Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133355 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Dormeier, J. J.
Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1947
340.57 Dor v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Berg, E. J. Van Den
S-Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1939
390 BER v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Verheijen, Jilis A.J.
"mengenai pulau komodo, bahasa, dan masyarakat yang tinggal di sana"
The Hague: Martinus Nijhoff, 1982
R BLD 499.2 VER k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dunselman, P. Donatus
"mengenai budaya pernikahan dan kehamilan suku Dayak, serta beberapa tulisan dalam bahasa Dayak"
s-Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1955
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Leiden: Dordrecht Foris Publ. Leiden KITLV Press The Hague Nijhoff Leiden Boston, Mass. Brill früher früher anfangs 1949-, 1960
830 VER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kuitenbrouwer, Maarten
Leiden: KITLV Uitgeverij, 2001
949.206 KUI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muharam E
"Pemerintah Hindia-Belanda pada masa kolonial, tahun 1900-1942, atas tuntutan para tokoh perempuan pribumi (Raden Ajeng Kartini dan Raden Dewi Sartika), dalam usaha mengangkat derajat dan harkat kaum perempuan serta melepaskan dari ikatan adat dan kebiasaan yang merugikan, diminta agar membuka sekolah khusus bagi kaum perempuan. J.H. Abendanon dengan alasan lain, seperti kecilnya jumlah anak perempuan pribumi yang bersekolah, dan hambatan adat yang melarang anak perempuan bersekolah bersama (ko-edukasi) dengan anak laki-laki pada usia dewasa, meminta agar pemerintah membuka sekolah khusus bagi kaum perempuan pribumi, agar mereka tidak "terbelakang". Tetapi pemerintah belum dapat mengabulkan tuntutan dan permintaan tersebut karena waktunya belum tepat. Dewi Sartika atas prakarsa dan swadaya, pada tahun 1904 mendirikan "sekolah isteri" sekolah pertama untuk kaum perempuan pribumi. Usaha ini diikuti oleh masyarakat lainnya sehingga penyelenggaraan sekolah perempuan meningkat jumlahnya. Tetapi walaupun telah ada usaha masyarakat tersebut, masalah keterbelakangan dan kemiskinan kaum perempuan pribumi belum teratasi. Masyarakat mengharapkan Pemerintah mengulurkan tangan melalui pendidikan, memberi bekal pada kaum perempuan untuk bisa mandiri. Langkah pertama yang dilakukan Pemerintah adalah memberikan subsidi pada sekolah-sekolah perempuan yang ada, kemudian menata program pada sekolah dasar umum, selanjutnya membuka kesempatan bagi kaum perempuan untuk menjadi guru, dengan membuka sekolah guru perempuan, dan akhirnya membuka sekolah dasar khusus bagi perempuan pribumi yang sekaligus digunakan untuk latihan oleh murid sekolah guru. Hasil kebijaksanaan tersebut, cukup memuaskan, karena selain meningkatnya jumlah murid perempuan pada sekolah umum, juga jumlah sekolah perempuan meningkat lagi. Dari segi prestasi siswa perempuan yang lulus dari sekolah tidak mengecewakan sehingga diterima di masyarakat untuk menduduki jabatan tertentu, seperti guru, perawat, pemegang buku dan lainnya, sehingga kebijaksanaan tersebut juga mengakibatkan mobilitas dan perubahan sosial, ekonomi serta kebudayaan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>