Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1365 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta, 1998
R 792.62 PRO
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iffrin Delifiano
"Manggarai Dance Center didedikasikan untuk melestarikan, mengembangkan, dan mempromosikan warisan tari tradisional komunitas Manggarai sekaligus merangkul berkembangnya seni tari kontemporer. Pusat ini menyediakan ruang komprehensif untuk pelatihan pertukaran budaya yang mengintegrasikan inovasi modern sambil mempertahankan keaslian tradisi tari Manggarai. Terintegrasi dengan konsep Transit-Oriented Development (TOD), pusat ini menyediakan akses yang mudah melalui transportasi publik, memastikan partisipasi yang luas dari masyarakat. Dengan mendorong keterlibatan dan aksesibilitas komunitas, Pusat Tari Manggarai tidak hanya memupuk bakat lokal tetapi juga menjembatani pemahaman dan apresiasi budaya, menjadikannya pusat yang dinamis bagi penduduk dan pengunjung.

Manggarai Dance Center is dedicated to preserving, developing, and promoting the traditional dance heritage of the Manggarai community while embracing the growth of contemporary dance. The center provides a comprehensive space for training and cultural exchange, integrating modern innovations while maintaining the authenticity of Manggarai dance traditions. Integrated with the concept of Transit-Oriented Development (TOD), the center provides easy access through public transportation, ensuring wide community participation. By fostering community engagement and accessibility, Manggarai Dance Center not only nurtures local talent but also bridges cultural understanding and appreciation, making it a dynamic hub for both residents and visitors.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Intania
"Kawasan Mangga Besar akan menjadi salah satu kawasan Transit Oriented Development (TOD) dengan memiliki moda transportasi MRT fase 2, BRT, dan Commuter Line. Dahulu terdapat Taman Hiburan yang dikenal dengan nama Prinsen Park dan kini lebih dikenal dengan nama Taman Hiburan Rakyat (THR) Lokasari yang berfungsi sebagai pusat perbelanjaan kelas menengah. Kawasan ini memiliki stigma negatif karena terkenal sebagai red district. Mengaktifkan kembali kawasan hiburan di Lokasari akan menjadi tujuan utama para pengguna moda transportasi umum tersebut dengan konsep placemaking yang dapat menghadirkan kawasan yang atraktif. Pengembalian history sebagai latar belakang dalam pengembangan desain kawasan ini juga dihadirkan dengan berdasar kepada kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan juga memperhatikan kondisi lingkungan sekitar.

The Mangga Besar area will become one of the Transit Oriented Development (TOD) areas with MRT phase 2, BRT and Commuter Line modes of transportation. Previously, there was an Amusement Park known as Prinsen Park and now it is better known as the Taman Hiburan Rakyat (THR) Lokasari which functions as a middle-class shopping center. This area has a negative stigma because it is known as the red district. Restore the entertainment area in Lokasari will be the main goal for users of this public transportation mode with a placemaking concept that can present an attractive area. Return from the history as a background in developing the design of this area is also presented based on social, economic, cultural and also attention to conditions of the surrounding environment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Canisa Cahya Aulia Katri
"Tubuh dan ruang dipahami sebagai produk produk budaya dan sejarah yang saling berkorelasi dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang penari menggunakan ruang sebagai media untuk menghadirkan pengalaman gerak tubuh. Dengan mengkaji sebuah tarian, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki cara tubuh bergerak, berinteraksi dengan ruang, dan bagaimana budaya mempengaruhi hubungan tersebut. Masyarakat tradisional Jawa memiliki keyakinan kosmologis yang menunjukkan bahwa manusia hanyalah sebagian kecil mikrokosmos yang harus mengetahui posisinya dengan kekuatan yang lebih besar di alam semesta makrokosmos. Masyarakat tradisional Jawa menggunakan kepercayaan ini untuk membentuk arsitektur, yang juga tarian tradisional mereka. Tari Srimpi adalah salah satu tarian tradisional Jawa yang berkaitan erat dengan budaya dan tradisi daerah yang diadakan sebagai upacara sakral oleh Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Kraton Jogja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan memeriksa rekaman pertunjukan tari Srimpi di Bangsal Sri Manganti di Keraton Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan kosmologis yang mereka pegang mempengaruhi bagaimana penari Srimpi bergerak di dalam ruang dengan mengacu pada kekuatan pusat dan orientasi utara selatan.

