Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121628 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Riza Sihbudi, 1957-
Jakarta: Pustaka Hidayah, 1993
327.560 73 RIZ t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Riza Sihbudi, 1957-
Jakarta: Mizan, 24 cm
327.56 SIH i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Center for Middle East Studies, 2003
355.070 973 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Halifatullah Al-Khawarizmi
"Tesis ini membahas tentang Iran Versus Amerika Serikat (Perebutan Pengaruh dan Hegemoni di kawasan Timur Tengah tahun 1979-2008). Fokus masalah dalam penelitian ini terumuskan dalam tiga pertanyaan: Bagaimana upaya Iran untuk menciptakan pengaruh dan hegemoni ditengah kekuatan Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah; Bagaimana perebutan pengaruh dan hegemoni antara Amerika Serikat dan Iran di kawasan Timur Tengah; Bagaimana prospek kawasan Timur Tengah ditengah persaingan antara Iran dan Amerika Serikat. Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui langkah-langkah yang diambil sebuah negara dalam menciptakan hegemoni, dan untuk mengetahui bagaimana implikasi dari perebutan hegemoni di suatu kawasan. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Hegemoni. Hegemoni berarti keunggulan atau supremasi dari negara, kelompok ataupun individu yang berupaya menguasai pihak lain. Secara lebih spesifik, penelitian ini menggunakan teori hegemoni dari neo-Gramscian yang mengernukakan ada tiga aspek penting dalam menciptakan hegemoni, yakni, politik; ekonomi; militer. Untuk melihat prospek kawasan Timur Tengah ditengah persaingan antara Iran dan Amerika Serikat, maka digunakan teori Hegemonic War.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode kualitataiil yakni, penelitian yang menghasilkan data yang bersifat deskriptif yang dapat berupa ucapan, tulisan, dan perilaku orang yang diamati. Upaya Iran dalam menciptakan hegemoni dapat dilihat dalam hubungan antara Iran dan Syria, Iran dan Hizbullah di Lebanon, Iran dan HAMAS di Palestina, Serta peranan Iran di Iraq. Iran mampu untuk menciptakan nilai-nilai dan cita-cita bersarna yang disepakati oleh negara ataupun kelompok tersebut. Sementara itu, Amerika Serikat cukup berhasil membangun kekuatan militernya. Hal tersebut dapat dilihat dari hubungan militer yang dibangun oleh Amerika Serikat dengan negara-negara di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Qatar, dan Bahrain. Secara ekonomi, Amerika Serikat menjadi pasar yang besar bagi negara-negara pengekspor minyak di Timur Tengah, hal ini menciptakan adanya interdependensi antara Amerika Serikat dan negara-negara penghasil minyak.
Kekuatan dari hegemoni Amerika Serikat terletak pada kemampuan koersifnya. Baik Iran ataupun Amerika Serikat kerap menyebarkan nila-nilai untuk mempengaruhi negara-negara Iain di kawasan. Iran pernah menyebut Amerika Serikat sebagai "setan besar", lalu presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad (2005-...) mempertanyakan kebenaran Holocaust, yang dianggap sebagai dasar berdirinya negara Israel yang merupakan Salah satu kepentingan Amerika Serikat di Timur Tengah. Sementara itu, Amerika Serikat juga menuduh Iran sebagai negara pendukung terorisme, dan juga negara yang berupaya untuk menciptakan senjata nuklir. Persaingan antara Iran dan Amerika Serikat masih akan bcrlangsung. Sclama distribusi kekualan masih berlangsung seperti ini, maka dapat dikatakan tidak akan terjadi perang besar di kawasan Timur Tengah.

