Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98491 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1982
899.223 2 WAW
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Guillot, Claude
Paris: Paris, 1994
913.926 GUI b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Halwany Michrob
Serang: Kamar Dagang dan Industri Daerah, 1993
380.1 HAL c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"Penelitian ini adalah kegiatan arkeologi baik kegiatan lapangan maupun non-lapangan. Fokus penelitian ini adalah mengetahui bentuk, penataan, dan fungsi ruang dan/atau bangunan khususnya struktur bangunan bagian bawah yang masih tampak di dalam keraton Surosowan. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode ekskavasi, studi kepustakaan, analisis artefak dan fitur, analisis khusus, serta rekonstruksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis peta kuna, keraton Surosowan paling sedikit telah mengalami lima tahap pembangunan. Dari data pengupasan dan penggalian keraton sekarang ini hanya dapat memperlihatkan adanya dua fase pembangunan. Berdasarkan sisa ubin dalam tiap ruang, diperoleh rekonstruksi ukuran dan pola pasang ubin pada tiap ruang di kompleks keraton. Diperoleh pula data untuk merekonstruksi pola pasangan bata dinding bangunan dan pondasi pada bangunan di kompleks keraton. Sementara itu, fungsi bangunan yang diketahui adalah tempat tinggal sultan dan keluarga, bangsal terima tamu, kolam Roro Denok, dan pemandian Pancuran Mas.

This research intrinsically is about activity of field and non-field archaeology. Focus of this research is to know form, settlement, and room function and/or building specially undercarriage building structure which still can be seen in Surosowan keraton. Methods used for the research are excavation, bibliography study, artifact and feature analysis, special analysis, and reconstruction. The result may indicate that, according to ancient map analysis, Surosowan keraton at least have experienced of five development phase. Excavation can only show the existence of is biphase of development pursuant to building structure indication which is overlap. According to tiling remains in every room, this research can reconstruct measure and pattern of tiling installation at every room in complex of keraton. The Research also obtain data to reconstruct building wall brick couple pattern and foundation at building in complex of keraton. Meanwhile, according to field observation is also obtained an assumption for some building function which have been shown, like sultan?s residence, audience hall, garden pool of Roro Denok, and bath of Pancuran Mas. "
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Muarif Ambary
Jakarta: Yayasan Baluwarti, 1992
R 016.930 HAS k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"Penelitian ini adalah kegiatan arkeologi baik kegiatan lapangan maupun non-lapangan. Fokus penelitian ini adalah mengetahui bentuk, penataan, dan fungsi ruang dan/atau bangunan khususnya struktur bangunan bagian bawah yang masih tampak di dalam keraton Surosowan. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode ekskavasi, studi kepustakaan, analisis artefak dan fitur, analisis khusus, serta rekonstruksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis peta kuna, keraton Surosowan paling sedikit telah mengalami lima tahap pembangunan. Dari data pengupasan dan penggalian keraton sekarang ini hanya dapat memperlihatkan adanya dua fase pembangunan. Berdasarkan sisa ubin dalam tiap ruang, diperoleh rekonstruksi ukuran dan pola pasang ubin pada tiap ruang di kompleks keraton. Diperoleh pula data untuk merekonstruksi pola pasangan bata dinding bangunan dan pondasi pada bangunan di kompleks keraton. Sementara itu, fungsi bangunan yang diketahui adalah tempat tinggal sultan dan keluarga, bangsal terima tamu, kolam Roro Denok, dan pemandian Pancuran Mas.

