Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5561 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A. Notosoetardjo
Djakarta: Endang, Pemuda, Api Islam, 1966
959.803 AKH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dahlan
"Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Pada tanggal 30 Nopember 1957, Presiden Soekarno mengunjungi Perguruan Cikini di Jalan Cikini no. 76 Jakarta Pusat. Di perguruan yang jenjang pendidikan dasar dan menengah itu banyak pejabat tinggi negara yang memasukkan putra-putrinya untuk belajar.1
Kunjungan Presiden Soekarno untuk memenuhi undangan Johan Sirie ( Direktur Percetakan Gunung Sari) dan Sumadji Muhammad Sulaimani (Kepala Perguruan Cikini) sebagai panitia penyelenggara,2 sehubungan dengan putra-putrinya (Muhammad Guntur Soekarnoputra dan Megawati Soekarno Putri) yang belajar di sekolah tersebut, untuk menyaksikan Lustrum III , yaitu perayaan 15 tahun berdirinya Perguruan Cikini. Dalam perayaan tersebut, selain sebagai anggota panitia penyelenggara, juga Megawati sebagai penjaga stand.3"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T1607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Winarno Surakhmad
Jakarta: Kompas, 2009
379.598 WIN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yusron Ihza
Jakarta: La Tofi Enterprise, 2009
355.033 YUS t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Notosusanto
Jakarta: Intermasa, 1989
959.803 NUG t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kaluara, Feby Hendola
"ABSTRAK
Sebuah kota hadir tidak melalui fisiknya saja, tetapi juga melalui hal-hal yang kasatmata, seperti memori. Ingatan manusia terhadap lingkung sekitarnya menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam ranah perancangan perkotaan karena persepsi manusia juga terkait dengannya, terlebih jika ingatan tersebut terkait dengan kehilangan atau duka yang dirasakan akibat suatu peristiwa yang terjadi di suatu kota. Berkaitan dengan hal itu, tesis ini diawali dari keingintahuan saya, sebagai mahasiswi perancangan perkotaan, terhadap pengaruh suatu peristiwa yang tragis—atau kerap disebut “tragedi”—pada ruang mengenang di sebuah kota. Dalam menghadapi suatu kehilangan akibat peristiwa tragis, seseorang sering kali merasakan kesan tertentu yang menuntut untuk diejawantahkan. Kesan atau fitur yang muncul karena ketidakhadirann peristiwa yang menghentak rutinitas itu disebut “absential feature”. Konsepsi inilah yang mengaitkan ‘tragedi’ dengan urgensi ruang mengenang di ranah publik. Dari hasil penilikan hal tersebut, munculah ide perancangan kawasan mengenang sebuah peristiwa kelam di ruang Kota Jakarta: Tragedi Semanggi. Dengan memetaforakan Semanggi yang begitu riuh dengan lalu lalang manusia dan kendaraan, serta menilik ‘absential feature’ yang timbul akibat persitiwa di tahun 1998/1999 tersebut, munculah beberapa hal yang menjadi dasar hasil akhir dari tesis perancangan ini, yakni guidelines perancangan Persimpangan Reformasi—titik singgah pengenangan Tragedi Semanggi.

ABSTRACT
A city presents not only with its physical appearance but also with its intangible thing within it, such as memory. Human’s memory about their environing space needs to be noticed in urban design because it also impacts on their perception, especially if it is about loss or grief as an effect of an event in a city. Regarding that fact, this thesis was began by me, as an urban design student, questioning impact of a tragic event—or is usually called as “tragedy”—on commemorating space in a city. Human tend to feel certain impression to face their grief as an impact of a tragic event. Impression or feature created by an absence stomping event is called “absential feature”. This conception gives a link between ‘tragedy’ and the urgency of commemorating space in public. By assessing deeper towards that conception, I found an idea to create a memorial area for commemorating a dark event in Jakarta: Semanggi Tragedy. By metaphorizing Semanggi, which was full of the hustle and bustle of vehicles and human’s circulation, and comparing its physical change before and after the tragedy, I could decide basic things for this design thesis that was eventually manifested into some guidelines for Persimpangan Reformasi—a transit point for the commemoration of Semanggi Tragedy. "
2013
T35627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhani Chandra Tirtalaga
"Daerah layanan (coverage area) dari suatu stasiun pemancar televisi merupakan daerah dimana sinyal yang dipancarkan oleh stasiun pemancar dapat diterima dengan baik, dengan ukuran nilai yang sesuai dengan standar tertentu. Dalam hal ini mengacu pada standar nilai yang telah ditentukan oleh Direktorat Jendral Pos dan Telekomunkasi.
Pola radiasi dari antena pemancar dapat membentuk suatu bentuk pola daerah layanan pada daerah geografis wilayah pemancar. Penentuan daerah layanan bagi stasiun televisi swasta ditentukan dalam segi bisnis atau target pasar. Hal tersebut dilakukan dengan survey pasar dengan tujuan untuk melihat daerah mana yang mempunyai potensi pasar yang bagus, pembangunan ekonomi yang baik dan populasi penduduknya.
Langkah-langkah dan pertimbangan-pertimbangan untuk penentuan hal-hal yang terkait dengan pembangunan stasiun pemancar dibahas dalam tulisan ini. Mulai dari penentuan penggunaan frekuensi kerja transmisi, penentuan lokasi tempat dibangunnya stasiun pemancar, besarnya daya pancar pemancar, ketinggian menara dan antena pemancar yang dipergunakan.
Dari Tugas Akhir ini dapat disimpulkan bahwa penentuan lokasi, besar daya pancar, pengarahan antena, dan ketinggian menara sangat menentukan daerah layanan yang akan dicakupi. Penentuan hal-hal tersebut juga terkait dengan efisiensi anggaran."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Hendrijanto
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global. Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Ria Kadir Hadi
"ABSTRAKSI. Rita Ria Kadir Hadi. Masalah Kepemimpinan Nasional Setelah peristiwa 30 September 1965 Hingga Penyerahan Kekuasaan 20 pebruari 1967. Fakultas Sastra Universitas Indonesia. 1987. Skripsi ini mencoba menjelaskan permasalahan yang mun_cul setelah terjadinya peristiwa 30 September 1965 hingga penyerahan kekuasaan 20 Pebruari 1967, khususnya mengenai masalah pimpinan negara Republik Indonesia. Akibat peristi_wa 30 September 1965 telah membawa negara Republik Indone_sia dalam keadaan kacau, berhubungan dengan sikap Presiden Soekarno yang tidak pernah memberikan penyelesaian politik terhadap masalah Gerakan 30 September 1965. Upaya ke arah itu segera dilaksanakan oleh Letnan Jenderal Soeharto setelah ia menerima mandat berupa Surat Pe_rintah 11 Maret dari presiden Soekarno. Berdasarkan instruk_si pemulihan ketertiban dan keamanan, dilakukan usaha mem-bubarkan PKI, menahan para menteri yang dinilai terlibat da_lam peristiwa. 30 September dan kemudian memberikan peranan yang sesungguhnya pada lembaga pemerintahan, Majelis Permu_syawaratan Rakyat Sementara dan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong. Hak tersebut mengakibatkan timbulnya 2 kepemimpinan pe_merintahan, yaitu presiden Soekarno yang masih menjabat se_bagai presiden, di pihak lain Letnan Jenderal Soeharto se_laku pengemban Supersemar. Pendekatan secara pribadi terha_dap presiden menghasilkan Penyerahan Kekuasaan tanggal 20 pebruari 1967."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>