Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91717 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Martha Hadimulyanto
Jakarta : Balai Pustaka , 1993
899.221 MAR g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Sekretariat Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan, Kementerian Luar Negeri, Republik Indonesia, 2016
341.448 IND l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Mangisi
"Konvensi Hukum Laut Internasional 1982 atau dalam bahasa inggrisnya dikenal dengan United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982, dalam UNCLOS 1982 telah diatur mengenai pembagianpembagian wilayah laut dan penggunaanya bagi masyarakat internasional, seperti halnya laut lepas yang telah dinyatakan sebagai wilayah laut yang tidak boleh berada dikedaulatan negara manapun termasuk digunakan untuk keperluan pribadi negara, seperti halnya Cina yang membangun Pangkalan Militernya di wilayah Laut Cina Selatan yang merupakan laut lepas. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian adalah penelitian yuridis-normatif dengan metode pengumpulan data studi kepustakaan (Library Reasearch) yang berupa Perundang-undangan , buku-buku, serta jurnal maupun internet yang berkaitan dangan pokok permasalahan dalam peneilitian ini, serta menggunakan analisis data kualitatif. Cina menggunakan klaim historisnya yang dikenal dengan “Nine Dash Line”,dengan klaim ini Cina mengakui bahwa Laut Cina Selatan merupakan bagian dari yurisdiksinya dan Cina memiliki kehendak untuk melakukan berbagai kegiatan-kegiatan di wilayah tersebut, untuk itu Cina melakukan pembangunan Pangkalan Militernya di Laut China Selatan tepatnya di Mischief Reef yang merupakan bagian dari Laut lepas bahkan hanya berjarak 250 mil dari Filipina dan jarak yang dimiliki dengan negara Cina cukuplah jauh, berdasarkan UNCLOS 1982 bahwa tindakan yang dilakukan oleh Cina tersebut telah bertentangan dengan UNCLOS 1982."
Jakarta: Seskoal Press, 2022
023.1 JMI 10:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sujiwo Tejo (Agus Hadi Sudjiwo), 1962
Depok: Umania, 2013
302.095 98 SUJ d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mirhansyah
"Salah satu penyebab tingginya angka Annual Malaria Incidence (AMI) di Kabupaten Tanah Laut karena kurang tersedianya informasi yang akurat dan tepat waktu. Karena itulah perlu diadakan penelitian pengembangan sistem informasi untuk mendukung program pemberantasan penyakit malaria tersebut.
Sebagai metodenya, penelitian ini dilakukan melalui pendekatan sistem dengan tahapan : investigasi, analisis sistem, perancangan sistem lalu evaluasi sistem. Data dan informasi dikumpulkan melalui wawancara serta observasi terhadap komponen sistem informasi yaitu tenaga, prosedur, perangkat keras, perangkat lunak, dan basis data.
Hasil pra analisis menunjukkan adanya masalah pada setiap komponen sistem informasi, terutama pada perangkat lunak dan basis datanya. Data di-entry ke dalam format di spead sheet program aplikasi LOTUS 1-2-3. Sistem seperti ini dapat menyebabkan kebenaran data menjadi kurang terjamin yang berakibat pengalokasian sumber daya program tidak tepat dan juga memerlukan banyak memori untuk penyimpanan file. Di samping itu dari hasil pranalisis tersebut juga diketahui peluang pengembangan sistem, baik dari segi dukungan pemerintah kabupaten, sumber daya manusianya maupun pembiayaan program pemberantasan penyakit malaria di Kabupaten Tanah Laut.
Hasil analisis sistem menunjukkan adanya beberapa kebutuhan antara lain : kebutuhan pemakai (user), kebutuhan pengolahan data dan kebutuhan sistem itu sendiri. Disamping itu juga diketahui kelayakan pengembangan sistem, berupa kelayakan teknik, kelayakan operasi, kelayakan ekonomi dan kelayakan hukum.
Perancangan sistem menggunakan alat pengembangan berupa Data Flow Diagram, algoritma pemrogaman, Entity Relationship Diagram, normalisasi, kamus data, rancangan input dan rancangan output. Ada berbagai keunggulan pada sistem informasi yang baru dibandingkan dengan sistem informsi yang lama dilihat dari proses maupun output yang dihasilkan.
Kesimpulan pada tesis menyangkut beberapa hal. Pertama, permasalahan sistem informasi ditemukan pada setiap komponen sistem. Kedua, sistem informasi yang dikembangkan bertujuan untuk membantu penggarisan kebijakan, perencanaan kegiatan, pemantauan dan evaluasi serta penyiapan laporan. Ketiga, sistem informasi mempunyai peluang pengembangan berupa dukungan pemerintah, ketersediaan dana, tenaga, formulir dan sarana komputer. Keempat, prototype yang dibuat dapat diterapkan di Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut. Kelima, indikator yang robust setelah dilakukan pengkajian adalah beda hasil pemeriksaan sediaan darah dan stratifikasi malaria puskesmas.

