Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147073 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 1987
S25561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsono
"Salah satu aspek penataan ruang udara yang berkaitan dengan kedaulatan wilayah udara nasional adalah dengan menetapkan Air Defence Identification Zone (ADIZ) yang dibentuk atas dasar pertimbangan keamanan, khususnya untuk keperluan identifikasi pesawat udara asing. ADIZ Indonesia yang telah ditetapkan pada saat ini belum ideal, karena masih berada di atas pulau Jawa dan sekitarnya, yang masih belum memadai dihadapkan pada luas wilayah Indonesia. Untuk itu dilakukan penelitian tentang hal tersebut dengan tujuan untuk menganalisis kondisi ADIZ Indonesia saat ini, upaya-upaya apa yang telah dilakukan untuk menetapkan kembali ADIZ Indonesia agar dapat mendukung kedaulatan wilayah udara nasional, dan ketentuan penetapan ADIZ yang sesuai dengan hukum udara Internasional. Penelitian menggunakan metode kualitatif, data dikumpulkan dengan teknik wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ADIZ Indonesia saat ini berada di wilayah udara sebagian kecil Sumatera Selatan, Jawa dan Madura, Bali, Lombok dan sebagian kecil Pulau Sumbawa bagian barat, tidak berada di luar wilayah laut teritorial (ZEE). Upaya-upaya untuk menetapkan kembali wilayah ADIZ Indonesia telah dilaksanakan melalui forum diskusi atau FGD yang diselenggarakan di BNPP, dan penetapan ADIZ Indonesia sudah berdasarkan hukum kebiasaan internasional saat itu."
Bogor: Universitas Pertahanan, 2018
355 JDSD 8:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marsono
"One aspect of air spatial arrangement relating to national airspace sovereignty is to establish Air Defense Identification Zone (ADIZ) which established on the basis of security considerations, particularly for the purposes of foreign aircraft identification. ADIZ Indonesia that has been established at this time is not ideal because it is still above Java and surrounding areas, which is still not sufficient in the face of the vast territory of Indonesia. In order to do so, the purpose of this study is to analyze the current condition of ADIZ Indonesia, what efforts have been made to re-establish ADIZ Indonesia in order to suport sovereign national airspace, and the provision of ADIZ stipulation in accordance with international air law. Research using qualitative method, data collected by interview and documentation study technique. The results show that ADIZ Indonesia currently resides in the airspace of a small portion of South Sumatra, Java and Madura, Bali, Lombok and a small portion of the western Sumbawa Island, not outside the territorial sea territory (ZEE). Attempts to reassign territory ADIZ Indonesia has been implemented through discussion forums or FGDs held at BNPP, and the establishment of ADIZ Indonesia is based on international customary law at that time."
Bogor: Universitas Pertahanan, 2018
355 JDSD 8:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R. Tjahjo Khurniawan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat ancaman dan kerawanan
pelanggaran wilayah udara Indonesia di Ambalat serta pertahanan udara berbasis
skenario-kapabilitas untuk menghadapinya. Penelitian menggunakan mixedmethod
dengan mengkombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kuantitatif dan
kualitatif. Hasil analisis kuantitatif melalui one sample t-test menunjukkan adanya
perbedaan antara tingkat ancaman yang ditetapkan sebesar 4 (kategori ?tinggi?),
dengan hasil pengukuran yang lebih tinggi, yaitu sebesar 4,2098 (kategori ?sangat
tinggi?), terutama ditandai oleh indikator Antusiasme Malaysia dengan skor 4,55
(kategori ?sangat tinggi/akut?). Sedangkan hasil analisis kerawanan menunjukkan
tidak adanya perbedaan antara tingkat kerawanan yang kategorinya ditetapkan
?tinggi? yaitu sebesar 4, dengan skor hasil pengukuran yang kategorinya juga
?tinggi? yaitu sebesar 3,9811, dimana indikator yang menonjol adalah Dampak
Kerugian Non-Material dengan skor 4,43 (kategori ?sangat tinggi/akut?).
Selanjutnya dalam analisis kualitatif untuk mendalami hasil temuan analisis
kuantitatif, hasilnya menguatkan temuan tingkat ancaman yang terukur sangat
tinggi, yaitu Malaysia menunjukkan konsistensi kehadirannya di Ambalat guna
menguatkan klaimnya atas wilayah tersebut. Sebagai solusi, penelitian ini
kemudian menjalankan pengembangan skenario yang hasilnya mengarah pada
pentingnya pemenuhan kapabilitas Kohanudnas yang difokuskan pada
kemampuan menghalau sasaran udara sebelum memasuki Ambalat, serta perlu
didukung strategi penggelaran Alutsista secara efektif dengan kemampuan siaga
1x24 jam/minggu guna mengantisipasi adanya fenomena ?gunung es?
