Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5232 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Teks berisi cerita wayang Lakon Kangsadewa. Mengisahkan usaha Bratasena mencari Raden Kakrasana, Raden Narayana dan Dewi Rara Ireng. Dalam pencariannya, Bratasena dihadang raksasa Suratimantra dan Kangsadewa, sehingga terjadi pertarungan. Teks diakhiri dengan kisah keberhasilan Bratasena menemukan ketiga orang tersebut, dan kisah pernikahan Arjuna dengan Dewi Rara Ireng. Naskah ini merupakan salinan ketik sebanyak empat eksemplar dari sebuah naskah induk yang tidak diketahui keberadaannya. Heer H. Overbeck dan Panti Boedaja masing-masing menyimpan satu eksemplar. Salinan sisanya terdapat di koleksi FSUI, yaitu A 26.01 a-b. Hanya salinan (a) yang dimikrofilm. Teks tidak mencantumkan data penulisan/penyalinan naskah. Keterangan bibliografi tentang Kangsa lihat SMP/KS.395,13, 398,48, 472,2b; MN.420,12, 425,20, 101,7, 100,10; Rp.247,27; MSB/W.28, 51, 96, 53, 25."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.32-A 26.01a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini merupakan buku panduan pergelaran wayang orang di Keraton Yogyakarta pada masa pemerintahan HB VIII dalam rangka menghormati tamunya, Residen P. Westra, di Yogyakarta pada tanggal 26 Februari 1932. Adapun lakon dalam pergelaran wayang orang tersebut adalah Parta Krama. Diawali dengan “Jejer Kayangan” sampai dengan “Dewi Wara Sembadra Pralaya”."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BKL.1116-WY 62
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VII
"Buku ini menyajikan lakon-lakon wayang: No. 41. Gathutkaca menikah dengan Dewi Pergiwa; 42. Sasi Kirana; 43. Raden Catuk (Gathutkaca) menjadi raja; 44. Brajadenta, Brajamusti; 45. Sridenta."
Batavia Sentrem: Bale Pustaka, 1932
BKL.1114-WY 60
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Menurut daftar naskah koleksi FSUI, naskah SJ.163 ini berjudul Babad tanah jawi (begint Watugunung), namun judul ini tidak sesuai dengan yang terdapat pada punggung naskah yaitu serat pakem ringgit purwa. Isi teks ternyata juga tentang cerita wayang. Oleh karena itu, penyunting membuat judul baru yang sesuai dengan judul pada punggung naskah dan isi teks. Kemungkinan judul lagi adalah Serat Kandha. Bagian awal naskah ini tidak bisa dibaca karena kerusakan pada lembar halaman naskah. Teks berisi kisah Resi Gana yang enggan menikah. Kisah Prabu Watugunung dari Gilingwesi. Kisah Dewi Sri dengan Dasamuka. Kisah Arjunasasrabahu. Kisah Subali dan Sugriwa. Cerita Pandudewanata dari Astina. Kisah Dewa Wisnu dengan Boma. Kisah tentang kelahiran Gatotkaca dan pertarungannya dengan Brajamusti. Beberapa episode cerita tentang Arjuna. Diakhiri dengan kisah putra dari Patih Suwenda yang menikah dengan seorang putri dari Cempa. Daftar pupuh: (1) ..., ... ; (2) pangkur; (3) dhandhanggula; (4) asmarandana; (5) durma; (6) dhandhanggula; (7) sinom; (8) durma; (9) dhandhanggula; (10) durma; (11) asmarandana; (12) dhandhanggula; (13) mijil; (14) asmarandana; (15) wirangrong; (16) pangkur; (17) sinom; (18) dhandhanggula; (19) durma; (20) pangkur; (21) durma; (22) sinom; (23) asmarandana; (24) kinanthi; (25) sinom; (26) pangkur; (27) maskumambang; (28) asmarandana; (29) mijil; (30) megatruh; (31) dhandhanggula; (32) sinom; (33) pangkur; (34) durma; (35) dhandhanggula; (36) sinom; (37) durma; (38) sinom; (39) durma; (40) asmarandana; (41) sinom; (42) dhandhanggula; (43) pangkur; (44) kinanthi; (45) asmarandana; (46) kinanthi; (47) dhandhanggula; (48) wirangrong; (49) sinom; (50) asmarandana; (51) mijil; (52) durma; (53) pangkur; (54) sinom; (55) dhandhanggula; (56) mijil; (57) pangkur; (58) kinanthi; (59) durma; (60) sinom; (61) dhandhanggula; (62) sinom; (63) asmarandana; (64) pangkur; (65) durma; (66) sinom; (67) dhandhanggula; (68) pangkur; (69) wirangrong; (70) asmarandana; (71) durma; (72) pangkur; (73) mijil; (74) asmarandana; (75) dhandhanggula; (76) durma; (77) kinanthi; (78) pangkur; (79) durma; (80) dhandhanggula; (81) asmarandana; (82) sinom; (83) asmarandana; (84) pangkur; (85) durma; (86) mijil; (87) asmarandana; (88) sinom; (89) pangkur; (90) sinom; (91) dhandhanggula; (92) durma; (93) asmarandana; (94) pangkur; (95) durma; (96) asmarandana; (97) sinom; (98) dhandhanggula; (99) pangkur; (100) durma; (101) dhandhanggula; (102) sinom; (103) mijil; (104) durma; (105) kinanthi; (106) pangkur; (107) dhandhanggula; (108) asmarandana; (109) durma; (110) pangkur; (111) dhandhanggula; (112) durma; (113) sinom; (114) pangkur; (115) kinanthi; (116) dhandhanggula; (117) asmarandana; (118) sinom; (119) durma; (120) dhandhanggula; (121) pangkur; (122) sinom; (123) pangkur; (124) girisa; (125) maskumambang; (126) kinanthi; (127) durma; (128) dhandhanggula; (129) asmarandana; (130) dhandhanggula; (131) durma; (132) asmarandana; (133) mijil; (134) dhandhanggula; (135) asmarandana; (136) pangkur; (137) durma; (138) dhandhanggula; (139) sinom; (140) pangkur; (141) durma; (142) dhandhanggula; (143) durma; (144) pangkur; (145) durma; (146) pangkur; (147) dhandhanggula; (148) durma; (149) dhandhanggula; (150) pangkur; (151) durma; (152) pangkur; (153) durma; (154) kinanthi; (155) durma; (156) asmarandana; (157) pangkur; (158) durma; (159) kinanthi; (160) dhandhanggula; (161) asmarandana; (162) sinom; (163) pangkur; (164) dhandhanggula; (165) durma; (166) dhandhanggula; (167) mijil; (168) durma."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.163-NR 399
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini tampaknya merupakan saduran dari cerita wayang gedhog dengan mengambil tokoh utama Raden Gandakusuma dari negara Bandaralim. Dalam teks naskah ini, kisah diawali dengan uraian tentang raja Bandaralim, Senapati Bandaralim yang mempunyai empat putra dari ibu yang berbeda-beda, yaitu: 1. Raja Sujalma, yang menjadi raja di Surandhil, ibunya dari Bragedat; 2. Raden Gandakusuma, ibunya dari Ngesam; 3. Menak Tekiyur, yang menjadi raja di Jong Biraji dan bergelar Prabu Jaka, tidak disebutkan asal ibunya; dan 4. Raden Surati, ibunya berasal dari Wandhanpura. Teks diakhiri dengan pengunduran diri Senapati Bandaralim, yang kemudian menyerahkan tahta kerajaan kepada Raden Gandakusuma dan diberi gelar sang Prabu Panitisurya. Tidak diketahui data penulisan