Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 391 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nowacki, Witold
Oxford: Pergamon Press, 1986
537.65 NOW t (1);537.65 NOW t (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Parkus, Heinz, 1909-
Waltham: Blaisdell, 1968
531.38 PAR t (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Doroszewski, Witold
Paris: Mouton, 1973
419 DOR e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cornelia Riani Iskandar
"ABSTRAK
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan membedakan
harta benda perkawinan berupa harta bersama yang diperoleh selama perkawinan
dan harta bawaan yang diperoleh masing-masing suami isteri serta berada di
bawah penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain.
Pada saat atau sebelum perkawinan para pihak dapat membuat perjanjian
perkawinan yang memisahkan harta kekayaan mereka sehingga masing-masing
mengurus sediri harta baik yang dibawa ke dalam perkawinan maupun yang
diperoleh sepanjang perkawinan. Lain halnya jika terdapat penetapan pengadilan
yang menetapkan salah satu pihak baik suami maupun isteri berada dalam
pengampuan dan tidak dapat mengurus hartanya, sedangkan sidang perceraian
sedang berlangsung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat
yuridis normatif, dimana penelitian mengacu pada norma-norma hukum yang
tertuang dalam peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengaturan
harta perkawinan dan perjanjian perkawinan. Data yang dipergunakan adalah data
sekunder berupa bahan kepustakaan. Kesimpulan yang diperoleh adalah dalam
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan belum mengatur
secara lengkap mengenai harta bersama dan perjanjian perkawinan. Jika melihat
tanggung jawab suami sebagai kepala keluarga yang baik maka pengurusan suami
terhadap harta benda istri dapat dibenarkan selama perkawinan tersebut belum
berakhir. Suami dapat melakukan pengurusan terhadap harta isteri namun apabila
setelah pengampuan tersebut berakhir maka suami harus bertanggung jawab
terhadap pengurusan tersebut kepada Balai Harta Peninggalan selaku pengampu
pengawas. Pengurusan harta tersebut dilakukan semata-mata untuk kepentingan
isteri. Apabila terdapat kerugian akibat kelalaian suami maka suami wajib
mengganti kerugian tersebut.

ABSTRACT
Law Number 1 of 1974 on Marriage defines two types of marital properties: joint
property, which is acquired during marriage, and separate property, which is
acquired by each husband and wife and is under each party’s power, providing
that it is never stated otherwise. On the occasion of or prior to marriage, both
parties may produce a prenuptial agreement which separates their properties, so
that they may administer their own properties which were acquired by each party
both before or during the marriage. Nevertheless, similar arrangement does not
apply when a court’s decision has ruled that one of the parties (either the husband
or the wife) is put under the guardianship of her/his spouse and deemed incapable
of administering her/his own property, nevertheless, those parties eventually
applied for a divorce. This study applies a juridical-normative research approach
in which references are made to legal norms stipulated in laws on the management
of marital properties and prenuptial agreement. This study utilizes secondary data
in the form of literature resources. It concludes that Law Number 1 of 1974 on
Marriage does not provide comprehensive regulation on joint property and
prenuptial agreement. Based on the assumption that a husband should be a
responsible head of his family, which appointed a husband as the guardian of his
wife’s property, is justifiable provided that the marriage has not been terminated.
