Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84086 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pramastuti Kusumaningtiyas
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
S24741
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Deltavina Wulansari
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1995
S25893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Citra Umbara, 2001
346.048 UND
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maelani Mairisa
"Akibat dan kurangnya pemahaman akan pentingnya perlindungan atas suatu desain industri banyak desain industri yang telah beredar di masyarakat yang telah menjadi milik umum atau tidak baru didaftarkan desain industrinya hal ini jelas menyalahi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan terdapat kemungkinan bahwa si pengusaha tersebut ingin memonopoli pasar dengan itikad yang tidak baik. Undang-undang desain industri termasuk undang undang yang baru dan belum cukup dikenal oleh industriawan Indonesia lain halnya dengan undang-undang tentang HKI lainnya seperti Undang-undang hak cipta, undang-undang merek dan undang-undang paten yang sudah ada terlebih dahulu semenjak jaman kolonial Belanda.
Masyarakat di Indonesia sampai saat ini masih belum memiliki kesadaran akan pentingnya mendaftarkan suatu desain industri agar desain industri tersebut dilindungi oleh hukum. Apakah pengertian kebaruan (novelty) pada suatu desain Industri dalam kaitannya dengan "originalitas" suatu desain industri, serta penerapan syarat kebaruan (novelty) dalam proses pendaflaran berdasarkan Undang-undang desain industri, Bagaimanakah pandangan hakim dalam menilai arti kebaruan (novelty) pada suatu desain industri, merupakan pennasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini.
Permasalahan tersebut akan diteliti dengan metode analisa data secara kualitatif yang bersifat perspektif analitis. Undang-Undang Desain Industri hanya menganut unsur baru sebagai syarat perlindungan desain industri, bukan orisinil. Desain Industri dikatakan baru apabila pada waktu diajukan permohonan pendatarannya desain tersebut tidak sama pengungkapannya yang telah ada sebelumnya.
Pengungkapan sebelumnya pengungkapan desain industri sebelum Tanggal penerimaan atau Tangggal prioritas apabila permohonan diajukan dengan prioritas diumumkan atau digunakan di Indonesia atau diluar Indonesia. sehaxusnya undang-undang desain industri juga memasukkan unsur orisinil sebagai syarat materil bagi pendaftaran desain industri yang akan memperoleh perlindungan hukum agar desain industri yang orisinil masih bisa mendapatkan perlindungan hukum mengingat suatu desain yang baru sudah pasti orisinil dan yang orisinil belum tentu baru, hal ini dikarenakan desain industri selain erat dengan pendekatan paten yang mensyaratkan kebaruan agar dapat memperoleh perlindungan sedangkan desain industri juga masih erat kaitannya dengan hak cipta."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T16466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cendana Langgeng G.
"Skripsi ini membahas mengenai masalah kebaruan dalam permohonan paten. Dalam permohonan paten terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar permohonan paten tersebut dapat diberikan paten oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Syarat-syarat tersebut dijelaskan dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No.14 Tahun 2001 Tentang Paten, yaitu (i) adanya unsur kebaruan, (ii) mengandung langkah inventif, dan (iii) dapat diterapkan dalam industri. Permohonan paten yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited ditolak oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dikarenakan telah terdapat dokumen pembanding yang mengungkapkan invensi yang sama yang telah ada terlebih dahulu. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait dengan ini, berbentuk penelitian hukum normatif yang bertujuan untuk meneliti kepastian hukum berdasarkan studi kepustakaan dan hukum positif yang ada. Pemeriksaan mengenai kebaruan suatu invensi bukan hanya sekedar beda dengan dokumen pembanding yang ada, namun juga dilihat ciri teknis dari invensi masing-masing.

