Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13577 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bracken, Peg
New York: Fawcett Publications, 1969
155.33 BRA i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wolynn, Mark
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2025
155.9 WOL i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jordaan, W.J.
New York: McGraw-Hill, 1975
150 JOR g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"This study examined the efficacy of a self-administered behavioral family intervention for 126 parents of toddlers. The effects of 2 different levels of intensity of the self-administered intervention were contrasted (self-administered alone or self-administered plus brief therapist telephone assistance). The results provide support for the efficacy of the self-administered form of behavioral family intervention. There were significant short-term reductions in reported child behavior problems and improvements in maternal parenting style, parenting confidence, and anger. Families who received minimal therapist assistance made more clinically significant gains compared with families who completed the program with no therapist assistance. The intervention effects were maintained at 6-month follow-up. The implications of the findings for the population-level delivery of behavioral family interventions are discussed."
JCCP 74 (1-3) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fithri Rosalia
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Brunner-Routledge, 2004
150.9 HAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Herron, Ron
Bandung: Kaifa, 2003
155.5 HER i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Amie Firshanti
"ABSTRAK
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis dimana tubuh tidak mampu memproduksi atau memanfaatkan hormon insulin secara optimal (Taylor, 1999), sehingga beipotensi mengakibatkan berbagai komplikasi. Ada tipe diabetes tertentu, yaitu diabetes tipe I, yang menyerang anak-anak dan remaja. Regimen penanganan diabetes tipe I intinya meliputi 3 aspek, yaitu suntikan insulin, diet (pengaturan makanan), dan olah raga. Regimen penanganan diabetes sangat rentan terhadap perilaku ketidakpatuhan, dimana pasien tidak menjalankan regimen dengan tepat atau tidak sama sekali (DiMatteo & Martin, 2002). Tingkat ketidakpatuhan tertinggi terjadi pada kelompok usia remaja karena regimen diabetes dapat bertentangan dengan tugas perkembangan remaja. Menurut Charron-Prochownik dan Becker (1998), ada 2 faktor utama yang berpengaruh positif terhadap kepatuhan remaja pengidap diabetes, yaitu faktor psikososial dan faktor kognitif. Faktor psikososial meliputi keterlibatan orang tua dalam regimen, fungsi keluarga, dan dukungan sosial. Sedangkan faktor kognitif meliputi kematangan kognitif, pengetahuan, sikap dan kepercayaan (belief) tentang kesehatan, dan self-efficacy. Karena keterbatasan waktu dan rumitnya meneliti keadaan psikososial di sekitar pengidap, maka penelitian ini akan lebih memfokuskan pada faktor-faktor kognitif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berperan dalam kepatuhan remaja pengidap diabetes tipe I. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara dan observasi terhadap 3 orang remaja berusia 10-19 tahun yang mengidap diabetes tipe I. Hasil penelitian ini adalah bahwa dukungan sosial, sikap dan kepercayaan tentang kesehatan, serta self-efficacy merupakan faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kepatuhan remaja pengidap diabetes. Penelitian ini menunjukkan pentingnya peran keluarga dan teman-teman pengidap, perlunya pengidap mengembangkan sikap dan kepercayaan yang positif terhadap regimen dan perlunya meningkatkan self-efficacy dalam mematuhi regimen."
2004
S3376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avecienna
"ABSTRAK
Rendahnya mutu dan prestasi belajar matematika, yang mempakan
mata pelajaian yang sangat penting untuk masa depan siswa terutama siswa
sekolah dasar, merupakan raasalah yang dihadapi berbagai pihak, karena
matematika berperan untuk melatih aspek-aspek beipikir yang juga
digunakan dalam berbagai mata pelajaran lainnya. Penelitian yang
dilakukan Miller dkk. (1996) pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah
matematika menemukan beberapa jenis orientasi tujuan akademik (OTA)
yang mempunyai hubungan dengan prestasi belajai- matematika. Menmnt
mereka pengadopsian jenis OTA tertentu memungkinkan teijadi tidaknya
proses belajar matematika yang optimal.
Penelitian ini mencoba mengembangkan penelitian Miller ini pada
budaya dan sampel yang berbeda yaitu pada murid-murid sekolah dasar di
Indonesia. Penelitian dilakukan pada 109 siswa SD I dan SD 11 Yasporbi
Jakaita Selatan untuk menguji kembali hubungan antara pengadopsian
jenis-jenis OTA dengan prestasi belajar matematika mereka. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling.
