Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6005 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cornell, Jane
New Jersey : Creative Homeowner Press, 1996
R 729.28 COR l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Gordon, Gary
New York: John Wiley & Sons, 1995
729.28 GOR i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nuckolls, James L.
New York: John Wiley & Sons, 1983
729.28 NUC i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Whitehead, Randall
Gloucester, MA: Rockport, 1998
747.92 WHI a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Syafira
"Kurangnya pencahayaan di tempat kerja berdampak pada kesehatan mata. Penelitian ini membahas tentang gambaran tingkat pencahayaan terhadap keluhan subjektif kelelahan mata pekerja di ruang security and safety PT. XYZ tahun 2016. Penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan desain studi cross sectional. Data didapat dari penyebaran kuesioner dan melakukan pengukuran tingkat pencahayaan di ruang kerja yang kemudian dibandingkan dengan tingkat pencahayaan yang ada pada KepMenKes No.1405/MENKES/SK/XI/2002. Hasil penelitian menunjukkan tingkat cahaya 81,3% tidak memenuhi NAB dan mengalami keluhan mata sebesar 87,5%. Faktor tampilan layar monitor dan kelainan refraksi memiliki hubungan yang signifikan terhadap kelelahan mata.

The lack of illumination in the workplace have an impact on eye health. This study are discussed about illumination level overview based subjective complaints on eyestrain workers in the security and safety's room of PT. XYZ year 2016. The study are descriptive by using cross sectional study design's approach. Data have been obtained from questionnaires and measuring of the illumination's level in the workspace and then compared with the illumination's level standard based on Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002. Based on the research showed that 81.3% of the lighting's level didn't meet NAB (Illumination's Threshold Value) and experiencing eye's complaints reach out to 87.5%. Factors of display's screen and abnormal refraction have a significant impact to human's eyestrain.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frederick Marshall Allo Linggi
"Penerangan merupakan salah satu pengkonsumsi energi listrik terbesar yang berkisar 20 %-25 % dari total konsumsi energi listrik yang terpakai sehingga diperlukan pemilihan penggunaan lampu yang hemat energi. Lampu LED adalah inovasi teknologi penerangan yang lebih hemat energi dibandingkan Lampu Hemat Energi (LHE). Maka dari itu dilakukan penelitian dengan menggunakan lampu LED 10 Watt dan LHE 14 Watt bermerek sama. Pengujian yang dilakukan adalah Pengujian Penuaan 100 jam untuk menganalisis kebenaran spesifikasi lampu dan Pemeliharaan Fluks Cahaya 480 jam untuk membandingkan laju perubahan spesifikasi yang terjadi dari lampu terhadap waktu pada tiga tegangan kerja yaitu 198 V, 220 V, dan 231 V berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 06/2011 , SNI IEC 60969 : 2009 ,dan SNI 04-0227-2003. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa tegangan operasi terbaik dari kedua lampu adalah tegangan 220 V. Setelah pengujian penuaan dan pemeliharaan fluks cahaya pada tegangan 220 V didapatkan lampu LED dengan spesifikasi 10 Watt 800 lumen 80 lumen/watt, diperoleh hasil 9,7 Watt, 851,17 lumen, 87,75 lumen/watt dan LHE spesifikasi 14 Watt, 810 lumen, 58 lumen/watt, diperoleh hasil 12,5 Watt, 727,5 lumen, 58,2 lumen/watt.

Lighting is one of the biggest electrical usage, taking 20% 25% of the total consumption, so that the selection of an efficient, low power lamp is a necessity. LED lamp is a lighting technology innovation which has a better efficiency compared to that of a Compact Flourescent Lamp (CFL). From this fact, a research is done by using a 10 watt LED and a 14 watt CFL from the same brand. The measurements done are a 100 hour ageing test to analyze the validation of the lamp's spesification and a 480 hour lumen maintenance to compare the rate of the spesification change of the lamp on three operating voltage: 198 V, 220 V, and 231 V based on the Regulation of Minister of Energy and Mineral Resources Number 06/2011, SNI IEC 60969 : 2009, and SNI 04-0227-2003. From the measurement done, the best operating voltage for both lamps is 220 V. From the ageing and lumen maintenance test, the 10 Watt and 800 lumens with 80 lumen/watt LED lamp results in 9,7 watt and 851,17 lumen, with 87,75 lumen/watt and the 14 watt and 810 lumen with 58 lumen/watt CFL lamp results in 12,5 watt, 727,5 lumen, with 58,2 lumen/watt."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lyons, Stanley L.
"Buku yang berjudul "Lighting for industry and security : a handbook for providers and users of lighting" ini ditulis oleh Stanley Lyons. Buku ini merupakan sebuah buku panduan mengenai penerangan untuk industri dan keamanan, diperuntukkan untuk penyedia atau pengguna penerangan."
Oxford: Butterworth-Heinemann, 1992
R 621.32 LYO l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Baby Asrofa
"ABSTRAK
Pencahayaan merupakan salah satu hal yang penting dalam melakukan suatu aktivitas kerja. Cahaya terdiri dari dua sumber utama yaitu sumber cahaya alami dan sumber cahaya buatan. Sumber cahaya alami memiliki karakteristik yang tidak dapat diubah dan merupakan sumber cahaya yang sudah tersedia oleh alam sehingga manusia tidak dapat merubah karakteristik maupun kekuatan cahayanya. Berbeda dengan sumber cahaya buatan. Sumber cahaya buatan merupakan lampu memiliki karakteristik dapat diatur tingkat pencahayaannya. Hal ini karena lampu terdiri dari komponen-komponen yang mampu disediakan dan diatur oleh manusia. Lampu juga memiliki beberapa jenis yang dibedaan dari material pembuatannya. Dengan adanya karakteristik lampu beserta pencahayaan yang dapat diatur maka lampu juga memiliki fungsi yang berbeda. Hal ini dapat dibedakan berapa besar tingkat pencayaan pada lampu untuk menerangi suatu ruang atau bidang kerja. Kuat pencahayaan pada suatu lampu menerangi ruangan dapat diukur dengan menggunakan lux meter. Sehingga pencahayaan memiliki standar-standar untuk menerangi setiap ruangan berbeda

