Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44267 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shinta Febriana
"ABSTRAK
Kuda laut (Hippocampus kuda) adalah salah satu ikan Indonesia yang
berlimpah keberadaannya, tetapi ikan tersebut belum banyak diteliti terutama
dari aspek struktur anatomis alat pencernaannya. Kuda laut diharapkan dapat
dikelola dan dibudidayakan di masa yang akan datang. Penelitian yang
berlangsung pada bulan Mei 2006 sampai Januari 2007 bertujuan mengkaji
struktur morfologis dan histologis alat pencernaan kuda laut. Sampel kuda
laut diambil dari Balai Budidaya Laut, Lampung Selatan. Alat pencernaan
kuda laut diamati secara makroskopis dan mikroskopis dengan pembuatan
prepatat metode Paraffin, pewarnaan HE di Laboratorium Biologi Reproduksi
dan Perkembangan FMIPA, UI. Hasil pengamatan dan pengukuran pada alat
pencernaan kuda laut menunjukkan bahwa panjang usus kuda laut adalah
0,26 kali sampai 0.56 kali panjang total tubuhnya. Data ini menunjukkan
bahwa kuda laut adalah ikan karnivora. Esofagus kuda laut sangat pendek
dan lapisan mukosanya terlapisi oleh lapisan epitel berlapis gepeng.
Lambung kuda laut terlapisi oleh lapisan epitel transisional. Lapisan mukosa
usus juga tertutupi oleh epitel transisional. Kuda laut tidak memiliki pilorik
antara lambung dengan ususnya. Hati kuda laut terletak di bagian kanan
rongga abdominalis, berwana merah kecoklatan karena banyak mengandung
vascular. Hati kuda laut terdiri dari tiga lobus yaitu lobus dorsalis, lobus
quadratus dan lobus ventralis. Hati kuda laut adalah hepatopankreas. Pada
hati, terdapat vesika felea berbentuk bulat berwarna kehijauan dengan ductus
koledoksus yang bermuara di usus depan."
2007
T39486
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Danuta
"Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh suspensi simplisia kuda laut (Hippocampus kuda Bleeker) terhadap spermatogenesis mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY di Laboratorium Biologi Perkembangan Departemen Biologi FMIPA UI pada bulan Juli--Oktober 2008. Dua puluh empat mencit dikelompokkan dalam 4 kelompok perlakuan dengan masing-masing perlakuan terdiri dari 6 ulangan. Kelompok kontrol (KK) dicekok dengan minyak wijen. Tiga kelompok eksperimen lainnya (KE 1, KE 2, KE 3) dicekok dengan suspensi simplisia kuda laut dengan dosis berturut-turut 0,2; 0,4; 0,6 g/kg bb/hari selama 36 hari. Mencit dikorbankan pada hari ke-37 dengan cara dislokasi vertebrae servikalis, kemudian dilakukan pembuatan sediaan histologi testis dengan metode parafin.
