Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180180 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Universitas Indonesia, 1997
S23161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadendi Hutama
"Penelitian ini membahas mengenai kewajiban notifikasi merger yang dilakukan oleh pelaku usaha asing berbentuk Holding Company dalam hal transaksi merger, konsolidasi maupun akuisisi ldquo;Merger rdquo; dilakukan di luar wilayah yurisdiksi Indonesia. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ldquo;UU Persaingan Usaha rdquo; menganut prinsip teritorial sebagai dasar penyusunannya dengan mengacu ke definisi pelaku usaha sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 5 UU Persaingan Usaha. Kedudukan pelaku usaha asing berbentuk Holding Company tidak diatur secara jelas dalam UU Persaingan Usaha yang ada saat ini. Sehingga pelaku usaha asing yang melakukan transaksi Merger di luar wilayah yurisdiksi Indonesia tidak diwajibkan melakukan notifikasi. Untuk itu guna menciptakan kondisi persaingan usaha yang sehat dan wajar sehingga tidak menimbulkan adanya pemusatan kekuatan ekonomi pada pelaku usaha tertentu khususnya badan usaha hasil Merger, maka diperlukan suatu legitimasi dari penerapan prinsip Single Economic Entity ke dalam peraturan perundang-undangan agar terdapat kepastian hukum bagi pelaku usaha asing berbentuk holding company untuk melaporkan setiap transaksi Merger yang dilakukannya.

This study focuses on the obligation of merger notification by foreign holding company in the event of merger, consolidation or acquisition ldquo Merger rdquo is conducted outside the jurisdiction of Indonesia. Law of the Republic Indonesia Number 5 year 1999 concerning Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Business ldquo Competition Law rdquo embraces territorial principle as the basis for its legislation by referring to the definition of business actor as stipulated in article 1 number 5 of Competition Law. The status of foreign business actor in the form of Holding Company is not clearly stated in Indonesian Competition Law. So that, foreign business actors which conducted Merger transactions outside the jurisdiction of Indonesia are not required to make notifications to the competition authority in Indonesia namely KPPU. Therefore, in order to create fair and reasonable business competition condition and not to cause a concentration of economic power to certain business actors, especially business entities resulting from Merger, it is necessary to legitimize the application of Single Economic Entity principle into legislation so that there are legal certainty for foreign business actors in the form of a holding company to report any Merger transactions conducted by them."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Suryajaya
"Tesis ini membahas mengenai transaksi derivatif yang dilakukan secara sepihak oleh Bank. Salah satu fasilitas pelayanan jasa perbankan yang sekarang gencar dilakukan adalah dengan memanfaatkan transasksi valuta asing atau yang disebut dengan "Transaksi D erivatif'. K asus i nit erjadi k arena adanya t ransaksi d ervatif yang dilakukan secara sepihak oleh Bank seperti yang dialami oleh DEUTSCHE BANK AG, Jakarta, yang digugat oleh HARDI WIDJAJA KUSUMA, sebagai PENGGUGAT. Dalam tulisan mi dicoba untuk membahas, meneliti permasalahan - permasalahan yaitu Apakah Transaksi Denvatif dapat dilakukan tanpa adanya konfirmasi. Bagaimana perlindungan hukum bagi nasabah terhadap transaksi derivatif yang dilakukan secara sepihak oleh Bank. Metode penelitian dengan menggunakan penelitian hukum normatif yaitu studi kepustakaan undang-undang dan studi dokumen hukum. Transaksi derivatif yang dilakukan tanpa adanya konfirmasi secara tertulis tidak dapat dilakukan karena sudah diatur dalam Pasal 5 Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/31 /PBI/2005 tentang transaksi derivatif dimana kontrak transaksi derivatif hams dengan kontrak tertulis, terlebih lagi diatur juga dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/6IPbi/2005 Tentang Transparansi Informasi Produk B ank D an P enggunaan D ata P ribadi N asabah, d imana bank harus memberikan penjelasan kepada nasabah tentang bahaya-bahaya dan keuntungan dari produk yang dikeluarkanya tersebut. Perlindungan hukum terhadap nasabah diatur dalam Pasal 4 UU Perlindungan Konsumen ada hak-hak konsumen yang terpenting yaitu: Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang danlatau j asa..

