Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139320 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lintang Permata Sari Yuliadi
"Selat Malaka merupakan salah satu jalur pelayaran internasional terpadat yang mengalami peningkatan frekuensi pelayaran internasional setiap tahun dikarenakan selat ini sangat strategis dan memiliki nilai komersial tinggi. Kondisi morfologi, batimetri dan pasang surut (pasut) yang sangat kompleks menyulitkan kegiatan navigasi dan menyebabkan terjadinya kecelakaan kapal terutama tabrakan, kandas dan tenggelam serta meningkatkan resiko terjadinya pencemaran lingkungan akibat kecelakaan kapal tanker. Saat ini telah dibangun Trafic Separation Scheme (TSS) untuk meningkatkan keselamatan navigasi terutama mengurangi terjadinya tabrakan antar kapal.Tetapi usaha tersebut dirasakan belum maksimal mengingat kompleksnya karakteristik selat ini. Marine Electronic Highway (MEH) merupakan suatu konsep untuk meminimalisasi terjadinya kecelakaan di Selat Malaka. MEH adalah suatu konsep sistem pembaharuan informasi kelautan untuk keselamatan pelayaran serta perlindungan lingkungan laut. Sistem ini mampu menampilkan informasi real time mengenai perairan Selat Malaka yang diinginkan seperti pasut. Pasut merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan guna keselamatan pelayaran bagi kapal-kapal berdraft besar, karena dengan data pasut real time dapat dilakukan analisis, prediksi dan penentuan kedalaman aktual untuk keperluan keselamatan navigasi. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, digunakan sistem telemetri dengan medium transmisi berbasis satelit untuk melakukan pengiriman data dari stasiun pasut terpilih ke data center di Batam, sehingga informasi kedalaman aktual di perairan Selat Malaka pada lokasi dan saat tertentu dapat didistribusikan dan diterima oleh para pelaut dalam waktu yang relatif singkat guna mendukung keselamatan navigasi seperti merencanakan lintasan kapal dan memberikan petujuk bagi para pelaut untuk mengetahui ambang batas aman perairan yang akan dilalui. Metode Admiralty digunakan untuk analisis data pasut dan menentukan konstanta harmonik pasut untuk prediksi pasut dan dibandingkan dengan data pasut observasi. Selain itu, Formzahl ratio digunakan untuk menentukan tipe pasut disekitar lokasi stasiun pasut. Saat ini, telah dipilih 4 lokasi stasiun pasut untuk proyek MEH, yaitu Pulau Jemur, Tanjung Medang, Tanjung Balai Karimun dan Tanjung Sengkuang.
The Malacca Strait is one of the world’s busiest international shipping route with increase of shipping annually due to the strategic location of the strait, going it high commercial value. The strait’s morfology, bathimetry and tidal conditions are very complex, so that make navigation a very difficult task and contributes to accidents leading to collision, grounding or sinking of ships and increased risk of marine pollution (tanker accidents). Currently a Traffic Separation Scheme (TSS) system has been built to improve the safety of navigation, especially to prevend accidents between ships. This effort however is still far from enough due to the complex characteristics of the straits. Marine Electronic Highway (MEH) is one of the concept to minimize an accident in the Malacca strait. MEH is a renewal marine information system for safety navigation and environmental protection. This system can display real time information required, especially tidal information to the real time depth at the position of the ship in the Malacca Strait, Tidal information is one of the most important variable for the safety of navigation of draft ships, because through it, mariners could conduct analysis, predictions and determine of the actual depth. Using today’s advance technology, a telemetry system is use with a technology based on satellite as a transmission medium to send real time tidal data from tidal station to data centre in Batam. Hence, the actual depth of the Malacca Strait on a certain location and time could be distributed and receive by mariners in a relatively short time to support the planning of the ships sailing and giving guidelines to mariners on depth required. Admiralty method is use to analyze the tidal data and determine the tidal harmonic constants to predict the tide in which compare with tidal observed data. Beside that, Formzahl Ratio is use to determine the tidal characteristics at the surrounding tidal stations. So far, four tidal stations selected for the MEH project, these tidal locations are Pulau Jemur, Tanjung Medang, Tanjung Balai Karimun and Tanjung Sengkuang."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T39498
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raja Muhamad Ruslan
"ABSTRAK
Pembangunan dermaga, baik yang baru atau pengembangan dari yang sudah ada, memerlukan elevasi/ketinggian rencana dengan tujuan agar bangunan yang akan dibangun tidak mengalami gangguan mulai dari saat pelaksanaan, penggunaan, hingga perawatannya. Misalkan pembangunan lantai dermaga harus aman terhadap gangguan air laut yang mengalami pasang naik dan pasang surut, dan bahkan oleh gelombang yang datang. Selain itu juga untuk memperoleh ketenangan saat berlabuh di dermaga, kenyamanan operasional bongkar-muat barang dan penumpang, juga penggerusan.
Pasang surut merupakan proses naik turunnya paras laut (sea level) secara berkala yang disebabkan oleh adanya gaya tarik dari benda-benda angkasa. Proses pembentukan pasang surut di bumi terutama ditimbulkan oleh tiga penggerak utama, yaitu : revolusi bulan terhadap bumi, revolusi bumi terhadap matahari, dan perputaran bumi terhadap sumbunya sendiri.
Fenomena pasang surut memiliki pola keteraturan tertentu, sehingga suatu upaya pendekatan bisa dilakukan untuk memperkirakan ketinggiannya. Metode analisa pasang surut yang biasanya digunakan adalah metode non harmonik, metode harmonik, dan metode spektral. penelitian ini bertujuan untuk melakukan perkiraan tinggi pasang surut berdasarkan metode harmonik. Metode admiralty merupakan salah satu metode harmonik. Keuntungan menggunakan metode admiralty adalah waktu pengambilan data boleh dilakukan selama 15 hari atau 29 hari, sehingga metode ini sangat praktis. Metode pengolahannya menggunakan bantuan tabulasi dan koefisien. Adapun hasilnya adalah faktor-faktor pengaruh benda-benda langit yang hasil penjumlahannya berupa elevasi-elevasi pasang surut.

