Ditemukan 2630 dokumen yang sesuai dengan query
R.Ng. (Raden Ngabehi) Yasadipura I
"Buku Babad Giyanti ini disalin dari naskah koleksi KBG van Kunsten en Wetenschappen. Buku Babad Giyanti IX adalah gubahan Jasadipura I. Adapaun ringkasan isinya adalah: 53. Sultan Kabanaran meninggalkan kerajaan, mengungsi ke Sukawati; 54. Menceritakan tentang utusan dari Surakarta ke Betawi serta peperangan kecil-kecil; 55. Gubernur Ogendorp dan utusan Surakarta di Betawi; 56. Gubernur Ogendorp dan utusan menyerang Banten; 57. Sepulang dari Betawi utusan Surakrta bersiap-siap; 58. Perjalanan ke Kedu dibatalkan oleh Sultan Kabanaran tidak jadi ke Mataram; 59. Peprangan di Gowong; 60. Peprangan di Bagelen dan Malaran."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1937
BKL.0683-SJ 28
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
R.Ng. (Raden Ngabehi) Yasadipura I
"Buku Babad Giyanti XI ini adalah gubahan Yasadipura I. Adapun ringkasan isinya adalah: 66. (hlm. 3) Sunan Kabanaran berangkat dari Pagelen untuk menaklukkan daerah pesisir, dalam perjalanan menginap di Talaga Wana; 67. (hlm. 5) Tumenggung Arungbinang dengan dibantu oleh Kompeni mengejar Pangeran Purbaya di Pagelen; 68. (hlm.27) Sunan Kabanaran melanjutkan perjalanan untuk menyerang Pekalongan; 69. (hlm. 45) Raja Kabanaran hendak menyerang Pamalang dan Tegal; 70. (hlm. 49) Sunan Kabanaran ber?besan? dengan Pangeran Natakusuma; 71. (hlm. 51) Tumenggung Arungbinang; 72. (hlm. 57) Sunan Kabanaran pulang ke Mataram, Pekalongan direbut kembali Kompeni; 73. (hlm. 62) Tumenggung Arungbinang dicari oleh putri dari Bulupitu; 74. (hlm. 74) Di Mataram sedang dibicarakan persiapan pernikahan pengantin."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1938
BKL.0684-SJ 29
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
R.Ng. (Raden Ngabehi) Yasadipura I
"Buku Babad Giyanti XII ini adalah gubahan Yasadipura I terbitan Bale Pustaka tahun 1938. Adapun ringkasan isinya adalah: 75. (hlm. 13) Menggali gunung Tompomas, Sultan Banten memohon perlidungan kepada Sunan Kabanaran; 76. (hlm. 25) Dipati Cebolang di Surabaya berbalik memusuhi Kompeni, dibantu oleh Sunan Kabanaran; 77. (hlm. 35) Sunan Kabanaran hendak menaklukkan tanah Bang Wetan; 78. (hlm. 45) Adipati Suradiningrat di Pranaraga menyiapakan pasukan untuk menghadapi perang Pangeran Mangkunagara; 79. (hlm. 52) Sunan Kabanaran hendak ke Pranaraga; 80. (hlm. 58) Peperangan di Kedu, Raden Mangkuwijaya dan Tumenggung Jayadirja tewas oleh Kompeni; 81. (hlm. 67) Adipati di Bang Wetan sowan Sunan Kabanaran di Pranaraga; 82. (hlm. 72) Pangeran Mangkunagara pulang ke Mataram, Sunan Kabanaran melanjutkan perjalanan menyerang Surabaya; 83. (hlm. 78) Sunan Kabanaran bermalam di Kartasana, melatih prajurit."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1938
BKL.0685-SJ 30
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
R.Ng. (Raden Ngabehi) Yasadipura I
"95. (hlm.3) Madiun dan Panaraga (Pranaraga) dapat direbut oleh Pangeran Mangkunagara; 96. (hlm.9) Sunan Kabanaran kalah berperang melawan Pangeran Mangkunagara; 97. (hlm.19) Sunan Kabanaran pulang ke Surakarta untuk menenangkan hati pasukannya. Pangeran Mangkunagara di Panaraga menyelenggarakan pesta perkawinan pamannya Pangeran Purubaya yang berganti nama menjadi Arya Cakranagara; 98. (hlm.24) Sultan Banten berpura-pura menjadi santri dari Gowong hendak menyusul Sunan Kabanaran ke Sukawati. Di Dhukuh Repaking dijadikan mantu oleh Kyai Nuriman; 99. (hlm.32) Sunan Kabanaran menerima surat dari Seh Ibrahim; 100. (hlm.39) Kyai Muriman diberi (sebagai pinjaman) tanah gagatan untuk memberi makan Sultan Banten; 101. (hlm.43) Sunan Kabanaran memberi surat kepada Jnedral melalui tuwan Sarip Besar (Seh Ibrahim) menjelaskan penyebabnya ia pergi dari negaranya; 102. (hlm.55) Perjalanan Sarip Besar yang hendak bertemu dengan Sultan Kabanaran. Sarip Besar singgah di Surakarta; 103. (hlm.72) Pangeran Mangkunagara bertaubat kepada ayahnya, Sunan Kabanaran. Adipati Suryanagara diutus ke Semarang untuk mempersembahkan hadiah kepada Jendral di Betawi."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1938
BKL.0732-SJ 51
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
R.Ng. (Raden Ngabehi) Yasadipura I
