Ditemukan 17018 dokumen yang sesuai dengan query
"Serat Babad Nyanjata ini berisi tentang Arya Mangkunagara Ke-IV dalam kunjungan ke Wanagiri."
no place: no publisher, no year
BKL.0354-SJ 15
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Berisi sejarah dari para bupati di Tuban. Dimulai dari Prabu Banjaransari seorang raja yang sangat terkenal. Sejarah bupati beserta silsilah keluarganya. Kemudian Kyai Lebe Lonthang, R. Arya Bangan, R. Arya Dandhangmiring. Diuraikan pula asal mula nama Tuban yaitu: air yang keluar (metu banyu), tubany (air keluar) dan Tuban. R. Arya Dandhangwacana mulai dari pemerintahannya negara terlihat makmur. Kemudian uraian mengenai makam para Auliya dan para leluhur di daerah Tuban. Pemakaman di Majagung, Majagung tapakan, di Astana Kajongan, Manamdara (kampung Sidamukti), Cungkup Makam Agung, dan masih banyak kota (daerah lainnya.)"
Kediri: Tan Khoen Swie, 1936
BKL.0106-CH 1
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Raden Mas Panji Jayengkusuma
"Buku ini menceritakan tentang Prabu Linggakarang di Pajajaran dalam rangka mencari pengetahuan mengenai keutamaan. Persahabatan dengan Seh Maulana Sayidina Dahrunapi, Kaji Maulana Atasbinjan. Piwulangan dari Pangeran Atasangin mengenai pengetahuan keselamatan. Kemudian diberi nama Seh Jambukarang atau Sinuwun Lawet sampai pada akhir hayatnya dan dikebumikan di Redi Lawet (Banyumas)."
Surakarta: N.V. Sidyanata, 1935
BKL.0252-CS 10
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Buku ini merupakan sebuah buku peringatan K. G. P. A. A. Mangkunagara VI. Mengenai keberadaan dan perjalanan hidup K. G. P. Mangkunagara VI dari masa muda sampai wafatnya."
Solo: P. Moehammadijah, [date of publication not identified]
BKL.0669-BO 7
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Buku ini menceritakan tentang kompeni (VOC) Belanda, Keraton Surakarta, Ngayogyakarta, dan Mangkunagaran. Teks ini diterbitkan berdasarkan induknya yang ditulis oleh Raden Tumenggung Yasadipura, pujangga di Keraton Dalem Surakarta Hadiningrat. Teks diawali dengan cerita tentang pemerintahan Raja Paku Buwana II di Kartasura. Kartasura diserang oleh pemberontak Cina. Paku Buwana dengan dibantu oleh VOC berhasil lolos dan memadamkan peperangan. Paku Buwana II menandatangani perjanjian dengan kompeni bahwa di bawah pemerintahannya akan selalu memihak dan bekerja sama dengan kompeni. Penandatanganan perjanjian di Keraton Kartasura pada November 1723 atau tahun Ehe 1668. Teks diawali dengan cerita Pangeran Mangkubumi dan diakhiri dengan cerita mengenai Ki Tumenggung Arungbinang."
Kediri: Boekhandel Tan Khoen Swie, 1922
BKL.0364-SJ 16
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Buku ini diawali dengan: 1) Wafatnya Sunan Paku Buwana pertama di Kartasura, hingga naik tahtanya Prabu Mangkurat Jawi di Kartasura.; 2) Kisah Pangeran Adipati Arya Mangkunagara ing Kartasura setelah turun tahta ayahnya, hingga dibuang.; 3) Kisah Raden Mas Suryakusuma (Sahid) setelah turun tahta sang ayah hingga kedatangannya setelah pergi berperang.; 4) Kisah Kanjeng Pangeran Adipati Mangkunagara ketika bertempat tinggal di Panambangan (Nglaroh), hingga perselisihan dengan Sinuhun di Kabanaran.; 5) Kisah Kanjeng Pangeran Adipati Mangkunagara ketika berselisih dengan Sinuhun Kabanaran, hingga kembalinya ke Surakarta.; 6) Kisah KGPAA Mangkunagara sejak menetap di Surakarta hingga wafatnya."