Hasil uji Anava 1-faktor (α = 0,05) menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata terhadap diameter tubulus seminiferus dan berat testis antara kelompok kontrol dengan ketiga kelompok perlakuan maupun di antara kelompok perlakuan. Hasil uji perbandingan berganda (LSD, α = 0,05) terhadap rata-rata jumlah sel spermatogonia A menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara KE 2 (4,67 ± 0,67) dengan KK (3,31 ± 0,51), sedangkan KE 1 (3,88 ± 0,74) dan KE 3 (3,05 ± 0,43) tidak berbeda nyata dengan KK. Hasil uji perbandingan berganda (LSD, α = 0,05) terhadap rata-rata jumlah sel spermatosit pakiten menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara KE 2 (8,23 ± 0,67) dengan KK (6,25 ± 0,87), sedangkan KE 1 (7,14 ± 1,10) dan KE 3 (6,17 ± 0,51) tidak berbeda nyata dengan KK. Hasil uji LSD terhadap rata-rata skor metode Johnsen menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara KK (9,27 ± 0,19) dengan KE 1 (9,55 ± 0,20), KE 2 (9,67 ± 0,18) dan KE 3 (9,54 ± 0,24). Dengan demikian, pemberian suspensi simplisia kuda laut dosis 0,4 g/kg bb merupakan dosis yang paling berpengaruh terhadap spermatogenesis."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S31548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyagita Meyril Rahmadhani
"Telah dilakukan penelitian di Laboratorium Biologi Perkembangan Hewan, Departemen Biologi FMIPA UI untuk mengetahui potensi antihepatotoksik infus simplisia Hippocampus kuda Bleeker (kuda laut) terhadap Mus musculus Linnaeus (mencit) jantan galur DDY. Dua puluh lima ekor mencit dibagi secara acak dalam 5 kelompok perlakuan, terdiri atas kelompok kontrol 1 (KK1) yang diinjeksi dengan minyak zaitun secara intraperitoneal, kelompok kontrol 2 (KK2) dan 3 kelompok perlakuan (KP1, KP2, dan KP3) yang diinjeksi dengan larutan CCl4 dosis tunggal 400 mg/kg bb secara intraperitoneal. Kelompok kontrol (KK1 dan KK2) selanjutnya diberi akuades secara oral sedangkan kelompok perlakuan (KP1,KP2, dan KP3) diberi infus simplisia H. kuda secara oral dengan dosis masing-masing 2,4%; 4,8%; dan 7,2% b/v sebanyak 4 kali dengan selang waktu 12 jam, dimulai pada 12 jam setelah pemberian CCl4. Seluruh mencit dikorbankan pada 48 jam setelah pemberian CCl4 (KK2, KP1, KP2, dan KP3) dan minyak zaitun (KK1), kemudian organ hati diisolasi melalui pembedahan untuk selanjutnya diamati dan dibuat sediaan histologisnya.
Hasil uji anava satu faktor menunjukkan adanya pengaruh (P < 0,05) pemberian infus simplisia H. kuda terhadap ukuran diameter vena sentralis dan berat basah organ hati antara kelompok perlakuan (KP1, KP2, dan KP3) dengan kelompok kontrol (KK1 dan KK2). Diameter rata-rata vena sentralis (50,084 μm  4,817) dan berat basah rata-rata organ hati (2,793 g  0,180) mencit yang diberi secara oral infus simplisia 7,2% b/v merupakan nilai yang paling mendekati diameter hati normal atau KK1 (47,402 μm  0,881) dan berat basah organ hati normal atau KK1 (2,519 g  0,109). Hasil pengamatan semikuantitatif menunjukkan bahwa pemberian infus simplisia H. kuda memiliki potensi antihepatotoksik dengan potensi tertinggi terdapat pada KP3 atau kelompok perlakuan dengan dosis 7,2% b/v."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S31562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rizky Muhammad Akbar
"Infertilitas pada pria dialami lebih kurang 30 juta orang serta berkontribusi terhadap 20-30% kasus infertilitas di seluruh dunia. Salah satu penyebab infertilitas pada pria adalah tingginya kadar reactive oxygen species. Kuda laut (Hippocampus comes L.) memiliki senyawa asam amino yang dapat berfungsi sebagai antioksidan sehingga berpotensi untuk meningkatkan motilitas dan viabilitas spermatozoa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kuda laut (Hippocampus comes L.) terhadap motilitas dan viabilitas spermatozoa manusia secara in vitro. Penelitian ini menggunakan spermatozoa manusia yang tidak diberi perlakuan sebagai kontrol dan perlakuan konsentrasi ekstrak 750, 1.000, 3.000, dan 5.000 ppm serta diinkubasi pada spermatozoa manusia selama 24 jam. Motilitas serta viabilitas spermatozoa diperiksa sebelum diberikan ekstrak dan pada jam ke-1, 3, dan 24 setelah pemberian ekstrak. Motilitas spermatozoa dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji post-hoc Dunn. Viabilitas spermatozoa dianalisis dengan uji One-Way ANOVA dilanjutkan dengan uji post-hoc Dunnett. Hubungan antara konsentrasi ekstrak dan waktu inkubasi terhadap motilitas dan viabilitas spermatozoa dianalisis menggunakan uji Spearman-rho. Motilitas cenderung meningkat pada jam ke-1 setelah pemberian konsentrasi ekstrak 1.000 ppm (p=0,171;p>0,05) dan jam ke-24 setelah pemberian konsentrasi ekstrak 3.000 ppm (p=0,121;p>0,05). Viabilitas meningkat pada jam ke-24 setelah pemberian konsentrasi ekstrak 1.000 ppm (p=0,013;p<0,05) dan 3.000 ppm (p=0,016;p<0,05). Peningkatan konsentrasi ekstrak berkorelasi negatif dengan motilitas spermatozoa pada jam ke-3 (p=0,000;r=-0,818) dan berkorelasi positif viabilitas spermatozoa pada jam ke-24 (p=0,010;r=0,639). Peningkatan waktu inkubasi berkorelasi negatif terhadap motilitas spermatozoa (p=0,003;r=-0,783) dan viabilitas spermatozoa (p=0,010;r=-0,653). Pemberian ekstrak kuda laut (Hippocampus comes L.) dapat meningkatkan motilitas dan viabilitas spermatozoa manusia.