The Management Information System Development of Malaria Disease Control in Tanah Laut District, South Borneo 2003
One of causes of Annual Malaria Incidence high rate in Tanah Laut district is the lack of accurate and timely information availability. Therefore, there should be a research aimed at developing information system to support malaria disease control program.
For the method, this research is conducted through system approach with the following steps: investigation, system analysis, system design and system evaluation. Data and information is collected through in-depth interview and observation to information system components, such as human resources, procedure, hardware, software and database.
Pre-analysis result shows problems at every information system component, especially at software and database. Data is entered to the format in spreadsheet program application, namely LOTUS 1-2-3. Such a system causes the data validity uncertain which causes program resources inappropriate and needs more memories to save file. In addition, its results show system development opportunity in the perspective of local authority support, human resources and budgeting of malaria disease control program in Tanah Laut District.
The analysis results show that there are several needs including user, data processing and the system itself In addition, it studies system development feasibilities, such as technique, operation, economic and law feasibility.
System planning uses development tools, such as Data Flow Data, algorithm, Entity Relationship Diagram, normalization, data dictionary, input and output planning. There are several advantages in newly developed system compared with the old one in perspective of processes and produced outputs.
The research summarizes several things as follows. First, information system problems are found at every system component. Second, the newly developed system is aimed at supporting governance decision, planning, monitoring and evaluation, as well as report preparing. Third, information system has developing opportunities, such as financial, human resources, form, computer availability, as well as government support. Fourth, the designed prototype is applicable to control malaria disease in Tanah Laut District. Fifth, after analysis the robust indicators are different result of blood slide check and malaria stratification in public health center.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11192
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hernilawaty
"Wilayah Indonesia sebagian besar terdiri dari pesisir dan laut dan jika dikelola dengan baik, wilayah itu, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena pesisir dan laut mengandung sumber daya yang tidak sedikit. Wilayah pesisir pantai dan laut yang berada di sekitar daerah kabupaten, selama ini pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya sebagai perpanjangan tangan saja. Hal ini disebabkan belum adanya penyerahan wewenang yang jelas kepada daerah untuk mengelola pesisir pantai dan laut. Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan wewenang daerah mengelola pesisir dan laut di Kabupaten Lampung Selatan disimpulkan bahwa pengaturan tentang wewenang pemerintah kabupaten di wilayah pesisir dan laut tersebar dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Wewenang pemerintah kabupaten selama ini hanya sebagai perpanjangan tangan pemerintah propinsi sehingga 'pengelolaannya sering menemui kegagalan, dalam praktiknya wewenang yang dimiliki pemerintah kabupaten mengelola pesisir dan laut hanya terbatas pada pengelolaan skala kecil saja, dan hasil yang diperoleh sebagian besar tersedot ke pemerintah pusat. Berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, yang memberikan wewenang kepada daerah untuk mengelola pesisir dan laut, diharapkan dapat dijadikan dasar wewenang bagi daerah untuk mengelola pesisir pantai dan lautnya masing-masing, baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi sehingga daerah dapat meningkatkan pendapatannya sekaligus pula mampu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1999
T2500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mesayu Hesti Azizah
"Latar belakang dan tujuan:
Sebagai asset bagi perusahaan, pekerja offshore harus sehat baik fisik maupun mental untuk dapat mencapai kreativitas dan produktivitas tertinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara stres kerja dan gangguan mental.
Metode:
Penelitian ini menggunakan rangcangan kros seksional dengan 125 orang responder. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik sosiodemografi responden, kebiasaan responden, karakteristik lingkungan kerja, pengukuran stres kerja dengan menggunakan kuesioner survai diagnosis stres dan pengukuran gangguan mental dengan menggunakan kuesioner symptom check list-90.
Hasil dan kesimpulan:
Pekerja offshore yang diduga memiliki gangguan mental sebanyak 47,2%. Jenis gangguan mental terbanyak adalah sensitifitas interpersonal kemudian obsesif konpulsif (21,6%) dan phobia (19,2%). Stres kerja tidak berpengaruh secara bermakna terhadap risiko terjadinya gangguan mental. Perkembangan karir adalah stresor dominan dengan nilai P paling kecil (0,069) tetapi belum bermakna. Faktor karakteristik responden yang secara bermakna berhubungan dengan gangguan mental adalah pendidikan. Faktor karakteristik responden yang secara bermakna berhubungan dengan stres kerja adalah pangkat dan status pernikahan. Bising kerja secara bermakna berpengaruh terhadap timbulnya stres kerja.

Background and Objective:
As an asset to company, offshore personals have to stay healthy both physically and mentally to be highest creativity and productivity. The aim of this research is to study job stress and mental disorders relationship.
