bahwa orang yang membuat ringkasan cerita ini adalah Suwandi atas pesanan dari Kiliaan-Charpentier pada bulan Desember 1927. Pada bulan yang sama naskah uittreksel ini berpindah tangan kepemilikannya kepada Pigeaud. Keterangan lebih lanjut periksa CL.48. Lihat pula CL.47 untuk pasangan naskah ini, berisi daftar pupuh naskah yang sama dengan cuplikan bait."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.46-L 12.02a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah yang berisi teks Gulisman ini termasuk dalam kategori legenda sejarah kuna yang bernafaskan keislaman. Ceritanya menampilkan tokoh juragan yang bernama Gulisman tatkala berpetualang ke tanah Madura dan Jawa. Disebutkan bahwa Gulisman berasal dari daerah Mandras. Kepergiannya ke tanah Jawa berkenaan dengan tugas yang diembankan kepadanya oleh Raja Ngerum, untuk mendapatkan empat buah pusaka milik raja tanah Jawa, yakni Sri, Sadana, Nanggala dan Alugora, yang dianggap memiliki tuah dalam memberi kesuburan, kemakmuran dan kekuatan negara. Pergulatannya dalam usaha memperoleh keempat pusaka kerajaan tanah Jawa tersebut telah membawa Gulisman ke dalam persengketaan pribadi dengan penguasa tanah Jawa. Ketika itu tanah Jawa diperintah oleh Hyang Pramesthi dengan patihnya bernama Hyang. Narada. Gulisman juga terlibat perselisihan dengan penguasa Madura bernama Dewi Duragung beserta putranya Raden Segara. Karena dianggap sebagai pengganggu ketentraman, akhirnya Gulisman dienyahkan oleh Raden Segara yang bertindak atas nama kerajaan Jawa dan Madura. Gulisman menderita kekalahan dan kembali ke Ngerum dengan harus menerima kemarahan atas kegagalan tugasnya itu. Cerita selanjutnya mengisahkan tentang jatuhnya kekuasaan Hyang Guru atas kerajaan Jawa oleh Balakima, seorang prajurit dari Parsi yang menyerang tanah Jawa. Hyang Guru kemudian pergi ke Mekah dan bertemu dengan Nabi Muhammad. Oleh Nabi Muhammad, ia diwejang tentang agama Islam dan diminta pula untuk menyebarluaskannya di tanah Jawa. Sementara itu pemerintahan Balakima tidak berlangsung lama. Hyang Samba, putra Hyang Guru, berhasil merebut kembali kerajaan tanah Jawa. Hyang Guru kemudian kembali ke Jawa, namun sepulangnya dari Arab itu ia tidak melaksanakan amanat yang diminta oleh Nabi Muhammad. Pada bagian akhir dikisahkan tentang legenda pulau Madura dengan mengambil kisah pewayangan, yakni kisah intrik yang terjadi di kalangan kerajaan Mandura, terutama di antara putra-putra Basudewa sendiri, Kakrasana, Narayana, dan Sumbadra di satu pihak, dengan Kangsa di lain pihak. Dalam susunan pupuh teks di bawah ini terdapat dua buah pupuh dengan nama selangit (12) dan nilaprabasa (15) yang juga termasuk dalam kategori tembang cilik atau macapat. Penjelasan tentang kedua metrum ini dapat dilihat dalam Behrend 1987: 380-384. Daftar pupuh: (1) sinom; (2) pangkur; (3) asmarandana; (4) mijil; 5) kinanthi; (6) dhandhanggula; (7) pangkur; (8) sinom; (9) durma; (10) dhandhanggula; (11) pangkur; (12) sel; (13) durma; (14) dhandhanggula; (15) nil; (16) pangkur; (17) dhandhanggula; (18) mijil; (19) sinom; (20) pangkur. Teks naskah ini telah dibuatkan ringkasannya oleh Suwandi pada bulan Oktober 1929 (lihat: FSUI/CL.46 dan CL.47). Berdasarkan catatan yang terdapat pada h.i, Pigeaud memperoleh naskah ini dari Killiaan-Charpentier pada bulan Desember 1927."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.48-B 3.04
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah CI.11b merupakan jilid terakhir dalam satu set yang terdiri dari tiga naskah kecil, CI.11a-c. Naskah ketiga ini berisi daftar pupuh teks Asmarakhandi dan Jaka Semangun yang termuat pada naskah KBG 703. Keterangan selanjutnya lihat pada deskripsi naskah CI.11a. Lihat juga dokumen P-025 untuk salinan naskah ini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.11c-L 8.44c