Body and space are both cultural and historical products which correlate and affecting each other. Dancers present body movements experience as spatial performance in the architectural environment it takes place. By examining dance, this study aims to investigate the way bodies move through and interact with space and how cultural cognition affects their relationship. Javanese traditional people have the cosmological belief that humans are just a small part microcosmos who must know their position with the more significant power in the universe macrocosmos. Javanese traditional people use this belief to form architecture, which also their traditional dance. Srimpi Dance is one of the most known traditional Javanese dance, which closely related to the regional culture and tradition that held as a sacred ceremony by Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Kraton Jogja. The study uses the qualitative approach by examining the Srimpi dance performance recording at Bangsal Sri Manganti Ward of Kraton Yogyakarta. The result indicates the cosmological belief they hold influence how the dancer of the Srimpi dance embodied the space by the power of the center and north south oriented."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Alfianti
"Tari Zapin adalah tari khas Melayu Riau. Tari ini berkembang dan populer di kalangan komunitas masyarakat Melayu. Tari Zapin merupakan hasil dari persentuhan budaya Arab dengan budaya Riau yang berkembang hingga sekarang. Penelitian ini mengangkat sebuah rumusan masalah yaitu, bagaimana dampak terjadinya akulturasi antara Tari Zapin di Arab dan Riau? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan Teknik pengumpulan data berupa studi pustaka, dan dilengkapi wawancara dengan Lembaga Adat Melayu Riau, Sanggar Tari Laksemana Pekanbaru, dan Penari Zapin dari Riau. Teori yang digunakan adalah teori Akulturasi. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya beberapa akulturasi Tari Zapin Riau yang dipengaruhi oleh budaya Arab. Akulturasi ini memiliki beberapa aspek yaitu dari sisi penari, alat musik, busana, gerakan, dan fungsi pertunjukkan. Masing-masing bidang tersebut mengalami perubahan seiring berjalannya waktu sehingga menghasilkan tari Zapin yang dikenal sekarang. 

Zapin dance is a typical Riau Malay dance. This dance develops and is popular among the Malay community. Zapin dance is the result of the contact of Arab culture with Riau culture which has developed until now. This research raises a problem formulation, namely, how is the impact of acculturation between Zapin Dance in Arabia and Riau? This research uses qualitative methods with data collection techniques in the form of literature studies, and is complemented by interviews with the Riau Malay Customary Institute, Laksemana Dance Studio Pekanbaru, and Zapin Dancers from Riau. The theory used is Acculturation theory. The result of this research is the discovery of some acculturation of Riau Zapin Dance which is influenced by Arabic culture. This acculturation has several aspects, namely in terms of dancers, musical instruments, clothing, movements, and performance functions. Each of these fields has changed over time to produce the Zapin dance known today.  "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiya Syakara
"Tari merupakan salah satu perwujudan ruang yang memanfaatkan gerak tubuh sebagai media utamanya. Seni penyampaian komunikasi melalui gerak tubuh manusia itulah yang menjadi wujud bahasa keruangan tari yang dinamis. Kosmos (semesta) adalah wujud ruang tanpa batas; ruang bagi bumi, ruang bagi pulau, ruang bagi bangunan, ruang bagi manusia. Kosmologi Bali mempercayai bahwa perwujudan semesta terdiri dari unsur dualitas makrokosmos dan mikrokosmos. Tubuh yang hadir dalam ruang skala besar (makrokosmos) adalah aktor dari ruang skala kecil (mikrokosmos). Dualitas makro-mikro terwujud karena adanya keterlibatan spiritual, yakni Dewa Siwa sebagai penjaga keharmonisan semesta. Tari kreasi Siwa Nataraja adalah pencerminan dari tarian kosmis konsep dwi tunggal Dewa Siwa sekaligus Nrtyamurti (kekuatan nari dan menata tari) tergabung menjadi sosok yang mewujudkan keseimbangan semesta. Studi kasus Tari Siwa Nataraja dikaji dengan pengetahuan akan tubuh, ruang, dan waktu penari tradisional Bali yang terjadi dalam keselarasan spiritual dan kosmologi Bali. Hasil dari studi kasus ini memperlihatkan bahwa adanya kehadiran ruang kosmologi tradisional Bali dalam wujud ruang tari tradisional Bali.