This thesis discusses Iran Versus the United States of America (The Seizure of Influence and Hegemony in the Middle East Regions 1979-2008). The focus in this research is covered by three main questions: How lran's efforts to create the influence and hegemony in the domination of the United States in the Middle East Regions; How the seizure of influence and hegemony between United States and Iran in the Middle East Regions; How do prospects the Middle East Region in the rivalry between Iran and the United States. The objectives of this research are to know the policy has been taking by a country in creating hegemony and to find out how implications of seizing influence and hegemony in the region. Theoretical framework used in this research is the Hegemony Theory. Hegemony means preeminence or supremacy of the state, groups or individuals may exercise over others. The more specific, this research used Hegemony Theory of neo-Gramscian revealed that there are three important aspects in creating hegemony, there are political, economic, and military. Theory of Hegemonic War used to analyze the prospect of the Middle East Region in the rivalry between Iran and the United States of America.
The methodology in this research is a qualitative method. Qualitative method is a research that produces descriptive data which can be a speech, writing, and behavior. Iran's efforts in creating influence and hegemony can be seen in the relationship between Iran and Syria, Iran and Hizbullah in Lebanon, Iran and HAMAS in Palestine, and the role of Iran in Iraq. Iran success to create consensus of the common values and ideals with them. Meanwhile, United States of America was successful to build military power. It can be seen from a military cooperation that was built by the United States of America with the Middle East countries such as Saudi Arabia, United Arab Emirates, Kuwait, Qatar, and Bahrain. Economically, United States of America became a major market for the oil countries exporter in the Middle East, it creates the interdependence between the United States of America and the oil countries exporter.
Strength of the hegemony of the United States of America lies in the coercive ability. Neither Iran nor the United States of America often transmit values to influence other countries in the region. Iran is ever mentions the United States as the ?Great Satan", then Iranian President Mahmoud Ahmadinejad (2005-....) asking the truth of Holocaust tragedy, which is considered as a basic reason for the state of Israel, is one ofthe United States of America?'s interest in the Middle East. Meanwhile, The United States of America accuses Iran as a state terrorism sponsors, and also the country that attempts to create nuclear weapons. The rivalry between Iran and the United States of America will be held. If the distribution of power were still in progress like this, a war will not occur in the Middle East Region.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32892
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Depok : Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam (PKTTI) Universitas Indonesia, 1997
UI-JKTTI 1 (1997) (1)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Zaini Azhar Maulani
Jakarta: Dalancang Seta, 2002
355.02 ZAI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
973 Ame
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Izetbegovic, Alija Ali
Bandung: Mizan , 1992
297 IZE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mabroer MS
"Hubungan antara Timur dan Barat, khususnya Islam dan Barat banyak mengalami pasang dan surut. Terkadang kedua kutub tersebut mampu menjalin komunikasi yang harmonis, namun acapkali suasana hubungan tersebut diwarnai ketegangan. Dan, salah satu puncak ketegangan tersebut adalah peristiwa pengeboman bunuh diri dengan menggunakan pesawat terbang terhadap gedung WTC di New York. Bagi Amerika Serikat yang selama ini diposisikan sebagai kiblat Barat itu, serbuan tersebut benar-benar telah mempermalukan sekaligus meruntuhkan kedigdayaan AS. Dengan mengabaikan isu demokrasi seperti HAM serta supremasi hukum, Amerika Serikat langsung melakukan invasi militer ke Afghanistan karena dianggap menjadi sarang para teroris yang telah menyerbu gedung WTC. Setelah itu, Amerika Serikat dibawah kendali Presiden AS Goerge W.Bush juga melakukan tindakan serupa di Irak. Meski tuduhan bahwa pemerintahan Saddam Husain telah menyimipan senjata pemusnah massal serta berkongsi dengan para teroris, khususnya para aktifis AL-Qaidah itu tidak terbukti, namun AS terlanjur mengambilkan keputusan untuk melakukan tindakan unilateral yang menyebabkan ribuan nyawa warga sipil berjatuhan. Tempo dulu, konflik antara Barat dan Timur juga telah terjadi yakni dalam Perang Salib yang berlangsung lebih dari 200 tahun. Akibat konflik tersebut, ribuan nyawa dari kedua belah pihak telah menjadi korban. Salah satu kerugian terbesar yang diderita oleh umat Islam adalah runtuhnya peradaban dan berpindahnya niiai-nilai tersebut ke Barat. Namun, dibalik sejarah konflik yang cukup panjang tersebut, sebetulnya ada satu hal yang patut dicatat bahwa antara Barat dan Timur dalam konteks teologis merupakan realitas yang unik karena keduanya yakni Islam dan Kristen sama-sama tergolong sebagai agama samawi.