This thesis explain about Derivatif Transaction conducted unilaterally by the Bank. One of banking service activities facility that is now intensively is done is by exploiting transaction foreign currency or so-called with "Derivative Transaction". This case was happened because derivative transaction has conducted unilaterally by the Bank experienced by DEUTSCHE BANK AG, Jakarta, what sued by HARD! WIDJAJA KUSUMA, as Plaintiff. In this article tried to study, checks problems - problems about Could derivative transaction doing without confirmasion. How to protect the clien to derivative transaction conducted unilaterally by the Bank. This tesis use metode observation law normative and study law dictionary .Derivative transaction in banking is executed without existence of confirmation in writing cannot be done by although in Number Indonesia Bank Rules 7/31/PB112005 about derivative transaction has arranged shall with contract written and must fulfill some element required in the regulation. But in case Hardi Widjaja Kusuma there Hold Mail Agreement is contracting derivative transaction. Then how protection punished to client in arranged in Section 5 Number Indonesia Bank Rules 7/3 1IPBI/2005 about derivative transaction where derivative transaction contract must with contract is written, particularly is arranged also in BANK RULES INDONESIA NOMOR: 7/6/PBI/2005 ABOUT BANK PRODUCT INFORMATION TRANSPARENCY AND USAGE of CLIENT PERSON DATA, where bank must give explanation to client about dangers and advantage from product which its released. Be Better If Bank is more prioritizing explanation of across the board to the product and always gives contract in writing to abnormal bank business activity or activity of special bank."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
T23504
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tri Eka Naya Dewi
"ABSTRAK
Sejak adanya krisis moneter banyak bank yang
mengalami kesulitan operasional. Untuk itu Pemerintah
mengambil berbagai kebijaksanaan untuk melakukan
restrukturisasi dan reformasi di bidang perbankan, antara
lain dengan cara meningkatkan persyaratan mengenai modal
minimum dan melikuidasi bank-bank yang bermasalah. Upaya
pemerintah tersebut ternyata belum membawa hasil. Karena
ternyata pertumbuhan bank pasca likuidasi, masih belum
cukup memadai dan karenanya Pemerintah menghimbau kepada
bank-bank untuk melakukan merger. Pelaksanaan merger tidak
hanya dilakukan oleh bank-bank swasta, tapi juga
dilakukan oleh Bank-Bank BUMN. Diawali dengan pendirian
Bank Bali Tbk, akhirnya dilaksanakan merger Bank Universal
Tbk, Bank Artamedia, Bank Prima Ekspress, Bank Patriot
ke dalam Bank Bali yang kemudian mengganti namanya menjadi
Bank Permata, yaitu dengan ditandatanganinya perjanjian
merger, pada 27 September 2002. Namun tidak dapat
dipungkiri masih adanya permasalahan-permasalahan hukum
yang berkaitan dengan merger tersebut, seperti dapatkah
merger kelima bank tersebut dalam Bank Permata memenuhi
persyaratan sebagai bank hasil merger yang sehat serta
telah sesuaikah merger yang dilakukannya itu dengan Undang-
Undang Perbankan maupun Undang-Undang lain yang berkaitan
dengan merger bank tersebut. Melalui penelitian
kepustakaan yang bersifat yuridis normative dengan hasil
penelitian yang berbentuk evaluatif analitis maka
pelaksanaan merger yang dilakukan kelima bank tersebut ke
dalam Bank Permata, ternyata telah memenuhi kriteria
sebagai bank yang sehat dan pelaksanaannya disesuaikan
dengan Undang-Undang Perbankan dan peraturan lainnya yang
berkaitan dengan Merger Bank.

ABSTRACT
Since the monetory crisis, many bankers had been
facing operationalproblems. To overcome the situation,
the government took several justification and actions in
structural alteration and improvement by upgrading the
requirement in minimum stock capitals and liquidated the
bankers having problems. The government effort however
was still not success. The bank development after
liquidation was still below expected level and the
government called the banks for merger. This requirement
included not only the private banks but the government
banks were involved. It began the establishment of Bank
Bali that merged with Universal Bank, Artamedia Bank,
Prima Express Bank, and Patriot Bank into Bank of Bali
(now Permata Bank) those were recognized on September
27,2002. From the judicial point of view, the merger met
the established procedure and requirement both in the
banking and commercial laws. Relating to the above cases,
we feel it necessary to restudy more detail of mergering
the middle class private banks into Bank of Bali (now
Permata Bank)."
2007
T37049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Isnaini
"Dugaan penggelapan pajak yang dilakukan oleh sebuah bank swasta nasional, dengan tidak memotong Pajak Penghasilan atas bunga deposito yang diberikan kepada nasabahnya selama lima tahun berturut-turut, sangat merugikan negara. Bagi Bank tersebut bunga deposito yang diberikan kepada para deposan dianggap bukan sebagai objek pajak karena ia hanya menawarkan produk deposito dari sebuah Bank yang didirikan di Iuar negeri.
