Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10963 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Orinbao, P. Sareng
Nita, Flores: Seminari Tinggi ST. Paulus, 1992
677.028 SAR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Daud D. Talo
"Penelitian ini dilakukan di desa Limaggu kecamatan Sawu Timur, Kabupaten Kupang -- Nusa Tenggara Timur (NTT). Fokus perhatiannya adalah tentang pergeseran kebudayaan orang Sawu pada fungsi kain tenun ikatnya. Kain tenun ikat orang Sawu, dibuat oleh masyarakat setempat dengan memakai bahan baku dan teknologi yang mereka ciptakan sendiri. Bahan baku yang mereka gunakan adalah kapas dan zat pewarna, yakni terbuat dari akar mengkudu dan nila, yang mereka tanam di kebun dan/atau di pekarangan rumah. Bahan baku itu diolah melalui proses yang panjang, yakni mulai dari pemau wangngu, kui wangngu, mengeri wanggu, kepali wangngu, wuhu wangngu, poro wangngu, menyaru wangngu, lore wangngu, kedia wangngu, mane wangngu, tali wangngu, pallo wangngu, dan akhirnya sampai kepada menanu, sehingga terbentuklah kain tenun ikat yang siap mereka gunakan. Tenaga kerja yang terlibat dalam proses pembuatan kain tenun ikat adalah tenaga wanita. Pada tahap-tahap tertentu dalam proses pembuatan kain itu dikenal adanya spesialisasi kerja. Hal ini tampak pada tahap mane wangngu, tali wangngu, pallo wangngu, dan menanu. Hal ini tidak saja karena jenis-jenis pekerjaan itu memerlukan ketrampilan yang khusus, tetapi juga berlandaskan kepada kepercayaan tertentu sehingga tidak sembarang orang bisa melakukannya. Keterampilan membuat tenun ikat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, lewat sosialisasi primer pada lingkungan keluarga.
Hubungan ini motif ai ledo dan motif ai wokelakku berhubungan dengan kelompok wanita, sedangkan motif higi wo happi dan motif higi wo kekama baba berhungan dengan kelompok laki-laki. Selanjutnya motif ai ledo berkaitan dengan kelompok wanita yang berasal dari hubi iki dan motif ai wo kelakku berkaitan dengan kelompok wanita yang berasal dari hubi ae. Begitu pula motif higi wo hapi untuk kelompok laki-laki yang berasal dari hubi iki, dan motif higi wo kekama baba untuk laki-laki yang berasal dari kelompok hubi a e. Keseluruhan motif asli pada hakekatnya bersumber dari dasar yang sama, yakni rahim yang kemudian distilir sehingga melahirkan keragaman bentuk luar. Pemanfaatan rahim sebagai motif adalah lambang.kesuburan, keselamatan, kehidupan, kesehatan, dan kebahagiaan. Kain tenun ikat itu tidak saja digunakan untuk pakaian sehari-hari tetapi digunakan pula sebagai perlengkapan ritual daur hidup seperti upacara lakku ru kalli, upacara metana anti, upacara daba, upacara peloko nga'a dan upacara made yang terdiri dari dua tahap, yakni upacara pedana do made dan upacara pemau do made. Di samping itu, kain tenun ikat juga digunakan dalam upacara-uapacara yang lain, seperti upacara peiu manu dan upacara pasca panen. Pemakaian kain tenun ikat pada upacara-upacara tersebut harus sesuai dengan hubu seseorang. Pengembangan NTT sebagai salah satu daerah tujuan wisata, maka kain tenun ikat Sawu mengalami perubahan fungsi yakni berfungsi pula sebagai bahan cenderamata. Proses pembuatannyapun diperbaharui yakni dengan memanfatkan hasil teknologi moderen. Kain tenun ikat yang dipakai sebagai cenderamata tidak semata-mata dalam bentuk kain, tetapi diolah lebih lanjut dalam bentuk dompet, tas, sepatu, baju, dll. Motifnyapun bertambah kaya, yakni dengan mengambil dari binatang dan tumbuh-tumbuhan. Bahkan masyarakat setempat tidak hanya berperan sebagai penenun tetapi ikut juga terlibat dalam kegiatan pariwisata, yakni sebagai penjual barang cenderamata. Masyarakat setempat menerima perubahan ini tidak saja karena mereka memperoleh keuntungan ekonomis, tetapi juga karena kegiatan pariwisata berkaitan langsung atau memperkuat ketrampilan yang mereka miliki."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
T-9147
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bobin A.B.