This thesis discusses the issue of the novelty in a patent application. There are several requirements in a patent application that must be fulfilled in order to such application can be granted a patent by Directorate General of Intellectual Property Rights. Those requirements are regulated in Article 2 paragraph (1) Law No. 14 Year 2001 concerning Patents, such as (i) there is an element of novelty, (ii) involve an inventive step, (iii) applicable in the industry. Patent application that has been submitted by PT Bajaj Auto Limited was rejected by Directorate General of Intellectual Property Rights due to the comparison document that revealed the same invention which has been existed before. This thesis was conducted with the method of normative legal science that intended to search the legal certainty based on literature studies and any applicable laws in Indonesia. The examination of the novelty of an invention is not just based on the discrepancy with the comparison document but it shall also be seen from technical characteristics of each invention.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Liza Adnan
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T36574
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Wijaya HF
"ABSTRAK
Tesis ini membahas patentabilitas invensi di bidang farmasi yang mengandung
sifat “evergreening” berdasarkan Putusan Mahkamah Agung India dalam perkara
Novartis Melawan Union of India. Sifat “evergreening” yang dimaksud di dalam
penelitian ini adalah praktik permohonan paten atas invensi di bidang farmasi atau
obat-obatan yang merupakan hasil modifikasi minor yang bersifat tidak signifikan
dibandingkan dengan invensi sejenis sebelumnya. Tujuan utama hal tersebut
adalah untuk memperpanjang jangka waktu perlindungan paten yang berimplikasi
pada meningkatnya harga jual obat di pasaran. Penelitian ini penting karena
permasalahan praktik paten “evergreening” ini berimplikasi pada menghalangi
tujuan keberadaan paten sebagai alat diseminasi ilmu pengetahuan karena praktik
ini memperpanjang jangka waktu kepemilikan hak monopoli temporer dari paten,
dan juga berpotensi menghambat kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan
karena menghalangi akses masyarakat kepada obatan-obatan dengan harga
terjangkau. Penelitian ini menggunakan metode perbandingan. Metode penelitian
tersebut digunakan untuk mengetahui perbedaan karakteristik aturan syarat
patentabilitas invensi antara UU Paten India dengan TRIPs dan UU Paten
Indonesia. Perbedaan karakteristik inilah yang mengakibatkan India telah
mengantisipasi pengaturan syarat patentabilitas invensi yang mengecualikan paten
untuk invensi yang mengandung sifat “evergreening” dengan menerapkan standar
syarat patentabilitas yang tinggi dibandingkan dengan UU Paten Indonesia.
Ketiadaan antisipasi pengaturan di dalam UU Paten Indonesia ini yang untuk
kemudian dicari solusinya, sehingga penulisan ini tidak hanya bermanfaat dalam
tataran pengembangan teoritis tetapi juga bermanfaat bagi Pemerintah Indonesia
dalam menyusun aturan hukum yang substansinya mengantisipasi pengaturan
yang mencegah praktik paten “evergreening” di Indonesia.

ABSTRACT
This thesis discusses the patentability of pharmaceutical inventions that contains
"evergreening" properties by the Indian Supreme Court decision in the case
Novartis AG versus Union of India. The meaning of "evergreening" in this
research is the practice of patent applications in the fields of pharmaceuticals or
drugs which is the result of invention minor modifications that are insignificant
compared with previous similar invention. The main purpose of it is to extend the
term of patent protection that has implications for increasing the selling price of
the drug on the market. This study is important because it concerns the practice of
patent "evergreening" which implies hinder the existence of patent as a tool of
dissemination of knowledge, and also potentially hinder the welfare of society in
the field of public health for blocking access to medicines drugs at affordable
prices. The writer uses comparison method. The research method used to
determine differences in the characteristics of the invention patentability
requirement rules between the Indian Patents Act with TRIPS and the Indonesia
Patent Law. This differences characteristic has resulted that India had anticipated
setting requirements to exclude the patentability of inventions that contain
properties "evergreening" by applying higher standard of patentability
requirements than the Indonesian Patent Law. The absence of regulation in
anticipation of the Patent Law of Indonesia is to then find the solution, so the
writing is not only useful in the development of a theoretical level but also
beneficial to the Government of Indonesia in developing the rule of law which
substantially prevents patent "evergreening" practice in Indonesia."
Universitas Indonesia, 2013
T35932
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Tatanusa Indonesia, 2008
346.0482 HAK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Butarbutar, Heike Agustina
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1997
S23240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zaimul Umam
2009
T27106
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>