Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27541 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Bayu Setiawan
"Skripsi ini membahas tentang kegagalan eksperimen Dang zheng fen kai. Dang zheng fen kai diperlukan untuk menghentikan terjadinya praktek yi yuanhua atau pertautan antara Partai dengan pemerintah. Fungsi dan tugas Partai dan pemerintah yang saling tercampur aduk, mengakibatkan keduanya mengalami inefisiensi kinerja, dan parahnya hal tersebut sulit untuk dihentikan.Dalam sejarah Cina pernah ada usaha untuk menghentikan praktek yi yuanhua dengan jalan dang zheng fen kai. Ketika Deng Xiaoping berkuasa, ia melancarkan Reformasi Politik untuk memutuskan pertautan tersebut. Pada kesempatan Kongres Partai XIII tahun 1987, kebijakan dang zheng fen kai (pemisahan Partai dari pemerintahan) secara resmi disahkan. Kemudian kebijakan tersebut diujicobakan di kota Beijing.Namun pada tahap implementasinya kebijakan tersebut menemui hambatan-hambatan yang akhirnya mengakibatkan kegagalan. Menurut pendapat penulis, penyebab kegagalan tersebut adalah karena adanya konflik antar faksi di dalam tubuh Partai Komunis Cina. Faksi-faksi yang berkonflik tersebut terdiri dari Faksi Konservatif yang dipimpin oleh Chen Yun, dan Faksi Radikal yang dikepalai oleh Zhao Ziyang.Di dalam Skripsi ini, penulis ingin menganalisa kembali terjadinya kegagalan dang zheng fen kai"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S12844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liu, James T. C.
Cambridge, UK: Harvard University Press, 1959
951.02 LIU r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R. Tuty Nur Mutia
"Dasar pemikiran penelitian dan penulisan tesis ini adalah bahwa revolusi Xinhai telah membawa perubahan yang sangat mendasar dalam sistem sosial-politik Cina, bahkan telah berhasil meruntuhkan konsep dasar peradaban kuno yang telah berlangsung selama berabad-abad di Cina, menggantinya dengan konsep yang benar-benar baru dan malahan bertentangan dengan konsep yang lama. Revolusi ini juga mempunyai keunikan yaitu pendukung utama dan bahkan pemimpinnya berada di luar Cina, sejak sebelum maupun pada saat peristiwanya terjadi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia , 1998
T37207
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indarwati Ariestiany
"ABSTRAK
Indarwati Ariestiany. Keterkaitan Partai Komunis Cina dengan Pemerintah Cina (Dibawah Bimbingan Bapak Endi J. Rukmo MA). Fakultas Sastra Universitas Indonesia.1996. Kehidupan politik di Cina merupakan produk dari masa revolusi Cina yang panjang. Revolusi Oktober 1911 yang kemudian berhasil merombak total sistem pemerintahan Cina dari kekaisaran menjadi republik. Sejak berdirinya Republik Rakyat Cina tanggal 1 Oktober 1949 yang dikuasai oleh Komunis, Cina masih dalam keadaan yang tidak stabil, akibat dari perang saudara antara Komunis dan Nasionalis. Pemulihan perekonomian rakyat merupakan masalah yang harus segera diselesaikan. Upaya-upaya pemulihan perekonomian rakyat ini terus dilakukan, dimulai dari Rencana Pembangunan Lima Tahun sampai dengan gerakan Lompatan Jaul7 Ke Depan tapi ternyata tidak berhasil, sampai mundurnya Mao dari kepemimpinan Clna. Deng Xiaoping bersama Zhao Ziyang dan Hu yaobang, kernudian mencanangkan Empat modemisasi. untuk mengejar keberhasilan negara- negara maju dibidang pertanian, industri, iptek dan pertahanan nasional. Salah satu upaya yang mendukung keberhasilan program ini adalah birokrasi yang profesional yaitu dengan pemisahan yang jelas antara fungsi partai dan pemerintah yang selama ini rancu.