maupun penyalinan naskah ini, namun menurut keterangan yang terdapat di h.ii naskah dibeli Pigeaud dari Wandaya pada tanggal 24 Mei 1938 di Yogyakarta. Naskah lain yang berisi cerita Gandakusuma dapat diperiksa pada FSUJ/SJ. 195-199; juga dapat dibaca pada MSB/SW.5, 6a-b, 45b, L.63, W.54, dan P.145. Lihat juga Pigeaud 1970:238 dan Pratelan I: 103. Daftar pupuh: (1) asmarandana; (2) dhandhanggula; (3) durma; (4) asmarandana; (5) sinom; (6) kinanthi; (7) durma; (8) asmarandana; (9) mijil; (10) durma; (11) pucung; (12) dhandhanggula; (13) maskumambang; (14) sinom; (15) pangkur; (16) asmarandana; (17) durma; (18) pangkur; (19) sinom; (20) durma; (21) dhandhanggula; (22) sinom; (23) kinanthi; (24) pangkur; (25) maskumambang; (26) asmarandana; (27) gambuh; (28) sinom; (29) asmarandana; (30) pucung; (31) pangkur; (32) sinom; (33) dhandhanggula; (34) durma; (35) asmarandana; (36) pangkur; (37) durma; (38) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.194-NR 324
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Jilid ketiga dari seri empat jilid Serat Gandakusuma SJ. 196-199. Keterangan selanjutnya lihat deskripsi naskah SJ.196. Daftar pupuh: (1) pangkur; (2) durma; (3) asmarandana; (4) pangkur; (5) dhandhanggula; (6) gambuh; (7) mijil; (8) sinom; (9) kinanthi; (10) maskumambang; (11) asmarandana; (12) dhandhanggula; (13) sinom; (14) kinanthi; (15) pangkur."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.198-NR 331
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi kumpulan lakon wayang purwa seperti: lampahan Arjuna wiwaha; serat Rama; Begawan Wisrawa; Sang Kumbakarna. Pada akhir teks terdapat silsilah Sri Susushunan Paku Buwana X yang merupakan keturunan ke-13 Prabu Brawijaya ditulis dengan huruf latin."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.13-KS 56
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Jilid kedua dari set empat naskah ringkasan Pakem Langendriyan (FSUI/CW.4a-d), berisi ringkasan isi teks tersebut, serta cuplikan gatra awal setiap pupuhnya. Tentang Langendriyan pada umumnya lihat Pigeaud 1967:251-252. Lihat deskripsi naskah FSUI/CW.4a untuk keterangan selanjutnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CW.4b-A 32.04c
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Serat Purwa Kalimataya ini menceritakan siklus wayang purwa yang diawali dengan kisah raja para Pandhawa di negara Amarta, Prabu Yudhisthira dan seluruh saudaranya, setelah usai perang Baratayudha dan naik tahta di negara Astina, lalu Begawan Abiyasa muksa dan Parikesit bertahta sebagai raja di Astina. Kemudian menceritakan Pandhawa muksa beserta seluruh saudaranya. Setelah itu kemudian Prabu Parikesit pergi menuju Pagrogolan dan setelah meninggalkan Pagrogolan itu kemudian meruwat para dewa yang kesemuanya telah berubah wujud. Teks ini dinyatakan ditulis oleh Mangkunagara IV, di Surakarta, pada bulan Rejeb, Alip 1787 (Maret 1859). Serat Kalimataya ini merupakan versi yang berbeda sama sekali dengan edisi cetak (Surakarta: Rusche, 1903, 1908, dua jilid). Ringkasan dan daftar pupuh edisi tersebut lihat Pratelan 11:255-272. Naskah ini terdapat sandiasma pada