During marriage, a husband can administer his wife’s property; however, when
the marriage is terminated, he has to be deemed responsible for anything related to
the said property during his guardianship to Balai Harta Peninggalan as a
supervisor guardians. He must administer the property only for the benefit of his
wife. Should there be any damage or loss due to his negligence, he is required to
perform indemnification."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T39055
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rybczynski, Witold
New York: Simon & Schuster, 1999
712.092 RYB c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Asyari
"Investigate the optical properties and structures of CdS thin film as functions of deposition rate and annealing process, it was made the CdS thin film on the substrate glass by thermal co-evaporation CdS+S methode.To investigate the optical properties and structures of CdS thin film as functions of deposition rate and annealing process, it was made the CdS thin film on the substrate glass by thermal co-evaporation CdS+S methode. The deposition rates were adjusted to 4 A/s, 8 A/s, 12 A/s and 16 A/s and the annealing temperatures were to 200 °C, 300 °C and 400 °C- The thickness of thin films were around 7000 A. The optical constant and band gap energy were calculated from the Reflectance ( R ) and Tansmittance (T) by using O.S. Heavens formula. The value of R and T were obtained from UV-VIS Spectrofotometre with the wavelength from 400 inn to 800 run. From the calculations it was found that the deposition rate affected the optical properties and structures. At wave length 550 nm, the deposition rates 4 A/s, 8 A/s, 12 A/s and 16 A/s give the real refractive index n 2.534; 2.503; 2.46; 2.505 respectively and the absorption coefficient a 1.15 x 103, 5.96 x 103, 4.38 x 103, 7.33 x 103 /cm respectively and the band gap energy 2,46 eV, 2,44 eV, 2,42. eV, 2.40 eV respectively and the grain sizes 816 4 A, 291.5 A, 256.7 A, 251.1 A respectively. The annealing process to 200 °C, 300 0C and 400 0C also affected the optical properties and structures. At deposition rate 4 A/s the process without annealing, annealing to 200 °C, 300 °C and 400 °C give the real refraction index 2.513, 2.56, 2.54, 2.53 respectively and the absorption coefficient l .15x 103, 6 x 103, 7 x 103, 4 x 103 /cm respectively and the band-gap energy 2.46 eV, 2,43 eV, 2,40 eV, 2,42 eV respectively. At deposition rate 8 A/s the process without annealing, annealing to 200 °C, 300 °C and 400 0C give the real refraction index n 2.503, 2.527, 2.504, 2.505 respectively and the absorption coefficient 5.96x103, 6.5 x I03, 7.17 x l03 , 3-37 x 103 /cm respectively and the band gap energy 2,44 eV, 2,43 eV, 2.40 eV, 2,41 eV respectively. At deposition rate 12 A/s the process without annealing, annealing to 200 °C, 300 °C and 400 0C give the real refraction index n 2.46, 2.546, 2.495, 2.485 respectively and the absorption coefficient 4.38 x 103, 1.27 x 103, 0.15 x 103, 0.23 x 103 /cm respectively and the band gap energy 2.42 eV, 2,42 eV, 2,43 eV, 2,44 eV respectively. At deposition rate 16 A/s the process without annealing, annealing to 200 °C. 300 °C and 400 0C give the real refraction index n 2.505, 2.498, 2.499, 2.497 respectively and the absorption coefficient 7.33 x 103, 2.9 x 103, 1.7 x 103, 1.95 x 103 1cm respectively and the band gap energy 2,40 eV, 2,41: eV, 2,4.2 eV, 2,43 eV respectively. The c3-stall structures of thin film are found to be hexagonal with preferred orientation (002). The annealing processes affect the grain size. At the deposition rate 4 A's, the annealing process to 400 °C changed the grail? size from 816 A to 193,5 A. At the deposition rate 8 A/s, the amtealing process to 400 0C changed the grain size from 291,5 A to 168 A. At the deposition ratel2 A/s, the annealing process to 400 °C changed the grain size from 256,7 A to 198,2 A. At the deposition rate 16 A/s, the annealing process to 400 °C also changed the grain size from 251,1 A to 235,9 A.

