Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4223 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pangeran Wijil II
"Naskah ini terdiri dari dua teks. Teks pertama (h. 1-102), berisi cerita sejarah para empu di Tanah Jawa, konon ditulis oleh Pangeran Wijil II dari Kadilangu. Teks macapat ini, tersusun dalam delapan pupuh, diberi judul Cariyos Para Empu ing Tanah Jccwi, atau Sajarah Para Empu. Bandingkan FSU17KR.9 untuk eksemplar lain teks ini. Teks kedua (h. 102-123) berbentuk prosa, menceriterakan awal mula pembuatan senjata-senjata, serta dhapur keris, berikut pembuatnya yang pertama. Di bawah teks terdapat keterangan: selanjutnya bersambung pada masalah pamor yang baik dan yang jelek, tidak diketahui teks atau naskah mana yang dimaksud. Berdasar keterangan yang terdapat pada h. 1, naskah ini diperoleh Pigeaud dari Van den Gracht pada tanggal 21 Desember 1929. Dibuat ringkasannya pada bulan Juli 1930 (terlampir bersama naskah). Tidak dijumpai keterangan tentang penyalin dan tarikh penyalinan naskah, tetapi diperkirakan sekitar akhir abad ke-19, mungkin di Surakarta. Catatan tambahan dengan pensil pada h.l, menyebutkan nama Candraprajaka ? salah seorang pemilik naskah ini jaman dahulu?. Keterangan selanjutnya, lihat juga FSUI/KR.9."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
KR.3-NR 75
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah terdiri dari dua teks, yaitu: Sejarah Empu (h.1-57), berisi kisah sejarah Empu Ramayadi, putra sang Hyang Prawa (keturunan sang Hyang Ening) sampai dengan Empu Brajaguna II dari Kartasura. Teks ini disalin dari naskah pegon milik Kasan Ngali, pada tanggal 16 Januari 1877 sampai dengan tanggal 21 Maret 1877. Penyalin teks bernama Sardama Sastrareja. Teks kedua adalah Carita Babad Mangir (h. 5 8-67), berisi kisah sejarah putra ke-25 Raja Majapahit terakhir, bernama Raden Gugur yang menurunkan Kyai Ageng Mangir. Tidak ada keterangan mengenai sumber teks, nama penyalin maupun tempat dan tarikh penyalinannya. Namun demikian, berdasarkan persamaan bentuk huruf teks ini dengan teks pertama, tampaknya penyalin teks kedua ini sama dengan penyalin teks pertama. Naskah ini mirip dengan naskah MSB/F.17 dan F.22. Tentang Sajarah Empu, lihat pula Pratelan II: 284. Naskah ini dibeli Pigeaud dari R.M. Tandhapranawa di Yogyakarta, pada tanggal 22 Oktober 1934. Naskah telah pula dibuatkan salinan alih aksaranya (lihat FSUI/KR.9). Mandrasastra membuat ringkasan dan daftar kata-kata dari naskah ini. Ringkasan sebanyak 7 halaman tersebut dimikrofilm bersama naskah ini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
KR.8-NR 276
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan salinan alih aksara ketik dari naskah FSUI/KR.8, disalin oleh staf Panti Boedaja sekitar tahun 1930. Lihat LOr 6690 untuk tembusan karbon naskah ketikan ini. Keterangan lebih lanjut lihat KR.8."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
KR.9-G 82
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks yang menguraikan tentang para empu pembuat keris, bentuk keris yang baik, pamor, sifat keris dan kegunaannya juga dilengkapi dengan gambar dan rincian mengenai bagian keris lengkap dengan keterangnnya. Daftar pupuh sebagai berikut: 1. Dhandhanggula; 2. Asmarandana; 3. Pangkur; 4. Maskumambang; 5. Mijil; 6. Sinom; 7. Asmarandana; 8. Sinom; 9. Megatruh; 10. Pucung; 11. Gambuh; 12. Sinom."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
KR.1-KS 74
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Jifí Jakl
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
909 UI-WACANA 18:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Sorang Afril Srihayati
"Kebijakan embargo senjata yang diterapkan Barat kepada China menjadikan Rusia sebagai satu-satunya partner China dalam kerjasama transfer persenjataan. Kondisi ini menjadikan Rusia memiliki peranan yang sangat signifikan dalam upaya peningkatan kekuatan militer China. Namun demikian, transfer persenjataan China dari Rusia terus-menerus menurun pada periode 2006- 2010 sekalipun China masih tetap berusaha untuk meningkatkan kekuatan militernya. Bila nilai transfer ini diteliti lebih lanjut, ternyata hanya sistem persenjataan pesawat dan kapal yang memiliki nilai transfer yang menurun. Ini dikarenakan China kini lebih memilih untuk mengembangkan sendiri sistem persenjataannya dan hanya membeli komponen persenjataan yang belum mampu diproduksinya secara domestik.

