Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157862 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soenarto Sastroatmodjo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Widyati Purwantiasning
"Disertasi ini merupakan rangkaian penelitian yang dilakukan di Kota Parakan, salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Kota Parakan dipilih menjadi studi kasus karena sejak Desember 2015, kota ini ditetapkan sebagai Kota Pusaka oleh Pemerintah Pusat Indonesia berdasarkan UU RI Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya melalui Piagam Komitmen Penataan Pelestarian Kota Pusaka 2015, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia. Disertasi mengangkat sebuah isu yang menjadi dampak terhadap keberlangsungan Parakan sebagai Kota Pusaka. Paradoks sebuah kota pusaka menjadi pokok bahasan dari disertasi ini, dengan membenturkan dua konflik yang berbeda kepentingan yang terjadi karena kurangnya pengetahuan maupun rasa memiliki akan sesuatu terutama yang berkaitan dengan kelekatan sejarah. Melalui penggalian sejarah dari kota Parakan, maka dapat diungkapkan bahwa Parakan merupakan kota yang penting di Indonesia dan pantas ditetapkan sebagai Kota Pusaka. Kepentingan yang berbeda-beda dari beberapa pihak yang ada di Parakan, baik yang mendukung kegiatan pelestarian kota pusaka maupun justru yang menolak dilakukannya kegiatan pelestarian, menjadikan dilema yang sangat besar terutama bagi pemerintah lokal maupun beberapa kelompok masyarakat yang merasa perlu diadakan kegiatan konservasi arsitektur. Penelitian ini dapat dikatakan sebagai sebuah penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan naratif deskriptif dengan menggunakan tradisi lisan sebagai salah satu pendekatan dalam menggali sejarah maupun fenomena yang ada di kota Parakan melalui beberapa keturunan tokoh penting Parakan yaitu KH Subuki. Data kuantitatif yang diperoleh melalui penyebaran angket juga dilakukan untuk mendapatkan data sampling mengenai tingkat kelekatan sejarah maupun tingkat pengetahuan masyarakat lokal di Parakan mengenai kegiatan pelestarian kota bersejarah.

This dissertation is a series of studies conducted in the city of Parakan, one of the sub- district in Temanggung Regency, Central Java. The city of Parakan was chosen as a case study because since December 2015, the city has been designated as a Heritage City by the Indonesian Central Government based on Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 about Cagar Budaya (Cultural Heritage) through Piagam Komitmen Penataan Pelestarian Kota Pusaka 2015 by the Ministry of Public Works and Public Housing/ Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia. This dissertatiaon raised an issue that had an impact on the sustainability of Parakan as a Heritage City. The paradox of a heritage city is the subject of this dissertation, by colliding on two different conflicts of interest that occur due to lack of knowledge and a sense of belonging to something particularly related to historical attachment. Through the exploration of the history of the city of Parakan, it can be revealed that Parakan is an important city in Indonesia and deserves to be designated as a Heritage City. Different interests of several parties in Parakan, both those who support conservation activities and those whose refure to do conservation activities, make a very big dillemma particularly for local government and some community groups who feel the need for architectural conservation activities. This research has conducted a qualitative research method that used a descriptive narrative approach using oral tradition as one of the approaches in exploring the history and phenomena that exist in the city of Parakan through several descendants of important Parakan figures, KH Subuki. Quantitative data obtained through questionaires were also conducted to obtain sampling data regarding the level of historical attachment and level of knowledge of the local community in Parakan regarding historical city conservation activities. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
D2703
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rachma Fauziah
"Tradisi penggunaan tumbuhan lokal untuk penyembuhan patah tulang oleh masyarakat Kerajaan Jambu Lipo, konservasi tumbuhan obat yang berkelanjutan salah satunya dapat dilestarian melalui budaya lokal dan pengetahuan tradisional. Masalah dalam penelitian ini adalah kajian etnobotani tumbuhan obat untuk patah tulang di wilayah Kerajaan Jambu Lipo belum ada. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk menganalisis pengetahuan lokal, sikap, dan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan tumbuhan obat, kandungan fitokimia tumbuhan obat, serta menyusun konsep konservasi tumbuhan obat. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode campuran, informan dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara semi terstruktur dan kuisioner yang disebar ke responden di tiap nagari di Kecamatan Lubuk Tarok. Hasil penelitian menunjukkan 17 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat oleh dukun patah tulang, masyarakat Kerajaan Jambu Lipo memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang saling berkorelasi terkait tumbuhan obat patah tulang, tumbuhan obat memiliki kandungan senyawa yang berperan dalam proses penyembuhan patah tulang, serta konsep konservasi yang disusun melalui pengukuran populasi tumbuhan, penggunaan berkelanjutan, dan pengetahuan tradisional. Kesimpulan penelitian ini yakni melalui budidaya di area pekarangan dan juga perkebunan menjadi bentuk pelestarian dari tumbuhan obat dan juga menjadi sumber ekonomi pengembangan desa.