pelanggaran wilayah udara di Ambalat

ABSTRACT
This research purpose is to analyze the level of threat and vulnerability of
Indonesian airspace violations in Ambalat and scenario-capability-based air
defense to deal with them. The research is carried out using a mixed-method by
combining or associating the quantitative and qualitative forms. The result of
quantitative analysis through one sample t-test shows the difference between the
threat level set at 4 (category "high") and the higher measurement result, which is
4.2098 (category "very high"), mainly characterized by Malaysia?s Desire
indicator with score 4.55 (category "very high/acute"). Meanwhile, the result of
vulnerability analysis shows no difference between the "high" catagory set as 4,
and the result of measurement which is also at "high" category scored 3.9811,
which has the prominent indicator of Non-Material Losses Impact with the score
of 4.43 (categorized as "very high/acute"). Furthermore, qualitative analysis is
executed to explore the findings of the quantitative analysis, which the result
confirms the finding of a very high threat level, about Malaysia?s intention to
show the consistency of its presence in order to strengthen its claim over
Ambalat. As the solution, this research then run the scenario development which
the result leads to the importance of compliance with Kohanudnas (National Air
Defence Command) capability should focus on the ability to dispel air targets
before entering Ambalat, and needs to be supported with major weapons system
deployment strategies effectively with the ability to standby 24 hours a day in a
week in anticipation of "iceberg" phenomenon of airspace violations in Ambalat"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lazuardi Ardan
"Daerah Cisukarame, sukabumi merupakan salah satu area prospek panas bumi di Indonesia yang masuk kedalam wilayah kerja panas bumi. Namun, belum adanya kegiatan eksplorasi yang memanfaatkan potensi daerah tersebut, sehingga studi terus dilakukan untuk dapat menjadi bahan pertimbangan area yang akan di eksplorasi. Pemetaan alterasi dapat menjadi indikator suatu area memiliki potensi panas bumi serta keberadaan mineralisasi yang dapat dieksplorasi lebih lanjut. Oleh karena itu, penelitian bertujuan menentukan tipe, zonasi, serta penggambaran dalam model penampang mengenai alterasi hidrotermal dan mineralisasi pada Daerah Cisukarame. Metode yang digunakan adalah integrasi antara metode penginderaan jauh berupa analisis Fault Fracture Density (FFD), Land Surface Temperature (LST), dan Principal Component Analysis (PCA) dengan metode survey lapangan berupa petrografi dan X-Ray Diffraction (XRD). Hasil penelitian menunjukan bahwa integrasi antara penggunaan metode FFD dan LST dengan survey lapangan terdapat manifestasi panas bumi berupa alterasi, sumber air panas, dan kolam air panas yang ditemukan terutama pada sekitar aliran Sungai Cisukarame. Berdasarkan integrasi analisis PCA, petrografi, dan XRD terdapat tiga tipe alterasi pada daerah penelitian yaitu filik, propilitik, dan argilik. Alterasi pada daerah penelitian berasosiasi dengan mineralisasi berupa pirit dengan tipe endapan berupa epitermal sulfidasi rendah. Model penampang alterasi menggambarkan sebaran alterasi pada daerah penelitian berdasarkan penarikan satu garis penampang.

The Cisukarame area, Sukabumi is one of the geothermal prospect areas in Indonesia which is included in the geothermal working area. However, there is no exploration activity that utilizes the potential of the area, so studies continue to be carried out to be considered for areas to be explored. Alteration mapping can be an indicator of an area that has geothermal potential and the presence of mineralization that can be explored further. Therefore, this study aims to determine the type, zoning, and depiction in the cross-sectional model regarding hydrothermal alteration and mineralization in the Cisukarame area. The method used is the integration of remote sensing methods in the form of Fault Fracture Density (FFD) analysis, Land Surface Temperature (LST), and Principal Component Analysis (PCA) with field survey methods in the form of petrography and X-Ray Diffraction (XRD). The results showed that the integration between the use of FFD and LST methods with field surveys contained geothermal manifestations in the form of alteration, hot springs, and hot springs which were found mainly in the vicinity of the Cisukarame River flow. Based on the integration of PCA, petrography, and XRD analysis, there are three types of alteration in the study area, namely phyllic, propylitic, and argillic. Alteration in the study area is associated with mineralization in the form of pyrite with a low sulfidation epithermal type of deposit. The cross-sectional model of alteration describes the distribution of alterations in the study area based on the drawing of one cross-sectional line."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Muh. Darlis
"ABSTRAK
Pelanggaran wilayah udara dan kontrol udara Indonesia oleh Singapuramerupakan
aspek penting dan strategis bagi pertahanan dan keamanan wilayah negara Indonesia.
Perhatian pemerintah Indonesia terhadap pentingnya ruang udara menunjukkan bahwa
kualitas kebijakan negara terhadap matra udara belum signifikan. Ruang udara Indonesia
yang dikontrol oleh Singapura merupakan merupakan hal penting bagi Indonesia untuk
ditinjau kembali dalam rangka menegakkan keutuhan negara.