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Kisah santri lelana menceritakan tentang Seh Amongraga ketika di Kanigara dengan murid-muridnya Ki Jamal dan Ki Jamil. Teks ini merupakan salah satu versi dari Serat Centhini yang dikenal dengan nama Centhini Suryanagaran, Centhini Kutha Gedhe atau Serat Sarahwidya. Alur cerita versi ini sejajar dengan versi Kadipaten dari pupuh 126-206 (edisi cetak). Berdasarkan sementara evidensi, versi Serat Centhini ini dikarang oleh K.P.H. Suryanagara pada tahun 1867 di Yogyakarta. Teks ini di FSUI terdiri atas dua naskah; untuk jilid kedua lihat FSUI/CS.72. Naskah ketikan ini merupakan alih aksara dari MSB/L.99. Pengalihaksaraan dikerjakan oleh staf Pigeaud di Panti Boedaja (Surakarta) pada tahun 1936. Pada waktu itu dibuatkan empat eksemplar, yaitu ketikan asli dengan tiga tembusan karbon. Untuk tembusan karbon tersebut lihat MSB/L.99a dan LOr 6796a. Karena MSB/L.99a telah dimikrofilm (lihat mikrofilm MSB, rol 75.02), maka naskah ini tidak dimikrofilm oleh Proyek Naskah FSUI. Untuk informasi lebih lanjut tefitang Serat Centhini pada umumnya, serta data versi Danuningratan secara khusus, lihat keterangan bibliografis FSUI/CS.14, MSB/L.83 danMSB/L.99-100."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.71-G 113
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan lanjutan Serat Centhini Suryanagaran (jilid kedua) yang dimuat dalam FSUI/CS.71. Untuk keterangan selanjutnya lihat deskripsi naskah tersebut. Alur cerita dalam teks ini sejajar dengan cerita Serat Centhini versi Kadipaten pupuh 206-299.
Naskah ketikan ini merupakan alih aksara dari MSB/L.100. Pengalihaksaraan dikerjakan oleh staf Pigeaud di Panti Boedaja (Yogyakarta) pada tahun 1941. Pada waktu itu dibuat empat eksemplar, yaitu ketikan asli dengan tiga tembusan karbon. Untuk tembusan karbon tersebut lihat MSB/L.100a. Karena MSB/L.100a telah dimikrofilm (lihat mikrofilm MSB, rol 75.04), maka naskah ini tidak dimikrofilm oleh Proyek Naskah FSUI.
"
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.72-G 177
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan fragmen teks Centhini Kadipaten, meliputi pupuh 108 (bait 72-77, 90-95, 127-184) sampai dengan pupuh 127 bait 116 (h.2-91). Teks bagian Centhini ini pernah dimuat dalam edisi cetak (Batavia, 1914), jilid V-VI, h.30-99. Untuk ringkasan cerita lihat Pratelan II: 335-338, Pigeaud 1933: 45-46, dan Sumahatmaka 1981: 219-222 (jilid VIII, pupuh 22-41); daftar pupuhnya dapat dibaca pada Pratelan dan Pigeaud 1933: 77. Informasi selanjutnya tentang Centhini Kadipaten khususnya, dan korpus Centhini pada umumnya terdapat dalam deskripsi naskah FSUI/CS.14. Naskah ini merupakan fragmen kecil, memuat 20 pupuh dari jumlah 720an pupuh dalam Centhini Kadipaten yang lengkap. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun berdasarkan jenis kertas yang dipakai serta gaya tulisan (gaya Kadipaten) maka diperkirakan secara kasar naskah disalin di Surakarta tahun 1870an (?)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.23-B 21.09
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan bagian dari teks Centhini Kadipaten, meliputi pupuh 238-280. Teks bagian Centhini ini pernah dimuat dalam edisi cetak (Batavia, 1914), jilid VII-VIII, h. 109-213. Untuk ringkasan cerita lihat Pratelan II: 350-355, Pigeaud 1933: 51-53, dan Sumahatmaka 1981: 242-251 (jilid IX, pupuh 52-93). Daftar pupuhnya dapat dibaca pada Pratelan dan Pigeaud 1933: 80-81. Informasi selanjutnya tentang Centhini Kadipaten khususnya, dan korpus Centhini pada umumnya, terdapat dalam keterangan bibliografis FSUI/CS.14. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun berdasarkan jenis kertas serta gaya tulisan (gaya Kadipaten) maka diperkirakan secara kasar naskah disalin di Surakarta sekitar tahun 1890 (?). Pada h.i terdapat catatan, huruf Jawa, menyatakan bahwa naskah ini merupakan 'kagungan Purbadipuran'. Barangkali Purbadipura yang dimaksud ialah ayah almarhum Prof. Dr. Poerbatjaraka yang ternama itu."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.24-CT 26