The tradition of using local plants for healing fracture by the people of Kerajaan Jambu Lipo, sustainable conservation of medicinal plants can be preserved through local culture and traditional knowledge. The problem in this research is that there is no ethnobotanical study of medicinal plants for fractures in Kerajaan Jambu Lipo. The purpose of this study was to analyze local knowledge, attitudes and behavior of the community in utilizing medicinal plants, the phytochemical content of medicinal plants, and to develop a concept of conserving medicinal plants. This research method used a quantitative approach with mixed methods, the informants in this study were conducted through semi-structured interviews and questionnaires which were distributed to respondents in each village in Lubuk Tarok District. The results showed that 17 types of plants were used as medicine by traditional healers for fracture, the people of Kerajaan Jambu Lipo had knowledge, attitudes, and behaviors that correlated with each other related to medicinal plants for broken bones, medicinal plants contain compounds that play a role in the healing process of broken bones, and the concept conservation structured through measurement of plant populations, sustainable use, and traditional knowledge. The conclusion of this study is that through cultivation in the yard area and also plantations it is a form of preservation of medicinal plants and also a source of economic development for village development."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zebua, Lisye Iriana
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
D1766
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anisatu Zulkhistianingtias Wakhidah
"ABSTRAK
Di wilayah Halmahera Barat, khususnya di Desa Lako Akediri dan Bobanehena, terdapat suatu upacara adat yang bertujuan menyambut kedewasaan gadis yaitu upacara oke sou. Penelitian mengenai etnobotani upacara oke sou pada Desa Lako Akediri dan Bobanehena belum pernah dilakukan. Penelitian tersebut bertujuan untuk menjelaskan spesies-spesies tumbuhan yang digunakan dalam seluruh tahapan upacara oke sou di kedua desa, menjelaskan pengaruh perbedaan umur terhadap pengetahuan etnobotani masyarakat di kedua desa, dan memahami presepsi masyarakat di kedua desa terhadap konservasi tumbuhan yang digunakan dalam upacara oke sou. Penelitian awal dilakukan pada bulan Mei-Juni 2014, kemudian dilanjutkan pada bulan September--Desember 2014. Pengambilan data dilakukan menggunakan metode wawancara semi terstruktur dan participant observation. Dari hasil penelitian tersebut, terdata sebanyak 111 spesies tumbuhan dari 49 famili digunakan pada seluruh tahapan upacara oke sou, 86 spesies di Desa Lako Akediri dan 87 spesies di Desa Bobanehena. Pada kedua desa, pengetahuan etnobotani upacara oke sou kelompok umur >55 tahun lebih tinggi dibandingkan kelompok umur 13--35 tahun dan 35--55 tahun. Sebanyak 41% spesies tumbuhan yang digunakan berasal dari hasil budidaya, 31% merupakan tumbuhan ruderal, dan 28% spesies tumbuhan hidup secara liar.

