Ditemukan 11631 dokumen yang sesuai dengan query
Chung, Wayne C.
Seoul: Koreaone press, 1985
320.951 9 CHU i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Asykar Fathony Sukri Harining
"Penelitian tugas akhir ini menganalisis persiapan dan upaya KM (Koninklijke Marine) di Hindia Belanda dalam menghadapi potensi ancaman invasi militer Jepang dari tahun 1940-1942. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memberikan penjelasan mengenai persiapan dan upaya yang dimiliki KM dalam upaya membendung agresi militer Jepang di Hindia Belanda yang selama ini belum banyak dibahas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan berupaya untuk menemukan sumber-sumber primer berupa buku yang memuat laporan dan keterangan mengenai perjalanan Koninklijke Marine selama Perang Dunia II. Diantaranya seperti yang ditulis oleh C.E.L. Helfrich dan H.V. Quispel sebagai komandan dan perwira militer Koninklijke Marine. Selain itu sumber-sumber sekunder diantaranya seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh H.T. Lenton, Bussemaker dan Masanori Ito. Sumber-sumber tersebut kemudian melalui proses kritik internal dan eksternal selanjutnya diinterpretasi dengan tahapan analisis dan sintesis. Tahap akhir adalah historiografi untuk menghasilkan tulisan yang objektif. Pembahasan penelitian ini dimulai dengan kajian terhadap kekuatan dan pengorganisasian kapal-kapal KM di Hindia Belanda. Selanjutnya usaha-usaha yang dilakukan oleh KM untuk memperkuat pertahanan dan keamanan laut di Hindia Belanda. Pembahasan ditutup dengan analisis peran KM selama tiga bulan pertempuran laut mempertahankan Hindia Belanda, yang berakhir dengan kapitulasi di Kalijati Maret 1942. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa Belanda tidak hanya kalah secara jumlah kekuatan laut yang dimiliki, tetapi juga memiliki banyak permasalahan internal, strategis dan taktis yang membuatnya tidak mampu menahan agresi pasukan Jepang.
This final project research analyzes the power and role of KM (Koninklijke Marine) in the Dutch East Indies in facing the potential threat of Japanese military invasion from 1940-1942. The goal to be achieved from this research is to provide an explanation of the strengths and roles that KM has in efforts to stem Japanese military aggression in the Dutch East Indies which so far has not been widely discussed. The method used in this research is the historical method by trying to find primary sources in the form of books that contain reports and information about the journey of the Koninklijke Marine during World War II. Among them, as written by C.E.L. Helfrich and H.V. Quispel as the commander and military officer of the Koninklijke Marine. Besides that, secondary sources include the results of research conducted by H.T. Lenton, Busseker and Masanori Ito. These sources then go through a process of internal and external criticism and are then interpreted with the stages of analysis and synthesis. The final stage is historiography to produce objective writing. The discussion of this research begins with a study of the strength and organization of KM ships in the Dutch East Indies. Furthermore, the efforts made by KM to strengthen maritime defense and security in the Dutch East Indies. The discussion closes with an analysis of the role of the KM during the three months of sea battles to defend the Dutch East Indies, which ended with the capitulation at Kalijati in March 1942. The results of this study found that the Netherlands not only lost in terms of the number of sea power it possessed, but also had many internal, strategic and tactics that made him unable to withstand the aggression of Japanese troops."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Cambridge: Cambridge University Press, 2015
940.53 CAM
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Su Yoyoksa Yon du hwei yokeum
Seoul: Sukpil, 2002
KOR 909 SUY k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Seoul: ( Ju ) Buk 21, 2001
KOR 650.1 JON
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Cha In-pyo
Kyonggi-do P'aju-si : Sallim , 2009
KOR 895.730 9 CHA c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Fauzia Astuti
"Penelitian ini membahas tentang sisi lain kehidupan Ilbongun Wianbu Korea dilihat dari sudut pandang budaya pada masa kolonialisme Jepang. Secara epistemologi, wianbu memiliki makna sebagai pendamping, atau sebagai pekerja perempuan sukarela yang mengikuti para tentara Jepang selama berperang. Namun setelah The Rape of Nanking yang terjadi pada tahun 1937, interpretasi istilah wianbu selalu identik dengan budak seks tentara Jepang. Sementara itu, Laporan Komisi Hak Asasi Manusia Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa Ilbongun Wianbu bukan budak seks, melainkan pekerja yang mendapat bayaran dan fasilitas berupa makanan, pakaian, dan kesehatan di wianso (barak resmi). Penelitian ini menekankan pada dialektika pemakaian istilah Ilbongun Wianbu dan comfort women yang dianalisis berdasarkan fakta kehidupan yang dialami oleh Ilbongun Wianbu asal Korea dengan menggunakan korpus transkrip wawancara Laporan Kesaksian Ilbongun Wianbu oleh Kementerian Kesetaraan Gender Korea tahun 2002. Penelitian ini memakai metode kualitatif eksplorasi yang dipadukan dengan pendekatan diakronis. Hasil penelitian ini menunjukan ada perbedaan makna antara wianbu dan comfort women yang dibuktikan oleh sisi lain kehidupan seorang Ilbongun Wianbu di wianso yang tidak murni hanya menjadi pelayan seks bagi tentara Jepang.
This paper discusses the other side of Ilbongun Wianbu Koreans life from a cultural point of view during the Japanese colonial era. Epistemologically, wianbu means a companion, or a voluntary female worker who follows Japanese soldiers during war. But after The Rape of Nanking which occurred in 1937, the meaning of wianbu was identical to Japanese army sex slaves. Meanwhile, United Nations Commission of Human Rights reported that Ilbongun Wianbu is not sex slaves, but workers who get paid and given food, clothing, and health at wianso (comfort station). This paper focus on the dialectics use of the terms Ilbongun Wianbu and comfort women which analyzed based on the facts of life experienced by Ilbongun Wianbu from Korea using the corpus transcript of the interview of Ilbongun Wianbu Testimony Report by the Korean Ministry of Gender Equality. This paper uses the qualitative exploration method combined with diachronic approaches. The results of this study indicate that there are differences in meaning between wianbu and comfort women as evidenced by the other side of the life of an Ilbongun Wianbu in wianso who is not only becomes sex servants for Japanese soldiers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Gilbert, Martin
London: Routledge, 1994
940.3 Gil t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jongsoo, James Lee
New York : Palgrave Macmillan, 2006
951.904 1 JON p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Tarling, Nicholas
Auckland New Zealand : Asia Institute, 2014
940.35 TAR a
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library