Male infertility is experienced by approximately 30 million people and contributes to 20-30% of infertility cases worldwide. One of the causes of male infertility is the high level of reactive oxygen species. The seahorse (Hippocampus comes L.) contains amino acid compounds that can function as antioxidants, potentially enhancing spermatozoa motility and viability. This study aims to investigate the effect of seahorse extract (Hippocampus comes L.) on the motility and viability of human spermatozoa in vitro. The study used untreated human spermatozoa as the control and treated them with different concentrations of seahorse extract (750, 1,000, 3,000, and 5,000 ppm), incubating them for 24 hours. Motility and viability of spermatozoa were examined before the extract was administered and at the 1st, 3rd, and 24th hour after the extract was given. Motility of spermatozoa was analyzed using the Kruskal-Wallis test and followed by the post-hoc Dunn test. Viability of spermatozoa was analyzed using One-Way ANOVA and followed by the post-hoc Dunnett test. Correlation between extract concentration and incubation time on motility and viability was analyzed using the Spearman-rho test. Motility tended to increase at the 1st hour after the administration of 1.000 ppm extract (p=0.171;p>0.05) and at the 24th hour after the administration of 3,000 ppm extract (p=0.121; p>0.05). Viability increased at the 24th hour after the administration of 1,000 ppm (p=0.013; p<0.05) and 3,000 ppm (p=0.016; p<0.05) extract. An increase in extract concentration was negatively correlated with spermatozoa motility at the 3rd hour (p=0.000;r=-0.818) and positively correlated with spermatozoa viability at the 24th hour (p=0.010;r=0.639) while incubation time both negatively correlated with spermatozoa motility (p=0.003; r=-0.783) and viability (p=0.010; r=-0.653). In conclusion, in vitro administration of seahorse extract (Hippocampus comes L.) can enhance the motility and viability of human spermatozoa."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Budi Fakhirah
"Gangguan keseimbangan hormonal dapat menyebabkan infertilitas pada pria, salah satunya adalah Hipogonadisme. Hipogonadisme ditandai dengan abnormalitas kadar hormon testosteron yang dapat mengganggu proses spermatogenesis. Kuda laut ( Hippocampus spp.) merupakan sumber daya kelautan yang digunakan sebagai pengobatan tradisional di wilayah asia untuk mengatasi infertilitas pada pria. Hippocampus comes merupakan salah satu spesies kuda laut yang memiliki habitat di perairan Indonesia, namun belum banyak penelitian yang meneliti pengaruh spesies kuda laut ini terhadap biomarker terkait infertilitas pria, terutama kadar Luteinizing Hormone sebagai hormon gonadotropin yang menstimulasi sekresi hormon testosteron, serta kajian histologi testikuler mengenai indeks meiosis dan indeks sel Sertoli. Induksi Depot Medroksiprogesteron asetat (DMPA) dapat mengganggu aksis hipotalamus-pituitari-gonad yang menyebabkan turunnya sekresi hormon gonadotropin serta hormon testosteron sehingga mempengaruhi proliferasi dan maturasi sel spermatogenik. Dua puluh delapan tikus jantan Sprague Dawley  diinduksikan DMPA 1,25 mg/kgBB pada minggu ke- 0 dan 12, kemudian dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kontrol negatif (CMC Na 1%), dosis ekstrak 150 mg/kgBB, 225 mg/kgBB, dan 300 mg/kgBB. Parameter kadar LH tikus dianalisis menggunakan Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA), sedangkan parameter indeks meiosis dan indeks sel Sertoli dianalisis melalui pemeriksaan histologi pewarnaan H&E. Hasil menunjukkan bahwa ketiga varian dosis tidak menghasilkan perbedaan yang bermakna antar kelompok pada ketiga parameter, namun cenderung mengalami peningkatan pada dosis 300 mg/kgBB setelah 18 minggu perlakuan.

