Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3605 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah NR 256 telah hilang dari koleksi FSUI, namun ringkasan yang disusun oleh Mandrasastra pada tahun 1935 masih ada (27 hlm, aksara Latin), sehingga keterangan isinya masih ada. Naskah yang hilang berisikan teks Cariyosipun Tyo Jo berbentuk macapat, tersusun dalam 64 pupuh. Teks menceritakan seorang panglima nerang yang bernama Tyo Jo yang sangat haus akan kekuasaan, sehingga berusaha untuk menggulingkan pemerintahan Lao Pi yang bergabung dengan Lao Piya di negara King Ciu. Pada teks ini kebanyakan hanya menceritakan cara Tyo Jo membuat strategi untuk mengalahkan musuh, tetapi pada akhirnya Tyo Jo tidak berhasil mengalahkan Lao Pi. Pada naskah ini sendiri terdapat catatan judul Sarn Kok, yang keliru. Lihat FSUI/CT.3 untuk naskah lain Cariyos Tyo Jo, yang mungkin merupakan bagian teks yang mendahului FSUI/CT.16 ini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CT.16-NR 256
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks ini menceritakan berbagai peristiwa dan intrik seorang panglima perang bernama Co Jo, yang sangat haus akan kekuasaan, sehingga hampir seluruh teks bercerita tentang pertempuran dan strategi yang digunakannya untuk mengalahkan musuh. Dalam teks disebutkan bahwa musuh utama dari Co Jo adalah seorang pangeran bernama Wan Sut. Mandrasastra telah membuat ringkasan naskah ini, pada bulan Agustus 1935, yang kini tersimpan bersama naskahnya dalam koleksi FSUI. Keterangan penyalinan tidak ditemukan dalam naskah ini, namun melihat jenis kertas dan gaya penulisan, diperkirakan naskah dibuat pada sekitar awal abad ke-20. Daftar pupuh: (1) durma; (2) megatruh; (3) asmarandana; (4) gambuh; (5) kinanthi; (6) pangkur; (7) dhandhanggula; (8) asmarandana; (9) pucung; (10) asmarandana; (11) pucung; (12) pangkur; (13) durma; (14) sinom; (15) asmarandana; (16) durma; (17) megatruh; (18) kinanthi; (19) pangkur; (20) asmarandana; (21) dhandhanggula; (22) durma; (23) megatruh; (24) sinom; (25) kinanthi; (26) asmarandana; (27) megatruh; (28) maskumambang; (29) dhandhanggula; (30) asmarandana; (31) sinom; (32) kinanthi; (33) pangkur; (34) pucung; (35) asmarandana; (36) gambuh; (37) durma; (38) sinom; (39) asmarandana; (40) pangkur; (41) asmarandana; (42) pangkur; (43) kinanthi ; (44) dhandhanggula; (45) asmarandana; 4(6) pucung; (47) gambuh; (48) pangkur; (49) sinom; (50) maskumambang; (51) asmarandana; (52) durma; (53) mijil; (54) pangkur; (55) kinanthi; (56) dhandhanggula; (57) asmarandana; (58) durma; (59) pangkur; (60) durma; (61) mijil; (62) sinom; (63) megatruh; (64) asmarandana; (65) gambuh; (66) kinanthi; (67) pucung; (68) pangkur; (69) durma; (70) sinom; (71) dhandhanggula; (72) asmarandana; (73) pangkur; (74) kinanthi; (75) mijil; (76) asmarandana; (77) sinom; (78) pucung; (79) kinanthi; (80) pangkur; (81) maskumambang; (82) dhandhanggula; (83) asmarandana; (84) pangkur; (85) sinom; (86) kinanthi; (87) pucung; (88) durma; (89) pangkur; (90) asmarandana; (91) megatruh; (92) kinanthi; (93) gambuh; (94) pangkur; (95) asmarandana; (96) durma. Bandingkan dengan FSUI/CT.16 untuk lanjutan (?) cerita ini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CT.3-NR 255