The policy of Western states to apply arms embargo to China makes Russia as the only partner for China in the cooperation of arms transfer. This condition makes Russia has a very significant role in China?s effort in increasing its military power. Yet, the value of China?s arms transfer from Russia keeps decreasing in period 2006-2010 although China is still trying to increase its military power. If we look deeper to the explanation of the arms transfer, only aircraft and ships which have the decreasing values of arms transfer in this period. This situation happens because China now prefers developing its own weapon systems and only buys the arms components in which it is still not able to produce domestically."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
London: Macmillan Press , 1998
341.734 NUC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Yunus
"Upaya pelarangan senjata kimia telah dimulai sejak lebih dari satu abad yang lalu. Tahun 1874 negara-negara Eropa sepakat mengeluarkan Deklarasi Brussel yang melarang penggunaan racun dan peluru beracun dalam perang. Tahap berikutnya telah ditandatangani deklarasi dalam Konferensi Den Haag tahun 1899 yang mengutuk penggunaan proyektil tunggal yang merupakan difusi dari gas-gas asphyxiating (pencekik pernafasan) atau deleterious (merusak).
Meskipun telah ada deklarasi-deklarasi tersebut, namun senjata kimia tetap dipakai dalam Perang Dunia I yang telah mengakibatkan korban jiwa lebih dari 100.000 jiwa dan satu juta orang cedera. Pada tahun 1925, Protokol Jenewa telah ditandatangani guna melarang penggunaan gas-gas yang bersifat asphyxiating dan beracun. Namun protokol ini tidak melarang pengembangan, produksi, penimbunan atau penyebarannya serta mekanisme penanganan apabila terjadi pelanggaran. Pada tanggal 3 September 1992, Konferensi Perlucutan Senjata di Jenewa berhasil merampungkan negosiasi dan mengesahkan teks Konvensi Senjata Kimia (the Conventionon the Prohibition of the Development, Production, Stockpiling and Use of Chemical Weapons and on Their Destruction).
Pemerintah Indonesia telah menandatangani Konvensi tersebut dan meratifikasi dengan Undang-Undang No.6 tahun 1998. Saat ini Indonesia memang bukan termasuk negara yang memiliki dan mampu membuat senjata kimia. Keputusan Pemerintah untuk meratifikasi Konvensi telah menimbulkan spekulasi yang perlu dijelaskan dan didiseminasikan secara nasional. Ada yang beranggapan keputusan Pemerintah merupakan keputusan yang tergesa-gesa dan belum perlu, karena Indonesia belum memiliki teknologi persenjataan yang diklasifikasikan dalam Konvensi. Adapula yang beranggapan keputusan ratifikasi merupakan keinginan negara-negara besar yang memiliki kepentingan tertentu dengan Indonesia. Kesimpangsiuran keputusan ratifikasi Pemerintah membuat Penulis tertarik untuk membahasnya lebih jauh.
Dalam Tesis ini Penulis berusaha untuk menjelaskan permasalahan Senjata Kimia dalam kerangka kepentingan Indonesia yang menerapkan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Apabila dikaitkan dengan sifat politik luar negeri seperti itu, maka akan terlihat beberapa alternatif yang muncul berkenaan dengan keputusan ratifikasi, seperti adanya tekanan untuk menaati rejim Konvensi dan Verifikasi atau suatu usaha untuk melindungi perekonomian Indonesia yang memang banyak mengkonsumsi bahan kimia.