"
2001
S34881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novriady
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
S26244
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abu Bakar, Abdul Latif
Kuala Lumpur, Persatuan Sejarah Malaysia, 1984
959.5 A 61 s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harsuki
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003
927.96 HAR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1995
S25739
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Supriyanto
"Fokus dari skripsi ini adalah membahas mengenai kerja sama yang dilakukan oleh negara pantai dalam memberantas pembajakan di laut. Pembajakan di laut merupakan salah satu bentuk kejahatan yang cukup tua. Hukum internasional khususnya UNCLOS 1982, menyatakan bahwa pembajakan harus terjadi di laut lepas di luar yurisdiksi suatu negara. Namun demikian, saat ini berkembang bentuk pembajakan baru di mana pembajakan tidak terjadi di laut lepas melainkan di perairan pedalaman, laut teritorial, dan zona tambahan, contohnya yang ada di Selat Malaka. Selain di Selat Malaka pembajakan yang terjadi di Laut Cina Selatan sendiri masih terdapat perdebatan mengenai apakah pembajakan yang terjadi di Laut Cina Selatan masuk ke dalam pembajakan sebagaimana di maksud oleh UNCLOS 1982. Lebih lanjut, letak dari Selat Malaka dan Laut Cina Selatan yang berbatasan dengan beberapa negara pantai menimbulkan pertanyaan mengenai yurisdiksi negara manakah yang berwenang untuk menyelesaikan masalah tersebut. Upaya tunggal yang dilakukan oleh satu negara pantai tidak cukup untuk memberantas pembajakan dan luasnya lautan membutuhkan kerja sama dari negara-negara pantai untuk memberantas piracy dan armed robbery di Laut Cina Selatan dan Selat Malaka.

Focus of the research is explaining regional cooperation which conducted by littoral states to combat piracy and armed robbery. Piracy is an old time crime. International law, particularly UNCLOS 1982 emphasized that piracy shall occur in the high seas beyond jurisdiction of any states. However, in modern times, a new form of piracy appeared. New form of piracy that so called armed robbery occurred in internal water, teritorial water, contigous zone of state, for instance piracy in Malacca Strait. Meanwhile, in South China Sea itself contention still exist to determine whether piracy that occurred in South China Sea can be classified as piracy within scope of UNCLOS 1982 or not. Moreover, Location of Malacca Strait and South China Sea which adjacent to littoral states raised a question with regard to jurisdiction to solve this problem. Effort from single state is not sufficient to combat piracy in the area it goes beyond vast of the sea required littoral states to cooperate to combat piracy and armed robbery in South China Sea and Malacca Strait."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S43294
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Ardi Wibawa
"Skripsi ini membahas situasi keamanan perairan Selat Malaka dan Kepulauan Riau yang berfokus pada fenomena bajak laut modern. Keberadaan bajak laut di perairan ini sendiri sudah ada sejak masa kolonial, namun penemuan mesin uap dan perkembangan teknologi kapal laut sempat membuat bajak laut tidak lagi nampak. Terhitung sejak berakhir Perang Dunia II, bajak laut kembali muncul dan bertransformasi dalam bentuk modern dilihat dari persenjataan, strategi dan sasarannya. Bajak laut modern di Selat Malaka dan Kepulauan Riau menjadi suatu fenomena mengingat perairan ini merupakan kawasan paling rawan selama periode 1990an hingga awal 2000an. Skripsi ini menjelaskan bagaimana negara-negara selat, khususnya Indonesia dalam merespon ancaman ini melalui kebijakan dan kerjasama selama periode 1982 mdash;2005. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah dengan studi pustaka melalui buku, jurnal dan surat kabar sezaman.

This thesis discusses about security situation in the Malacca Strait and Riau Islands which focuses on the phenomenon of modern pirates. The existence of pirates in these waters itself has existed since colonial times, but the invention of the steam engine and the development of marine technology could make the pirates no longer appears. Since the end of World War II, pirate re emerged and transformed into modern views by its weaponry, strategy and objectives. Modern pirates in the Malacca Strait and the Riau Islands became a phenomenon considering these waters is the most vulnerable region during the period of the 1990s to early 2000s. This thesis describes how straits countries, particularly Indonesia to response this threat through policies and regional cooperation during 1982 mdash 2005. The method used is the historical method with literature studies through books, journals and current newspapers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S66162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>