Perjanjian antara Indonesia dan Singapura soal ruang udara dalam pelaksanaannya
telah banyak menimbulkan kendala baik dari penerbangan sipil Indonesia maupun
pelaksanaan operasi dan penegakan hukum di wilayah sekitar Tanjung Pinang dan Natuna
yang dilaksanakan baik oleh TNI AU maupun oleh TNI AL yang melaksanakan operasi
maritim maupun operasi udara, karena pengendalian ruang udara tersebut ada pada Air
Traffic Control (ATC) Singapura.
Sebagai pijakan teoritis penelitian ini menggunakan teori pembangunan politik
dari Samuel P. Huntington, teori orientasi pembuat kebijakan dari K.J. Holsti, dan teori
kebijakan publik menurut William Dunn. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode kualitatif, sedangkan tipe penelitian adalah deskriptif analisis sedangkan metode
pengumpulan data dengan wawancara dan studi dokumen.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa kebijakan yang diambil oleh pemerintah
Indonesia terkait Flight Information Region (FIR) tidak sesuai dengan kepentingan
pertahanan udara nasional Indonesia. TNI AU sebagai pelaksana tugas pokok pertahanan
nasional matra udara bukan menjadi pihak insider untuk turut menentukan lahirnya
kebijakan negara di bidang FIR. Pengambilan keputusan hanya berada dalam satu lembaga
negara dan tidak mengikutsertakan lembaga lain yang berkompeten dalam merumuskan
kebijakan strategis.
Implikasi teori menunjukkan bahwa terori Huntington yang mengatakan bahwa salah
satu unsur dari pembangunan politik (antara lain) membutuhkan penonjolan tegas
kedaulatan eksternal negara bangsa dalam menangkal pengaruh internasional. Tesis
Huntington tersebut mensyaratkan adanya ketegasan dengan menggunakan seluruh
otoritasnya dalam menjaga seluruh wilayah kedaulatannya. Sementara K.J. Holsti
mengatakan bahwa dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri, pengambilan keputusan
didominasi oleh orientasi para pembuat kebijakan tingkat tinggi (high level policy makers).
Holsti memberikan penekanan yang lebih kuat tentang pentingnya melihat orientasi para
pembuat keputusan/kebijakan. Pendapat kedua ahli tersebut tidak terlihat digunakan dalam
pembuatan kebijakan di Indonesia. Selain itu tahapan kebijakan publik dari William Dunn
seperti : Penyusunan Agenda, Formulasi kebijakan, Adopsi Kebijakan, Implementasi
Kebijakan, Evaluasi Kebijakan tidak menjadi referensi bagi pengambil kebijakan negara
Indonesia.

ABSTRACT
The violation of the Indonesian air space and the control to Singapore is
the crucial aspect even strategic to Indonesian security and defense. The deficient
of Indonesian government attention to the air space is showing the quality of state
policy to airspace tends to less significant. The air space, which has been
controlling by Singapore, is becoming big issue to be reviewed in building the
Indonesian sovereignty.
The agreement of air space between Indonesia and Singapore has impacted
to Indonesian civil flights even for operation implementation and law enforcement
in Tanjung Pinang and Natuna authorities that conducted by both Indonesian
Navy and Air Force that have implemented maritime and air space operations as
the control base of air space using the Singapore Air Traffic Control (ATC).
The theoretical base of this research applies the politic development of
Samuel P. Huntington, policy maker orientation theory of K.J. Holsti, and the
theory of public policy by William Dunn. This research is implemented a
qualitative method and used descriptive analysis research type with interviewing
and documents study in gaining the data collection.
The findings from this research have shown that the policy of Indonesian
government dealing with Flight Information Region (FIR) did not meet with the
need of Indonesian national air force defense. The Indonesian Air force as the
agent of the main duty in defending the national air space is not the insider party
in determining state policies of FIR. The decision making was merely determined
in a state institution without involving related institutions that have competence in
designing strategic policy.
Theory implication is showing that Huntington theory revealed that one
element in politic development acquires a firm state and country external
sovereignty in preventing international effects. Huntington thesis requires
firmness in using whole authorities to defend all Indonesian sovereignty areas.
Meanwhile, K.J. Holsti said that in a process of designing overseas policy, the
decision taking dominated by an orientation of high level policy makers. Holsti
strongly emphasized to the importance of orientation observation of the decision
and policy makers. The opinion of the both experts seems unlikely implemented
in policy designing in Indonesia. In addition, the William Dunn of public policy
such as: Agenda arrangement, Policy formulation, Policy adoption, Policy
implementation, and Policy evaluation are not implemented as references in
policy taking in Indonesia."
2013
T33632
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S35463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Srikandi Fardiaz
Yogyakarta: Kanisius, 1992
363.73 SRI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ela Laelasari
Jakarta: FK dan Ilmu Kesehatan UIN, 2012
613.1 ELA e (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"The article 33 (3) o 1945 constitution states the land and the waters and the natural riches contained therein shall be controlled by the state and be used to the greatest prosperity of the people. It does not state air space, whereas in fact air space is not less strategic that the land the waters..."
SEKNEG 32 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>