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan bagian dari teks Centhini Kadipaten, memuat pupuh 237 sampai dengan 310. Sebagian dari teks ini (pupuh 237-280) pernah dimuat dalam edisi cetak Serat Centhini (Batavia, 1914), jilid VII-VIII, h.107-215. Untuk ringkasan cerita lihat Pratelan II: 350-355, Pigeaud 1933: 51-53, dan Sumahatmaka 1981: 242^251 (jihd DC, pupuh 51-93); daflar pupuhnya dapat dibaca pada Pratelan dan Pigeaud 1933: 80-81. Informasi selanjutnya tentang Centhini Kadipaten khususnya, dan korpus Centhini pada umumnya, terdapat dalam keterangan bibliografisFSUI/CS.14. Informasi tentang penyalinan naskah terdapat pada beberapa catatan di h.436, yang menyebutkan nama penyalin 'Sudinem', tanggal 16-3-32 (angka Jawa) dan sengkalan 'Kumpuling Sarira Tri Sinembah' (1832). Yang dimaksud ialah tanggal 16 Rabingulawal 1832 (23 Juni 1902), yaitu tanggal naskah selesai disalin. Penanggalan ini cocok dengan jenis kertas yang dipergunakan. Tempat penyalinan tidak diketahui. Di h.437 terdapat catatan lagi, huruf Jawa, berbunyi Hngkang nyerat kula: P. Maryana.' Karena catatan ini jelas merupakan tambahan belakangan dengan pensil, sedangkan catatan yang menyebutkan nama Sudinem masih satu warna tinta dan satu gaya tulisan dengan bagian teks pokok, maka kami lebih cenderung percaya pada informasi di h.436 dibandingkan dengan di h.437. Naskah ini diperoleh Ir. Moens di Surakarta dan kemudian diberikan kepada Pigeaud sekitar tahun 1929. Menurut catatan Pigeaud di h.i, naskah pernah dibuat ringkasan, tetapi ringkasan tersebut rupanya sekarang tidak ada lagi dalam koleksi FSUI. Pada tahun 1930 di Surakarta Pigeaud menyuruh stamya membuat alih aksara dari sebagian naskah ini, yaitu pupuh 281-310 (h. 177-436). Alih aksara tersebut masih ada pada koleksi Fakultas Sastra UI (FSUI/CS.40). Naskah ini kebetulan dimikrofilm dua kali oleh FSUI. Selain rol mikrofilm yang tercantum di atas, lihat pula rol 33.01."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.25-NR 44
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan fragmen teks Centhini Kadipaten yang rupanya dibuat pada tahun 1931 oleh Sumahatmaka (h.l) untuk membantu Pigeaud dalam penelitiannya tentang Serat Centhini. Teks naskah ini memuat pupuh 311-319, yaitu sebagian dari teks yang dinamakan 'Centhini Tunjungbang' oleh Pigeaud. Untuk ringkasan cerita lihat Pigeaud 1933: 55-56 dan Sumahatmaka 1981: 257-259 (Jilid X, pupuh 31-39); daftar pupuhnya dapat dibaca pada Pigeaud 1933: 82. Informasi selanjutnya tentang Centhini Kadipaten khususnya, dan korpus Centhini pada umumnya, terdapat dalam keterangan bibliografis FSUI/CS.14.
Babon naskah ini tidak disebutkan, tetapi kemungkinan sama dengan naskah yang diringkas oleh Sumahatmaka sekitar tahun 1930 dan kemudian diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1981 (lihat FSUI/CS.52 dan MSB/L.l19).
Ada satu naskah lagi di koleksi FSUI, ialah FSUI/CS.28, yang juga merupakan petikan sebagian kecil dari Serat Centhini Kadipaten yang disalin oleh Sumahatmaka dan diberikan kepada Pigeaud.
Naskah ini pernah dialihaksarakan oleh staf Dr. Pigeaud di Surakarta. Lihat FSUI/CS.43 untuk alih aksara tersebut.
"
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.26-HA 12
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>