Jakarta: Depateren Pendidikan dan Kebudayaan, [date of publication not identified]
709.598 BOB a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1997
398.3 ADA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suhardini
Jakarta: Museum Nasional, 1983-1984
736.4 SUH s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Maria
Jakarta: UI-Press, 1993
306 JUL k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Maria
Jakarta: UI-Press, 1993
306 JUL k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Djioe Let Beng
"Fokus penelitian ini adalah peer-group society orang Italia di West End, Boston pada pertengahan abad ke-20, yang dipaparkan dalam buku The Urban Villagers karya Herbert J. Gans. Tulisan ini juga mengungkapkan bagaimana pola pergaulan mereka sulit dirubah oleh caretakers atau pemerhati kota dalam upaya mendidik West Enders menjadi pelaku-pelaku kebudayaan kota industri Boston.
Peer-groups merupakan kelompok-kelompok keluarga Italia yang melakukan pertemuran rutin satu hingga tiga minggu sekali di West End. Pertemuan rutin ini dimotori oleh para pria dewasa yang telah menikah dan memiliki keluarga. Pertemuan ini merupakan sarana melanggengkan hubungan serta kedekatan anak-anak laki-laki Italia disana ketika mereka dewasa. Pergaulan semacam ini dianggap tidak conform dengan pola kebudayaan kota industri seperti Boston. Tesis Gans pada bukunya mengatakan bahwa pergaulan ini merupakan gejala kelas (class phenomenon) den dapat dianggap sebagai sebuah subculture.
Penelitian ini melihat gejala tersebut dari sisi yang lain. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa apa yang membentuk kelompok-kelompok peer-group adalah ikatan emosional yang disebut solidaritas. Solidaritas muncul jika ada perasaan senasib dan sama antar pelaku interaksi sosial. Kesamaan nilai-nilai yang dianggap penting merupakan kunci ikatan emosional ini. Individualisme ditekan supaya setiap anggota kelompok mampu secara maksimal conform terhadap nilai-nilai kelompoknya. Nilai-nilai yang sama ini dapat dikenali melalui habitus lokasi West End sendiri.
Habitus West End mampu menunjukkan bahwa solidaritas yang terwujud dalam kelompok-kelompok peer-group orang Italia di West End merupakan tanggapan lokalitas terhadap kesenjangan sosial ekonomi antara masyarakat kota Boston kelas menengah sebagai pelaku kebudayaan kota industri dengan orang Italia di West End yang kebanyakan lemah ekonominya.
The focus of this research is the peer-group society of the Italians in West End, Boston in the middle of the twentieth century, which is discussed in Herbert J. Gans' book, The Urban Villagers. This book also reveals how difficult it is for the caretakers to change the social habits of the West Enders in the process of the adoption of the Boston urban culture.
Peer-groups are groups of the Italian families who gather regularly one to three times a week in West End. The Italian family men promote these routine gatherings. These gatherings are believed to preserve the relation and cohesion among the male teenagers when they grow up. This sociability is considered not to conform to such an urban industrial culture as that of Boston. Gans' thesis is that this sociability is a class phenomenon and can be considered as a subculture.
This research tries to look at this phenomenon from a different perspective. In this research it is found that what constitutes those groups is emotional cohesion - that is solidarity. Solidarity occurs if there is a feeling of similar fates among the individuals. The similarity of the significant values is the key to the strong emotional cohesion. Individualism is suppressed so that each member of a group may totally conform to the collective values. Those values can be recognized through West End's habitués.
West End's habitués shows that solidarity in a form of peer-groups is the response of locality to the economic inequality between the Boston middle class as the urban industrial culture supporters and the Italian West Enders, who belong to the poor working class.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11946
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bobin A.B.
Jakarta: Depateren Pendidikan dan Kebudayaan,
709.598 BOB a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009
959.8 SEJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>