Dance is a manifestation of space that uses body movement as its main medium. The art of communicating through human body movements is the form of dance’s spatial language. Cosmos (universe) is a form of infinite space; space for earth, space for islands, space for buildings, space for humans. Balinese cosmology believes that the universe contains the duality of macrocosmos and microcosmos. Human bodies that exist in a large-scale space (macrocosmos) are actors from a small-scale space (microcosmos). The duality of macro-micro is involved by the spiritual existence, namely, Lord Shiva, as the guardian of the harmony of the universe. The traditional dance “Siwa Nataraja'' reflects the dual concept of Lord Shiva’s cosmic dance as well as Nrtyamurti (the power of dancing and arranging dance) combined into a figure that embodies the balance of the universe. This Siwa Nataraja Dance case study is approached with the knowledge of human body, space, and time within traditional Balinese dancers that is in tune with the spiritual and Balinese cosmology concept. Results of this case study show that there is the existence of the traditional Balinese cosmology concept within the form of Balinese traditional dance’s space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Nadira
"ABSTRAK

Arsitektur dan Tari menggunakan ruang sebagai medium untuk menghadirkan tempat bermakna bagi tubuh bereksplorasi secara bebas atau terpola. Ruang dapat bertransformasi dalam mengakomodir gerak yang terwujud akibat pemahaman dan pemaknaan seorang individu terhadap ruang itu sendiri. Seorang koreografer membutuhkan ruang untuk melakukan koreografi, sedangkan seorang arsitek menciptakan ruang dalam rancangannya. Setiap individu akan memaknai setiap ruang nyata dan ruang imajiner yang hadir di sekitarnya. Pemaknaan ini akan memberikan inspirasi penciptaan gerak tubuh dalam ruang. Seorang penari dapat merasakan ruang dengan caranya sendiri. Mereka memahami tubuhnya dan berinteraksi pada ruang melalui gerakan tari.


ABSTRACT

Architecture and Dance are using the space as a medium to present the meaningful space in which the body explores freely in a random or regular fashion. The space can be transformed to accommodate bodily movements as a result of an individual's understanding and meaning towards the space itself. A choreographer requires the space to perform a choreography, while an architect creates the space in his or her design. Every person will give meaning to any real as well as imaginary space present around him / her. The meaning inspires the creation of body movements in the space. A dancer can sense the space with his/her own way. They understand their bodies and interact with space through the dance movements.

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Hajar Utami
"ABSTRAK
Tari Saman merupakan warisan tak benda yang berasal dari Indonesia serta dianggap sebagai kesenian yang ldquo;Urgent Safeguarding rdquo; menurut United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization UNESCO . Tari Saman merupakan salah satu kebudayaan yang berasal dari Provinsi Aceh yang saat ini sedang berkembang dan banyak diminati. Salah satu daerah yang menjadi persebaran tari saman ini adalah provinsi DKI Jakarta. Tari Saman berkembang dan diminati diberbagai kalangan baik itu anak-anak, remaja, maupun orang dewasa di DKI Jakarta. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis difusi spasial Tari Saman di DKI Jakarta yang dilihat dari gelombang, arah dan tipe serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode yang digunakan adalah wawancara beberapa responden yang terkait Tari Saman yang kemudian hasilnya akan dianalisa dengan analisis deskriptif dan keruangan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa gelombang difusi spasial Tari Saman mengalami kenaikan pada periode t2 tahun 2009-2011 saat menuju jarak 10km dan 15km dan mengalami penurunan pada periode t4 tahun 2014-2016 , sedangkan tipe yang terbentuk merupakan gabungan dari tipe difusi ekspansif dan relokasi serta arah difusi spasial Tari Saman ini lebih banyak mengarah ke Selatan dan Timur di wilayah Jakarta kemudian semakin meluas ke wilayah pinggiran dan faktor yang paling mempengaruhi dalam proses difusi spasial Tari Saman ini adalah pada faktor media penyebaran secara langsung.

