Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah ini dibuat berdasarkan karangan Ranggawarsita berisi 25 lakon wayang, masing-masing dimulai dengan suryasangkala dan candrasangkala dengan gaya Ranggawarsita, dan nama mangsanya. Lakon-lakon itu adalah: 1. Lampahan Uler Taun (dimulai dari angka 5, kemungkinan no.1-4 hilang/tidak masuk dalam penjilidan); 5. Prabu Wasupati dari Wirata ingin punya anak dari Dewi Swargandini, tetapi gagal. Bapaknya, Resi Srimanasa moksa; 6. Arya Srimadewa disuruh memberitahu ke Mandraka tentang moksanya Resi Srimanasa. Ketika pulang, bertemu dengan Parastha dari hutan Wanamarta yang dikejar oleh Uler Taun (Ulat Tahun) yang besar sekali di hutan Krendayana. Uler Taun dipanah oleh Arya Srimadewa, berubah menjadi Batara Kalakeya, anak Hyang Kalaka yang terkena sumpah bapaknya; 7. Prabu Mandrakumara moksa. Prabu Wasupati bersama patih Wasita/Arya Manungkara berkelana, bertemu dengan orang yang diamuk lembu. Ternyata lembu tadi adalah anak orang tersebut, yang karena bebalnya dikatakan seperti lembu oleh bapaknya. Akhirnya diruwat lagi oleh Arya Manungkara, dan dijadikan punggawa keraton. Kemudian bertemu dengan orang-orang yang mengungsi karena takut Memedi Entut Berut (makhluk halus yang kentut). Ternyata ia jelmaan Dewi Umi, seorang peri, yang disebut Sundel Bolong Dobol. Bau kentut itu karena ia mempunyai bermacam-macam minyak, dengan khasiatnya masing-masing. Barangsiapa sanggup membebaskan jiwanya, akan diberi semua minyak itu. Kemudian ia diwejang oleh Arya Manungkara tentang kesempurnaan jiwa, sehingga ia moksa; 8. Prabu Bahlika dari negara Sewandapura akan menyerang Wirata; 9. Prabu Santanu dari Astina kedatangan utusan dari Prabu Bahlika (kakaknya), memberitahukan bahwa ia akan menyerang Wirata; 10. Dewi Jahnawi dari Wirata melahirkan anak kembar: Dewi Sati dan Raden Matsya, yang kedua-duanya berbau ikan. Mereka diberikan kepada Prabu Dasa untuk dipelihara; 11. Prabu Santanu menolak kemauan Prabu Bahlika; 12. Prabu Santanu melaporkan kepada Prabu Wasupati tentang serangan Prabu Bahlika, Prabu Santanu melawan Prabu Bahlika. Prabu Santanu mengusir Prabu Bahlika dengan balatentaranya (h. 1-17). 2. Lakon Parasara Lalana. Agar hilang bau amisnya, Dewi Durgandini disuruh bertapa di Sungai Jamuna sebagai juru satang, sedang Durgandana bertapa ngidang (seperti kijang) di hutan Krendayana. Durgandini dilamar Raja Duryapura. Dewi Kekayi putri Prabu Kekaya minta dicarikan suami seperti yang terdapat dalam impiannya. Parasara diminta mengajar Gandarwasupala anak Gandarwarajasuwala, namun ia minta agar Padepokan Parewana, tempatnya, dipindah ke Bukit Meru, asrama tempat wiku Salya, yang minta tolong Parasara agar mengusir hewan-hewan pengganggu tanamannya. Ternyata pengganggunya adalah Resi Puruhita dengan anak buahnya yang merasa terganggu karena makam Pitara, tempat ayah dan kerabatnya dikubur, dijadikan ladang. Atas keadilan Parasara maka ia dihadiahi emas yang terpendam di Bukit Pitara, untuk memperbaiki kerusakan di Pitara/Bimarastana itu. Parasara mengikuti sayembara memperebutkan Dewi Kekayi."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
WY.87-NR 365
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi 24 lakon wayang kulit purwa Naskah merupakan alih aksara ketik dari FSUI/WY.87, namun lakon pertama dari naskah induk tersebut tidak turut dialihaksarakan. Pengalihaksaraan dikerjakan oleh staf Pigeaud pada bulan Desember 1939, di Yogyakarta sebanyak empat eksemplar (h.l). Selain dua eksemplar WY.?8 ini, lihat PNRI/G 165 dan MSB/W.46 untuk kopian lainnya. Naskah koleksi MSB tersebut telah dimikrofilm, yaitu mikro MSB rol 35 no.2, oleh karena itu naskah FSUI ini tidak dimikrofilm."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
