Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115489 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anna Rakhmawati
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T40137
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
John Leonardi Laisnima
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T40159
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rotua Devita Sari
"ABSTRAK
Ikan kering tawar merupakan bahan pangan, sumber protein hewani yang banyak dimanfaatkan manusia. Bahan pangan tersebut mudah mengalami kerusakan khususnya oleh mikroorganisme. Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi kapang-kapang pada 30 sampel ikan kering tawar. Isolasi dilakukan dengan teknik direct plating menggunakan medium Dichioran Agar + Chioramphenicol. Koloni kapang representatif yang tumbuh langsung pada tubuh ikan, diisolasi berdasarkan warna dan tekstur koloni. Isolat kapang ditumbuhkan pada medium identifikasi yaitu, Czapek's Dox Agar (CDA) dan Malt Extract Agar (MEA) atau Potato Dextrose Agar (PDA). Identifikasi dilakukan melalui pengamatan makroskopik dan mikroskopik dari kapang-kapang tersebut. Hasil penelitian menunjukkan ada 33 spesies dari 16 genera kapang yang dapat diisolasi dan diidentifikasi dari 30 sampel ikan kering tawar. Isolat kapang yang ditemukan termasuk ke dalam genera Absidia, Aspergillus, Chaetomium,. Cladosporium, Eurotium, Fusarium, Mucor, Moniliella, Neurospora, Nigrospora, Penicillium, Rhizopus, Scopulariopsis, Sordaria, Syncephalastrum, dan Trichoderma. Genus Aspergillus merupakan kapang terbanyak yang diisolasi yaitu ada pada 25 sampel dari 30 sampel ikan kering tawar. Aspergillus carbonarius (Bainer) Thom merupakan isolat terbanyak yaitu ada 14 isolat dan 99 isolat yang diperoleh."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Netti Darta Br
"ABSTRAK
Ikan kering asin merupakan salah satu bahan pangan sumber protein hewani yang banyak dimanfaatkan manusia. Bahan pangan tersebut mudah mengalami kerusakan, khususnya oleh mikroorganisme. Penelitian dilakukan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi kapang-kapang pada 30 sampel ikan kering asin. Isolasi dilakukan dengan teknik direct plating rnenggunakan medium Dichioran Agar + Chloramphenicol. Kapang yang diisolasi yaitu kapang representatif berdasarkan warna dan tekstur koloni, yang tumbuh langsung pada potongan ikan tersebut. Isolat kapang ditumbuhkan pada medium identifikasi, yaitu Czapek's Dox Agar (CDA) dan Malt Extract Agar (MEA) atau Potato Dextrose Agar (PDA). Identifikasi dilakukan melalui pengamatan makroskopik dan mikroskopik dari kapang-kapang tersebut. Hasil penelitian isolasi dan identifikasi kapang pada 30 sampel ikan kering asin menunjukkan ada 36 spesies kapang yang terdiri dari 13 genera yaitu Absidia, Aspergilus, Chaetomium, Cladosporium, Curvularia, Doratomyces, Eurotium, Fusarium, Moniliella, Mucor, Neurospora, Nigrospora, Penicillium dan 3 isolat lainnya tidak dapat diidentifikasi. Kapang dari genus Aspergillus yang paling banyak ditemukan, yaitu ada pada 23 sampel dan kelompok Aspergillus candidus Link merupakan isolat kapang paling banyak yatu ada 8 isolat dari 102 isolat yang diperoleh."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Roza Yulia
"Istilah endofit mengacu pada mikroorganisme yang sebagian atau keseluruhan siklus hidupnya berada dalam jaringan tanaman inang. Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi dan menyeleksi kapang-kapang endofit yang memiliki kemampuan memproduksi senyawa antimikroba. Kapang endofit yang diseleksi adalah hasil isolasi dari empat belas tanaman obat Indonesia. Untuk mendapatkan ekstrak atau larutan uji, isolat-isolat tersebut difermentasi dengan media cair dan hasilnya disentrifugasi. Seleksi dilakukan dengan mengukur diameter zona hambatan yang dihasilkan larutan uji isolat terhadap mikroba uji. Seleksi antimikroba dilakukan terhadap dua galur bakteri yaitu Bacillus subtilis dan Escherichia coli, dan terhadap dua galur jamur patogen, Candida albicans dan Aspergillus niger. Didapatkan tujuh isolat yang memiliki aktivitas antimikroba. Diantaranya empat isolat aktif menghambat pertumbuhan A. niger, dan satu isolat menghambat pertumbuhan C. albicans. Tiga isolat memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan B. subtilis, dan dua isolat aktif menghambat E. coli. Terhadap larutan uji dari tujuh isolat yang memiliki aktivitas antimikroba ini kemudian dilakukan Kromatografi Lapis Tipis dengan pelarut n-butanol, etil asetat, dan n-heksana. Selanjutnya dilakukan uji antimikroba terhadap seluruh bercak yang dihasilkan pada pelat KLT. Didapatkan empat bercak yang menunjukkan aktivitas antimikroba. Satu berca.