InstTumen yang digunakan pada penelitian ini kiiesioner OTA yang
mempakan hasil modifikasi dari alat Survey toward Mathemaiic dari Miller
dkk. (1996).sedangkan untuk pengukuran prestasi matematika digunakan
nilai rapor siswa tiga caturwulan terakhir yang dijadikan skor skala
{standarl score). Untuk pengolahan data digunakan teknik statistik pariial
correlation dengan kovarian rctw score Raven's Standard Progressive
Matrices untuk mengontrol intelegensi. Penelitian ini tidak mendapatkan hasil yang sama dengan penelitian
Miller dkk. (1996) yang menyatakan bahwa jenis OTA future
consequences, OTA learning goals dan OTA performance goals
mempunyai hubungan bermakna positif dengan prestasi belajar
maatematika siswa. Hasil penelitian ini mendapatkan hasil bahwa jenis
OTA future consequences goals, learning goals, dan pleasing the family
goals tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan prestasi belajar
matematika. Sedangkan jenis OTA performance goals dan OTA pleasing
the teacher mempunyai hubungan yang bermakna secaia berlawanan
(negatif) dengan prestasi belajar matematika."
1999
S2586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulia Sari Dewi
"Teori Goals orientation menjelaskan kinerja dan proses belajar anak dalam tugas-tugas akademik dan lingkungan sekolah (Pintrich, 1996). Lebih lanjut lagi i^oal orientation menjelaskan alasan-alasan mengapa siswa berusaha untuk mencapai prestasi akademis (Ames, 1992; Dweck & Legget, 1998; Nicholls 1984 dalam Wentzel 1998). Para ahli goal orientation menemukan dua tipe goal yang diadopsi siswa yang dapat mempengaruhi pelibatan siswa dalam tugas yaitu fask-invoh ed orientation dan ego-involved orientation (Nicholls, 1984 dalam Pintrich, 1996) yang memiliki perbedaan dalam memandang kemampuan dan usaha. Siswa yang mengadopsi task-involved oriental ion adalah yang memiliki keinginan untuk memperoleh prestasi atau sukses Nan berasal dari proses belajar melalui minat terhadap pengembangan keterampilan baru, penguasaan terhadap tugas, perbaikan kemampuan dan kinerja-dan menjadikan kemajuan diri sendiri sebagai acuan kesuksesan. Sedangkan siswa yang mengadopsi ego-involved orientation memiliki keinginan mencapai sukses yang berasal dari penilaian orang lain terhadap hasil/performansi pada tugas, hal ini disebabkan oleh keyakinan bahwa hasil/performansi yang tinggi disebabkan oleh kemampuan yang tinggi juga. Dilain pihak kesulitan atau kegagalan adalah hal yang biasa ditemui ketika mempeiajari sesuatu terutama peiajaran matematika. Namun sering kali terjadi bila individu mengalami kegagalan yang berulang-ulang terjadi perubahan performansi berupa kinerja- yang memburuk yang disebabkan oleh keyakinan bahwa hasil yang diperoleh tidak ada hubungannya dengan usaha melainkan dipengaruhi oleh faktor diluarnya, individu yang demikian dikatakan mengalami learned helpless (Diener & Dweck, 1978 dalam Hokoda & Fincham, 1995).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dua tipe goal orienfation dengan pola motivasi learned helplessness. Elliot dan Dweck (1988 dalam Hokoda &. Fincham) menyebutkan bahwa anak-anak yang berpola motivasi helpless memiliki ego-involved orienia/ion, sedangkan anak-anak dengan pola motivasi mastery-oriented memiliki task-involved orientation. Maka dapat ditegakan hipotesis bahwa taskinvolved berhubungan negatif dan sigifikan dengan learned helplessness sedangkan ego-involved berhubungan positif yang signifikan dengan learned helplessness. Selanjutnya dilakukan penelitian terhadap siswa kelas 1 SMP Al-Izhar, Jakarta. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner goal orientation dan kuesioner learned helplessness pada pelajaran matematika. Teknik analisis yang digunakan adalah korelasi Pearson's Product Moment. Dari hasil perhitungan ditemukan bahwa task-involved orientation berhubungan negatif yang signifikan dengan learned helplessness (r=-0,462 los 0,05), sedangkan ego-involved tidak berhubungan secara signifikan dengan learned helplessness.
Dari hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi task-involved orientation kecenderungan helpless dalam pelajaran matematika semakin rendah. Karena perhitungan tidak dapat menunjukkan hubungan yang signifikan dengan learned helplessness peneliti menduga hal ini mungkin disebabkan oleh sampel yang homogen dan tambahan pula pengujian validitas instrumen goal orientation belum pernah diteliti menggunakan kriterion eksternal. Sehingga disarankan untuk penelitian selanjutnya sampel penelitian berasal dari berbagai sekolah agar diperoleh sampel yang heterogen, karena diduga latar belakang sekolah, faktor keluarga dan perlakuan guru mempengaruhi goal orientation. Untuk penelitian selanjutnya dapat berupa pengujian validitas instrumen goal orientation menggunakan kriterion eksternal."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>