Permasalahan pokok tesis ini adalah upaya-upaya apa yang perlu dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk dapat segera mengetahui penempatan deposito di luar negeri, sehingga penerima bunga di Indonesia dapat segera dikenakan pajak.
Penelitian dilakukan untuk mengungkakan pendapat para ahli tentang penghasilan bunga yang diterima Wajib Pajak Dalam Negeri yang ditempatkan di luar negeri; ketentuan-ketentuan yang berlaku atas pemungutan pajak bunga deposito; modus operandi yang digunakan oleh Bank swasta nasional "X" dalam menggelapkan pajak atas bunga deposito dan unaya Direktorat Jenderal Pajak dalam menindak lanjuti penggelapan pajak yang dilakukan oleh Bank swasta nasional "X" tersebut.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah metode deskriptif analistis, dengan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan dan studi lapangan melalui wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan kasus tersebut.
Hasil analisis terhadap penggelapan pajak yang dilakukan Bank swasta nasional "X" tersebut bahwa Bank "X" memanfaatkan keberadaan Bank "Y" yang berbadan hukum di Iuar negeri, sedangkan Bank "Y" tersebut sebagian dimiliki oleh Bank "X" dan sebagian lagi adalah milik Yayasan Dana Jaminan Hari Tua Bank swasta nasional "X".
Hendaknya ada kerja sama antara Bank Indonesia dengan Direktorat Jenderal Pajak dalam hal menembus kerahasiaan bank untuk kasus-kasus yang khusus, tanpa harus meminta ijin Menteri Keuangan. Apabila ada petunjuk bahwa ada transfer untuk penempatan deposito yang tidak diakui Wajib Pajak dikenakan bunga SBI sebesar 13%. Atas deemed interest tersebut harus di pungut pajak sebesar 20%. Jika pemeriksa terbentur pada Rahasia Bank maka petugas pajak harus mencari terobosan untuk menembusnya Pihak kepolisian harus lebih pro aktif untuk memberikan informasi kepada Direktorat Jenderal Pajak."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T3132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Suryajaya
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai transaksi derivatif yang dilakukan secara
sepihak oleh Bank. Salah satu fasilitas pelayanan jasa perbankan yang sekarang gencar
dilakukan adalah dengan memanfaatkan transasksi valuta asing atau yang disebut
dengan “ Transaksi Derivatif*. Kasus ini teijadi karena adanya transaksi dervatif yang
dilakukan secara sepihak oleh Bank seperti yang dialami oleh DEUTSCHE BANK AG,
Jakarta, yang digugat oleh HARDI WIDJAJA KUSUMA, sebagai PENGGUGAT.
Dalam tulisan ini dicoba untuk membahas, meneliti permasalahan - permasalahan yaitu
Apakah Transaksi Derivatif dapat dilakukan tanpa adanya konfirmasi. Bagaimana
perlindungan hukum bagi nasabah terhadap transaksi derivatif yang dilakukan secara
sepihak oleh Bank. Metode penelitian dengan menggunakan penelitian hukum normatif
yaitu studi kepustakaan undang-undang dan studi dokumen hukum. Transaksi derivatif
yang dilakukan tanpa adanya konfirmasi secara tertulis tidak dapat dilakukan karena
sudah diatur dalam Pasal 5 Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/31 /PBI/2005 tentang
transaksi derivatif dimana kontrak transaksi derivatif harus dengan kontrak tertulis,
terlebih lagi diatur juga dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/6/Pbi/2005 Tentang Transparansi Informasi Produk B ank D an P enggunaan D ata P ribadi N asabah, d imana
bank harus memberikan penjelasan kepada nasabah tentang bahaya-bahaya dan
keuntungan dari produk yang dikeluarkanya tersebut. Perlindungan hukum terhadap
nasabah diatur dalam Pasal 4 UU Perlindungan Konsumen ada hak-hak konsumen yang
terpenting yaitu: Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan/atau jasa.

ABSTRACT
This thesis explain about Dérivatif Transaction conducted unilaterally by
the Bank. One of banking service activities facility that is now intensively is done
is by exploiting transaction foreign currency or so-called with "Derivative
Transaction". This case was happened because derivative transaction has
conducted unilaterally by the Bank experienced by DEUTSCHE BANK AG,
Jakarta, what sued by HARDI WIDJAJA KUSUMA, as Plaintiff. In this article
tried to study, checks problems - problems about Could derivative transaction
doing without conflrmasion. How to protect the clien to derivative transaction
conducted unilaterally by the Bank. This tesis use metode observation law
normative and study law dictionary .Derivative transaction in banking is executed
without existence of confirmation in writing cannot be done by although in
Number Indonesia Bank Rules 7/31/PBI/2005 about derivative transaction has
arranged shall with contract written and must fulfill some clement required in the
regulation. But in case Hardi Widjaja Kusuma there Hold Mail Agreement is
contracting derivative transaction. Then how protection punished to client in
derivative transaction done without existence of confirmation in writing have been arranged in Section 5 Number Indonesia Bank Rules 7/31/PBI/2005 about
derivative transaction where derivative transaction contract must with contract is
written, particularly is arranged also in BANK RULES INDONESIA NOMOR:
7/6/PBI/2005 ABOUT BANK PRODUCT INFORMATION TRANSPARENCY
AND USAGE of CLIENT PERSON DATA, where bank must give explanation to
client about dangers and advantage from product which its released. Be Better If
Bank is more prioritizing explanation of across the board to the product and
always gives contract in writing to abnormal bank business activity or activity o f
special bank."
