Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5188 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Teks berisi kisah Kurawa yang berusaha membunuh Pandawa. Pertama-tama Bratasena dibuat mabuk, dan dimasukkan ke sumur Jalatunda. Saudara-saudara Bratasena diundang ke Astina, dengan alasan akan diadakan penyerahan separuh negara. Sambil menunggu kedatangan Bratasena, Puntadewa disuruh mengatur ketandan, Arjuna menjual kapur sirih, Nakula dan Sadewa menggembalakan kambing dan itik. Raksasa Batangsidalancang, penjaga gada kepunyaan Bratasena, marah ketika gada itu diangkat oleh Kurawa untuk dipukulkan kepada Puntadewa. Pihak Kurawa mengadakan sayembara untuk mencari orang yang sanggup mengangkat gada itu. Hyang Antaboga menyuruh Bratasena mengikuti sayembara tersebut dengan minta imbalan separuh negara Astina. Bratasena kemudian diubah wujudnya menjadi anak berusia sembilan tahun. Teks berakhir dengan kisah penyerangan para Kurawa ketika Bratasena berusaha menagih janji setelah berhasil mengangkat gada tersebut. Cerita ini juga disebutkan dalam MSB/W.25 dan W.28, dengan judul Lakon Pandawa Dulit. Dalam sumber-sumber lain, teks juga dikenal dengan judul Lakon Bondhan Paksa Jandhu. Keterangan penyalinan naskah ini tidak ditemukan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.23-A 41.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini merupakan buku panduan pergelaran wayang orang di Keraton Yogyakarta pada masa pemerintahan HB VIII dalam rangka menghormati tamunya, Residen P. Westra, di Yogyakarta pada tanggal 26 Februari 1932. Adapun lakon dalam pergelaran wayang orang tersebut adalah Parta Krama. Diawali dengan “Jejer Kayangan” sampai dengan “Dewi Wara Sembadra Pralaya”."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BKL.1116-WY 62
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah merupakan alih aksara ketikan dari FSUI/WY.68. Penyalinan dikerjakan di Yogyakarta sebanyak empat eksemplar oleh staf Pigeaud pada Oktober 1933. Keterangan referensi dan isi selengkapnya, lihat deskripsi naskah WY.68."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.54-A 33.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Isi teks ini menceritakan tentang sayembara memperebutkan putri Raja Gending Kapitu, yang bernama Retna Kuntul Wilanten. Barang siapa dapat merebutnya, kelak akan menang dalam perang Baratayudha. Pada saat yang ditentukan, para raja dan para satriya datang di negeri Gending Kapitu untuk mengikuti sayembara tersebut. Raja dan satriya tersebut antara lain: Prabu Kresna, Darmaputra, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa, Durna, Arya Sengkuni, Duryodana, Dursasana, dan lain-lainnya. Setelah semua berkumpul di hadapan Raja Gending Kapitu beserta permaisuri dan putrinya, sang raja lalu memerintahkan putrinya untuk memilih salah satu di antara mereka, yang berkenan di hatinya. Sang putri berkata bahwa dia akan memasuki gua garba mereka masing-masing, untuk mengetahui sifat-sifat mereka. Retna Kuntul Wilanten berturut-turut masuk ke gua garba Duryodana, Dursasana, Karna, Jayajatra, Durna, Kresna, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Kesemuanya tidak ada yang berkenan di hatinya, karena masing-masing mempunyai cacat. Setelah sang putri masuk ke dalam gua garba Darmaputra, dia lalu memilihnya, karena ternyata dalam diri Darmaputra suci tiada noda. Naskah ini merupakan salinan Lagutama dari naskah induk karya K.P-Kusumadilaga, keterangan tarikh penulisan naskah asli tidak diketahui. Pada h.58 disebutkan bahwa naskah ini disalin pada tanggal 8 Jumadilawal 1864 (30 Agustus 1933). Naskah diterima Pigeaud di Surakarta pada September 1933 dari Lagutama sendiri (h.i). Oleh staf Pigeaud, teks dialihaksara ketik sebanyak empat eksemplar pada Oktober 1933 (lihat FSUI/WY.54)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.68-K 14.05
