Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95212 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teuku May Rudy
Bandung: Rafika Aditama, 2002
341.6 TEU s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tety Mudrika Hayati
"ABSTRAK
Kajian ini berusaha mengemukakan kebijakan yang dilakukan ASEAN dan kepentingan negara-negara besar di bawah Asia Pasifik dalam upaya membangun masalah-masalah keamanan di kawasan tersebut.
Kajian ini untuk menjelaskan bagaimana ARF pada saat ini sebagai realisasi yang paling dekat dalam konsep keamanan kooperatif. Dengan menjelaskan konsep itu sendiri dan usulan Australia tentang keamanan kooperatif dengan menjelaskan bagaimana ARF dibangun berdasarkan pengalaman ASEAN sebagaimana ASEAN mengadopsi usulan Australia tentang keamanan kooperatif begitu juga upaya-upaya yang telah di lakukan ARF.
Kajian ini melihat bahwa situasi keamanan pasca perang dingin di negara-negara besar, yang menimbulkan ketakutan dan ketidakpastian dan hal ini membuktikan bahwa kawasan Asia Pasifik masih kurang mempunyai kerangka multilateral, adanya perlombaan senjata serta isu-isu teritorial dan kedaulatan.
ASEAN menyadari perlu mempraktekkan sejumlah elemen dari keamanan kooperatif dalam hubungan antar negara. Australia dengan didukung oleh negara-negara besar telah sepakat untuk menjadikan PMC dalam mempromosikan usulan-usulan mereka. Oleh karena itu ARF memberikan bobot politis untuk merealisasikan pemikiran keamanan kooperatif.
Kajian ini menyimpulkan bahwa ARF merupakan realisasi dari konsep keamanan kooperatif. Keamanan kooperatif menjadi konsep yang paling baik bagi isu-isu keamanan di kawasan Asia Pasifik dan ARF sebagai wahana terbaik untuk membahas isu-isu tersebut.
Kajian ini juga merekomendasikan bahwa ARF harus mengembangkan peranannya melalui dialog-dialog yang tidak resmi serta pertukaran informasi untuk mencapai ketahanan dan keamanan di kawasan. Hal yang terpenting adalah apabila ARF mampu mencapai hasil yang nyata."
2002
T2467
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Urip Lestari Rahayuningsih
"Tesis dengan judul "Kebijakan Cina Menangani lsu SARS dalam Perspektif Human Security" mencoba menjelaskan bagaimana wabah SARS menjadi salah satu ancaman terhadap human security, digambarkan dari dampak penyebaran wabah SARS terhadap beberapa negara berbagai aspek dan gambaran mengenai Cina merespon munculnya isu tersebut dalam perspektif human security.
Wabah SARS yang menyerang di tahun 2002-2003 menunjukkan kekurangan transparansi dan ketidakefektifan kebijakan kesehatan publik di Cina yang akhirnya bukan hanya mempengaruhi warga Cina tetapi juga warga di beberapa negara. Penyembunyian dan under-reporting kasus infeksi oleh medical personnel dan pejabat pemerintah dengan serius telah mempengaruhi kepercayaan publik di dalam dan luar Cina. Bentuk ancaman baru seperti wabah SARS ini mempengaruhi persepsi pemimpin Cina dalam menilai kepentingan dan kebutuhan keamanan yang pada akhirnya mempengaruhi pengambilan keputusan dalam kebijakan keamanan. Ditambah lagi dengan tekanan-tekanan yang didapatkan Cina dari WHO dan masyarakat Internasional karena keterlambatan penanganan kasus ini dengan melarang warga untuk melakukan kunjungan perjalanan ke Cina yang tentunya secara langsung berdampak pada bidang perekonomian.
Situasi yang berkembang memperlihatkan bahwa SARS telah memberikan implikasi yang cukup luas tidak hanya terhadap keamanan kesehatan manusia, tetapi juga terhadap keamanan sosial, ekonomi dan politik satu negara, dalam hal ini khususnya Cina.