This research intrinsically is about activity of field and non-field archaeology. Focus of this research is to know form, settlement, and room function and/or building specially undercarriage building structure which still can be seen in Surosowan keraton. Methods used for the research are excavation, bibliography study, artifact and feature analysis, special analysis, and reconstruction. The result may indicate that, according to ancient map analysis, Surosowan keraton at least have experienced of five development phase. Excavation can only show the existence of is biphase of development pursuant to building structure indication which is overlap. According to tiling remains in every room, this research can reconstruct measure and pattern of tiling installation at every room in complex of keraton. The Research also obtain data to reconstruct building wall brick couple pattern and foundation at building in complex of keraton. Meanwhile, according to field observation is also obtained an assumption for some building function which have been shown, like sultan?s residence, audience hall, garden pool of Roro Denok, and bath of Pancuran Mas."
Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penulis mengambiljudul skripsi ini ialah karena sampai sekarang data keramik di Indonesia belum dikumpulkan dan diolah berdasakan metode dasar arkeologi, serta belum digunakan semaksimal mungkin seuai dengan tujuan dan teori arkeologi. Padahal menurut keyakinan kami, keramik dapat digunakan untuk membantu memecahkan berbagai masalah arkeologi, misalnya dalam hal: menggali situs, menggali strata, menggali temuan serta, menerangkan fungsi himpunan, memberikan petunjuk tentang status sosial, melukiskan pola persebaran keramik dalam wilayah ertentu dan menggambarkan beberapa hal mengenai perekonomian masa lalu..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1978
S11873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Suharsih
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pemertahanan bahasa Jawa dialek Banten melalui pilihan dan pemakaian bahasa di ranah keluarga berdasarkan lokasi pemukiman. Diduga lokasi pemukiman dapat memberikan pengaruh terhadap pemertahanan bahasa. Penelitian ini dilakukan di masyarakat yang homogen, yaitu lokasi pemukiman di desa dan di masyarakat yang heterogen, yaitu lokasi pemukiman di dekat pusat pemerintahan, pusat industri dan pariwisata. Populasi penelitian adalah semua penutur bahasa Jawa dialek Banten di Provinsi Banten. Dengan menggunakan stratified purposive sampling, diperoleh 340 responden dari sepuluh desa yang mewakili berbagai lokasi pemukiman. Data pilihan bahasa dikumpulkan berdasarkan kuesioner dan dianalisis dengan SPSS dan data pemakaian bahasa didapatkan melalui observasi lapangan yang dianalisis dengan teknik triangulasi.
Hasil analisis menunjukkan secara umum pemertahanan bahasa Jawa dialek Banten dalam kategori baik, dengan rerata persentase responden yang memilih menggunakan bahasa Jawa dialek Banten kepada mitra tutur di ranah keluarga 86,15%. Berdasarkan lokasi pemukiman, responden dengan karakteristik homogen (di desa) menunjukkan pemertahanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden dengan karakteristik heterogen. Pemertahanan bahasa di desa didominasi oleh responden yang berusia 41-50 tahun. Pada masyarakat heterogen, responden yang tinggal di lokasi pemukiman dekat pusat pemerintahan menunjukkan pemertahanan bahasa Jawa dialek Banten paling tinggi, yaitu dengan rerata 74,93% dan didominasi oleh responden perempuan.

The research aims to figure out Banten Javanese maintenance through language choice and language use in family domain based on respondents settlement location. It is supposed that settlement location gives influence toward language maintenance. The research conducted in homogeny society, those who stay in villages, and in heterogeneous society, those who stay near governmental center, industrial center and tourism. The population is all Banten Javanese speakers in Banten Province. by using stratified purposive sampling, there are 340 Banten Javanese speakers as respondents taken from the four settlement locations. Language choice data taken from questionnaire and it analyzed using SPSS; while language use data taken from observation and it analyzed using triangulation.
The result of analysis showed that Banten Javanese maintenance is good, reaching 86.15 % of respondents who chose to use the language. Based on the settlement locations, respondents represented homogeny society (village) tends to maintain the language higher than those who represented heterogeneous society. Social factor dominated in this location is respondents with 41-50 years old. In heterogonous societies, the respondents who live near the governmental center get the highest percentage, i.e. 74,93% with women domination.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
D2725
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Herrystiadi
"Mesjid Agung Banten adalah salah satu komponen penting di dalam situs arkeologi kota Banten Lama yang belum pernah diteliti secara khusus dari begitu banyak penelitian di situs tersebut.
Penelitian terhadap Mesjid Agung Banten ini bertujuan memaparkan gaya bangunan (arsitektural) dan seni hias (orna_mental) yang terdapat di komplek mesjid tersebut. Di samping itu mencoba memberi gambaran mengenai arti serta fungsi bangunan-bangunan kuno di sana, memperkirakan kronologi pembangunannya serta berusaha mengetahui peran dan fungsi mesjid tersebut di masa lampau.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini selain meng_gunakan sumber kepustakaan, juga diadakan pengamatan lang_sung terhadap objek yang diteliti serta mengadakan pemerian terhadapnya. Kemudian dilakukan pula kaji banding dengan data-data yang diperoleh dari kajian kepustakaan serta bangunan-bangunan lain sebelum menarik kesimpulan.
Dari penelitian di atas diketahui bahwa Mesjid Agung Banten memiliki dua unsur arsitektural, yakni arsitektur lokal yang meneruskan tradisi dari masa sebelum Islam dan arsitektur asing, dalam hal ini arsitektur Belanda. Seni hiasnya (ornamental) hampir keseluruhannya juga memakai motif-motif yang telah dikenal pada masa sebelum Islam.
Mesjid Agung Banten ternyata dibangun secara bertahap dan setiap bangunan yang terdapat di sana memiliki fungsi khusus. Menara misalnya, selain berguna sebagai tempat azan, juga berfungsi sebagai sarana pengawas pantai. Mesjid Agung Banten sebagai mesjid kerajaan mempunyai peran penting pada zamannya. Peran dalam pemerintahan dan kemasyarakatan turut pula dimilikinya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S11533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>