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini tidak lengkap, bagian depan hilang dan penulisan belum selesai. Naskah hanya menceritakan seorang tokoh yang sangat sakti bernama Tiyo Gong Hien yang membalas dendam kepada pemerintahan Lam Tong Hien di negara Pan Lung, karena ayahnya yang bernama Tiyo Ji Sun menderita sakit karena ulah dari Lam Tong Hien yang mengadakan pemberontakan besar-besaran. Akhirnya Tiyo Gong Hien mengadakan perlawanan terhadap pemerintahan Lam Tong Hien, dan Tiyo Gong Hien menjadi buronan di Negara Pan Lung. Pada naskah ini penulisan teks belum selesai, cerita hanya berkisar pada perja-lanan Tiyo Gong Hien yang mengadakan perlawanan prajurit-prajurit negara Pan Lung, karena berkat kesaktian Tiyo Gong Hien maka pasukan pemerintahan Lam Tong Hien menderita kalah. Naskah ini tidak ada kolofon, sehingga kesulitan dalam menentukan kapan tarikh dan tempat penulisannya, tetapi pada h. 71, 98, 231, 258, 259 terdapat keterangan cap Toko 'Go Ping An' Srengat Blitar, dengan angka tahun 1896. Jadi dapat diduga naskah ini disalin oleh Go Ping An yang membuka toko buku di Srengat, Blitar yang ditulis pada tahun l896. Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) sinom; (3) kinanthi; (4) pucung; (5) pangkur; (6) durma; (7) megatruh; (8) dhandhanggula; (9) asmarandana; (10) sinom; (11) kinanthi; (12) megatruh; (13) asmarandana; (14) pangkur; (15) dhandhanggula; (16) pucung; (17) sinom; (18) asmarandana; (19) kinanthi; (20) mijil; (21) megatruh; (22) dhandhanggula; (23) pucung; (24) sinom; (25) pangkur; (26) megatruh; (27) asmarandana; (28) kinanthi; (29) sinom; (30) pucung; (31) dhandhanggula; (32) durma; (33) kinanthi; (34) asmarandana; (35) sinom; (36) pangkur; (37) durma; (38) dhandhanggula; (39) pucung; (40) asmarandana; (41) megatruh; (42) durma; (43) sinom; (44) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CT.17-CT 23
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini disalin pada hari Kamis tanggal 8 Rejeb, Je dengan sengkalan: 'Catur Murti Naga Bumi'. Padanan sengkalan tersebut adalah tahun 1884, namun tahun tersebut tidak mungkin dianggap sebagai tahun Jawa, walaupun dikatakan Je, karen; bertepatan dengan 1952 Masehi, tigapuluhan tahun setelah naskah dikoleksikan olel Pigeaud. Menurut kami yang dimaksud adalah tahun Masehi 1884, yang kebetular bertepatan dengan tahun Jawa 1804, ialah warsa Je. Cerita yang disalin dalam naskah ini belum selesai sebagaimana tertulis dalam h.341, getun seh ora tutuk. Ringkasan cerita ini telah dibuat oleh Mandrasastra, kini tersimpan bersama naskah induk di FSUI. Teks ini menceritakan keadaan negara Cina pada zaman lima raja, dengan menitikberatkan tokoh Cin Syok Po. Oleh karena itu kami beri judul Cariyosipun Cin Syok Po. Daftar pupuh: (1) asmarandana; (2) dhandhanggula; (3) sinom; (4) maskumambang; (5) megatruh; (6) pangkur; (7) durma; (8) kinanthi; (9) pucung; (10) asmarandana; (11) sinom; (12) maskumambang; (13) pangkur; (14) dhandhanggula; (15) kinanthi; (16) pucung; (17) pangkur; (18) gambuh; (19) dhandhanggula; (20) megatruh; (21) sinom; (22) pangkur; (23) mijil; (24) kinanthi; (25) durma; (26) asmarandana; (27) maskumambang; (28) pangkur; (29) dhandhanggula; (30) pucung; (31) sinom; (32) asmarandana; (33) pangkur; (34) megatruh; (35) maskumambang; (36) dhandhanggula; (37) durma; (38) asmarandana; (39) sinom; (40) kinanthi; (41) dhandhanggula; (42) asmarandana; (43) pangkur; (44) pucung; (45) sinom; (46) dhandhanggula; (47) asmarandana; (48) gambuh; (49) sinom; (50) kinanthi; (51) durma; (52) gambuh; (53) pangkur; (54) dhandhanggula; (55) durma; (56) pangkur; (57) asmarandana; (58) megatruh; (59) dhandhanggula; (60) pucung; (61) pangkur; (62) durma; (63) asmarandana; (64) sinom; (65) pangkur; (66) gambuh; (67) dhandhanggula; (68) pangkur; (69) asmarandana; (70) dhandhanggula; (71) pangkur; (72) dhandhanggula; (73) pucung; (74) durma; (75) sinom; (76) asmarandana; (77) dhandhanggula."