ABSTRACT
In the region of West Halmahera, particularly in the village of Lako Akediri and Bobanehena, there is a ceremony aimed to welcome maturity girl named oke sou ceremony. Research on ethnobotany oke sou ceremony at both villages has never been done. The study aims to describe the species of plants that used in all phases of the oke sou ceremony at both villages, to explain the effect of difference in age toward knowledge of ethnobotany oke sou ceremony at community in both villages, and to understand the perception people at both villages about conservation of used plant in oke sou ceremony. Preliminary study conducted during May to June 2014, then resumed in September to December 2014. Data collection using semi-structured interviews and participant observation. From the results, recorded as many as 111 species of plants from 49 families used in all stages of the oke sou ceremony, 86 species in the village of Lako Akediri and 87 species in the village Bobanehena. In both villages, knowledge of ethnobotany about oke sou ceremony in age group >55 years higher than the age group 13-35 years and 35-55 years. As many as 41% plant species used were obtained from the cultivation, 31% were ruderal plants, and 28% of the species were obtained in the wild."
2015
S61423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Titono
"Gedung X adalah bangunan tua yang dibangun pada zaman Kolonial Belanda dan merupakan cagar budaya sehingga keberadaannya perlu dilestarikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa struktur Gedung X dengan menggunakan respon spektrum desain untuk wilayah gempa zona 3 tanah lunak sesuai peraturan gempa yang berlaku (SNI 03-1726-2002). Dalam penelitian ini digunakan metode Static Pushover Analysis dengan mengacu padaspektrum kapasitas (ATC-40) dan target perpindahan (FEMA 356). Didapatkan dari hasil penelitian bahwa kapasitas struktur tidak memadai untuk beban gempa yang berlaku sehingga perlu dilakukannya perkuatan dalam rangka konservasi bangunan bersejarah.

Building X is an old building that was built during The Dutch Colonial period and is a cultural heritage, so its existence should be preserved. This research aimed to determine the structural performance of Building X, using the spectral response design with the Seismic Zone 3 on soft ground according to the current Seismic Design Code (SNI 03-1726-2002). This research used Static Pushover Analysis method and referred to the Capacity Spectrum method (ATC-40) and Target Displacement (FEMA 356). From the analysis result the capacity of the structure is not adequate for the current seismic load, so a retrofitting action needs to be done in order to preserve this historic building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T29962
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Nur Fitri
"Di wilayah Halmahera Barat, khususnya di Desa Lako Akediri dan Bobanehena, terdapat suatu upacara adat yang bertujuan menyambut kedewasaan gadis yaitu upacara oke sou. Penelitian mengenai etnobotani upacara oke sou pada Desa Lako Akediri dan Bobanehena belum pernah dilakukan. Penelitian tersebut bertujuan untuk menjelaskan spesies-spesies tumbuhan yang digunakan dalam seluruh tahapan upacara oke sou di kedua desa, menjelaskan pengaruh perbedaan umur terhadap pengetahuan etnobotani masyarakat di kedua desa, dan memahami presepsi masyarakat di kedua desa terhadap konservasi tumbuhan yang digunakan dalam upacara oke sou. Penelitian awal dilakukan pada bulan Mei-Juni 2014, kemudian dilanjutkan pada bulan September--Desember 2014. Pengambilan data dilakukan menggunakan metode wawancara semi terstruktur dan participant observation. Dari hasil penelitian tersebut, terdata sebanyak 111 spesies tumbuhan dari 49 famili digunakan pada seluruh tahapan upacara oke sou, 86 spesies di Desa Lako Akediri dan 87 spesies di Desa Bobanehena. Pada kedua desa, pengetahuan etnobotani upacara oke sou kelompok umur >55 tahun lebih tinggi dibandingkan kelompok umur 13--35 tahun dan 35--55 tahun. Sebanyak 41% spesies tumbuhan yang digunakan berasal dari hasil budidaya, 31% merupakan tumbuhan ruderal, dan 28% spesies tumbuhan hidup secara liar.