WY.88-G 165a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks pustakaraja purwa yang disebutkan jilid 8-9. Keberadaan jilid-jilid lain dalam seri naskah ini tidak diketahui. Untuk ringkasan isi pustakaraja purwa berdasarkan edisi 1884-1892 (5 jilid), lihat pratelan I: 439-474. Teks diawali dengan cerita di negara Gilingwesi, Prabu Suddhana, sangat sedih memikirkan putrinya, Dewi Yoddhini, yang hamil tanpa diketahui siapa yang menghamilinya. Pada mulanya, Dewi Yoddhini ketika ditanyai oleh ayahnya tidak mau berterus terang, tetapi setelah didesak terus akhirnya mau mengaku juga. Dewi Yoddhini mengaku bahwa pada suatu malam, ia bermimpi berada di suatu tempat yang tidak diketahui letaknya dan di situ bertemu dengan seorang pemuda yang juga tidak diketahui nama dan rumahnya. Namun ia kaget, sebab tiba-tiba tidak bermimpi lagi, tetapi seperti dalam kehidupan nyata, dan mereka berdua saling memadu kasih. Hal demikian itu terulang tiap hari selama lima bulan, dan kemudian hanya tiap malam Jumat. Setelah mendengar keterangan putrinya itu, Prabu Suddhana bertambah sedih dan bingung. Teks berakhir dengan kisah Prabu Baladewa dan Prabu Karna datang dengan membawa tawanan, Arya Burisrawa menghadap Prabu Kresna yang sedang dihadap oleh para Pandawa. Prabu Baladewa menyerahkan sepenuhnya kepada Prabu Kresna tentang hukuman yang dijatuhkan kepada Arya Burisrawa sehubungan dengan tuduhan penyebab hilangnya Dewi Sembadra. Naskah ini tadinya milik R.M.H. Suryaningrat, karena pada halaman depan (h.l) terdapat cap yang merupakan ciri pemiliknya, namun tidak diketahui data penyalinannya. FSUI memperoleh naskah ini sebagai hadiah dari P.T. Caltex Pacific Indonesia, diserahkan ke Biro Naskah FSUI pada tanggal 21 Januari 1977."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CH.36-CT 18
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi ringkasan sebuah naskah yang tak dikenal, berisikan teks Serat Pustakaraja Purwa, yang berawal dari kisah Palasara diselingi kisah Rama Ballawa. Menurut keterangan di luar teks, naskah ini diterima dari R.M.Ng. Sumahatmaka, yang kemungkinan besar adalah pembuat ringkasan ini, pada bulan April 1936."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CH.38-L 15.07
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Pustakaraja Purwa ini disalin dari (atau sejajar dengan?), edisi terbitan Buning jilid V (Yogyakarta, t.t.) mulai h.285 sampai tamat. Keterangan nama penyahn atau informasi penyalinan lainnya tidak ada. Pigeaud menerima naskah ini dari Kiliaan-Charpentier pada bulan Juli 1927. Bagian teks Pustakaraja Purwa, yang mengisah kejadian-kejadian pada tahun 'suryasengkala' 645 atau tahun 'candrasengkala' 664. Teks diawali dengan cerita di kerajaan Ngastina, Dewi Gandawati menyuruh memberitahukan ke Wiratha tentang moksanya Bagawan Santanu dan Prabu Citrawirya. Prabu Matsyapati beserta istri datang ke Ngastina. Setelah berunding dengan Resi Byasa, siapa yang menggantikan raja di Ngastina, Resi Byasa berkata bahwa yang seharusnya menggantikan adalah Resi Dewabrata, yang nanti kalau telah menjadi raja memakai nama Wara Bisma, atau Resi Santanuja, atau Resi Jahnawisuta. Setelah terjadi kesepakatan, akhirnya Resi Wara Bisma menobatkan Resi Byasa sebagai raja di Ngastina dan berganti narna menjadi Prabu Kresna Dwipayana. Teks berakhir dengan kisah di hutan Wana Prawa ada raja raksasa keturunan Wisnu bernama Prabu Kujana Kresna, nama negaranya Batana Kawarsa. Ia tinggal di kota yang bernama Dwara Kawresti. Disebutkan bahwa balatentaranya dari berjenis-jenis raksasa yang tak terhitung jumlahnya. Prabu Kujana Kresna ingin memperistri seorang bidadari bernama Dewi Tilotama, namun ditolak oleh para dewa, maka Prabu Kujana Kresna menyerang Suralaya. Untuk ringkasan isi Pustakaraja Purwa selengkapnya, berdasarkan edisi 1884-1892 (5 jilid), lihat Pratelan 1:439-474."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CH.39-NR 21
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini tidak diketahui data penulisan maupun penyalinannya, tetapi pada h.i-ii terdapat keterangan yang menyebutkan bahwa naskah ini diterima Pigeaud dari Sumahatmaka pada tanggal 3 Mei 1930, dan pada h.ii terdapat tulisan yang berbunyi: 'Serat Pustakaraja Purwa, sambetipun ingkang sampun kaecap dumugi jilid 9 cariyos wiwit ing taun Asasda Suryasangkala 714. Candra 735 dumugi taun Jagalgena ing Suryasangkala 733, Candrasangkala 756 dados lampahan salebetipun 19 taun inggih punika konduripun Wara Sumbadra saha Endang Paskireja dumugi Kresnaduta ngantos prang Bratayuda.' Tampaknya ini memang gambaran singkat tentang isi teks naskah ini. Pada dua