ABSTRACT
Saman Dance is an inherited legacy derived from Indonesia and is considered an art of Urgent Safeguarding according to United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization UNESCO . Saman Dance is one of the culture that comes from the Province of Aceh which is currently growing in great interest. One of the places that became the spreading area of this saman dance is DKI Jakarta. Saman Dance developed and demanded in various circles, from children, teenagers, and adults in Jakarta. This study aims to analyze the spatial diffusion of Saman Dance in DKI Jakarta which seen from its wave, direction and type, also its influencing factors. The method of this study is direct interview of several respondents related to Saman Dance, then the results will be analyzed by descriptive and spatial analysis. The result of the research shows that spatial diffusion wave of Saman Dance has increased in period t2 year 2009 2011 when it reached the distance of 10 km and 15 km and decreased in the period t4 year 2014 2016 . While the type formed from a combination of expansive diffusion and relocation type. Also the direction of Saman Dance spatial diffusion is more directed to the South and East area of Jakarta and then extends to the periphery and the most influencing factor in the process of spatial diffusion of Saman Dance is the direct media deployment."
2017
S67581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hannie Riestyaninda
"Penelitian ini mencoba memberikan gambaran mengenai pembentukan identitas Kota Tangerang. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif berupa wawancara, observasi, dan pengamatan terlibat sebagai metode pengumpulan data. Identitas Kota Tangerang diwujudkan dengan kemunculan Tari Lenggang Cisadane. Tari Lenggang Cisadane tidak lahir dari masyarakat, melainkan dikonstruksi oleh Pemerintah Daerah Kota Tangerang untuk menjadi tari khas Kota Tangerang, dan dijadikan sebagai ikon budaya Kota Tangerang. Tari Lenggang Cisadane diperkenalkan kepada masyarakat Kota Tangerang sebagai bentuk rekonstruksi melalui pelatihan Tari Lenggang Cisadane yang diikuti oleh guru dan pemilik sanggar; pemberlakukan kegiatan ekstrakurikuler Tari Lenggang Cisadane di sekolah; pembuatan CD Tari Lenggang Cisadane; perlombaan dan pertunjukan Tari Lenggang Cisadane; pengajuan legalisasi Tari Lenggang Cisadane sebagai aset kekayaan budaya tradisi Kota Tangerang; dan pembuatan patung penari Lenggang Cisadane yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kota Tangerang melalui Dinas Kebudayaan serta dinas terkait lainnya, seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata. Melalui pembentukan identitas Kota Tangerang dapat terlihat kekuasaan Pemerintah Daerah Kota Tangerang, serta agency dari pihak-pihak yang terlibat dalam pembentukan identitas ini. Indentitas Kota Tangerang tidak lahir dari masyarakat Kota Tangerang, Pemerintah Daerah Kota Tangerang sengaja menciptakan identitas tersebut untuk menunjukan bahwa Kota Tangerang memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan kota atau daerah lain.

This research tries to give a description about the identity making of Tangerang City. The manifestation of the identity of Tangerang City can be seen from the emergence of Lenggang Cisadane dance. A research has been done with qualitative approach, with interview, observation, and participant observation as the method of data collection. Lenggang Cisadane was not born from the people of Tangerang City, rather, it was constructed by the local government to be the special dance from Tangerang City, and it has been made to be the cultural icon of the city. Lenggang Cisadane dance was introduced to the people of Tangerang City as a form of reconstruction through Lenggang Cisadane dance training where teachers and art studio rsquo s owners were involved in The implementation of Lenggang Cisadane dance as an extracurricular at school The production of Lenggang Cisadane dance CD 39 s The contests and performances of Lenggang Cisadane dance The submissions of legalization for Lenggang Cisadane dance as the asset of cultural property of Tangerang City and The making of the Lenggang Cisadane dancer statue which was done by the local government through Culture Department, and other related departments such as The Education and Tourism Department. During the process of the identity making, the power of local government and the agencies of related parties can be easily seen. The identity of the people of Tangerang City was not made by the people itself, but it was intentionally made by the local government to show that Tangerang City has special characteristics that differentiate Tangerang City from other city or area.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S67609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Rupiani
"Bali merupakan pulau Dewata yang banyak memiliki kisah atau legenda maupun silsilah kawitan atau garis keturunan laki-laki (purus). Legenda tersebut masih diyakini dan disakralkan, sepertl yang tersimpan di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung, yaitu sebuah Prasasti Ujara Kanda yang menjelaskan tentang kisah Ki Mantri Tutuan dan seketurunannya. Ki Mantri Tutuan berasal dari keturunan Raja Kelingga Jawa Timur yang beman Dalem Mangori, mempunyai anak bernama Pangeran Satriawangsa menjalani hukuman dan kutukandi tarah Bali bernama Pura Bukit Buluh di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung.
Berdasarkan fenomena di atas diciptakanlah sebuah karya tari inovatif yang berjudul Ki Mantri Tutuan. Adapun alasannya adalah ingin menggali nilai-nilai keyakinan yang bersifat religious dan erat hubungannya dengan alam gaib, serta memperoleh pengetahuan tentang sejarah,etika,moral dan sopan santun terhadap orang yang pantas dihormati, dan ingin mensosialisasikan terhadap keturunan Ki Mantri Tutuan melalui sajian dalam bentuk karya tari inovatif.
Prinsip-prinsip angripta sesolahan dipilih untuk proses penciptaan karya tari Ki Mantri Tutuan dan dalam perwujudannya menggunakan teori transpormasi yang merupakan suatu proses pemindahan kisah dari aslinya menjadi karya sent tari yang bersifat inovatif. Ki Mantri Tutuan dalam bentuk karya tari inovatif adalah sebuah karya tari kekinian, yang berorientasi pada standar tari Bali yaitu agem, tandang, tangkis dan tangkep dikemas menjadi karya baru yang menyesuaikan dengan perkembangan jaman."
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 KJSP 3:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>