Ditemukan 2187 dokumen yang sesuai dengan query
Raden Indrajit Prawirakusumadirja
"Dikatakan bahwa buku ini ada tiga hal yang harus kita ketahui, yaitu: 1. patokan menyatakan badan seseorang yang masih segar bugar kemudian menjadi pingsan atau menjadi mayat kemudian diperiksa denyut nadinya; 2. patokan yang dianggap nyata untuk menyatakan seseorang sudah meninggal adalah akan berhentinya aliran darah dimulai dari jempol kaki ke atas sampai habis; 3. kematian itu bukan kematian badan akan tetapi menapahnya manusia ada di kehidupan yang tercapai apa keinginannya."
Solo: De Bliksem, 1934
BKL.0278-PW 55
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Raden Adisupana
"Buku ini berisi tentang petunjuk untuk mencapai kematian yang sempurna. Bab I berisi uraian tentang zat-zat Yang Agung. Bab II berisi uraian tentang kematian, antara lain tentang tingkatan kematian, pengetahuan tentang ciri-ciri bila hendak menuju kematian, sakratul maut, kematian sempurna, dan keberadaan surga dan neraka. Bab III mengenai ?lampah?, pengetahuan tentang kebenaran yang sejati dan keabsahan ?lampah? yang sentosa."
Solo: Djawi, 1937
BKL.0408-LL 38
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Ki Padmasudjana
"Serat patisangu, menguraikan mengenai pengetahuan (kawruh) kesempurnaan hidup (sebagai bekal manuju kematian). Pengetahuan tersebut diambil dari wejangan (pitutur) para guru yang menjelaskan mengenai ?tekading kasidan?."
Yogyakarta: Boekhandel Diwarno, [date of publication not identified]
BKL.0405-PW 98
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Soekiman
"Buku/Serat dikrilmaut utawi somarsana lalis ini menerangkan mengenai: 1. orang yang hendak menuju ke alam Barzah; 2. pembahasan roh/ruh pada manusia yang hidup; 3. suara kubur atau godaan Iblis terhadap manusia yang akan meninggal; 4. mengenai mengantarkan jenazah atau ziarah kubur pada malam Jumat; 5. ciri-ciri orang yang menghadapi sakaratulmaut."
[Place of publication not identified]: Sigit, 1939
BKL.0201-PW 68
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Sitompul, A. R Adelany
2001
S3041
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
London: Routledge, 1997
306.9 Dea
Buku Teks Universitas Indonesia Library
New York: McGraw-Hill, 2013
306.9 TAC
Buku Teks Universitas Indonesia Library
"Serat Jatipralaya ini berisi penjelasan tentang tanda atau ciri-ciri orang yang hendak mendekati ajalnya. Naskah ini merupakan salinan ketikan dari naskah FSUI/PW.86. Penyalinan sebanyak empat eksemplar, dilakukan oleh staf Panti Boedaja pada bulan Maret 1939, di Yogyakarta. Keempat salinan tersebut kini tersimpan di koleksi FSUI ini (A 41.10a-d). Hanya ketikan asli (a) yang dimikrofilm. Dalam teks dijumpai catatan yang menyatakan bahwa naskah induk (PW.86) pernah dimiliki R. Sastrapradapa (Darmakesuma, Mangkubumen Jawi), sedangkan data penyalinan naskah ini tidak diketahui secara pasti, hanya pada h.2 dijumpai nama tempat samaran, berbunyi anggitan Kyai Iman Suci ing Ngatasangin."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.22-A 41.10a-d
Naskah Universitas Indonesia Library
Resti Nurfaidah
"Adinda merupakan tokoh utama sekaligus judul sebuah monolog. Adinda berbicara dengan simbol dan senandung. Simbol dan senandung tersebut menyuarakan kepedihan hatinya ketika posisi sebagai seorang PSK tersudut dalam pandangan negatif masyarakat. Adinda merindukan kasih sayang dan mengharapkan perubahan dalam hidupnya. Namun, situasi dan lingkungan sosial tidak mau berterima terhadap profesi yang ia jalnai. Dampak sosial yang keji tidak mampu dihindari oleh Adinda hingga akhir hidupnya. Makalah ini membahas ketersudutan Adinda dari berbagai simbol yang ada di sekitarnya. Pembahasan simbol tersebut dilandasi dengan teori semiologi Roland Bartez dengan konsep signifier-signified. Berdasarkan analis yang dilakukan, simbol yang terdapat di dalam monolog tersebut sangat signifikan dalam menyuarakan kesulitan Adinda sebagai bagian dari kelompok marginal.
Adinda is the main character as well as the title of a monologue. Adinda spoke with symbols and humming. The symbol and the chanting voiced his heartache when the position as a PSK cornered in the negative view of society. Adinda longs for affection and expects a change in his life. However, the situation and the social environment do not want to accept the profession that he jalnai. The cruel social impacts can not be avoided by Adinda until the end of his life. This paper discusses Adinda's adherence from the various symbols around him. The discussion of the symbol is based on Roland Bartez's semiologi theory with a signifier-signified concept. Based on the analysts conducted, the symbol contained in the monologue is very significant in voicing the difficulty of Adinda as part of the marginal group."
Balai Bahasa Jawa Barat, 2016
400 BEB 3:2 (2016)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Guntheroth, Warren G.
New York: Futura Publ., 1982
312.23 GUN c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library