ABSTRACT
Lighting is one of the important things in doing a work activity. Light consists of two main sources, namely natural light sources and artificial light sources. Natural light sources have characteristics that cannot be changed and are a source of light that is availableby nature so that humans cannot change the characteristics or strength of their light. Unlike the artificial light source. An artificial light source is a lamp that has characteristics that can be adjusted to its lighting level. This is because the lightsconsist of components that can be provided and regulated by humans. The lamp also has several types that are distinguished from the manufacturing material. With the characteristics of the lights and lighting that can be adjusted, the lights also have different functions. It can be distinguished how much the level of illumination on the lamp to illuminate a space or field of work. Strong lighting on a lamp illuminating a room can be measured using lux meters. So lighting has standards to illuminate each room differently.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah
"Tesis ini membahas penggunaan fasad bangunan dalam memanfaatkan cahaya alami sebagai alat penghalang matahari exterior dan elemen arsitektural. Pencahayaan alami merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan kenyamanan ruang yang berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan fasad perforated sebagai kulit luar bangunan pada pencahayaan alami berdasarkan pola, persentase dan jarak perletakannya dari jendela.
Pada studi kasus di ruang klinik, salah satu usaha untuk mendapatkan pencahayaan alami dan transparansi pandangan ke luar adalah dengan menggunakan fasad perforated. Sebagai sebuah elemen arsitektural, diharapkan fasad perforated ini dapat menjadi solusi alternatif tampilan fasad luar bangunan. Tahap pertama adalah dengan mengukur kondisi pencahayaan alami eksisting dibandingkan dengan simulasi pencahayaan alami. Tahap berikutnya adalah simulasi persentase bukaan perforated, membandingkan dengan alat penghalang matahari exterior lainnya, distribusi cahaya dan arah hadap ruangan. Simulasi pencahayaan alami dilakukan dengan menggunakan software Ecotect Analysis 2011 dan Radiance yang dapat menghasilkan data pencahayaan alami dari penggunaan fasad perforated.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan iluminasi ke dalam ruangan terhadap jarak perletakan fasad perforated dari jendela dengan mempertimbangkan kenyamanan visual transparansi pandangan dan sirkulasi untuk maintenance. Dengan jarak perletakan tersebut diharapkan dapat memenuhi intensitas cahaya dalam ruang dalam memperoleh pencahayaan alami dan kenyamanan visual keluar bangunan sehingga lebih efisien dalam menggunakan energi listrik pada bangunan.

The use of building façade to take advantage of natural lighting as exterior shading and architectural element is disclosed. Natural lighting is one of important factors to make room comfortable related to human productivity. The object of this research is to find out the effect of use of perforated façade as secondary skin of building to natural lighting based on their pattern, percentage and distance from window.
In case study to clinic room, one way to get natural lighting and view transparency to outside is by using perforated façade. It is desirable that, as an architectural element, this perforated façade can be an alternative solution to exterior building façade. The first step is by measuring the existing natural lighting condition compared with natural lighting simulation. Next steps are by making simulation of openness percentage of perforated façade, making comparison with other exterior shadings, minimum working area, lighting distribution and room facing direction. The simulation was carried out with ?Ecotect Analysis 2011? and ?Radiance? software resulting natural lighting data from the use of perforated facade.
The result shows that illumination inside the room was increased when distance of perforated façade to window was increased. The visual comfort of view transparency and circulation space for maintenance were taken into account to determine the most efficient distance. It is desirable that the most efficient distance can satisfy light intensity inside room required to have natural lighting and visual comfort to outside of building, therefore the use of electrical energy in building is more efficient.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steffy, Gary R.
New York: McGraw-Hill, 2000
R 621.32 STE t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>