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Serat Pakem Ringgit Purwa ini menceritakan perdebatan antara antara Prabu Dewa Amral dengan Prabu Kresnasasra, tentang ulah puja dan ulah praja. Prabu Dewa Amral bertanya pada Prabu Kresnasasra tentang kebatinan, yang meliputi: 1. Titah itu tempatnya di marcapada; 2. Luas surau untuk bersemadi; 3. Ilmu kebatinan; 4. Aturan-aturan di surau; 5. Inti kehidupan; 6. Apa yang disebut keutamaan; 7. Aturan tentang keutamaan; 8. Manusia yang bertabiat baik dan buruk; 9. Perbuatan lahir. Prabu Dewa Amral berkata, ulah praja itu masih kalah jika dibandingkan dengan ulahpuja. Oleh karena itu utamakanlah ulah puja. Naskah ini diterima Pigeaud dari R. Pujaharja pada November 1929, sedangkan R. Pujaharja menerima informasi dari dalang Wiradumraksa. Keterangan penulisan/penyalinan tidak diketahui secara pasti."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.94-A 18.06
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi teks ringkasan yang dibuat oleh Mandrasastra dari sebuah naskah induk yang kemungkinan diterima Ir. Moens dari Widiprayitna, seorang dalang d Sentolo.Ringkasan dikerjakan pada bulan Juni 1934 (h.i). Kini keberadaan naskah asli belum diketahui secara pasti. Pada naskah juga dijumpai sehelai kertas yang ditulis oleh R.M.Ng. Sumahatmaka pada bulan Juli 1934, menerangkan tentang wanda raksasa Cakil, terbagi menjadi 3 macam, yaitu: Klartthang Mimis, Banyak Calora, dan Gendir Penjalin. Juga terdapat catatan kecil yang tak bisa terbaca dan telah dicoret memakai pensil (bandingkan WY.56c). Teks Kunjana Kresna diawali dengan kisah Raden Nayarana memohon doa restu kepada ayahnya, Prabu Basudewa, untuk merebut negara Dwarawati. Prabu Basudewa mengadakan sayembara, bagi mereka yang dapat mempersembahkan Sri Singa Janma (raja manusia berwajah singa), akan diambil menjadi menantu, mendapatkan Rara Ireng. Cerita berakhir dengan keberhasilan Raden Nayarana merebut negara Dwarawati."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.117-A 37.04
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
R.Ng. (Raden Ngabehi) Ranggawarsita
"Buku ini berisi cerita wayang purwa dengan lakon: Bangbang Swihastha, karya Ranggawarsita. Tokoh Bambang Dwihastha adalah putra Dyah Yogawati dan cucu Bagawan Yogiyasa. Sebenarnya Bambang Dwihastha adalah putra Arjuna. Dwihastha ingin bertemu dengan Arjuna (ayahnya) di tengah jalan bersua dengan Prabu Bisaka yang hendak ke Dwasawati. Prabi bisaka minta pertolongan Kresna untuk berperang melawan Prabu Gajah Marapah yang menguasai istananya. Prabu Gajah Marapah dapat dikalahkan. Bambang Dwihastha dikawinkan dengan Bisawati, putri Prabu Bisaka, dan Bisakesi putri patih Bisakesa."
Kediri: Tan Khoen Swie, 1927
BKL.0511-WY 19
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah merupakan alih aksara ketikan dari MSB/W.70. Salinan lainnya dapat dilihat pada MSB/W.70a. Naskah ini diterima Pigeaud pada bulan Mei 1935. Pada h.16, dijumpai keterangan nama Lagutama. Tidak diketahui secara pasti apakah dia sebagai penulis teks induk atau sebagai penyalin teks ini. Keterangan selanjutnya, Hhat MSB/W.44,70, dan 70a. Naskah tidak dimikrofilm."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.95-A 38.08
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ketikan ini berisi cuplikan pada awal dan akhir dari naskah induk KBG 701. Naskah induk tersebut dibeli Pigeaud dari Van der Gracht pada Januari 1930. Penyalinan dikerjakan pada bulan Juni 1930 sebanyak dua eksemplar (h.i). FSUI menyimpan salinan tembusan karbonnya, sedangkan salinan ketikan asli belum diketahui keberadaannya. Teks merupakan kelanjutan dari Babad Prambanan, mengisahkan perjalanan hidup Dewi Angreni. Teks diawali dengan cerita penobatan Prabu Lembu Amiluhur menjadi Raja Jenggala, dan diakhiri dengan tewasnya Kalana Tunjungseta dari Pengging setelah berperang melawan Kalana Jayengsari dari Jenggala. Teks tidak mencantumkan nama penulis/penyalin. Keterangan lebih lanjut tentang kisah Dewi Angreni, lihat PNRI/KS.324; dan FSUI/CP.38 (Panji Angreni). Deskripsi Babad Prambanan dapat dibaca pada FSUI/LS.2-4."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.34-L 8.42