2008
T37020
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Liana L.M.
"Perbankan Indonesia yang kuat dan sehat merupakan salah satu tujuan utama dari Arsitektur Perbankan Indonesia. Salah satu upaya Bank Indonesia untuk menciptakan penguatan struktur perbankan yang sehat adalah dengan mendorong percepatan konsolidasi perbankan melalui program merger dan insentif sebagaimana yang diatur dalam PBI Insentif Konsolidasi. Permasalahan yang dianalisis adalah perbedaan pokok antara ketentuan Bank Indonesia yang terkait dengan merger dalam upaya konsolidasi perbankan sebelum dan sesudah dicanangkannya Arsitektur Perbankan Indonesia (API) serta manfaat yang dapat diperoleh bank dari PBI Insentif Konsolidasi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis normatif, dengan menghimpun dan menganalisis data sekunder, berupa literatur dan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan upaya penyehatan melalui konsolidasi bank. Kesimpulan yang diperoleh dalam penulisan ini adalah Kebijakan konsolidasi bank khususnya melalui program merger sebelum berlakunya API hanya bersifat peraturan pelaksanan dari PP No. 28 Tahun 1999 sedangkan kebijakan serupa sesudah dicanangkannya program API merupakan suatu upaya untuk menjadikan merger dan konsolidasi bank sebagai salah satu cara untuk menciptakan bank yang lebih solid sesuai dengan program API.
Program merger bank sejak diberlakukannya PBI Insentif Konsolidasi perbankan diperkirakan akan memperoleh manfaat ganda. Pertama bank yang bersangkutanakandapat memperbaiki tingkatkesehatantermasukuntukmemenuhi ketentuan modal inti minimum, dan yang kedua, bank hasil merger dan konsolidasi kemudian akan memperoleh kelonggaran waktu dan kemudahan lainnya yang dapat dimanfaatkan secara optimal agar dapat memenuhi berbagai persyaratan yang terkait dengan kesehatan bank pada batas waktu yang ditetapkan. Program insentif konsolidasi perbankan bukan merupakan peraturan perundang-undangan yang bersifat memaksa akan tetapi merupakan suatu kesempatan untuk memperoleh jalan keluar berupa kemudahan- kemudahan untuk menunda sementara pemenuhan persyaratan kesehatan bank
The establishment and healthy of Indonesia Banking represent one of the main targets from Arsitektur Perbankan Indonesia (Indonesia Banking Architecture -API-). One of the methodological research effort of the Central Bank of Indonesia (BI) to establish healthy banking structure is pushedly banking merger and consolidation acceleration with the incentives. The main problems analysed are difference and equation between the BI's rule (PBI) of Merger and Consolidation during, before and after API and also the benefit able to be obtained from PBI Number 9/12/PBI/2007 jo. Number 8/17/PBI/2006 to accomplish the condition specified by BI.
The Methodological Research Applicated in this thesis is the bibliography research involve with law normative character to analyse the secondary data consist of the law literatures and regulation about merger and consolidation of banks. The result descripted as the conclusions that policy of merger and consolidation of banks during pre API only as the rule of application of Government Relugation (PP) Number 28/1999 while the BI's policy base on the API related with the consolidation of banks represent as the easier way for the banks to be establish and healthy bank as the really target of banks' merger and consolidation.
The merger and consolidation line with PBI of incentives for consolidation will obtain the double benefit. First, the pertinent bank will be able to improve it's healthy including to fulfill minimum capital, and second, the bank after merger or consolidation then will be given the amenity and more time which can be exploited optimally as the opportunity to achieve it's conditions as a healthy bank according to BI's standard until determined deadline. The mentioned PBI is not a forced regulation instead of the regulation preparing the opportunity for the banks to get the easier way, amenity in delaying time to accomplish as healthy bank according to
condition in BI's regulations.
"
Depok: Fakultas Hukum, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>