In the region of West Halmahera, particularly in the village of Lako Akediri and Bobanehena, there is a ceremony aimed to welcome maturity girl named oke sou ceremony. Research on ethnobotany oke sou ceremony at both villages has never been done. The study aims to describe the species of plants that used in all phases of the oke sou ceremony at both villages, to explain the effect of difference in age toward knowledge of ethnobotany oke sou ceremony at community in both villages, and to understand the perception people at both villages about conservation of used plant in oke sou ceremony. Preliminary study conducted during May to June 2014, then resumed in September to December 2014. Data collection using semi-structured interviews and participant observation. From the results, recorded as many as 111 species of plants from 49 families used in all stages of the oke sou ceremony, 86 species in the village of Lako Akediri and 87 species in the village Bobanehena. In both villages, knowledge of ethnobotany about oke sou ceremony in age group >55 years higher than the age group 13-35 years and 35-55 years. As many as 41% plant species used were obtained from the cultivation, 31% were ruderal plants, and 28% of the species were obtained in the wild."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga
"ABSTRAK
Skripsi ini memuat penjelasan mengenai bentuk revitalisasi kawasan perdagangan
di kawasan lama. Keberhasilan suatu revitalisasi tidak lepas dari peran arsitektur
karena revitalisasi menyangkut aspek fisik kawasan dan bangunan. Revitalisasi
merupakan satu bentuk dari penataan kembali yang bertujuan mengembalikan
vitalitas dari suatu kawasan. Tentu menjadi suatu hal yang menarik jika
revitalisasi suatu kawasan perdagangan yang komersil terkait dengan identitas lain
kawasan sebagai kawasan cagar budaya. Bagaimana bentuk revitalisasi kawasan
perdaganan di kawasan lama?

ABSTRACT
Skripsi ini memuat penjelasan mengenai bentuk revitalisasi kawasan perdagangan
di kawasan lama. Keberhasilan suatu revitalisasi tidak lepas dari peran arsitektur
karena revitalisasi menyangkut aspek fisik kawasan dan bangunan. Revitalisasi
merupakan satu bentuk dari penataan kembali yang bertujuan mengembalikan
vitalitas dari suatu kawasan. Tentu menjadi suatu hal yang menarik jika
revitalisasi suatu kawasan perdagangan yang komersil terkait dengan identitas lain
kawasan sebagai kawasan cagar budaya. Bagaimana bentuk revitalisasi kawasan
perdaganan di kawasan lama?"
2016
S64634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwan Setiawan
"Tesis ini menjelaskan tentang penelitian konservasi sebagai salah satu ciri new museum dengan perspektif baru. Penelitian dilakukan terhadap manajemen konservasi Museum Etnobotani Indonesia, dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif. Kegiatan manajemen konservasi museum baru mencakup struktur organisasi, prinsip, program, penelitian, dan teknologi informasi dalam bidang konservasi. Hasil analisis dan pembahasan penelitian, menyimpulkan Museum Etnobotani Indonesia belum memiliki manajemen konservasi yang sesuai dengan konsep museum baru. Kegiatan konservasi masih berorientasi terhadap pelestarian koleksi benda budaya yang merupakan ciri museum tradisional. Untuk menjadi sebuah museum baru dalam bidang manajemen konservasi Museum Etnobotani Indonesia harus memperluas konsep pelestarian yang tidak hanya melestarikan koleksi benda budaya. Akan tetapi, melestarikan koleksi budaya tak benda seperti memori kolektif masyarakat dengan membuka informasi seluas luasnya terhadap publik.

This thesis describes the study of conservation as one of the characteristics of the new museum with a new perspective. Research conducted on conservation management Ethnobotany Museum Indonesia, using a qualitative approach. The new museum conservation management activities include organizational structure, principles, programs, research, and information technology in the conservation field. The results of the analysis and discussion of research concluded Ethnobotany Museum Indonesia does not have a conservation management in accordance with the concept of the new museum. Conservation activities are still oriented towards the preservation of cultural collections that are characteristic of traditional museums. To become a new museum in the field of conservation management Ethnobotany Museum Indonesia must expand the concept of preservation is not only to preserve a collection of cultural objects. However, preserving a collection of cultural objects such as people's collective memory with the widest breadth of information open to the public.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>