Hormonal imbalances can lead to male infertility, one of which is hypogonadism. Hypogonadism is characterized by abnormal levels of testosterone hormone that can disrupt the process of spermatogenesis. Seahorses (Hippocampus spp.) are marine resources used in traditional medicine in Asia to address male infertility. Hippocampus comes is one of the seahorse species that inhabits the waters of Indonesia, but there have been few studies examining the effects of this seahorse species on biomarkers related to male infertility, especially the levels of Luteinizing Hormone as a gonadotropin hormone that stimulates testosterone secretion as well as histological studies of testicular meiotic index and Sertoli cell index. Induction of Depot Medroxyprogesterone Acetate (DMPA) can disrupt the hypothalamic-pituitary-gonadal axis, leading to a decrease in the secretion of gonadotropin hormones and testosterone, thus affecting the proliferation and maturation of spermatogenic cells. Twenty-eight male Sprague Dawley rats were induced with 1.25 mg/kg body weight of DMPA in weeks 0 and 12, then divided into four groups: negative control (CMC Na 1%), extract dose of 150 mg/kg BW, 225 mg/kg BW, and 300 mg/kg BW. The levels of LH in the rats were analyzed using Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA), while the meiotic index and Sertoli cell index parameters were analyzed through histological examination using H&E staining. The results showed that the three dose variants did not produce significant differences between groups in all three parameters, but tended to increase at a dose of 300 mg/kg body weight after 18 weeks of treatment."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Pinantih
"Infertilitas adalah kelainan reproduksi yang ditandai dengan kegagalan kehamilan lebih dari satu tahun tanpa kontrasepsi meskipun berhubungan seksual secara rutin. Terapi hormonal yang mahal masih menjadi pilihan utama untuk mengatasi infertilitas akibat faktor biologis, sehingga diperlukan alternatif lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian ekstrak kuda laut (Hippocampus comes L.) memengaruhi kadar albumin, globulin, dan total protein darah tikus Sprague-Dawley yang dikondisikan infertil dengan induksi DMPA. Ekstrak kuda laut diberikan kepada 30 tikus jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, masing-masing dengan perlakuan berbeda. Hasil penelitian menunjukkan rerata terbesar dari total protein adalah kelompok DMPA ditambah ekstrak kuda laut 300 mg/kgBB (6,73 ± 0,35 g/dL). Rerata terbesar kadar albumin adalah kelompok DMPA ditambah 225 mg/kgBB (3,72 ± 0,10 g/dL). Rerata terbesar kadar globulin adalah kelompok kontrol (3,06 ± 0,18 g/dL). Berdasarkan uji ANOVA satu arah, tidak didapatkan signifikansi antarkelompok pada parameter total protein (p=0,837), albumin (p=0,812), maupun globulin (p=0,750). Hasil analisis ini menandakan pemberian ekstrak kuda laut tidak memengaruhi kadar protein darah tikus yang diinduksi DMPA.

