Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1436 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Campbell, Enid Mona
Sydney : Sydney University Press , 1973
347.94 CAM f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Garnett, A. Camppell (Arthur Camppell)
[Madison] : University of Wisconsin Press , [1949]
320.994 GAR f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Morrison, John
Ringwood: Penguin Books, 1985
823.914 MOR t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Rifayanti
"Australia adalah negara demokrasi representatif, dimana para masyrakatnya memiliki kebebasan untuk memilih langsung para kandidat yang akan menjalanan pemerintahan sebagai representasi mereka. Sistem demokrasi Australia ini pada intinya memiliki nilai-nilai yang menjunjung tinggi kebebasan, diantanya kebebasan memilih dan dipilih; kebebasan berkumpul dan partisipasi politik; kebebasan berbicara, berekspresi dan keyakinan agama; aturan hukum; dan hak asasi manusia lainnya. Tetapi, pada abad ke-21, demokrasi di Australia telah kehilangan arahnya. Adanya erosi akuntabilitas dan transparansi telah merusak demokrasi di Australia. Oleh karena itu semangat kebebasan demokrasi perlu diciptakan dan dihidupkan kembali melalui interaksi antara pemerintah dan warganya. Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah Queensland akan membuat tempat yang dinamakan Hall Demokrasi atau Hall of Democracy. Melalui arahan dari Grievous Keppler, cicit dari Frederick Keppler, Hall of Democracy memiliki fungsi utama sebagai wadah bagi masyrakat Queensland menghidupan kembali demokrasi mereka, dimana masyarakat dapat mengawasi kegiatan pemerintahan, berdiskusi dengan wakil-wakil dari pemerintahan, dan melakukan berbagai kegiatan debat atau diskusi yang dapat menjadikan kota Brisbane berkembang ke arah yang lebih baik. Untuk mencapai tujuan tersebut dan menjadi bangunan yang mensimbolisasikan demokrasi yang bebas dan transparan, maka dalam
pengembangannya bangunan Hall of Democracy akan mengimplementasikan teknologi kaca yang disebut luxfer prism tanpa mengabaikan undang-undang bangunan lokal yang berlaku dan visi dari klien. Sehingga, pada akhirnya bangunan tersebut dapat menjadi simbol kuat dari arti demokrasi yang diyakini, dan terlihat indah, penuh kejutan, dan penuh harapan.

Australia is a country with representative democracy, where its people have the freedom to elect candidates who will run the government as their representation directly. Australia's democratic system basically has values that uphold freedom, including freedom of choice and choice; freedom of assembly and political participation; freedom of speech, expression and religious beliefs; rule of law; and other human rights. However, in the 21st-century, democracy in Australia has lost its direction. The erosion of accountability and transparency has undermined democracy in Australia. Therefore the spirit of democratic freedom needs to be created and revived through interactions between the government and its citizens. To achieve this goal, the Queensland government will create a place called the Hall of Democracy. Through the direction of Grievous Keppler, great-grandson of Frederick Keppler, the Hall of Democracy will has the main function as a forum for
Queensland people to revive their democracy, where people can oversee government activities, discuss with representatives of government, and conduct various debating or discussion activities that can make the city of Brisbane develop for the better. To achieve this goal and become a building that symbolizes a free and transparent democracy, in its development the Hall of Democracy will implement glass technology called luxfer prism without ignoring applicable local
building laws and the vision of the client. So, in the end, the building can become a strong symbol of the meaning of democracy which is believed and looks beautiful, full of surprises, and full of hopes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Febrianto Ardiansyah
"Sejak 1901, ketika menjadi federasi independen dari Parlemen Inggris, Australia telah bekerja keras untuk menjadi salah satu negara paling demokratis di dunia. Demokrasi di dunia modern, di sisi lain, adalah korban dari kesenjangan yang mengakar antara kaya dan miskin di dunia di mana uang sangat dihargai. Seperti dapat dilihat, telah terjadi pertumbuhan disparitas kelas, ketimpangan antara si kaya dan si miskin, dan pemerintah dan non-pemerintah. Sebagai akibat dari statusnya sebagai ibu kota Queensland, Brisbane mengalami pertumbuhan tunawisma yang luar biasa, yang gagal ditangani dengan tepat oleh pemerintah Australia. Arsitektur telah terbukti membantu dalam kontribusi menyampaikan suara orang, yang berkontribusi dengan media yang beragam. Arsitek telah bekerja untuk mengembangkan solusi jangka panjang hingga jangka pendek bagi masyarakat sebagai agen keadilan sosial. Akibatnya, dapat dikatakan bahwa arsitektur memiliki potensi yang sangat besar sebagai senjata untuk menangkal dampak negatif demokrasi kapitalis. Pada dasarnya, Hall of Democracy yang direncanakan menyelidiki pilihan untuk menghilangkan disparitas kelas melalui desain dan membantu komunitas untuk tumbuh. Sebagai simbol komunitas yang berkelanjutan, bangunan ini menyoroti kegunaan belas kasih masyarakat dalam mengimbangi dampak negatif demokrasi yang digerakkan oleh modal. Lebih jauh, ia berfungsi sebagai ekspresi demokrasi yang menarik dengan berfungsi sebagai ruang yang biasa, inklusif, dan fungsional. Akhirnya, gagasan tersebut akan berdampak signifikan terhadap demokrasi Brisbane dengan menciptakan beberapa opsi untuk perubahan masyarakat.

Since 1901, when it became an independent federation from the British Parliament, Australia has worked hard to become one of the world's most democratic countries. Democracies in the modern world, on the other hand, are victims of the entrenched disparity between rich and poor in a world where money is highly prized. As it can be seen, there has been a growth in class disparity, inequality between the rich and poor, and the government and non-government. As a result of its status as Queensland's capital, Brisbane has seen an extraordinary growth in homelessness, which the Australian government has failed to address appropriately. Architecture has been shown to aid in the contribution of conveying people’s voices, which contributed with a diverse media. Architects have worked to develop long-term to short-term solutions for the communities as agents of social justice. As a result, it may be claimed that architecture has enormous potential as a weapon for counteracting the negative impacts of capitalist democracy. Fundamentally, the planned Hall of Democracy investigates options for eliminating class disparity through design and helping the communities to grow. As a symbol of a sustainable community, the building highlights the usefulness of society's compassion in counterbalancing the negative impacts of capital-driven democracy. Furthermore, it functions as a compelling expression of democracy by serving as an ordinary, inclusive and functional space. Finally, the idea will significantly impact Brisbane's democracy by creating several options for societal change."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Spate, Oskar Hermann Kristian
London: Ernest Benn, 1968
994 SPA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Crawford, R.M.
London: Hutchinson's University Library, 1955
994 CRA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Berney, Maurice
Sydney: Angus and Robertson, 1965
919.4 BER a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Crawford, R.M.
London: Hutchinson University Library, 1952.
994 CRA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fromm, Erich
London : Routledge Classics, 2001
323.4 FRO f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>