Dengan demikian, kebijakan yang diyakini pemerintah Cina dapat dilakukan dalam menanggulangi isu ini pada kenyataannya belum cukup memadai, sehingga dampak dari wabah SARS meningkat hingga mencapai angka kematian/ mortality yang cukup tinggi dan meluas ke beberapa negara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat Chusnul Chotimah
"ABSTRAK
Pemerintah Cina telah memberikan komitmen untuk menurunkan emisi karbon di mana sebelumnya Cina menolak untuk membatasi tingkat konsumsi energinya untuk kebutuhan industrialisasi dan pengembangan ekonomi. Proses industrialisasi di Cina pada akhirnya telah mengakibatkan kerusakan lingkungan yang mengancam populasi penduduk. Oleh sebab itu, Pemerintah Cina menetapkan langkah-langkah strategi untuk menjaga keamanan energinya dengan menyelaraskan pada kebijakan perubahan iklim dan ekonominya. Hal ini dilakukan untuk mencapai penurunan emisi karbon yang dilakukan melalui konservasi energi dan pengembangan ekonomi hijau yaitu dengan mengembangkan energi terbarukan seperti energi nuklir, hydropower, tenaga angin, tenaga surya dan sumber-sumber energi alternatif lain yang belum ditemukan. Tindakan yang diambil Pemerintah Cina tersebut dilakukan berdasarkan pada norma internasional yaitu rezim climate change yang kemudian membentuk identitas Cina sebagai negara yang bertanggung jawab dalam upaya menurunkan emisi karbon global. Melalui norma internasional tersebut Cina melakukan interaksi dalam struktur lingkungan global untuk mendapatkan pengetahuan-pengetahuan terkait isu perubahan iklim sehingga mendorong Cina untuk berkomitmen menurunkan emisi karbon global melalui strategic instrumental dan resources instrumental."
Depok: Departemen Ilmu Hubungan Internasional FISIP UI, 2017
320 UI-GLOBAL 19:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pelayanan Informasi (P3I) Setjen DPR RI, 2004
327.16 KON
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Keisha Marsha Tuffahati
"Tulisan ini akan mencoba memahami bagaimana istilah human security dipahami dalam konteks studi keamanan internasional dari 3 sudut pandang: human security sebagai Hak Asasi Manusia, human security sebagai freedom from fear, dan human security sebagai freedom from want. Human security sebagai Hak Asasi Manusia menekankan pada pentingnya diseminasi norma HAM yang diwujudkan dalam bentuk agenda human security serta peran berbagai aktor dalam upaya diseminasi norma tersebut. Human security sebagai freedom from fear menekankan perlindungan terhadap manusia dari situasi konflik serta justifikasi terhadap intervensi kemanusiaan. Sedangkan human security sebagai freedom from want menekankan perlindungan terhadap martabat dan pemberdayaan manusia melalui program pembangunan. Analisis juga meliputi bagaimana kontribusi human security bagi studi keamanan serta penjajaran perbedaan kedua konsep tersebut.
Tulisan ini berargumen bahwa human security memperkaya khasanah kajian keamanan internasional dengan memperluas agenda keamanan dan pengadopsian agenda normatif. Selain itu, tulisan ini menyimpulkan bahwa meskipun diklaim sebagai perusak koherensi intelektual kajian keamanan, konsep human security tetap relevan dalam studi keamanan internasional karena konsep tersebut berorientasi pada pembuatan kebijakan. Pada praktiknya, konsep human security digunakan sebagai jargon dalam mempromosikan agenda keamanan dan pembangunan oleh institusi internasional seperti PBB serta negara middle power seperti Kanada dan Jepang.

This paper aims to seek how human security is understood from 3 standpoints human security as human rights, human security as freedom from fear, and human security as freedom from want. Human security as human rights emphasizes dissemination of human rights norms manifested in the form of human security agenda and the role of various actors in the dissemination of the norms. Human Security as freedom from fear emphasizes protection of the people in conflict situations and justification towards humanitarian intervention agenda. Meanwhile, human security as freedom from want emphasizes the protection of human dignity and human empowerment through development program. It also highlights the contribution of human security to security studies as well as juxtaposition of the two concepts.
This paper argues that human security has enriched the repertoire of security studies by expanding the scope of security and adopting normative agenda. This paper concludes that although human security is claimed to be damaging to intellectual coherence of security studies, the concept itself remains relevant in international security studies due to its policy orientedness. In practice, human security is used as a jargon in promoting security and development agenda by international insitutions such as the United Nations as well as middle power countries such as Canada and Japan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Joseph Amudi L.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S25618
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joan Radina Setiawan
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas pengaruh dari konsep munculnya konsep String of Pearls,
sebuah konsep yang pertama kali muncul pada tahun 2005 dalam laporan Dari
konsultan Departemen Pertahanan AS mengenai aktifitas China yang semakin
meningkat di Samudera Hindia, terhadap dinamika keamanan regional. Berangkat
dari regional security complex theory (RSCT) yang dikemukakan Barry Buzan
mengenai signifikansi dan otonomi dari level keamanan regional, penulis
mencoba mencari tahu apakah pengaruh dari munculnya titik-titik pengaruh
geopolitik China di sepanjang Samudera Hindia dan Laut China Selatan (bentuk
nyata dari String of Pearls) terhadap kompleks keamanan Asia Timur dan Asia
Selatan. Dengan menggunakan variabel-variabel dari kompleks keamanan
regional yang dijelaskan oleh Buzan, penulis melakukan peneltian kuantitatif
untuk menjawab permasalahan tersebut, di mana String of Pearls sebagai variabel
polaritas menjadi variabel independen, variabel batasan geografis, struktur anarki,
dan pola amity/enmity menjadi variabel antara (intervening variable) dan akhirnya
transformasi kompleks keamanan sebagai variabel dependen. Dalam penelitian
ini, ditemukan hasil bahwa String of Pearls menyebabkan transformasi eksternal
kompleks keamanan regional Asia Timur dan Asia Selatan dan membentuk
kompleks keamanan Asia yang solid. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya
absolute power dan kapasitas interaksi India dan di saat yang sama terjadi aktifitas
penguatan dan perluasan jariangan quasi alliance di antara sekutu-sekutu AS
sementara di saat yang sama melakukan hedging terhadap China sebagai bentuk
antisipasi untuk merespon semakin menguatnya kapabilitas kekuatan laut China.