The term endophytic refers to the microorganism that during a more or less long period of their life, colonize in their host plants tissues. This research had been done to select the endophytic fungi with ability to produce antimicrobial agents. Endophytic fungi which had been selected were the result of isolation from fourteen Indonesian medicinal plants. In order to get the extract liquid, at first isolates were fermented using liquid media, and then the harvested cultures were centrifuged. The bioassay to determine the antimicrobial activity of the isolates used two strains of bacteria, Bacillus subtilis and Escherichia coli, and also two strains of pathogenic fungi, Aspergillus niger and Candida albicans. The diameter of the clear zone on the test media produced by the extracts of isolates had been measured to determine the activity of the isolates. Seven isolates showed antimicrobial activity. Four of them were active against A. niger and one of them against C. albicans. Three isolates were active against B. subtilis, and two isolates against E. coli. After the bioassay, the active extracts liquid were eluted with Thin Layer Chromatography method using n-buthanol, ethyl acetate, and n-hexane as the eluents. Then, the result spots were used to examine their antimicrobial activity. Four spots were recognized to have activity against test microbes. One spot was eluted using n-buthanol, and three spots using ethyl acetate."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2005
S32839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Yuwiani Puspasari
"Telah dilakukan uji aktivitas antimikroba isolat hasil isolasi kapang endofit dari batang tanaman Garcinia xanthochymus Hook.f. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menyeleksi kapang endofit penghasil antimikroba dari batang pada tanaman Garcinia xanthochymus Hook.f. Larutan uji didapat melalui proses fermentasi isolat-isolat kapang dalam media cair lalu disentrifugasi. Uji aktivitas dilakukan dengan metode cakram / cara difusi, pengamatan dilakukan dengan mengukur diameter zona hambatan yang dihasilkan larutan uji isolat terhadap mikroba uji. Seleksi antimikroba dilakukan terhadap bakteri Gram positif Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus, bakteri Gram negatif Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa dan Salmonella thyphosa serta khamir Candida albicans dan kapang Aspergillus niger. Masing-masing isolat secara spesifik aktif menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, dan Salmonella thyphosa. Tidak ada isolat yang menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, Candida albicans dan Aspergillus niger.

It has been done an antimicrobial activity test of isolate from endophytic fungi isolation. This research is aimed to isolation and selection the endophytic fungi with ability to produce antimicrobial agents from the Garcinia xanthochymus Hook.f. . The extract liquid got through the process fermentation of isolate’s in liquid media, which then being centrifused. The bioassay conducted by disk method / diffuse method, that is by measuring the diameter of clear zone produced by the extract of isolates toward test microbes. Antimicrobial selection conducted toward positive Gram bacteria Bacillus subtilis and Staphylococcus aureus, negative Gram bacteria Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa and Salmonella thyphosa, also Candida albicans yeast and Aspergillus niger. Each isolate specifically were active against Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, and Salmonella thyphosa. No isolate against Staphylococcus aureus, Candida albicans and Aspergillus niger."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S33020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirna Rustanti
"Mikroba endofitik merupakan mikroba yang sebagian atau seluruh hidupnya berada dalam jaringan hidup tanaman inang. Mikroba yang terdapat di dalam tumbuhan (mikroba endofit) mempunyai potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai penghasil metabolit sekunder seperti yang terkandung di dalam tanaman inangnya. Salah satu mikroba endofit yang dapat dimanfaatkan adalah kapang endofit. Dalam penelitian ini kapang endofit didapat dari akar tanaman Sesoot (Garcinia picrorrhiza Miq.).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengisolasi kapang endofit dari akar tanaman Sesoot (Garcinia picrorrhiza Miq.) dan mengetahui potensi antimikroba dari isolat-isolat kapang endofit tersebut terhadap beberapa jenis mikroba patogen, yaitu bakteri Gram positif Staphylococcus aureus ATCC 25923, Bacillus subtilis ATCC 6633, bakteri Gram negatif Escherichia coli ATCC 25922, Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853, Salmonella typhosa ATCC 14028, kapang patogen Aspergillus niger, dan khamir Candida albicans.
Kapang endofit ini diperoleh dengan metode isolasi menggunakan media CMM (Corn Meal Media), hasilnya dimurnikan dengan media PDA (Potato Dextrose Agar) yang kemudian difermentasi dengan media PDY Broth (Potato Dextrose Yeast). Setelah dilakukan uji aktifitas terhadap 6 isolat kapang endofit menggunakan metode cakram, diketahui 5 isolat dapat menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa.

