Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4441 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Panji Natarata
"Mengisahkan Seh Siti Jenar berguru kepada Kyai Ageng Dayangingrat di Pengging. Kisah ini mengambil sumbernya dari Babad Demak. Daftar pupuh sebagai berikut: 1. Sinom; 2. Asmarandana; 3. Dhandhanggula; 4. Sinom; 5. Dhandhanggula; 6. Pangkur; 7. Asmarandana; 8. Dhandhanggula; 9. Sinom; 10. Asmarandana; 11. Pangkur; 12. Asmarandana; 13. Sinom; 14. Maskumambang; 15. Dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.16-KS 75
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku Serat Seh Siti Jenar ini adalah petikan dari Serat Babad Demak. Adapun cerita yang diambil adalah ketika Seh Siti Jenar sarasehan ilmu dengan Kyai Ageng Danuningrat di Pengging."
no place: no publisher, no year
BKL.0416-CI 16
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Brata Kesawa
"Buku ini menjabarkan mengenai pantheisme di Jawa yang berpindah haluan menjadi meniadakan yang menciptakan. Isi buku ini adalah: (1) sarekat abangan di Surakarta jaman Hindia Belanda; (2) Seh Siti Jenar itu sesungguhnya siapa? Pada jaman Demak; (3) pengarang Siti Jenar R. P. Natarata yang sudah tinggi ilmu agamanya; (4) cerita mengenai Siti Jenar; (5) bab Tuhan yang disebut ?Budi?; (6) bab alam kubur, surga dan neraka."
Surabaya: Djojobojo, 1954
BKL.0001-PW 1
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.111-NR 302
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI, 1981
899.222 IND s (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Lestari Mandiri
"Penulisan skripsi ini berangkat dari ciri khas yang dimiliki oleh naskah Serat Seh Jangkung yang merupakan naskah pesisiran dan keistimewaan berupa isi cerita yang secara tidak langsung ditulis untuk melegitimasi Sultan Agung dengan meminjam tokoh Seh Jangkung. Agar teks ini memiliki nilai pragmatik, maka dilakukan suntingan teks.
Naskah yang disunting dalam penelitian ini hanya ada satu dan tidak ada naskah pembanding, yaitu naskah Serat Seh Jangkung dengan kode naskah NR 98. Suntingan teks dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip kerja filologi dengan menggunakan metode intuitif dan asas standar. Hasil penelitian yaitu menerbitkan suntingan teks yang dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan prinsip kerja filologi sehingga memiliki nilai pragmatik.

The reason why the researcher took the manuscript of Serat Seh Jangkung as her object is because Serat Seh Jangkung as an old manuscript written in Pesisiran region is very special as a Pesisiran text. It also unique because it contents a story which undirectly legitimated the reign of Sultan Agung through the character of Seh Jangkung, beside its Pesisiran signs. In order to add the pragmatic value to the text, the researcher made the text edition of the manuscript of Serat Seh Jangkung.
The manuscript which was made its text edition consists of only one manusript with code number NR 98 and it has no other comparative manuscripts. The making of the text edition has done by considering the philological principals, using the intuitive method and standard transliteration method. The result of the research is to publish the text edition which could be responsible based on the philology working principals so that it has a pragmatic value."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11471
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan ringkasan dari sebuah naskah induk yang berjudul serat Seh Maulana Jati. Ringkasan yang berisi bermacam-macam piwulang ini, dikerjakan oleh Mandrasastra pada bulan Juni 1934. Terdapat keterangan di h.i yang menyatakan bahwa naskah asli didapat Pigeaud dari J. van de Weg, di Juntikebon, Cirebon dengan perantara Tuan Dr. H. Kraemer, namun sekarang tidak diketahui tempat penyimpanannya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.53-L 21.05