Indonesia, sebagai salah satu negara yang berpenduduk mayoritas muslim juga tak lepas dari sejarah panjang dan konflik tersebut. Meski tidak mempunyai pengalaman langsung terhadap Perang Salib, namun nilai-nilai historis dari peristiwa itu juga tumbuh di Indonesia bersama dengan perkembangan Islam itu sendiri. Oleh karena itu, acapkali reaksi sebagian umat Islam di Indonesia terkesan cukup keras dalam merespon setiap kejadian maupun kebijakan pihak Barat yang dinilai lebih banyak didasari oleh sikap diskriminatif. SaIah satunya adalah proses stigmatisasi yang dilakukan secara sistemik pihak Barat terhadap Islam sehingga membuat posisi Islam terpojok karena melihat Islam sebagai sebuah ancaman seperti yang digambarkan Samuel P. Huntington. Diantara contoh dari proses stigmatisasi tersebut adalah berbagai kebijakan baik politik maupun yuridis dari Amerika Serikat dan beberapa negara Barat lainnya pasca pertiswa 11 September 2001 yang cenderung memojokkan Islam. Terlebih lagi, tuduhan bahwa pelaku dari pengeboman WTC tersebut adalah aktifis muslim juga masih menimbulkan tanda tanya besar, namun AS langsung mengambil kebijakan untuk menyerbu Afghanistan dan Irak. Padahal, kedua negara tersebut mayoritas berpenduduk muslim sehingga menimbulkan berbagai kecurigaan dan tafsiran. Kebijakan AS tersebut merupakan salah satu puncak dari proses sdgmatisasi yang mereka Iakukan terhadap Islam melalui obyek kewilayahan (Timur tengah).
Sikap Amerika Serikat dan sekutunya itu telah menyulut reaksi keras dari berbagai kalangan, khususnya umat Islam, tak terkecuali juga umat Islam di Indonesia. Sesuai dengan terra darn tesis ini, maka fokus utama yang disorot dalam tulisan ini adalah reaksi serta berbagai kemungkinan yang menyebabkan munculnya reaksi tersebut. Bahkan, pada awal serangan Amerika Serikat ke Afghanistan, beberapa aktifis muslim juga melakukan pendaftaran bagi relawan yang berkenan untuk menjadi pejuang bagi pembebasan Afghanistan dari cengkraman Amerika Serikat dan Inggris yang diklaim sebagai new colonialis.
Selain itu, ada juga reaksi lebih lunak yang dilakukan oleh beberapa organisasi Islam, seperti NU dan Muhammadiyah. Namun, agak berbeda dengan ormas Islam lainnya, NU dan Muhammadiyah mewujudkan sikapnya itu dalam bentuk imbauan dan seruan agar Amerika Serikat tidak melakukan invasi. Seruan serupa juga disampaikan masyarakat Internasional, tak terkecuali juga masyarakat non muslin yang peduli terhadap nasib dan derita rakyat sipil di Afghanistan maupun Irak. Namun, berbagai seruan maupun reaksi tersebu tidak mampu mengubah kebijakan AS.
Akibat dari kebijakan AS yang cenderung diskriminatif tersebut, secara tdak langsung telah membawa implikasi terhadap umat Islam di Indonesia. Salah satu bentuknya adalah sikap kritis, sensitif dan cenderung reaktif terhadap berbagai kebijakan Barat yang dianggap telah melecehkan Islam. Dalam konteks ini, mereka acapakali dikategorikan sebagai kelompok Islam radikal karena cenderung memilih garis perjuangan yang konfrontatif. Diantara tema-tema perjuangan yang mereka sebarkan adalah penegakan syariat Islam yang diyakini dapat mengakhiri krisis multidimensional itu."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>