Infertility is a reproductive disorder characterized by the failure to achieve pregnancy for over a year without contraception despite regular sexual intercourse. Expensive hormonal therapy remains the primary option to address infertility due to biological factors, hence the need for alternative treatments. This study aims to determine whether the administration of seahorse extract (Hippocampus comes L.) affects the levels of albumin, globulin, and total blood protein in Sprague-Dawley rats conditioned to be infertile with DMPA induction. The seahorse extract was administered to 30 male rats divided into 5 treatment groups, each receiving different treatments. The results showed that the highest average total protein was in the DMPA group with 300 mg/kgBW seahorse extract (6.73 ± 0.35 g/dL). The highest average albumin level was in the DMPA group with 225 mg/kgBW (3.72 ± 0.10 g/dL), and the highest average globulin level was in the control group (3.06 ± 0.18 g/dL). Based on one-way ANOVA, there was no significant difference between the groups for total protein (p=0.837), albumin (p=0.812), or globulin (p=0.750). This analysis indicates that the administration of seahorse extract does not affect the protein levels in the blood of DMPA-induced rats."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steinbeck, John, 1902-1968
Kuala Lumpur: Oxford University, 1964
813.52 STE rt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Retnaningtyas Siska Dianty
"Kuda laut (Hippocampus comes L.) telah digunakan sebagai Jamu di Indonesia yang diduga memiliki efek afrodisiak. Hal ini dilaporkan dalam studi ekstrak kuda laut (EKL) dapat meningkatkan sel spermatogonia, spermatosit, spermatid dan sel Leydig pada mencit. Penggunaan Depo-medroksiprogesteron asetat (DMPA) dapat menginhibisi poros hipotalamus-hipofisis-testis dalam menurukan testosteron selama 12 minggu. Hal ini menyebabkan spermatogenesis terganggu dan apoptosis sel spermatogenik meningkat. Kemampuan EKL saat ini belum banyak diteliti terkait pengaruhnya pada kajian histologi testikuler terutama populasi sel-sel spermatogenik dan sel Leydig serta apoptosis sel setelah induksi DMPA. Tiga puluh tikus jantan SD diinduksi DMPA 1,25 mg/kgBB pada minggu ke-0 dan 12, kemudian dikelompokkan akuades (K1), CMC 1% (K2), dosis ekstrak 150 mg/kgBB (K3), 225 mg/kgBB (K4) dan 300 mg/kgBB (K5) yang di cekok minggu ke-7 sampai ke-18. Selanjutnya testis diisolasi dan dilakukan pembuatan preparat hematoxylin and eosin (H&E) dan immunohistokimia (IHK) ekspresi Fas L. Sel-sel dihitung manual pada mikroskop dan menentukan IHK-skor. Analisis data dengan uji ANOVA dan Kruskall-Wallis. Dosis EKL 150 dan 225 mg/kgBB secara bermakna (p<0,05) meningkatkan populasi sel-sel spermatogenik dan sel Leydig serta menurunkan apoptosis sel dalam ekspresi Fas L selama 18 minggu sehingga dosis tersebut berpotensi dalam meningkatkan fungsi testikuler reproduksi tikus jantan setelah induksi DMPA.

The seahorse (Hippocampus comes L.) had been used as ‘Jammu’ which probably have powerful aphrodisiac pharmacological activities. Depot-medroxyprogesterone acetate (DMPA) is a contraceptive drug that can inhibit the hypothalamic-pituitary-testis axis to reduce testosterone levels and could increase cell apoptosis for 12 weeks. In addition to improving testosterone levels, studies in mice reported that seahorse extract (SE) could increase spermatogonia, spermatocytes, spermatids, and Leydig cells, but limited studies are reporting the effects of SE in that population and apoptosis of cells in DMPA induced rats. Thirty male SD rats were induced with DMPA 1,25 mg/kgBW at weeks 0 and 12. Animals were randomly grouped by: aquadest (G1), CMC 1% (G2), SE dose 150 mg/kg BW (G3), SE dose 225 mg/kg bb (G4), SE 300 mg/kg BW (G5), gavage every day at 7-18 weeks. After that, the testis was obtained, and the tissue slide was processed with hematoxylin and eosin (H&E) and observed by immunohistochemistry. Data was collected by manually counting cells and determining H-score and analysed using one-way ANOVA and Kruskall-Wallis test. The reported dose of SE 150 and 225 mg/kg BW significantly increase spermatogenic cells and Leydig cells population also decrease cell apoptosis of Fas L expression, by means potentially increased testicular function in rats after DMPA induction.

 

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>