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Menurut daftar naskah koleksi FSUI, naskah SJ.163 ini berjudul Babad tanah jawi (begint Watugunung), namun judul ini tidak sesuai dengan yang terdapat pada punggung naskah yaitu serat pakem ringgit purwa. Isi teks ternyata juga tentang cerita wayang. Oleh karena itu, penyunting membuat judul baru yang sesuai dengan judul pada punggung naskah dan isi teks. Kemungkinan judul lagi adalah Serat Kandha. Bagian awal naskah ini tidak bisa dibaca karena kerusakan pada lembar halaman naskah. Teks berisi kisah Resi Gana yang enggan menikah. Kisah Prabu Watugunung dari Gilingwesi. Kisah Dewi Sri dengan Dasamuka. Kisah Arjunasasrabahu. Kisah Subali dan Sugriwa. Cerita Pandudewanata dari Astina. Kisah Dewa Wisnu dengan Boma. Kisah tentang kelahiran Gatotkaca dan pertarungannya dengan Brajamusti. Beberapa episode cerita tentang Arjuna. Diakhiri dengan kisah putra dari Patih Suwenda yang menikah dengan seorang putri dari Cempa. Daftar pupuh: (1) ..., ... ; (2) pangkur; (3) dhandhanggula; (4) asmarandana; (5) durma; (6) dhandhanggula; (7) sinom; (8) durma; (9) dhandhanggula; (10) durma; (11) asmarandana; (12) dhandhanggula; (13) mijil; (14) asmarandana; (15) wirangrong; (16) pangkur; (17) sinom; (18) dhandhanggula; (19) durma; (20) pangkur; (21) durma; (22) sinom; (23) asmarandana; (24) kinanthi; (25) sinom; (26) pangkur; (27) maskumambang; (28) asmarandana; (29) mijil; (30) megatruh; (31) dhandhanggula; (32) sinom; (33) pangkur; (34) durma; (35) dhandhanggula; (36) sinom; (37) durma; (38) sinom; (39) durma; (40) asmarandana; (41) sinom; (42) dhandhanggula; (43) pangkur; (44) kinanthi; (45) asmarandana; (46) kinanthi; (47) dhandhanggula; (48) wirangrong; (49) sinom; (50) asmarandana; (51) mijil; (52) durma; (53) pangkur; (54) sinom; (55) dhandhanggula; (56) mijil; (57) pangkur; (58) kinanthi; (59) durma; (60) sinom; (61) dhandhanggula; (62) sinom; (63) asmarandana; (64) pangkur; (65) durma; (66) sinom; (67) dhandhanggula; (68) pangkur; (69) wirangrong; (70) asmarandana; (71) durma; (72) pangkur; (73) mijil; (74) asmarandana; (75) dhandhanggula; (76) durma; (77) kinanthi; (78) pangkur; (79) durma; (80) dhandhanggula; (81) asmarandana; (82) sinom; (83) asmarandana; (84) pangkur; (85) durma; (86) mijil; (87) asmarandana; (88) sinom; (89) pangkur; (90) sinom; (91) dhandhanggula; (92) durma; (93) asmarandana; (94) pangkur; (95) durma; (96) asmarandana; (97) sinom; (98) dhandhanggula; (99) pangkur; (100) durma; (101) dhandhanggula; (102) sinom; (103) mijil; (104) durma; (105) kinanthi; (106) pangkur; (107) dhandhanggula; (108) asmarandana; (109) durma; (110) pangkur; (111) dhandhanggula; (112) durma; (113) sinom; (114) pangkur; (115) kinanthi; (116) dhandhanggula; (117) asmarandana; (118) sinom; (119) durma; (120) dhandhanggula; (121) pangkur; (122) sinom; (123) pangkur; (124) girisa; (125) maskumambang; (126) kinanthi; (127) durma; (128) dhandhanggula; (129) asmarandana; (130) dhandhanggula; (131) durma; (132) asmarandana; (133) mijil; (134) dhandhanggula; (135) asmarandana; (136) pangkur; (137) durma; (138) dhandhanggula; (139) sinom; (140) pangkur; (141) durma; (142) dhandhanggula; (143) durma; (144) pangkur; (145) durma; (146) pangkur; (147) dhandhanggula; (148) durma; (149) dhandhanggula; (150) pangkur; (151) durma; (152) pangkur; (153) durma; (154) kinanthi; (155) durma; (156) asmarandana; (157) pangkur; (158) durma; (159) kinanthi; (160) dhandhanggula; (161) asmarandana; (162) sinom; (163) pangkur; (164) dhandhanggula; (165) durma; (166) dhandhanggula; (167) mijil; (168) durma."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.163-NR 399
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>