Endophyte microbe is a microorganism in any plant that grows within another plant. Endophyte microbe has the potentiality to be a secondary metabolite producer. One of useful endophyte microbes is endophyte fungi. In this research, endophyte fungi was taken from the root of 'Sesoot' plant (Garcinia picrorrhiza Miq.).
The aim of this research was to isolate endophyte fungi from the root of 'Sesoot' plant in order to find out the antimicrobial potentiality of this fungi against some pathogenic microbes such as positive Gram Staphylococcus aureus ATCC 25923, Bacillus subtilis ATCC 6633, negative Gram bacteria Escherichia coli ATCC 25922, Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853, Salmonella typhosa ATCC 14028, pathogenic fungi Aspergillus niger, and Candida albicans.
Endophyte fungi was taken by isolation method using CMM (Corn Meal Media) and the result was purified by PDA (Potato Dextrose Agar). After the antimicrobial activity test of six isolates endophyte fungi had been done, five isolates can inhibit the bacterial growth of Bacillus subtilis, Escherichia coli and Pseudomonas aeruginosa.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianah Rosikhoh
"Potensi kandungan selulosa yang tinggi pada TKKS memungkinkan untuk digunakan dalam pembuatan selulosa mikrokristal. Selulosa mikrokristal merupakan eksipien farmasi yang sering digunakan dalam pembuatan tablet cetak langsung. Proses hidrolisis selulosa untuk menghasilkan selulosa mikrokristal sering kali menggunakan proses kimiawi, dimana energi aktivasi yang dibutuhkan tinggi dan kurang ramah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan kapang selulolitik yang optimal untuk digunakan dalam hidrolisis enzimatis selulosa TKKS sehingga dihasilkan selulosa mikrokristal.
Tahapan penelitian yang dilakukan terdiri atas delignifikasi biomassa lignoselulosa TKKS, kemudian dilanjutkan dengan hidrolisis enzimatis menggunakan selulase dengan optimasi durasi hidrolisis. Isolat selulolitik optimal yang didapatkan adalah isolat IHt. Sedangkan durasi hidrolisis enzimatis untuk menghasilkan selulosa mikrokristal yang optimum adalah selama 1 jam. Hasil hidrolisis enzimatis TKKS yang diperoleh masih berupa serat-serat dengan kandungan lignin yang tinggi, sehingga masih perlu dilakukan pemurnian lebih lanjut.

High potential of cellulose in Oil Palm Empty Fruit Bunch (OPEFB) allowed to be used in the manufacture of microcrystalline cellulose. Pharmaceutical excipients microcrystalline cellulose is often used in the manufacture of tablet direct compression. Cellulose hydrolysis process to produce microcrystalline cellulose often use a chemical process, which required high activation energy and less environmentally friendly. The aim of this study is to get the best cellulolytic fungi for use in the enzymatic hydrolysis of cellulose OPEFB thus produced microcrystalline cellulose.
Stages of research conducted consisting of delignification of lignocellulosic biomass OPEFB, followed by enzymatic hydrolysis using cellulase with optimization of the duration. The best cellulolytic isolat obtained are IHt. While the duration of the enzymatic hydrolysis to produce optimum microcrystalline cellulose is for 1 hour. OPEFB enzymatic hydrolysis results obtained was in the form of fibers with high lignin content, so it still needs to be done further purification.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S61403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Lina Iswaraningsih
"ABSTRAK
Rumah sakit merupakan tempat yang dihuni oleh pasien yang umumnya memiliki daya tahan tubuh yang rentan. Oleh karena itu, rumah sakit, terutama kamar operasi haruslah berada dalam keadaan relatif steril. Adanya mikroorganisme dalam kamar operasi dikhawatirkan dapat menimbulkan infeksi nosokomial. Telah dilakukan isolasi dan identifikasi untuk mengetahui jenis-jenis kapang yang terdapat dalam ruang Instalasi Bedah Pusat-Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (IBP-RSCM), Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara membuka cawan petri yang berisi medium Tauge Extract Agar (TEA) selama 15 menit. Pengambilan sampel dilakukan sebelum dan sesudah ruangan dibersihkan. Cawan petri tersebut kemudian diinkubasikan pada suhu kamar dan pengamatan dilakukan selama lima hari berturut-turut. Kapang dipelihara pada medium Potato Dextrose Agar (FDA). Identifikasi dilakukan dengan menggunakan medium Czapek's Dox Agar (CDA), Malt Extract Agar (MEA), dan FDA. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat 18 jenis kapang yang dapat diisoiasi dan diidentifikasi dari IBP-RSCM. Kapang yang ditemukan merupakan kapang dari marga Aspergillus, Chaetomium, Cladosporium, Curvularia, Fusarium, Humicola, Mortierella, Penicillium, dan Wallemia. Kapang yang memiliki persentase keberadaan terbesar sebelum ruangan dibersihkan adalah Aspergillus sedangkan sesudah ruangan dibersihkan
adalah Penicillium."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>