Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44505 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imam Brotoseno
Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Irfan Z. Habsjah
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1983
S16812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Idris Ramulyo
"Menurut Imam Abu Hanifah sebagai pendiri Madzhab Hanaf, WAKAF adalah penahanan pokok suatu harta benda dalam tangan pemilik wakaf (pemberi wakaf disebut WAKIF) dan penggunaan hasil barang itu dapat disebut Ariah (Commodate Loan) yang bertujuan amal saleh. Sedangkan menurut Adhi Abu Yusuf dan Imam Muhammad, WAKAF adalah penahanan pokok suatu harta benda di bawah hukum benda Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga hak pemilikan dari WAKIF berakhir dan berpindah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, untuk sesuatu tujuan amal yang hasilnya dipergunakan untuk manfaat makhluk-Nya.
Dalam tiap-tiap wakaf didapati 3 (tiga) unsur, yaitu:
1. Pemilikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dan oleh sebab itu sifatnya abadi dan tidak dapat dicabut;
2. Manfaatnya bagi kepentingan manusia;
3. Hapusnya hak pemilikan dari. WAKIF.
Sedangkan menurut Imam Syafi'i, WAKAF adalah: Suatu kontak yang hasil atau akibatnya merupakan penahanan asal (pokok) dari sesuatu benda dan membiarkan hasil-hasilnya untuk kepentingan umum.
Pokok-pokok yang penting dalam definisi menurut Imam Syafi'i tersebut ialah:
1. Pembekuan pemilikan dari WAKIF (Immobilization Corpus) oleh badan atau organisasi;
2. Pemakaian penghasilan atau keuntungan untuk tujuan amal tertentu.
Asaf A.A. Fyzee dalam bukunya Outlines of Mohammadan Law, Geoffrey Cumberlege Oxford University Press, London 1956 hal. 103 mengatakan bahwa WAKAF dapat diberikan kepada:
1. Imam Masjid kepentingan peribadatan);
2. Untuk sekolah-sekolah, dan keperluan bagi tenaga pengajarnya serta siswa-siswinya (kepentingan pendidikan);
3. Untuk saluran air, jembatan-jembatan, rumah penginapan kafilah, derma fakir dan miskin dan bantuan untuk kepentingan orang-orang miskin naik Haji.
Dengan alasan tersebut peneliti mencoba mengadakan penelitian di Wilayah DKI Jaya dengan permasalahan sebagai di bawah ini:
- apakah pelaksanaan WAKAF di Wilayah DKI Jaya dapat menunjang lajunya peningkatan pendidikan;
- sampai sejauh mana partisipasi fuqoha, ulama dan masyarakat khususnya umat Islam dalam mensukseskan pendidikan dengan dana/pembiayaan dari wakaf;
- sampai seberapa jauh secara sosiologis, juridis dan ekonomis pelaksanaan wakaf telah dapat mensukseskan pendidikan.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa telah ada 78.038,33 M2 tanah wakaf, 2251 orang/badan hukum yang telah berwakaf, 893 NADZIR (pengelola tanah/harta benda wakaf), 2307 buah rumah ibadat berasal dari wakaf, 432 Madrasah, 379 Yayasan Yatim Piatu, 41 Yayasan fakir miskin, 535.569 orang miskin dan 16.618 orang jompo dibiayai dari dana wakaf. Untuk pendidikan telah diasuh 74 buah sekolah Taman Kanak-kanak, 3019 murid TK, 153 buah SD dengan 6865 murid, 59 buah SLTP dengan 7637 siswa, 124 buah SLTA dengan 4973 siswa, 3 sekolah Kejuruan tingkat SLTA dengan 500 murid dan 3 buah Perguruan Tinggi dengan 1500 orang mahasiswa."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Setiadi
Depok: Universitas Indonesia, 1984
S22659
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1990
S22734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Sulaksminijati
"ABSTRAK
Kebutuhan masyarakat akan produk yang berkualitas
internasional dan kebutuhan pengusaha dalam mencari
metode pemasaran produk dan jasa secara internasional
telah mendorong timbulnya konstruksi bisnis usaha
waralaba. Konstruksi bisnis waralaba umumnya adalah
konsep bisnis yang memberikan izin penggunaan merek
dagang milik pihak asing sebagai pemberi waralaba kepada
penerima waralaba sebagai mitra lokal dengan menawarkan
suatu paket usaha yang terstandarisasi dan terformat
baku. Banyaknya bisnis restoran dan café bermerek
internasional yang dijalankan dalam bentuk waralaba asing
dewasa ini menimbulkan pemikiran apakah konstruksi bisnis
waralaba asing ini sama dengan penanaman modal asing ?
Bagaimanakah aturan perpajakan melihat konsep bisnis
waralaba? Dalam usaha waralaba ini bentuk modal yang
diinvestasikan oleh pihak asing bukan sebagai pemasukan
saham atau finansial sebagaimana diatur dalam UU Nomor 1
Tahun 1967 tentang PMA, tetapi berupa Hak atas Kekayaan
Intelektual. Berkaitan dengan adanya daftar negatif
investasi yang masih membatasi jenis usaha yang mendapat fasilitas penanaman modal asing, maka seringkali lembaga
waralaba ini dijadikan pintu belakang masuknya modal
asing. Dari sudut perpajakannya, permasalahan pembayaran
royalti yang melalui lintas negara akan mendapat
perlakuan khusus dengan adanya ketentuan dalam Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda. Sedangkan dalam rangka
penggalian potensi perpajakan pihak asing yang bertindak
sebagai pemberi waralaba, pengenaan pajaknya dapat
disamakan dengan Wajib Pajak Dalam Negeri karena memenuhi
kriteria memiliki Bentuk Usaha Tetap di Indonesia.