bait pertama, berbunyi Raden Mas Panji Yasakusuma. Rasanya ada hubungan erat antara teks ini dengan Serat Karimataya SMP/MN.130 (keduanya identik?), yang oleh Florida (1981) dinyatakan saduran Pustakaraja Purwa untuk tahun Surya 733-750, gubahan R.M. Panji Yasakusuma, putra Ranggawarsita. Bandingkan MSB/SW.8 dan SW.9, yang kemungkinan berisi teks yang seversi. Adapun teks ini terdiri atas 59 pupuh, sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) sinom; (3) pangkur; (4) mijil; (5) kinanthi; (6) asmarandana; (7) mijil; (8) kinanthi; (9) sinom; (10) dhandhanggula; (11) pucung; (12) durma; (13) pangkur; (14) maskumambang; (15) kinanthi; (16) mijil; (17) asmarandana; (18) sinom; (19) dhandhanggula; (20) pangkur; (21) durma; (22) asmarandana; (23) asmarandana; (24) gambuh; (25) mijil; (26) dhandhanggula; (27) kinanthi; (28) sinom; (29) duduk; (30) dhandhanggula; (31) asmarandana; (32) pangkur; (33) kinanthi; (34) sinom; (35) asmarandana; (36) girisa; (37) maskumambang; (38) kinanthi; (39) sinom; (40) durma; (41) gambuh; (42) pangkur; (43) sinom; (44) durma; (46) pangkur; (47) durma; (48) dhandhanggula; (49) pangkur; (50) sinom; (51) asmarandana; (52) kinanthi; (53) mijil; (54) pucung; (55) mijil; (56) kinanthi; (57) asmarandana; (58) sinom; (59) dhandhanggula. Naskah ini didapatkan oleh Pigeaud dari Kiliaan Charpentier pada bulan Juli 1927 dengan disertai ikhtisar isi naskah tersebut."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CW.7-NR 22
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah terdiri dari beberapa teks, yaitu : (1) Teks berisi kisah Jaka Bodho dan Jaka Sabar, terdiri atas 26 pupuh. Naskah bagian ini mulai ditulis (disalin?) oleh Babah Ga Hyan Sin dari kampung Ngadiwinatan, Yogyakarta pada hari Selasa Wage, 12 Sura, Jimawal 1829 (22Mei 1899). (2) Teks berisi kisah tiga santri. Di dalamnya terdapat ajaran-ajaran, terdiri atas 14 pupuh. Naskah bagian ini juga disalin oleh Babah Ga Hyan Sinompada tanggal 6 Sapar, Jimawal 1829 (16 Juni 1899). (3) Serat Parta Yagnya, berisi bagian Parta Krama sampai dengan Sembadra Larung. Lihat Behrend 1990:180-181 tentang karya R.Ng. Sindusastra ini. Teks dalam naskah ini terdiri atas 125 pupuh. Di antaranya, pupuh 34-43 sama dengan Parta Krama edisi Rusche (Surakarta, 1875, 1876, dua jilid), jilid II, pupuh 16-25 (tamat), sedangkan pupuh 45-109 sama dengan Srikan-dhi Maguru Manah edisi Rusche (Surakarta, 1874, dua jilid). (4) Teks terakhir berisi kisah Babad Nitik Sultan Agungan. Di dalam teks ini terdapat kisah perkawinan Sultan Agung dengan Nyai Rara Kidul dan pertemuan beliau dengan Sultan Kali. Terdiri atas 33 pupuh. Menurut keterangan pada sobekan kertas kecil yang ada di dalam naskah ini, teks bagian ini disalin pada bulan Dulkhijah, Jimawal [seharusnya Be] 1784 (Agustus 1856). (Kemungkinan ada kesalahan dalam penulisan angka tahun?). Naskah ini semula dimiliki oleh R. Gandasutarya tetapi kemudian dibeli oleh Pigeaud pada bulan Agustus 1939 di Yogyakarta. Daftar pupuh Serat Jaka Bodho - Jaka Sabar (1) dhandhanggula; (2) asmarandana; (3) sinom; (4) kinanthi; (5) mijil; (6) pangkur; (7) megatruh; (8) pucung; (9) maskumambang; (10) dhandhanggula; (11) kinanthi; (12) pangkur; (13) durma; (14) megatruh; (15) asmarandana; (16) maskumambang; (17) gambuh; (18) kinanthi; (19) pucung; (20) dhandhanggula; (21) durma; (22) sinom; (23) kinanthi; (24) asmarandana; (25) pucung; (26) pangkur. Daftar pupuh Kisah Tiga Santri: (1) mijil; (2) dhandhanggula; (3) sinom; (4) pangkur; (5) asmarandana; (6) kinanthi; (7) gambuh; (8) pangkur; (9) durma; (10) mijil; (11) dhandhanggula; (12) kinanthi; (13) asmarandana; (14) dhandhanggula. Daftar pupuh Serat Parta Krama sampai dengan Sembadra Larung: (l) asmarandana; (2) sinom; (3) mijil; (4) kinanthi; (5) asmarandana; (6) sinom; (7) kinanthi; (8) megatruh; (9) mijil; (10) asmarandana; (11) dhandhanggula; (12) asmarandana; (13) kinanthi; (14) sinom; (15) pangkur; (16) asmarandana; (17) dhandhanggula; (18) sinom; (19) asmarandana; (20) pangkur; (21) dhandhanggula; (22) pangkur; (23) durma; (24) asmarandana; (25) pangkur; (26) kinanthi; (27) sinom; (28) dhandhanggula; (29) gambuh; (30) sinom; (31) pangkur; (32) asmarandana; (33) kinanthi; (34) mijil; (35) sinom; (36) dhandhanggula; (37) asmarandana; (38) pangkur; (39) durma; (40) dhandhanggula; (41) mijil; (42) asmarandana; (43) durma; (44) dhandhanggula; (45) asmarandana; (46) mijil; (47) asmarandana; (48) sinom; (49) dhandhanggula; (50) mijil; (51) dhandhanggula; (52) asmarandana; (53) pangkur; (54) sinom; (55) kinanthi; (56) asmarandana; (57) pangkur; (58) durma; (59) dhandhanggula; (60) asmarandana; (61) kinanthi; (62) pangkur; (63) durma; (64) pangkur; (65) asmarandana; (66) durma; (67) pangkur; (68) durma; (69) asmarandana; (70) kinanthi; (71) sinom; (72) asmarandana; (73) sinom; (74) pucung; (75) kinanthi; (76) pangkur; (77) durma; (78) dhandhanggula; (79) sinom; (80) asmarandana; (81) pucung; (82) dhandhanggula; (83) pangkur; (84) durma; (85) pangkur; (86) durma; (87) asmarandana; (88) maskumambang; (89) durma; (90) pangkur; (91) asmarandana; (92) sinom; (93) kinanthi; (94) dhandhanggula; (95) pangkur; (96) dhandhanggula; (97) maskumambang; (98) asmarandana; (99) sinom; (100) durma; (101) asmarandana; (102) duduk; (103) kinanthi; (104) asmarandana; (105) pangkur; (106) sinom; (107) asmarandana; (108) dhandhanggula; (109) sinom; (110) dhandhanggula; (111) asmarandana; (112) megatruh; (113) asmarandana; (114) sinom; (115) kinanthi; (116) sinom; (117) durma; (118) asmarandana; (119) pangkur; (120) kinanthi; (121) sinom; (122) asmarandana; (123) durma; (124) pangkur; (125) kinanthi. Daftar pupuh Babad Nitik Sultan Agungan: (1) dhandhanggula; (2) sinom; (3) mijil; (4) megatruh; (5) asmarandana; (6) pangkur; (7) sinom; (8) pangkur; (9) dhandhanggula; (10) asmarandana; (11) dhandhanggula; (12) sinom; (13) asmarandana; (14) mijil; (15) sinom; (16) maskumambang; (17) sinom; (18) dhandhanggula; (19) pangkur; (20) girisa; (21) megatruh; (22) mijil; (23) sinom; (24) pangkur; (25) dhandhanggula; (26) sinom; (27) gambuh; (28) megatruh; (29) kinanthi; (30) durma; (31) kinanthi; (32) mijil; (33) asmarandana."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CW.15-NR 386
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>