[place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CT.6-NR 320
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan lanjutan FSUI/CT.19. Lihat deskripsi naskah FSUI/CT.18 untuk keterangan selanjutnya. Dalam jilid ini teks menceritakan Bi Tyang Lyap jatuh hati pada Pik Gyok Song, saudara perempuan Li Ting San. Untuk mencapai maksudnya, Bi Tyang Lyap memperdayai Li Ting San. Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) pangkur; (3) durma; (4) megatruh; (5) asmarandana; (6) dhandhanggula; (7) pangkur; (8) kinanthi; (9) sinom; (10) dhandhanggula; (11) mijil; (12) asmarandana; (13) pangkur; (14) durma; (15) dhandhanggula; (16) megatruh; (17) dhandhanggula; (18) asmarandana; (19) sinom; (20) durma; (21) dhandhanggula; (22) mijil; (23) sinom; (24) kinanthi; (25) megatruh; (26) asmarandana; (27) dhandhanggula; (28) durma; (29) pangkur; (30) asmarandana; (31) sinom; (32) pangkur; (33) dhandhanggula; (34) kinanthi; (35) megatruh; (36) durma; (37) asmarandana; (38) pangkur; (39) durma; (40) kinanthi; (41) dhandhanggula; (42) pangkur; (43) durma; (44) asmarandana; (45) megatruh; (46) durma; (47) dhandhanggula; (48) sinom; (49) kinanthi; (50) dhandhanggula; (51) mijil; (52) asmarandana."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CT.20-NR 143
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks cerita Tionghoa (penyunting belum bisa memastikan judulnya), diceritakan peperangan antara Senapati Lo Dong melawan Dewi Tas Yan Tong. Lo Dong kalah, karena dapat dijerat dengan jimat yang berupa rajut, lalu dibawa ke pesanggrahan Dewi Tas Yan Tong. Senapati Tik San membela senapati Lo Dong, tetapi akhirnya kalah, dapat ditangkap dan dijadikan satu dengan Lo Dong. Pada saat itu Dewi Tas Yan Tong jatuh cinta pada Tik San, tetapi Tik San tidak menanggapinya, malah masih tetap menganggapnya sebagai musuh. Karena cintanya ditolak, Dewi Tas Yan Tong memerintahkan kepada bala tentaranya untuk membunuh Lo Dong dan Tik San. Tersebutlah, ketika Tik San akan dibunuh, sebagian bala tentaranya berhasil meloloskan diri dan memberitahukan kepada adik Tik San yang bernama Dewi Kan Kiem, bahwa Tik San akan dibunuh. Dewi Kan Kiem sangat marah, dan ingin membela kakaknya, tetapi dilarang oleh ibunya, bernama Dewi Lim. Sebaliknya Dewi Kan Kiem disuruh membujuk kakaknya agar menuruti kemauan Dewi Tas Yan Tong. Teks diakhiri dengan peperangan antara prajurit Tong Tya melawan Wa Lyong hingga kisah wafatnya Raja Tong Tya, yang kemudian digantikan oleh putra mahkota. Keterangan penyalinan tidak diterhukan dalam naskah ini, namun melihat jenis kertas dan gaya penulisan, diperkirakan naskah dibuat pada sekitar awal abad ke-20. Keterangan selanjutnya lihat MSB/L.409, L.410 dan FSUI/CT.10-13. Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) mijil; (3) pangkur; (4) asmarandana; (5) durma; (6) megatruh; (7) asmarandana; (8) dhandhanggula; (9) pucung; (10) pangkur; (11) dhandhanggula; (12) maskumambang; (13) pangkur; (14) dhandhanggula; (15) durma; (16) asmarandana; (17) sinom; (18) mijil; (19) dhandhanggula; (20) kinanthi; (21) sinom; (22) pucung; (23) dhandhanggula; (24) asmarandana; (25) kinanthi; (26) pangkur; (27) maskumambang; (28) durma; (29) megatruh; (30) pangkur; (31) dhandhanggula; (32) asmarandana; (33) kinanthi; (34) durma; (35) sinom; (36) pangkur; (37) asmarandana; (38) maskumambang; (39) dhandhanggula; (40) asmarandana; (41) sinom; (42) mijil; (43) kinanthi; (44) asmarandana; (45) megatruh; (46) pangkur; (47) durma; (48) asmarandana; (49) maskumambang; (50) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CT.2-NR 530