Guna mengetahui perubahan sifat optis dan struktur terhadap laju deposisi pembuatan lapisan tipis dan juga terhadap anil, dibuat lapisan Cds dengan co-evaporasi termal CdS dan S diatas substrat kaca. Laju deposisi dibuat pada 4 A/s, 8 A/s, 12 As dan 16 A/s. Anil dilakukan pada setiap laju deposisi dengan 3 macam teinperatur yaitu: 200 0C, 300 oC dan 400 0C_ Ketebalan lapisan yang dibuat berkisar 7000 A. Konstanta optis yaitu koefisien absorpsi dan indek bias dihitung dari reflektansi R dan transmisi T berdasarkan metode fungsi minimal dengan menggunakan persamaan O.S. Heavens. Dad kurva koefisien abrsoipsi terhadap energi foton dibuat lebar pita terlarang CdS. Pengukuran nilai R dan T dilakukan dengan alat UV-VIS Spektrofotometer pada panjang gelombang 400 nm - 800 nm. Dari penelitian didapatkan bahwa laju deposisi mempengaruhi sifat optis material. Didapatkan nilai indek bias nyata pada laju deposisi 4 Als, 8 A/s, 12 A/s dan 16 A/s pada panjang gelombang 550 nm masing masing 2,534; 2,503; 2,46; 2,505 dan koefisien absorpsi masing-masing adalah 1,15 x 103; 5,96 x 103; 4,38 x I03; 7,33. x 103 /cm dan lebar pita terlarang masing-masing adalah 2,46 eV, 2,44 eV, 2.42 eV dan 2,40 eV. Besar butir menurun dengan meningkatnya laju deposisi. Besar butir pada laju deposisi 4 Als. 8 A/s, 12 AN dan 16 A/s berturut-turut adalah 816 A , 291,5 A, 256,7 A dan 251,1 A. Proses anil memberikan basil bahwa dari suhu 200 0C sampai 400 oC terjadi perobahan sifat optis dan struktur. Pada laju deposisi 4 A/s berturut-turut untuk proses tanpa anil, anil 200 0C, 300 oC dan 400 oC indek bias nyata n adalah 2,513; 2,56; 2,54 dan 2.53 dan nilai koefisien absorpsi adalah 1,15x103; 6 x 103; 7 x 103; 4 x 103 /cm dan lebar pita terlarang adalah 2.46 eV, 2,43 eV, 2,40 eV dan 2,42 eV. Piida laju deposisi 8 A/s berturut-turut untuk proses tanpa anil, anil 200 0C, 300 oC dan 400 oC indek bias nyata n adalah 2,503; 2,527; 2,504 dan 2,505 dan nilai koefisien absorpsi adalah 5.96x 103; 6,5 x 103; 7,17 x 103; 3,37 x 103 /cm dan lebar pita terlarang adalah 2,44 eV, 2,43 eV, 2,40 eV dan 2,41 eV. Pada laju deposisi 12 A/s berturut-turut tmtuk proses tanpa anil, anil 200 0C, 300 'DC dan 400 oC indek bias nyata n adalah 2,46; 2,546: 2,495 dan 2,485 dan nilai koefisien absorpsi adalah 4,38 x 103; 1,27 x 103; 0,15 x 103; 0,23 x 103 /cm dan lebar pita terlarang adalah 2.42 eV, 2,42 eV, 2,43 eV dan 2,44 eV. Pada laju deposisi 16 A/s berturut-turut untuk proses tanpa aril, aril .200 0C, 300 oC dan 400 0C indek bias nyata n adalah 2,505; 2,498; 2,499 dan 2.497 dan nilai koefisien absorpsi adalah 7,33 x 103; 2,9 x 103; 1,7 x 103; 1,95 x 103 /cm dan lebar pita terlarang adalah 2,40 eV, 2,41 eV, 2,42 eV dan 2,43 eV. Stniktur kristal lapisan tipis CdS yang terbentuk adalah heksagonal dengan prefi-'rred 0i-lank-Ilion (002). Proses anil inerubah besar ukuran butir. Pada sampel dengan laju deposisi 4 A/s anil 400 oC inerubah besar butir dart 816 A ke 193,5 A. Sampel dengan laju deposisi 8 A/s anil 400 oC merubah besar butir dari 291,5 A ke 168 A. Sampel dengan laju deposisi l2 A/s anil 400 oC merubah besar butir dari 256,7 A ke 198,2 A. Sampel dengan laju deposisi 16 A/s anif 400 oC merubah besar butir dari 251,1 Ake 235,9 A."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Hendroto Baswan
"ABSTRAK
Masalah utama yang dihadapi KOPERPU adalah, bagaimana mengendalikan usaha menyediakan rumah murah dalam menghadapi krisis ekonomi terutama bagi Pegawai Negeri Sipil Golongan (PNS.GoI. I) dan Pegawai Negeri Sipil Golongan II (PNS Gol. II) Dep.PU.