Penulisan tesis ini menggunakan metode penelitian
kepustakaan dengan mengumpulkan data dari bahan pustaka,
dan penelitian lapangan dengan melakukan wawancara kepada
pihak yang terkait."
2004
T36684
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Anthon
"Dari studi kelayakan yang dilakukan tentang industri wood working ini, dapat diringkas sebagai berikut :
1. Pendirian industri wood?working pada saat ini sangat tepat waktunya, sebagai tindak lanjut dan Peraturam Pemerintah cq. Departemen Perdagangan No 292/Kp/IX/88 tertanggal l9-September-1958 tentang Larangan Ekspor Kayu Gergajian Berkualjtas Rendah.
2. Jumlah investasi untuk pendinian industri Wood-working tahap Pertama sebesar Rp. 5.586.646.000 termasuk IDC sebesar Rp. 547.491..000.- kemudian tahap Kedua (pada tahun ke-5) sebesar Rp. 775.850.000,- dan tahap terakhir (tahun ke-9) berjumlah Rp. 775.850.000,? sehingga total investasi keseluruhan menjadi sebesar Rp. 7.138.346.000,?
3. Untuk memenuhi investasi tahap Pertama pembiayaan, dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas Bank, dimana direncanakan untuk melakukan pinjaman sebesar 70 % dari initial investment sebesar Rp. 3.910.652.000 dengan tingkat bunga 21 % sedangkan sisanya 30 % lagi akan dibiayai dengan modal sendiri perusahaan.
4. Dari hasil Analisa Kelayakan, maka investasi ini dinilai cukup ?layak?, karena dari analisa NPV dengan tingkat cost of capital sebesar 21 % diperoleh nilai NPV Rp. 6.516.756.000- dan analisa IRR diperoleh nilai 37,91% sedangkan dari analisa sensitivitas diperoleh nilai IRR sebesar 24,51 % (apabila pendapatan turun 5 %) dan 28,85 % (apabila. biaya naik 5 %) sedangkan tingkat break event akan dicapai pada tahun ke-4 dengan tenggang waktu 1 tahun.
5. Produk dan industri wood-working ini adalah decorative moulding (door & window), laminating dan finger-joint dan seluruhnya benjumlah 17000 m3 per-tahun.
6. Kebutuhan bahan baku industri ini akan dipenuhi dari HPH milik perusahaan (37.000 m3 per-tahun) dan kekurangannya akan dipenuhi dengan membeli dari HPH lain di Kalimantan Barat (37.000 m3 per-tahun).
7. Pemasaran atas produk wood-working terutama akan ditujukan ke Amerika, Eropa, Taiwan, Singapura, Jepang, sedangkan pemasaran lainnya akan direncanakan ka Timur Tengah.
8. Resiko yang mungkin mengancam industri ini dari lingkup Internasional adalah adanya gerakan 'Green-Movement' dì Eropah dan Amerika, yang sewaktu-waktu dapat menghentikan impornya akan produk-Produk yang menggunakan bahan kayu tropis, sedangkan dari lingkup Nasional adalah keterbatasan bahan baku kayu dan jumlah industri wood working yang berkembang sangat cepat sehingga akan menimbulkan persaingan yang kurang sehat.
9. Opportunity untuk Industri wood-working Indonesia dipasaran Internasional adalah dengan adanya larangan ekspor kayu olahan/ setengah jadi, akan mengurangi ekspor wood-working negara-negara tertentu, dan kekosongan ini dapat diisi oleh industri wood working dari Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Purwanti
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap kinerja reksadana saham di Indonesia selama periode Agustus 2004 hingga Agustus 2007 dengan mempertimbangkan variabel popularitas reksadana, biaya reksadana., resiko reksadana, kemampuan manajer investasi dalam hal market timing dan portfolio selection Hal terakhir adalah mencoba untuk membangun suatu portfolio pasif dan mengukur kinerja reksadana saham berdaszu-kan Return Based Style Analjvsis. Penelitian ini membuktikan bahwa kinerja reksadana saham yang diteliti memiliki kinenja yang lebih baik dari kinerja pasar. Setelah memasukkan variabel popularitas reksadana, biaya neksadana, resiko reksadana, kemampuan manajer investasi dalam hal market timing dan portfolio selection, ada beberapa reksadana yang mampu menunjukkan kekonsistenan dalam kinmjanya. Sedangkan pada pengujian dengan menggunakan Return Based Style Analysis menunjukkan bahwa hanya sedikit dari reksadana yang diteliti yang dapat menggungguli kinezja portfolio pasif yang dibangun sebagai benchmark-nya. Selain itu dengan menggunakan Return Based Style Analysis mcnunjukkan bahwa sebagiau besar dari reksadana yang diteliti mengalokasikan asetnya pads scktor barang-barang konsumsi, sektor pertambangan dan sektor infrastruktur.

This stuaja aimed to examine mutual jitnd pedormance in Indonesia for August 2004 - August 2007 qier taking into consideration popularity, cost, risk and analyze market timing and porfolio selection of equityjiand manager. Finalbv, this study to build a style and measure fund pergnnmance based on that style used Return Based Style Analysis. This study evidence mutual jitnd in Indonesia for this periode outpeiarm to their benchmark. Then, this stuay indicates after taking factors popularity cost, riks, market timing ability and porgfolio selection there are several mutual fund have constlstentlyjbr their peizrmance. For Return Based Style Anabfsis show that stockjitnd in this study have their most asset alocation on consumer goods sector, mining sector and infasrruktur sector."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T33621
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>