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini menceritakan kekalahan bala tentara Pik Bun Liong sampai dengan sidang lanjutan terhadap Hong Pya (setelah itu teks tidak terbaca karena robek). Ringkasan oleh Mandrasastra tersimpan di FSUI bersama naskahnya. Daftar pupuh: (1) pangkur; (2) pucung; (3) durma; (4) dhandhanggula; (5) kinanthi; (6) sinom; (7) pucung; (8) pangkur."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CT.5-NR 254
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks jilid ketujuh dari ceritera Sam Kok. Isi teks menceriterakan Pangeran Lao Pi Hyan Tik yang berkuasa di Lok Siya dan haus akan kekuasaan. Semua kerajaan ditaklukan olehnya. Cerita berkisar pada strategi yang dibuat oleh Lao Pi Hyan Tik, untuk mengalahkan musuh-musuhnya. Ada satu kerajaan yang kuat di Hi Ta, di bawah kekuasaan Prabu Co Jo yang sangat sakti, tetapi Prabu Co Jo dapat dikalahkan oleh Pangeran Lao Pi Hyan Tik. Akhirnya Pangeran Lao Pi Hyan Tik menjadi raja di Tiyong Jian dengan gelar Han Tiyong Ong. Cerita masih bersambung ke jilid kedelapan, FSUI/CS.8. Jilid-jilid lain dalam seri ini tidak ada dalam koleksi. Bandingkan juga dengan FSUI/CS.16 untuk naskah Sam Kok lain. Naskah disalin oleh Babah En Be El ('N.B.L'), yang tinggal di Sasradilagan, Yogyakarta. Penyalinannya selesai tanggal 5 Juli 1904. Pada h.i dan 610, terdapat setempel melingkar warna merah dengan tulisan Cina dan WYKMEESTER LIE BIAN LIANG, kemungkinan naskah ini awal mulanya merupakan milik orang tersebut, yang namanya mengandung huruf B dan L dari N.B.L tersebut. Tetapi mengenai keberadaan naskah ini, sesuai dengan catatan pada h.i, Pigeaud memperolehnya dari Raden Cakradiharja, di Nataprajan, Yogyakarta, pada tanggal 29 Juni 1938 di Yogyakarta. Cerita ini juga telah dibuatkan ringkasan oleh Mandrasastra pada bulan November 1938, kini tersimpan bersama naskah aslinya di FSUI. Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) pucung; (3) asmarandana; (4) pangkur; (5) mijil; (6) durma; (7) pangkur; (8) sinom; (9) kinanthi; (10) durma; (11) asmarandana; (12) sinom; (13) mijil; (14) asmarandana; (15) dhandhanggula; (16) sinom; (17) pangkur; (18) pucung; (19) durma; (20) man; (21) pangkur; (22) asmarandana; (23) man; (24) duduk; (25) mijil; (26) durma; (27) pangkur; (28) durma; (29) man; (30) sinom; (31) kinanthi; (32) durma; (33) pangkur; (34) asmarandana; (35) sinom; (36) pangkur; (37) pucung; (38) durma; (39) sinom; (40) durma; (41) pangkur; (42) sinom; (43) kinanthi; (44) dhandhanggula; (45) durma; (46) maskumambang; (47) pangkur; (48) durma; (49) sinom; (50) durma; (51) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CT.7-NR 322