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah yang berisi teks Seh Siti Jenar menceritakan tentang pembangkangan Siti Jenar kepada para wali sanga mengenai cara mengajarkan agama Islam kepada masyarakat, khususnya tentang konsep manunggaling kawula gusti. Dalam teks diceritakan ketika Seh Siti Jenar meninggal, ia tidak sekarat sewaktu jenazahnya dibawa ke masjid Demak untuk disembahyangkan, tercium bau harum sekali. Orang-orang di masjid disuruh pulang kecuali sembilan wali saja. Ketika kain kafan dibuka, para wali terperanjat karena jenazah bersinar bagai bulan. Para wali mengecupi jenazah sampai ke ujung kaki, kemudian ditutup lagi. Seh Maulana memerintahkan agar jenazah dimakamkan di bawah pimpinannya, sedang mayat dalam keranda jenazah diganti dengan mayat anjing dan malam itu juga dikuburkan dengan sangat rahasia. Asal koleksi milik R. M. Sayid. Daftar pupuh sebagai berikut: 1. Dhandhanggula; 2. Asmarandana; 3. Sinom; 4. Maskumambang; 5. Sinom; 6. Asmarandana; 7. Dhandhanggula; 8. Sinom; 9. Dhandhanggula; 10. Durma; 11. Asmarandana; 12. Dhandhanggula; 13. Sinom."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.12-KS 40
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
J.C. Pramudia Natal
"Penelitian ini mencoba memaparkan konflik, tema, fokus penceritaan dari cerita Sèh Siti Jenar, dan selanjutnya menggali amanat dari cerita tersebut. Pemaparan konflik dan tema dilakukan melalui analisis struktur cerita, sementara fokus penceritaan ditemukan melalui analisis sudut pandang penceritaan. Pada akhirnya amanat ditemukan melalui analisis yang menggunakan teori catharsis, berdasarkan hasil analisis struktur cerita dan analisis sudut pandang penceritaan. Teks yang digunakan sebagai sumber data untuk penulisan ini adalah teks Sêrat Siti Jênar koleksi Perpustakaan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Teks ini digubah oleh Raden Sasrawidjaja atau Raden Panji Natarata dan diterbitkan oleh Kulawarga Bratakesawa Yogyakarta pada tahun 1958. Teks berbahasa Jawa ini pertama kali diterbitkan oleh H. Buning di Yogyakarta pada awal tahun 1900-an. aksara Latin dibingkai dalam 15 pupuh tembang macapat. Teks Serat Siti Djenar ini memiliki tebal 48 halaman isi. Penggunaan teks SSJ gubahan Raden Sasrawidjaja sebagai sumber data disebabkan oleh 2 hal, yaitu: Hanya teks SSJ yang letak keberadaannya diketahui secara pasti oleh penulis. Selain teks SSJ penulis juga mempunyai teks Suluk Seh Siti Jenar, namun diketahui lebih lanjut bahwa isi keseluruhan teks Suluk Seh Siti Jenar merupakan sebagian dari isi teks SSJ. Oleh karena itu teks SSJ merupakan teks yang lebih lengkap isinya. Penelitian ini menggabungkan beberapa teori. Dalam memaparkan konflik, tema, dan fokus penceritaan penulis menggunakan teori struktur cerita dan sudut pandang penceritaan dari Dr. Panuti Sudjiman, dalam bukunya Memahami Cerita Rekaan. Sementara dalam penggalian amanat penulis menggunakan teori catharsis yang diangkat Budi Darma dalam bukunya Sejumlah Esei Sastra. Pada akhirnya penelitian mengungkapkan hal-hal berikut ini. Dalam teks Serat Siti Jenar dipaparkan konflik agama antara Sèh Siti Jenar dengan Wali Sanga dan konflik sosial-politis antara Ki Ageng Pengging dengan Sultan Bintara. Kedua konflik ini merupakan topik permasalahan yang membungkus tema cerita sebenarnya, yaitu manusia dan dunianya. Walaupun terdapat dua konflik namun yang menjadi fokus penceritaan adalah Sèh Siti Jenar dan ajarannya. Hal ini karena ia merupakan tokoh cerita yang memicu semua konflik terjadi, selain itu pola pikirnya diceritakan secara lebih lengkap dibandingkan dengan tokoh lain. Dari cerita ini dapat dipetik dua amanat yang berlaku universal, yaitu pentingnya penyaringan kemampuan murid dalam suatu proses pendidikan dan adanya peran-peran yang harus dijalani manusia di dalam suatu lingkup sosial, terlepas dari kesetaraan hakikat manusia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mas Ngabehi Mangunwijaya
"Buku ini menceritakan seorang pangeran dari negeri Atas Angin yang baru saja menikah dengan anak seorang pandita. Pangeran tersebut bernama Abuniyas, istrinya bernama Siti Rokanah. Abuniyas sangat mencintai istrinya yang demikian cantik tidak ada tandingnya. Sementara Siti Rokanah istri yang tidak setia kepada suami. Dia berselingkuh dengan bawahan suaminya, yang bernama Ali Hasan. Disebabkan karena sangat cintanya, Pangeran tidak mengindahkan kejadian tersebut. Di akhir cerita, Pangeran Abuniyas dinobatkan menjadi raja menggantikan ayahnya."
Keraton Yogyakarta: Tan Khoen Swie, 1921
BKL.0812-CL 48
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>