Penelitian ini dilakukan dengan memetakan keadaan yang dihadapi KOPERPU dengan menganalisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal menggunakan Proses Hirarki Analisis (PHA) untuk membobot derajat kepentingan setiap faktor tersebut. Dalam memetakan tingkat perkembangan KOPERPU menggunakan General Electric Matrix (GE Matrix).
Berdasarkan hasil analisis PHA dan GE Matrix posisi tingkat perkembangan KOPERPU berada pada Kwadran V atau posisi Selective Investment yang berarti untuk melakukan investasi harus berhati-hati sekali terutama dalam melakukan kebijakan investasi. Hanya usaha-usaha yang mempunyai alasan kuat yang dipercayai mendatangkan keuntungan yang boleh diinvestasikan.
Pada posisi Kwadran V, Fred R. David merekomendasikan strategi pengembangan yang sesuai adalah Market Penetration dan Product Development. Sejalan dengan pendapat tersebut David Aaker merekomendasikan pula bahwa Market Penetration dan Product Development untuk pengembangannya mengikuti Growth Strategies yaitu pengembangannya disesuaikan dengan karakteristik kondisi pengembangan perusahaan tersebut.
Berdasarkan strategi yang telah ditetapkan tersebut, maka ditindak lanjuti dengan penjabaran strategi yang lebih rinci yaitu strategi fungsional untuk masing masing fungsi guna menyusun program pengembangan perusahaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soedradjat Tisnasasmita
"ABSTRAK
Pertamina sebagai BUMN menghadapi tantangan pengembangan usaha sehubungan dengan akumulasi pemilikan aset lahan dan bangunan yang belum dimanfaatkan secara optimal, bahkan beberapa di antaranya masih bersifat idle (tidak didayagunakan semestinya). Lebih jauhnya berdampak pada beban pemeliharaan dan penjagaan dan penyerobotan liar yang tak bertanggung jawab. Prioritas utama pengembangan aset lahan dan bangunan ditetap oleh Pertamina di Jabotabek.
Pengembangan aset lahan dan bangunan diorientasikan pada " profit center", sebagai pengejawantahan dari restrukturisasi perusahaan dan diversifikasi usaha dalam spirit Holding Company. Tantangan pengembangan aset secara teknis, bahwasanya biaya proyek berskala besar, proses pembangunan bersifat "multi years", teknologi yang digunakan bersifat modern, pihak yang terkait dalam pembangunan berjumlah besar Stakeholders.
Untuk itu dibutuhkan Perencanaan Pola Kebijakan Optimasi Pengembangan Aset Lahan dan Bangunan Milik Pertamina, yang distudi melalui tesis ini, di mana kriteria optimasi yang dimaksud mencakup :
a. Kelayakan usaha diukur melalui kelayakan ekonomi dan pemasaran, kelayakan rencana fisik tata ruang, kelayakan rencana finansial dan cost recovery, kelayakan manajemen pengelolaan dan kelayakan aspek perijinan dan aspek-aspek dinamis yang terjadi dalam lingkungan eksternal bisnis yang berdampak pada ketidakpastian.
b. Proses evaluasi perencanaan ditempuh berdasarkan hierarki perencanaan (Rencana Induk, Pengembangan Rencana, Dokumen-okumen bagi pelaksanaan pembangunan, kesiapan manajemen pelaksanaan. Pada setiap tahapan hierarki perlu dievaluasi dan disetujui pihak terkait (Stakeholders Policy).
Untuk mempercepat proses pengambilan keputusan (judgement & approval) digunakan metoda Decision Support System (DSS) yang ditopang oleh Sistem Manajemen Informasi (SMI); melalui dukungan optimasi komputer.