Methods:
This study was using cross sectional design that had 125 respondents. The data collected were respondent's characteristic of socio demography and habit, work environment's characteristic, measurement of job stress by using Survey Diagnostic Stress Questionnaire and measurement of mental disorders by using Symptoms Check List-90 Questionnaire.
Result and conclusion:
The offshore personals that presumed as mental disorders in this study is 47,2%, the prone symptom of mental disorder is interpersonal sensitivity (24,8%) followed by obsessive compulsive (21,6%) and phobia (19,2%). Job stress isn't influence the prevalence of mental disorder. Career development is job stressor that has smallest value of significance but the value isn't small enough to be significant. Respondent characteristic factor that has a significant relationship to mental disorders is education level. Respondent characteristic factors that show a significant relationship to job stress are job grade and marriage status but the prone is job grade. Working noise is the work environment characteristic that has a significant relationship to job stress.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T13625
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ida Bagus Indra Gotama
"Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng pada Desember 2004 melaporkan keluhan sejumlah petani rumput laut mengalami gangguan gatal-gatal terutama di punggung tangan, lengan, dan di sekitar leher. Menurut para penderita hal ini terjadi setelah melakukan budidaya rumput laut. Kasus ini merupakan hal baru karena selama perjalanan budidaya rumput laut di Indonesia kasus ini baru terjadi di Bantaeng. Berbagai dugaan penyebab gangguan ini yaitu dari aspek individu manusianya, proses kerjanya, dan aspek lingkungannya. Aspek lingkungannya meliputi rumput lautnya sendiri, organisme yang berasosiasi dengan rumput laut, air lautnya ataupun kondisi kesehatan petaninya.
Tujuan : Untuk mengetahui penyebab dan faktor risiko terjadinya dermatitis kontak iritan pada petani rumput laut di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan
Metodologi : Telah dilakukan penelitian dengan desain kasus-kontrol dari populasi petani rumput laut dengan mengadakan wawancara dan anamnesa terhadap 312 sampel kasus dan 217 sampel kontrol untuk mengetahui faktor-faktor risiko individu, proses kerja serta keadaan lingkungan petani. Dan untuk mengetahui penyebab gangguan gatal telah dilakukan pengamatan lapangan dan pemeriksaan laboratoriurn terhadap sampel rumput laut, biota ikutan yang berasosiasi, air laut dengan mengambil sample rumput laut, biota ikutan dan sample air laut di 12 titik di laut dan 4 titik di muara sungai. Terhadap rumput laut dan biota ikutannya juga telah dilakukan uji toksisitas dan uji tempel.
Hasil : Sebagian besar responden bertempat tinggal di kecamatan Pajukukang, jenis kelamin perempuan, berumur sama atau diatas 23 tahun, tingkat pendidikan rendah, berstatus kawin, dengan tingkat pengetahuan - dan perilaku mengenai penyakit kulit sebagian besar buruk. Menurut proses kerja sebagian besar adalah pemilik, bekerja lebih dan satu bagian proses kerja, dan bekerja pada pembibitan dan lainnya kurang dari 8 jam sehari. Faktor lingkungan menunjukkan lingkungan fisik sarana kesehatan lingkungan sebagian besar tidak ada, lingkungan sosial ekonomi sebagian besar sedang, lingkungan perairan kotor dan lingkungan biologi di perairan budidaya rumput laut ditemukan biota laut hidroid.
Penelitian menemukan variabel individu yang menjadi faktor risiko terjadinya dermatitis kontak iritan adalah tempat tinggal di kecanxatan Bantaeng (RO, j 10,79: (1K 95%: 5,43;21,42) dan Kecamatan Pajukukang (RO.n;,, 6,29 : OK 95%: 3,67;10,81), dan perilaku pencegahan dan pengobatan penyakit kulit buruk (RO,,°;°, 1,59: (1K 95%: 1,08;2,35). Sedangkan variabel proses kerja yang menjadi faktor risiko terjadinya dermatitis kontak iritan adalah gabungan proses kerja dan lama kerja : khusus pembibitan dan lama kerja > 8, jam sehari (RO an 4,93 :(IK 95%: 3,67;10,81). Pada lingkungan sosial ekonomi tidak ditemukan variabel yang menjadi faktor risiko dermatitis kontak iritan.
Penelitian menemukan hidroid salah satu kolas Coelenterata yang memiliki nematosista beracun yang berasosiasi pada rumput taut diduga kuat sebagai penyebab dermatitis kontak iritan pada petani rumput laut di Kabupaten Bantaeng.
Kesimpulan : Dermatitis kontak iritan pada petani rumput laut di Kabupaten Bantaeng disebabkan oleh hidroid yang berasosiasi pada rumput taut dengan faktor risiko tempat tinggal di Kecamatan Pajukukang dan Bantaeng, bekerja khusus pembibitan > 8 jam sehari, dan berperilaku buruk dalam pencegahan dan pengobatan penyakit kulit."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
D609
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Aberan
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1998
TA3559
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>