India pada akhirnya menjadi bagian dari struktur polaritas dari kawasan Asia
Timur, menyebabkan peleburan batasan geografis antara kompleks Asia Timur
dan Asia Selatan dan akhirnya terjadilah transformasi eksternal tersebut.

Abstract
This Thesis focus on the impact of String of Pearls concept (originated from a
2005 report for US Defense Ministry by Booz allen Hamilton about the increasing
China activity in Indian Ocean) for regional security dynamics. With Buzan?s
regional security complex theory (RSCT) as the basis, about the significance and
authonomy of regional securitylevel, the author try to find out the impact of real
form of String of Pearls for the composing variables of East Asia and South Asia
security complex. With the using of regional security complex variables (as
explained by Buzan), the autor conduct a quantitative research to answer the
research question, where String of Pearls as polarity variable become independent
variable and measured with Bueno De Mesquita?s systemic polarity measurement
method. Boundary, anarchic structure, and amity/enmity pattern as intervening
variable and security complex transformation as dependent variable. In this
research, the author found that String of Pearls causes external transformation of
East and South Asia security complex and formed a fully pledges Asia security
complex. This happened because the increasing of India?s absolute power and
interaction capacity, while at the same time there were activities of strengthening
and expanding quasi alliance networking between US allies and hedging towards
China as a respond of the increasing of China sea power capability. Because of
that, India become the part of East Asia polarity structure, and with that the
boundary between East and South Asia melted and the external transformation
occurred."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Ayona
"Tulisan ini meninjau 50 tulisan akademik dari jurnal-jurnal internasional yang telah melalui proses penelaahan sejawat dalam rangka meninjau perkembangan penggunaan variabel-variabel psikologis dalam studi politik internasional dalam dua dekade pertama abad ke-21. Tinjauan literatur ini menggunakan metode taksonomi dan membatasi cakupannya pada tulisan dari periode 2000-2019. Tulisan-tulisan tersebut diorganisasikan ke dalam empat tema berikut: kebijakan keamanan, analisis strategi dalam krisis internasional, manajemen hubungan diplomatik, dan praktik diplomasi. Temuan-temuan dari tulisan ini menunjukkan bahwa telah terdapat perkembangan yang menonjol dalam hal topik riset, pendekatan psikologis, metodologi, dan pembahasan terhadap konsep-konsep psikologis dalam studi politik internasional. Temuan-temuan tersebut juga menunjukkan bahwa psikologi politik dalam politik internasional telah menunjukkan perkembangan yang paralel dalam kelima area di atas. Tulisan ini menyimpulkan bahwa studi politik internasional telah mendapatkan wawasan konstruktif dari psikologi dalam menjelaskan landasan psikologis di balik pilihan-pilihan individu yang pada akhirnya turut menentukan tercapainya hasil tertentu dalam politik internasional. Namun, untuk dapat mengintegrasikan pendekatan psikologi dalam analisis politik internasional, peneliti perlu memerlengkapi diri dengan kesadaran mengenai konteks politik dalam kasus bersangkutan, kesadaran atas tantangan metodologis, dan pengakuan terhadap batasan eksplanatif.

This paper reviews 50 scholarly writings in peer-reviewed international journals to evaluate the development of application of psychological variables to the study of international politics within the first two decades of the 21st century. This literature review deploys organizational taxonomy method and limits its scope to writings published during the 2000-2019 period. These writings are organized into these four following themes: security policies, strategy analysis in international crises, management of diplomatic relations, and practice of diplomacy. The results from this study show that there have been considerable developments in terms of research topics, psychological approaches, methodologies, and discussion of psychological concepts in the study of international politics. The findings also show that political psychology in international politics has made parallel development in those five above-mentioned areas. This paper concludes that the study of international politics has gained constructive insights from psychology in explaining psychological underpinnings of individual choices taking part in determining a particular outcome in international politics. However, in order to integrate psychological approaches in international political analysis, researchers would need to equip themselves with awareness of political contexts, methodological challenges, and limitations of the explanatory powers of such approach."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Broto Wardoyo
Jakarta: Nugraha Media, 2015
327 BRO p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>