Decision Support System (DSS) akan membantu sekali menghindarkan manusia dari keterbatasan kemampuan berpikir (bounded rationality), sifat komperhensif pengambilan keputusan, kecepatan dan efektivitas pengambilan keputusan.
Metoda yang ditawarkan dapat memenuhi tuntutan Pertamina dalam Perencanaan Pola Kebijaksanaan Optimasi Pengembangan Aset Lahan dan Bangunan Milik Pertamina, dan lebih jauh lagi metoda ini dapat dikembangkan dalam manajemen pembangunan baik di lingkungan pemerintah maupun swasta untuk proyek-proyek berskala besar.
"
[Depok, Depok]: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Susilo
"Penelitian ini menganalisa tentang persepsi pelaksanaan Pelatihan Kemampuan Teknis Pemeriksa dengan menggunakan metode pengukuran efektivitas pelatihan yang dikembangkan oleh Donald Kirkpatrick. Metode ini memiliki 4 (empat) aspek atau kriteria pengukuran, yaitu: Aspek Reaksi terhadap Isi dan Pelaksanaan Pelatihan, Aspek Pengetahuan dan Pembelajaran, Aspek Perubahan Perilaku, dan Aspek Hasil. Aspek hash tidak diikutkan dalam penelitian ini karma merupakan evaluasi jangka panjang.
Populasi penelitian adalah eks peserta Pelatihan Kemampuan Teknis Pemeriksa dan atasan peserta, sedangkan data yang digunakan adalah berupa karakteristik dari eks peserta dan atasan, yaitu: jenis kelamin, umur, golongan, dan masa kerja. Dalam penelitian ini hanya menggunakan karakteristik umur dan rnasa kerja.
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu pertama melihat persepsi eks peserta menurut umur dan masa kerja. Kedua, melihat persepsi atasan peserta terhadap eks peserta menurut umur dan masa kerja. Ketiga, mengelompokkan indikator-indikator prioritas atau indikator-indikator yang perlu mendapat perhatian khusus oleh Ditjen HKI untuk pelaksanaan pelatihan berikutnya.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data berupa analisis deskriptif, distribusi rata-rata, dan interval keyakinan. Distribusi rata-rata untuk melihat pola penyebaran rata-rata penilaian atau persepsi eks peserta dan atasan menurut karakteristiknya. Kemudian, interval keyakinan untuk melihat rata-rata skor tiaptiap indikator berada pada kisaran normal atau tidak.
Setelah melakukan analisa-analisa di atas, maka hasil penelitian mengemukakan bahwa ada pola penyebaran yang bervariasi antara setiap rata-rata skor per subvariabel pada aspek reaksi, rata-rata skor aspek pengetahuan dan pembelajaran, dan aspek perubahan perilaku menurut karakteristiknya. Selanjutnya, terdapat 12 indikator berada di bawah interval keyakinan yang perlu mendapat perhatian khusus dari Ditjen HKI.

This research use to analyze of perception for Examiner Technical Ability Training with training effectiveness measuring method by Donald Kirkpatrick. This method has four aspects: Reactions, Learning, Behavior, and Result. Result not uses in the research because of it a long distance evaluation.
Population of the research is ex-participant and their supervisor of Examiner Technical Ability Training. Thus, data has been use included ex-participant and their supervisor, such as genital status, age, echelon, and work time experience.
This research had been included three steps: first, saw the perception of ex-participant accordance to age and work time experience. Second, saw the perception of supervisor accordance to age and work time experience. Third, categorize many priority indicators.
This research has been use technique data analysis such as descriptive analysis, distribution of mean, and goodness of fit. Distribution of mean had been use to see participant's reactions, a positive reaction does not guarantee learning; a negative reaction almost certainly reduces its possibility.
After have been done with many analyze above, so there are many various type of distribution mean score at reactions level, learning level, and behavior level accordance their characteristic. Thus, there are 12 indicators needs special intentions or priority from DGIPR."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T 20798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Journal of Nanoscience and Nanotechnology, 6 (12) 2006: 3943-3946, 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>