"ABSTRACTGaleri Nasional Indonesia (GNI) sering menyelenggerakan kegiatan pameran karya seni. Selain memamerkan karya seni, GNI juga bertugas mendata seluruh karya seni yang dipamerkan. Terdapat informasi publik yang harus disebarkan ke masyarakat, seperti promosi acara dan lainnya. Dengan melihat fungsi GNI yang beragam tersebut, penelitian ini akan membahas pengelolaan informasi publik pameran seni oleh GNI. Penelitian ini bertujuan untuk melihat proses pengelolaan publikasi eksternal yang dilakukan oleh GNI terhadap suatu pameran seni yang diselenggerakan sendiri. Penelitian ini juga bertujuan untuk menjadi acuan bagi lembaga-lembaga lain dalam pengelolaan informasi di bidang seni dan visual, mengingat keberadaan galeri yang sekarang semakin mendapat sorotan dari masyarakat, khususnya para remaja. Penulis membatasi penelitian ini dengan hanya melihat satu jenis pameran yang diselenggarakan oleh GNI sendiri, yaitu pameran seni rupa kontemporer Indonesia Manifesto 6.0: Multipolar yang digelar di gedung A, B, dan D GNI pada tanggal 02-17 Mei 2018. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan pengumpulan datanya dilakukan dengan cara wawancara dan observasi selama pameran Manifesto 6.0: Multipolar diselenggarakan.ABSTRACTNational Gallery of Indonesia (hereinafter abbreviated as GNI) is one of the largest galleries in Indonesia that often organizes art exhibition activities. GNI have main tasks in the management of art exhibitions they organized. To do that, they have to list and manage all the data about artworks that have been exhibited. There is also public information that should be published, such as event promotion and publication as a communication media between GNI and the public. By looking at GNIs function, this research will discuss public information management of art exhibition. The purpose of this research is to analyze the external publications management process conducted by GNI itself, and to be a reference for other art and visuals organizations considering that the existence of galleries now got more spotlight from public, especially from teenagers. The author limits this research to one kind of exhibitions that conducted by GNI itself, an contemporary Indonesian art exhibition Manifesto 6.0: Multipolar which held at building A, B, and D of GNI from 02-17 May 2018. This research conducted using a qualitative approach and the data collections is done by interview and observation during Manifesto 6.0: Multipolar exhibition."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Di dunia pascamodern, simulasi Trabant (mural dan instalasi Trabant) tidak hanya menjadi representasi realitas, tapi juga mampu mensimulasikan realitas dan bahkan menghadirkan realitas baru yang tidak berhubungan dengan realitas apa pun di dunia nyata (hiperrealitas Trabant). Untuk mengetahui pencitraan simulakra dan hiperrealitas mural dan instalasi Trabant tersebut digunakan teori simulakrum pascamodernisme yang digagas oleh Jean Baudrillard dan dengan pendekatan semiologi struktural dari Ferdinand de Saussure. Hasil penelitian menunjukkan mural dan instalasi Trabant merupakan simulasi visual yang memang menampilkan representasi struktural dari objek realitas mobil Trabant P601 de Luxe. Akan tetapi, pada proses simulakrum pascamodern berikutnya, simulasi Trabant ini bertransformasi menjadi tanda hiperriil Trabant yang tidak berhubungan dengan realitas yang sebelumnya menjadi acuan utama. Mural dan instalasi Trabant memberikan suatu pengalaman figuratif secara langsung kepada konsumennya, di mana pengalaman tersebut menjadi bentuk realitas yang sama riil dengan realitas di dunia nyata.AbstractNowadays simulation could be used not only to represent the world, but also to simulate its reality: a hyperreal. Using five pictures of Trabant car _taken from www.flickr.com; two pictures, which prototype are, were used as examples of the real Trabant car and the three pictures, which Trabant_s murals and installation are, were used as the research objects; this mini thesis tried to seek its representation and the simulacrum effect on simulations Trabant in Germany_s postmodernism. Therefore, it used Jean Baudrillard_s theory of Postmodernism and Simulation and also Semiology concept from Ferdinand de Saussure. The result indicates that Trabant_s murals and installation are simulacra in the postmodern era. They not only represent the reality of Trabant car, but also show us the hyperreality. Through the visual simulations, these simulacra of Trabant represent the reality by its figurative experience and also the nostalgia of East Germany."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008