"103. (hlm. 3) Pangeran Mangkunagara bertobat pada ayahnya, Sunan Kabanaran. Adipati Suryanagara diutus ke Semarang untuk mempersembahkan hadiah kepada Jendral di Betawi; 104. (hlm.11) Pangeran Mangkunagara menjadi raja, bermusuhan dengan ayahnya, Sunan Kabanaran; 105. (hlm.23) Sarip Besar bertemu dengan Sunan Kabanaran; 106. (hlm. 41) Pangeran Bintara berkhianat. Pangeran Mangkunagara naik tahta bergelar Sunan Adi Prakosa. Kumpeni mufakat, Sunan Kabanaran tetap menjadi raja Senapati dengan sebutan Sultan dengan karaton di Mataram; 107. (hlm.65) Sultan menyuruh memberangkatkan pasukan Belanda dan Jawa untuk mengejar pasukan Pangeran Mangkunagara; 108. (hlm.73) Tumenggung Kurdhanagara dan anaknya dibunuh. Sunan Kabanaran memberi tanah, 500 untuk makan kuda, kepada putra Sinuhun di Surakarta; 109. (hlm.77) Prajurit Kabanaran dan prajurit Kumpeni perang lawan prajurit Mangkunagara di Tugu. Mangkunagara kalah, kemudian berdiam di Bureng."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1938
BKL.0733-SJ 52
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
R.Ng. (Raden Ngabehi) Yasadipura I
"Buku ini dicetak berdasarkan naskah yang tersimpan di KGB Van Kunsten en Wetenschapen. 109. (hlm.3) Lanjutan dari jilid XVI; 110. (hlm.19) Dhusun Giyanti dihias untuk keperluan acara pembagian kerajaan (Palihan nagari); 111. (hlm.26) Ketetapan Sultan naik tahta; 112. (hlm.44) Membaca surat perjanjian dan mengamankan hajatan Sultan; 113. (hlm.52) Membahas pengangkatan Patih Dalem di yogyakarta; 114. (hlm.63) Kangjeng Sultan melantik para abdi; 115. (hlm.70) Kangjeng Sultan bertemu dengan Kangjeng Sunan."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1938
BKL.0734-SJ 53
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
R.Ng. (Raden Ngabehi) Yasadipura I
"Buku ini dicetak berdasarkan naskah yang tersimpan di KBG van Kunsten en Wetenschappen. 121. (hlm.3) Pangeran Bintara dan Pangeran Purubaya menyerah dan mohon ampun. Kangjeng Sultan Sunan tidak mau menerima pernyatan Bintara dan Purubaya; 122. (hlm.12) Adipati Pringgalaya terbuka kejahatannya, kemudian bunuh diri dengan cara minum racun; 123. (hlm.24) Kangjeng Sultan mendirikan sebuah kota; 124. (hlm.37) Pangeran Mangkunagara tidak diperkenankan mengambil tanah sepertiga bagian. Ia marah, dan kemudian memberangkatkan pasukannya menggembpur ke daerah pesisir; 125. (hlm.44) Peprangan di Selakepyak. Kapiten Van der Pol tewas; 126. (hlm.52) Pangeran Mangkunagara berbincang dengan bawahannya. Ia berniat hendak tunduk; 127. (hlm.58) Prajurit Madura menyatakan setia pada Sultan; 128. (hlm.68) Peperangan di Sima."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1938
BKL.0736-SJ 55
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
R.Ng. (Raden Ngabehi) Yasadipura I
"Buku ini dicetak berdasarkan naskah yang tersimpan di KBG VanKunsten en Wetenschappen. 115. (hlm.3) Lanjutan dari jilid XVII mengenai Kangjeng Sultan bertemu dengan Kangjeng Sunan; 116. (hlm.17) Persiapan untuk penyerangan ke Pranaraga; 117. (hlm.28) Adipati Pringgalaya dimarahi oleh Sultan dan Sunan; 118. (hlm.45) Sultan bertanya pada putranya mengenai keberangkatan penyerangan; 119. (hlm.57) Pangeran Mangkunagara dan pasukannya pergi dari dusun Mamenang hendak menyerang daerah pesisir. Di Pajang, tentara Mangkunagara berkelahi dengan prajurit Surakarta; 120. (hlm.68) Pangeran Mangkunara dikejar oleh Sultan."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1938
BKL.0735-SJ 54
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
R.Ng. (Raden Ngabehi) Yasadipura
"Buku ini merupakan salah satu bagian dari beberapa jilid teks Babad Giyanti (jilid 20). Buku ini mengacu pada naskah yang tersimpan di Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunstenkunde Wetenschappen. Cerita diawali dengan kisah Sultan bersama para abdinya; Dusun Matesih dijarah oleh prajurit Madusa; Kisah Sultan ketika masih muda; Prajurit Mangkunagara melawan Yogyakarta; Panji Kartayuda dan Panji Kartasari dipanggil ke Surakarta; Pangeran Mangkunagara memohon perlindungan pasa sultan di Surakarta; Ki Wangsaniti diutus oleh Sunan mencari Pangeran Mangkunagara; Sultan Yogyakarta membubarkan pasukannya."
Batawi Sentrem: Bale Pustaka, 1939
BKL.1072-SJ 77
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Buku ini berisi: 83. (hlm. 3) Ki Ageng Wanakusuma, kedatangan Ki Ageng Giring untuk merobohkan Kraton Kartasura.; 84.(hlm. 26) Untung diangkat anak oleh Kapitan Mur.; 85. (hlm. 36) Untung pergi mencari pekerjaan di/kepada Sultan Cirebon.; 86. (hlm. 43) Surapati mengabdi di Kartasura.; 87. (hlm. 51) Kapitan Tak hendak menangkap Surapati, tewas di Kartasura.; 88. (hlm. 74) Surapati menjadi Bupati Pasuruhan, diberi nama atau gelar Tumenggung Wiranagara."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, [date of publication not identified]
BKL.0696-SJ 34
Buku Klasik Universitas Indonesia Library