Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103534 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Lazarusli
Bandung: Remadja Karya, 1986
327.1 BUD s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anggarara Cininta P.
"ABSTRAK
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) merupakan organisasi
antarpemerintah yang beranggotakan sepuluh negara di kawasan Asia Tenggara.
Setelah berlakunya Piagam ASEAN (ASEAN Charter), ASEAN diberikan
personalitas hukum dan kewenangan untuk membuat perjanjian dengan negara
maupun organisasi internasional. Dalam praktiknya, ASEAN telah membuat
perjanjian dengan negara maupun organisasi internasional sejak sebelum
berlakunya Piagam ASEAN. Selain perjanjian yang dibuat antara ASEAN sebagai
entitas dengan negara maupun organisasi internasional, terdapat pula perjanjian
yang dibuat oleh negara-negara ASEAN secara kolektif dengan negara bukan
anggota atau organisasi internasional lain. Perbedaan antara kedua jenis perjanjian
internasional tersebut tidak dinyatakan secara jelas hingga setelah adopsi Rules of
Procedure for Conclusion of International Agreements by ASEAN (ROP). ROP
hanya berlaku bagi perjanjian yang dibuat oleh ASEAN sebagai entitas tersendiri
dan bukan oleh negara-negara anggota ASEAN secara kolektif. Skripsi ini akan
meninjau personalitas hukum yang dimiliki ASEAN sebagai organisasi
internasional dan hubungannya dengan kedudukan ASEAN di dalam perjanjianperjanjian
internasional yang dibuat dengan negara maupun organisasi
internasional.

Abstract
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) is an intergovernmental
organization consisting of ten South Asian countries. After the ASEAN Charter
entered into force, ASEAN was conferred legal personality and the capacity to
enter into international agreements with states or international organizations. In
practice, ASEAN has concluded agreements with states or international
organizations on its own capacity even before the ASEAN Charter entered into
force. There are also agreements concluded collectively by the member states of
ASEAN with non-member states or other international organizations. The
difference between these types of international agreements is not clearly
expressed until the adoption of the Rules of Procedure for Conclusion of
International Agreements by ASEAN (ROP). The ROP only applies to
international agreements made by ASEAN as an entity distinct from its members
and not by ASEAN member states collectively. This thesis analyzes the legal
personality possessed by ASEAN as an international organization and its
correlation with ASEAN?s position in international agreements concluded with
states or international organizations."
Universitas Indonesia, 2012
S43214
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, L. Raymond Jr. Perdamean
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S24669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Lazarusli
Bandung: Remadja Karya, 1986
341 BUD s (1);341 BUD s (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Huala, Adolf
Jakarta: Rajawali, 1991
341 HUA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Huala Adolf
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002
341 HUA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Huala Adolf
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996
341 HUA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hendra Kurnia Putra
"Tesis ini membahas kajian mengenai kedudukan perjanjian internasional dan pelaksanaannya dalam sistem hukum nasional guna menciptakan kepastian hukum antara hubungan hukum nasional dan hukum internasional, khususnya kedudukan dan pelaksanaan perjanjian internasional dalam sistem hukum nasional. Terlebih dalam era globalisasi dewasa ini, Indonesia sebagai negara berkembang, tentunya akan semakin intens terlibat dalam hubungan antar negara yang diatur dengan perjanjian internasional.
Ketidakjelasan konsepsi pengesahan perjanjian internasional dalam sistem hukum nasional memberikan dampak yang tidak sederhana dan kendala yang cukup rumit dalam tataran praktis, baik dalam tahapan pembuatan perjanjian internasional maupun dalam tahapan pelaksanaan atau implementasi perjanjian internasional tersebut. Dalam tataran pembuatan perjanjian internasional, ketidakpastian hukum tentang hubungan perjanjian internasional dengan hukum nasional mengakibatkan tidak terpenuhinya prinsip "predictability".
Apabila pengesahan perjanjian internasional memberikan makna yang jelas maka status dan kedudukan perjanjian internasional dalam sistem hukum nasional akan dapat digambarkan secara jelas pula, sebaliknya apabila pengesahan perjanjian internasional tidak memberikan makna yang jelas maka perjanjian internasional dalam sistem hukum nasional pun akan terus berada pada posisi yang tidak menentu, dan pada akhirnya berakibat pada inkonsistensi pelaksanaan perjanjian internasional dalam sistem hukum nasional.
Langkah yang harus ditempuh dalam rangka menuntaskan persoalan ini adalah dengan membentuk suatu constitutional provisions sebagai norma dasar (grundnorm) yang menyatakan secara jelas dan tegas sikap Indonesia berkaitan dengan hubungan hukum internasional dan hukum nasional, khususnya status dan kedudukan perjanjian internasional dalam sistem hukum nasional.

This thesis discusses the status of international treaties and their implementation in national legal systems, in order to createlegal certainty between national law and international law, particularly the status and implementation of international treaties in national legal systems. Especially in today's globalization era, Indonesia as a developing country would be more intensely involved in interstate relations, governed by the international treaties.
The vagueness of the conception of treaty ratification in national legal systems may cause to a tremendous and complex impact in the practical level, not only in the treaty drafting stage but also in the treaty implementation phase. In the international treaty-making level, the legal uncertainty between international treaty and the national law may lead to the non fulfillment of the principle of "predictability".
If the ratification of a treaty gives a clear meaning then the status and position of international treaties in the national legal system will be clearly described. On the other hand, if the ratification of the treaty does not give a clear meaning to the national legal system, this would result uncertain position, and ultimately will result to an inconsistency of the treaty in the national legal system.
In order to solve this problem, there are several efforts could be made, such as establishing a constitutional provisions as the basic norm which states clearly the position of Indonesia related to the relationship between international law and national law, particularly the status and position of treaties in the national legal system.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T31176
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1990
S25546
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>