"
1996
S13025
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peking: Pustaka Bahasa Asing, 1956
951.05 DOK II
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Priyanto Wibowo
"Sejarah politik Cina periode 1955 sampai 1965 dapat dikatakan sebagai sejarah konflik. Dalam periode tersebut serangkaian konflik yang terjadi lebih disebabkan oleh adanya perbedaan poly kepemimpinan antara Mao Zedong dan Liu Shaoqi. Selain daripada itu, konflik tersebut menimbulkan juga banyak peristiwa yang hampir tidak masuk akal terjadi. Konflik infra elite yang terjadi dalam kurun waktu itu, cenderung berakibat pads pergeseran sifat ke arah antagonistis. Perseteruan antara kelompok Mao dan kelompok Liu Shaoqi dalam kurun waktu tersebut makin memburuk. Hal tersebut tidak terjadi begitu saja melainkan berlangsung beberapa tahap. Dalam tahap pertama antara tahun 1949 sampai 1956, hubungan antara Mao dengan Liu masih belum menunjukkan hal-hal yang negatif. Periode pertama itu ditandai dengan beberapa kerja sama yang dilakukan dan kerja sama itu masih memperlihatkan kecendrungan yang baik, walaupun di dalam kebijaksanaan yang dilahirkannya itu, di dalamnya sebenarnya mengandung perbedaan yang mendasar. Gerakan Land Reform merupakan contoh paling tepat. Keadaan mulai berubah memasuki tahap antara tahun 1957-1958. Liu tampak sudah tidak pasif lagi. Antara tahun itulah, tahapan ini memasuki periode transisi. Periode setelah tahun 1958, merupakan periode keras dalam hubungan antara Mao dan Liu. Konflik kedua pemimpin itu sudah makin terbuka. Gerakan Lompalan Jauh ke Depan ditandai dengan pembentukan Komune Rakyat tahun 1958, menjadi batas dimulainya konflik yang bersifat antagonistis. Antara tahun 1961-1962, Mao kembali ke panggung politik dan mendapat sambutan di daerah-daerah pedalaman. Tampilnya kembali Mao ke panggung politik itu, kemudian melahirkan gagasannya mengenai Revolusi Kebudayaan. Sejak tahun 1958 itulah, konflik antara Mao dengan Liu sudah menjadi antagonis dengan korban-korban yang mulai berjatuhan. Konflik yang makin keras dari tahun ke tahun dalam kurun waktu tersebut, menjadi semakin brutal karena pendukung kepemimpinan model Mao yang lebih cenderung emosional dan irasional ikut terlibat langsung. Sementara pendukung Liu bukanlah massa yang mudah dibangkitkan emosinya, apalagi dikerahkan. Pendukung Liu lebih benyak berasal dari kalangan formal, kader-kader partai serta kaum terdidik yang lebih rasional. Akibat emosi yang dibangkitkan dan dimanfaatkan oleh Mao sendiri, massa pendukung tersebut akhirnya justru sulit dikendalikan. Akibatnya, Pengawal Merah yang merupakan massa yang membentuk organisasi, menjadi tidak terkontrol dan memakan banyak korban. Akhirnya hanya militer yang mampu menghentikan kerusuhan setelah Liu Shaoqi sendiri bersama-sama dengan kawan dan pendukungnya termasuk Deng Xiaoping menjadi korban."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T37247
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadjeng Pulungsari Hadi
"ABSTRAK
Globalisasi adalah suatu konsep yang memungkinkan percepatan mengalirnya modal, balk ekonomi, kultur,maupun informasi antar negara-negara di dunia. Arus globalisasi juga masuk ke Cina, negara dengan penduduk terbesar di dunia. Cina telah memiliki akar budaya politik sejak ribuan tahun yang lalu. Kekuatan filsafat Cina mendasari pola dan ragam tingkah-laku masyarakat Cina hingga kini. Masyarakat Cina mulai mengonsumsi produk-produk budaya populer dengan kehadiran fasilitas internet, TV kabel, keleluasaan transaksi antar benua, dan sebagainya. Penelitian ini menyoroti dinamika budaya politik Cina Iewat artefak budaya, yaitu badges dan suvenir Mao Zedong dalam konteks ideologi sampai dengan negara, masyarakat, Mao, dan globalisasi. Suvenir Mao dilihat sebagai salah satu fenomena dan entry untuk melihat konteks budaya politik Cina dan masyarakat Cina dari dulu sampai sekarang, sebagai suatu evolusi dari badges ke suvenir. Jadi, budaya menjadi alat politis dan suvenir Mao menjadi budaya, atau hegemoni ideologis."
2007
T37239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>