Dalam proses penulisan tesis ini, penulis mengambil data dan referensi yang berasal dari buku, jurnal, buletin, surat kabar, dokumen tertulis lain dan sedikit wawancara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catu Ninik Wijanarni
"ABSTRAK
Kesehatan merupakan faklor paling utama dalam kehidupan. baik bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa. Bioterorisme merupakan ancaman yang harus diantisipasi oleh setiap negara, termasuk Indonesia. Tanpa kesiapan yang memadai, dapat menimbulkan gangguan diberbagai bidang. Selain gangguan keamanan, juga berdampak pada industri perunggasan, peternakan, kegiatan pariwisata, tenaga kerja (meningkatnya jumlah pengangguran), sosial-ekonomi, politis, dan gangguan terhadap pemenuhan kebutuhan hak-hak dasar manusia, terutama kesehatan. Merebaknya wabah penyakit menular di Indonesia erat kaitannya dengan praktik terorisme, seperti wabah flu burung ,wabah antraks maupun wabah polio(lumpuh layu)_ Penggunaan senjata biologi ini sangat mungkin dilakukan dan mempunyai dampak yang sangat mengerikan karena dijalarkan melalui kontaminasi, visibilitas rendah,daya kembang yang tinggi, mudah didapat, bisa dikembangkan dengan biaya yang murah dan penyebarannya cukup mudah serta tidak berakibat pada struktur yang ada. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis melalui peneliliaan kepustakaan dan survey lapangan serta wawancara dengan para pakar untuk mendapatkan datalinformasi. Dan sebagian menggunakan pendekatan kuanlitatif, yakni teknik Analitical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan alternatif strategi berupa saran yang sebaiknya digunakan untuk menghadapi potensi ancaman senjata biologi sebagai upaya dalam menunjang Ketahanan Nasional Indonesia, maka diperoleh beberapa alternatif cara sebagai berikut:
Alternatif pertama adalah Segera membuat Undang-undang secara khusus yang menangani akibal kejahatan senjata biologi. Alternatif kedua adalah Memperketat sistem keamanan terhadap laboratorium-laboratorium yang terindikasi dapat membuat senjata biologi. Alternatif ketiga adalah Kerja sama dengan seluruh instansi terkait di tingkat nasional dan mengadakan jaringan kerjasama internasional.

ABSTRACT
Health is the most important thing in human life, for our life, family, society, and our nation. Bioterrorism is the threat that to be anticipated by all countries including also Indonesia. With not enough preparedness will impact on various sector.In addition to security threat also will impact on the poultry husbandry, animal husbandry, tourism, labor force (increasing jobless quantity), socio economic, politics, and effect on unfulfilled the basic requirements, mainly on the health. The spread of disease (epidemic) in Indonesia is suspected link closely to terrorism threat, e.g. bird flue, anthrax also polio. Using biological weapon is possible implemented and will lead to worst condition because disseminate by contamination, low visibility, high potency, easy for delivery, developed with low cost and easy to spread and also will cause no damage to existing infrastructure. The method used for this research is analytical descriptive using library study, field survey and interviewing with expert to get the data and information. In addition also quantitative approach using Analytical Hierarchy Process (AHP) to determine alternative strategy and suggestion for facing the threat of biological weapon in order supporting Indonesian National Resilience. hence obtained several alternatives as follows : The first alternative is to make regulation or law urgently and specifically on the crime of biological weapon. The second alternative is to make strictly security system on the laboratories that potentially can be used for producing biological weapon. The third alternative is build cooperation of all the related institution on the national level and expanded further with internationally cooperation.
"
2007
T20751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Identification of some chemicals weapons in the water and organic sample has been carried out during 21th proficiency testing conducted by OPCW (Organisation prohibition of chemical weapon)"
JSTA 11:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>