halaman terakhir terdapat tabel yang berisi pakem cerita yang terdapat dalam teks, yang menyebutkan nomor urutan cerita, waktu penceritaan berdasarkan hitungan tahun Surya dan tahun Candra, halaman letak dimulainya cerita dan nama cerita pakemnya. Semuanya ada 28 cerita pakem, yaitu: (1) Badharipun Endang Paskireja dados Sumbadra; (2) Arpulamurwa lampahan Gandalena sayembara; (3) Lairipun Gathutkaca, sambetipun angka 2 dhaupipun Arjuna lawn Dewi, Madukara, Gandawati; (4) Arjuna Grogol ingkang kangge barangan Sumbadra Larung kauwor lampahan Paskireja; (5) Mintaraga, mejahi Newatakawaca; (6) Arjuna Kinerem Kurawa , dhaup lawan Dewi Ganggawati putrinipun Sang Hyang Baruna (punika ingkang kangge carangang Cekel akrulaya) Arjuna samurda maputhut kebobang; (7) Lampahan Bomantara, suwitanipun Bambang Sitija, lampahan Bomasara asmara, krama dewi Mestakawati (Atyamawati) ing Tempuru, dados angkatan Samba ngengleng; (8) Gathutkaca kajumenengaken ing Pringgadani, pamumulen ing saptarga, dados lampahan Brajadenta (Glagah Tenunu); (9) Kurawa paktawa palihan siti, dados karawun, (nama Pandawapapa) angka 2; (10) Sayembara Sitisundari, Abimanyu rabi 1; (11) Pregiwa, Abimanyu rabi 2, Gathutkaca wangsul dhateng Pringgadani, carangang Wijanarka; (12) jakd Saniigon, kangge carangang Wumbar mungsi, (Semar besanan lawan Antaga) dipun cidra Warsakulnama; (13) Lampahan Wisnubrata, Kresna bujangga; (14) Kaselan lampahan Pandawa puter puja, suwita ing Wiratha; (15) Sambetipun Wisnubrata (Carangang Jambedhawe) utawi Alap-alapan Untari; (16) Lampahan Samba ngengleng, boyong Mestakawati (kaselan lampahan Gandawardaya, carangang); (17) Lampahan Bomasurahan; (18) Lampahan Irawan maling, carangang Balna, Gambiranom; (19) Lampahan Ngamarta (pandawa) katunu; (20) Lampahan Irawan Yadnya (Sitisari); (21) Lampahan Karnd lelana saha Baladewa; (22) Lampahan pirukun sigar semangka, gagar mandar sotsotan; (23) Lampahan Kresna gugah, Baladewa tapa; (24) Lampahan Pandawa kurung, mintasraya (Karna lelana angka 2); (25) Lampahan Bambang Silugangga; (26) Lampahan Gilingwesi, Wuluwasesa; (27) Lampahan Jatiwasesa, Semar jumeneng nata ing praja Antara, wasi Balaanya, (Wrekudara, Sri Andhilin kusuwanten); (28) Lampahan Kresna duta, saweg rembag saha angkatan, awit jangkepipun sampun mangkapurwa anepus serat Bratayuda."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CH.44-NR 123
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Daftar nama yang dipetik dari Serat Pustakaraja Purwa yang belum diterbitkan, tetapi merupakan lanjutan jilid 9b yang telah diterbitkan oleh Buning di Yogyakarta tahun 1930an. Daftar nama-nama ini disusun menurut susunan huruf Jawa, tidak alfabetis dan berbentuk tabel yang memuat kata-kata nama, tahun kejadian dalam tahun ?candrasengkala? dan keterangannya. Serat Pustakaraja Purwa yang dipetik ini terdiri dari 10 lakon (kisah) yaitu: 1. Sambetipun Endang Pantireja; 2. Arjuna Grogol; 3. Mintaraga; 4. Arjuna kinelem Kurawa Manikara; 5. Pandawa Musna-Arjuna Nama Puthut Kebobang; 6. Bambang Siteja Ngenger Dwarawati; 7. Bomantara Nglurugi Kayangan; 8. Boma Narakaswara Krama Dewi Mestakawati; 9. Bambang Wijanarka; dan 10. Brajadenta Namur Warni Gathutkaca. Menurut keterangan yang ada, naskah ini diterima oleh Dr. Pigeaud dari RM.Ng. Sumahatmaka, yang kemungkinan besar adalah penyususun daftar kata-kata ini, pada tanggal 3 Juni 1935."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CH.40-L 19.01a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan lanjutan FSUI/CH.40; lihat deskripsi naskah tersebut untuk keterangan selanjutnya."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CH.41-L 19.01b
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi daftar nama-nama petikan dari Pustakaraja Purwa, jilid 1 dan jilid 2 ? mungkin dari edisi 1930an edaran Buning, di Yogyakarta. Lihat deskripsi naskah FSUI/CH.40 untuk keterangan selanjutnya."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CH.42-W 69.12
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini sama dengan bagian kedua FSUI/CH.42 di atas."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CH.43-W 69.11
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>