Weltevreden: Bale Pustaka, 1918
BKL.1054-SJ 73
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Raden Wirya Satmaka
"Buku ini menceritakan asal-muasal orang-orang Jawa memeluk agama Islam, serta adanya para wali di Jawa. Buku ini bersumber dari bahasa Sunda yang kemudian dialihbahasakan dan digubah dalam bentuk tembang."
Kediri: Tan Khoen Swie, 1923
BKL.0557-IS 51
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Teks Babad Pakepung ini diawali dengan gambaran tentang PB IV yang baru naik tahta pada usia yang masih remaja. PB IV digambarkan sebagai seorang raja yang akrab dan dalam memegang tampuk pemerintahan selalu didampingi oleh empat orang yang bernama Panengah, Wiradigda, Bahman dan Nursaleh. Keempat orang ini sangat berpengaruh dalam setiap pengambilan keputusan raja. Nasehat atau petunjuk orang lain khususnya dari Yasadipura tidak dihiraukan. Keempat orang tersebut juga mempengaruhi raja untuk tidak lagi bersahabat dengan pihak Belanda. Hal ini mengakibatkan kemarahan Belanda dan Yogyakarta. Akhirnya Kraton Surakarta dikepung oleh Belanda dibantu pasukan dari Kraton Yogyakarta. Dilanjutkan dengan cerita tentang perkawinan raja dengan putri Pangeran Adipati Anom Yogyakarta bernama R.A. Saleh. Diceritakan pula tentang pergantian pejabat di pihak Belanda, demikian pula penobatan putra mahkota yang harus disetujui lebih dahulu oleh pihak Belanda. Teks Babad Pakepung tersebut terdapat pada h.1-95 (noraor Jawa), adapun h.1-5 dengan angka Arab pada bagian belakang naskah setelah teks Babad Pakepung) berisi salinan Serat Iber (Edaran). Poerbtjaraka dalam bukunya Kapustakan Jawi menyatakan bahwa Babad Pakepung adalah karya Yasadipura II yang ditulis pada masa pemerintahan PB IV. Berdasarkan keterangan pada h.i, naskah Babad Pakepung ini merupakan salinan yang dikerjakan oleh R. Ayu Mangunprawira pada tanggal 18 Jumadilawal, 1823 (28 November 1893). Pigeaud memperoleh naskah ini dari Mangunprawira sendiri pada 17 Mei 1930. Mandrasastra kemudian membuatkan ringkasan pada tahun 1930 sebanyak dua eksemplar, di Surakarta."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.123-NR 78
Naskah Universitas Indonesia Library
"Naskah L 5.01 ini merupakan ringkasan dari naskah KBG 306 yang semula menjadi milik Dr. Rouffaar. Uittreksel ini diterima Pigeaud dari R.Ng. Dr. Poerbatjaraka pada bulan Maret 1931. Catatan kata-kata dilakukan oleh Poerbatjaraka."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.124-L 5.01
Naskah Universitas Indonesia Library
"Naskah ini ditulis untuk pedoman cerita wayang madya (ringgit madya). Ceritanya mengisahkan Raden Umbulsari yang menikah dengan Dewi Dwarawati. Kemudian dilanjutkan dengan cerita tentang Raden Umbulsari dengan raja raksasa bernama Gandarwa, Raja Korawa dan Pengging. Di dalam teks ini disebutkan bahwa kidung Umbulsari dan sekar Mijil dapat dipakai untuk menidurkan anak yang susah tidur di malam hari. Daftar pupuh sebagai berikut: 1. Kinanti; 2. Pucung; 3. Pangkur; 4. Durma; 5. Sinom; 6. Megatruh. Asal koleksi naskah milik RM. Sajid."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.12-KS 38
Naskah Universitas Indonesia Library