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan jilid kedelapan dari seri naskah berisikan cerita Sam Kok. Pada h.l disebutkan bahwa naskah ini ditulis oleh Babah En Be El ('N.B.L'), yang tinggal di Sasradilagan, Yogyakarta (seperti naskah CT.7). Sedangkan pada h.658 tertulis tanggal yang kemungkinan merupakan tanggal selesainya penyalinan, yakni tanggal 15/9 1904. Dalam mukadimah disebutkan pula bahwa penyalinan dimulai pada bulan Juli 1904. Pada h.i disebutkan Jumenengnipun Prabu Liam Ja Fuk Yi Tyong Jyan dumugi Gong Bi pukul nagri Lam Ban, jujuluk Mahaprabu Bi Hik. Cerita dimulai dari peperangan di Han Tyong yang menyebabkan sang Gwi Ong Co Jo melarikan diri, dan sang Lo Hyan Tik menjadi raja di negara Tyong Jyan, dan diakhiri dengan penyerangan ke negara Lam Ban. Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) kinanthi; (3) pangkur; (4) pangkur; (5) sinom; (6) kinanthi; (7) durma; (8) mijil; (9) pangkur; (10) asmarandana; (11) pucung; (12) sinom; (13) dhandhanggula; (14) mijil; (15) pangkur; (16) durma; (17) megatruh; (18) sinom; (19) mijil; (20) asmarandana; (21) kinanthi; (22) dhandhanggula; (23) dhandhanggula; (24) sinom; (25) pangkur; (26) gambuh; (27) durma; (28) kinanthi; (29) dhandhanggula; (30) pangkur; (31) sinom; (32) kinanthi; (33) mijil; (34) durma; (35) sinom; (36) asmarandana; (37) durma; (38) dhandhanggula; (39) pucung; (40) megatruh; (41) pangkur; (42) sinom; (43) durma; (44) dhandhanggula; (45) durma; (46) pangkur; (47) pucung; (48) megatruh; (49) sinom; (50) kinanthi; (51) mijil; (52) dhandhanggula; (53) sinom; (54) kinanthi; (55) pangkur; (56) durma; (57) kinanthi; (58) durma; (59) sinom."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CT.8-NR 321
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan saduran dari ceritera wayang thithi yang dipergelarkan di rumah seorang bupati yang beralamat di Pringgasantan, Yogyakarta. Penyalinan (maupun penulisan teks asli?) dilakukan oleh Li Ca Gwong di tempat yang sama pada tahun 1898 dan 1907. Pada naskah ini memuat empat teks lakon, yaitu:Cariyos Negara Ngindhu, Cariyos Wyang Ca Kun, Cariyos Sam Pek Eng Tay, dan Cariyos Tong Tya: Naskah ini dihiasi beberapa gambar (lihat Gbr. 28 & 29 pada h.384 & 394 jilid ini.) Adapun mengenai ceriteranya seperti di bawah ini. Teks pertama menceriterakan keadaan negeri Ngindu dengan rajanya bernama Sayit Ngumar Ngus Magribi yang mempunyai putri cantik yang dipersunting oleh Raja Muda. Sang Raja mengutus anak menantunya untuk menggempur seorang prajurit bernama Murthado yang telah lama tidak menghadap sang Raja. Selama melaksanakan tugas ini, Raja Muda menerima laporan dari seorang prajurit bernama Ulo bahwa permaisuri telah menyeleweng dengan bala tentara Ngindu. Atas kebijaksanaan Raja Muda, permaisuri yang sedang mengandung diusir dari negerinya. Permaisuri hidup mengembara di hutan dan ditemani oleh seekor menjangan putih yang mencarikan makanan setiap hari. Sesudah beberapa lama Raja Muda bertukar pikiran dengan adiknya bernama Dhingdhar, yang menjadi raja di negara Malebar, maka diputuskan untuk mencari permaisuri. Berjumpalah Raja Muda dengan istrinya yang telah melahirkan anaknya dan dibawa kembali ke kerajaan. Ceritera diakhiri dengan kisah dua orang warga Ngindu yang berpetualang pergi ke negeri Cina dan Mekah. Setelah berhasil mereka kembali ke Ngindu. Naskah bagian ini selesai disalin pada tanggal 17 Mei 1907. Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) maskumambang; (3) sinom; (4) asmarandana; (5) megatruh; (6) kinanthi; (7) dhandhanggula. Cariyosipun Wyang Ca Kun menceriterakan Wyang Ca Kun, anak Raja Wyang Tyo di negara Tat Syu yang sangat cantik dan sakti. Pada suatu ketika raja dari negara Ta Hen yang bernama Pa Ong Tehan bermimpi ketemu dengan Wyang Ca Kun, sehingga sang Raja itu menyuruh seorang patihnya bernama Ma Tyag Syu. Sesampainya di Tat Syu, Ma Tyag Syu gagal meminang Wang Ca Kun karena keahlian Wyang Ca Kun mengelabuhi Ma Tyag Syu. Ceritera diakhiri dengan Wyang Ca Kun berpesta minum arak, serta bersemedi mendekatkan diri pada Hyang Widhi. Pada teks ini juga diceriterakan tentang pertanda orang mimpi, mimpi baik maupun buruk. Naskah disalin antara 22 Mei-26 Juni 1907. Daftar pupuh: (8) dhandhanggula; (9) mijil; (10) pucung; (11) pangkur; (12) asmarandana; (13) maskumambang; (14) sinom; (15) maskumambang; (16) kinanthi; (17) durma; (18) dhandhanggula; (19) pangkur; (20) durma; (21) gambuh; (22) asmarandana; (23) sinom; (24) dhandhanggula; (25) kinanthi; (26) pangkur; (27) pucung; (28) maskumambang; (29) sal; (30) megatruh; (31) dhandhanggula; (32) pangkur. Cariyosipun Sam Pek Eng Tay mengisahkan percintaan dua remaja yang bernama Sam Pek dari Bu Chu dan Eng Tay (anak dari Ni Cukong dari negara Wat Cyu), hubungan asmara ini tidak disetujui oleh orang tua Eng Tay, karena Eng Tay sudah dijodohkan dengan Mac Tyu (Ma Mun Cay). Mendengar hal tersebut Sam Pek menderita sakit dan meninggal. Eng Tay menyusul Sam Pek dengan bunuh diri masuk ke dalam liang kubur Sam Pek. Naskah bagian ini selesai disalin pada tanggal 14 Juli 1907. Daftar pupuh: (33) asmarandana; (34) kinanthi; (35) sinom; (36) gambuh; (37) pucung; (38) kinanthi; (39) mijil; (40) megatruh; (41) maskumambang; (42) pangkur; (43) durma; (44) sal. Sedangkan pada Cariyos Tong Tya, tersebutlah negara Tong Tya dengan rajanya bernama Li Si Bin. Li Si Bin memerintah dengan sangat adil dan makmur. Di negara Tong Tya ini ada beberapa pendekar perang seperti Li Tong Cong, Seh Jin Kwi, dan Cin Hwa Gyok, tetapi pendekar yang terkenal adalah Seh Jin Kwi dan Cin Hwa Gyok. Pada suatu ketika terjadi konflik dalam negeri yaitu ketika Seh Jin Kwi oleh Li Tong Cong dituduh membunuh anak menantu Li Si Bin dan Seh Jin Kwi dipenjara. Ceritera diakhiri dengan peperangan antara negara Tong Tya dengan negara Sang Hyang Sang. Karena negara Tong Tya tidak ada pendekar-pendekar perang, maka Seh Jin Kwi oleh sang raja dikeluarkan dari penjara untuk berperang melawan tentara negara Sang Hyang Sang yang dipimpin oleh Sa Po Tong. Peperangan ini dimenangkan oleh negara Tong Tya yang dipimpin oleh pendekar perang Seh Jin Kwi dan Cin Hwa Gyok. Dalam peperangan ini kedua belah pihak telah banyak menggunakan jimat-jimat kesaktiannya masing-masing. Cin Hwa Gyok gugur dalam perang ini terkena pedangnya sendiri, begitu juga para pendekar-pendekar dari negara Sang Hyang Sang banyak yang gugur di medan perang. Bagian naskah ini lebih tua daripada bagian-bagian depan, karena disalin pada bulan November 1898. Daftar pupuh: (45) asmarandana; (46) dhandhanggula; (47) pangkur; (48) maskumambang; (49) kinanthi; (50) megatruh; (51) sinom; (52) pucung; (53) pangkur; (54) mijil; (55) dhandhanggula; (56) asmarandana; (57) kinanthi; (58) pangkur; (59) durma; (60) dhandhanggula; (61) pangkur; (62) megatruh; (63) mijil; (64) dhandhanggula; (65) asmarandana; (66) maskumambang; (67) kinanthi; (68) dhandhanggula; (69) pangkur; (70) asmarandana; (71) megatruh. Pada halaman-halaman bagian depan naskah ini terdapat pengetan mengenai teriadinya lindu dan gerhana bulan yang disaksikan oleh penyalin naskah ini pada tahun 1909,1912, 1921, 1933."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CT.9-NR 340
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>