Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 214284 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Mulyadi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T39959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Djoko Goenawan
"ABSTRAK
Telah diukur spektrum diameter aerosol [<0.4,0.4,0.7,1.1,2.1, 3.3,4.7,9 &
>9.0 μ] dengan Impaktor-Anderson dan distribusi (wt%) di Gunung Mas = 0.4(8)-
5.8μ(21) dengan konsentrasi 0.57 μg/m3 & di Teluk Naga = 0.4(13), 0.7(21),1.1
(16), 2.1(9), 3.3 (13), 4.7(21) s.d. >9.0 (1wt%), dengan mode-bimodial (0.7&4.7μ)
dan konsentrasi 0.085 μg/m3 pada periode Maret 2006. Sementara periode
Agustus-September di Gunung Mas = <0.4(0.3), 0.4(22), 0.7(27),1.1(13) s.d.
>9.0(4) dengan konsentrasi 0.207 μg/m3 & di Teluk Naga adalah <0.4(0.1),
0.4(22) s.d. >9.0 (2wt%) dengan konsentarsi 0.09 μg/m3. Konsentrasimaksimum
dengan Portacount [0.01-1μ] sebesar 2.9x104 partikel cm-3 di Teluk
Naga dan 1.6x104 partikel cm-3 di Gunung Mas. Konsentrasi-minimum=3.2x 103
partikel cm-3 di Teluk Naga dan 6x103 partikel cm-3 di Gunung Mas.
Ditemukan diameter kristis (optimum dan efektif) sebagai diameter Köhler
yaitu [0.5μ] dengan pengukuran Impaktor-Anderson pada rentang [0.4-0.7μ]
dengan konsentrasi maksimum (total) 48 wt% di Gunung Mas dan 43wt% di
Teluk Naga.
Tingkat-higroskopis aerosol (bruto) pada RH=83-87% dan T=29.7°C dan
kapasitas-higroskopis = 6.5x10-5gr menit-1. Tingkat-kondensasi pada rentang
T=30.9-26.2°C&RH=20%, T=24.6-23.3°C&RH=21% dan T=18.6-10.6°C&24-27%
serta kapasitas-kondensasi = 20.9x10-5gr menit-1.
Identifikasi fasa (utama) dengan XRF mengandung Belerang (sulphur)
dengan konsentrasi 61 wt% di Gunung Mas dan 87 wt% (36.9 ppm) di Teluk
Naga. Unsur minor (sebagian kecil) di Gunung Mas dan yang tidak terdapat di
Teluk Naga adalah Cd=13, Cl=4 (1.7 ppm), P=3, Al=3wt%, dan Cr, Mn, Ba, Bi
kurang 1wt%.
Dengan AAS, diidentifikasi mengandung Na (fasa minor) sebesar 2 ppm
di Gunung Mas dan 5 ppm di Teluk Naga."
2007
T21295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reist, Parker C.
New York: McGraw-Hill , 1993
541.345 15 REI a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Analysis of alfa emitted radionuclide deposition at respiratory tract via inhalation process under difference air-ventilation system at radiometallurgy intallation..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Dewi Ayu Kusumaningtyas
"Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau mulai marak seiring dengan meningkatnya laju penebangan hutan, pembersihan lahan dan iklim kering. Karhutla menyebabkan pencemaran udara bahkan hingga ke Singapura sehingga mempengaruhi ketegangan politik diantara kedua negara. Karhutla kerap terjadi tiap tahunnya, padahal sudah banyak regulasi dan institusi yang menangani pencegahan karhutla serta pengendalian bencana asap. Ketika proses pembakaran biomassa terjadi, pencemar aerosol terlepas ke udara. Tingginya konsentrasi aerosol menurunkan kualitas udara setempat dan mengurangi jarak pandang.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kaitan karhutla di Provinsi Riau pada Juni 2013 dengan pencemaran udara di Riau dan Singapura, karakteristik aerosol di Singapura pada saat periode karhutla di Riau dan menganalisis implementasi kebijakan pencegahan dan pengendalian bencana asap akibat karhutla. Metode penelitian yang digunakan adalah campuran kuantitatif dan kualitatif dengan data sekunder dan primer yang berasal dari wawancara.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kebakaran di Riau pada Juni 2013 mengakibatkan kenaikan ISPU hingga 1084 (berbahaya) di Riau, kenaikan konsentrasi PM 2,5, dan menurunkan visibilitas di Singapura. Hasil karakterisasi melalui parameter aerosol optical depth (AOD), parameter Ångstrom, dan distribusi ukuran partikel menunjukkan keberadaan aerosol berukuran kecil dengan jumlah lebih banyak di Singapura yang merupakan ciri aerosol dari karhutla. Lemahnya kepemimpinan dan penegakan hukum, kurangnya koordinasi antar institusi di tingkat pemerinrah daerah, dan belum optimalnya pemanfaatan informasi peringatan dini adalah sejumlah faktor penghambat implementasi kebijakan pengendalian bencana asap akibat karhutla.

Forest and land fire in Riau increase along with the rapid deforestation, land clearing, and fueled by dry climate. Forest and land fire causes trans-boundary air pollution up to Singapore and creates tensions among neighboring countries. Fires in Riau routinely occur every year, although there are a lot of regulations and institutions dealing with fire prevention and smoke haze management. When biomass burns, certain aerosol pollutant is emitted to the atmosphere. High concentration of aerosol could degrade the local air quality and reduce visibility.
This study aimed to analyze the relation of forest and land fire in Riau in June 2013 with the air pollution in Riau and Singapore, the characteristics of aerosol in Singapore during the fire period in Riau and the implementation of fire prevention and smoke haze management policies.Research method that being used are a mixture of quantitative and qualitative with secondary and primary data from interview.
The research found that Riau fires in June 2013 resulted the increase of Pollutant Standard Index (PSI) until 1084 (hazardous) in Riau, increase the concentration of PM 2,5, and reduce visibility in Singapore. Aerosol characterization through aerosol optical depth (AOD), Ångstrom parameter and particle size distribution indicates the existence of a small-sized aerosol in a great number in Singapore which is characteristic of aerosol from forest and land fire. Weak leadership and law enforcement, lack of coordination among institutions in local level as well as low utilization of early warning information are a number of factors inhibiting the implementation of smoke haze management policies.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hinds, William C.
New York: John Wiley , 1982
628.53 HIN a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Maulina Solihah
"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan oleh buruknya kualitas udara terutama kualitas udara dalam ruangan. Kualitas udara dalam ruangan ditentukan oleh parameter fisika, kimia, dan biologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara parameter fisika dan mikrobiologis udara dalam ruangan (suhu, kelembaban, pencahayaan, luas ventilasi, kepadatan hunian, dan total angka kuman) dengan keluhan gejala ISPA pada warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Jakarta. Penelitian ini menggunakan teknik potong lintang yang bersifat kuantitatif dengan jumlah responden warga binaan sebanyak 100 orang dan sampel kamar tahanan sebanyak 14 kamar. Pengambilan data menggunakan kuesioner untuk melihat gejala ISPA pada warga binaan dan pengukuran parameter fisika-mikrobiologis untuk melihat kualitas udara di kamar tahanan. Pengambilan sampel total angka kuman pada udara kamar tahanan menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Hasil penelitian menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara kelembaban udara pada kamar tahanan dengan gejala ISPA (OR=5,84 95% CI: 2,32-12,71) dan terdapat pula hubungan yang signifikan antara pencahayaan pada kamar tahanan dengan keluhan gejala ISPA (OR=2,87 95% CI: 1,20-6,84).

Acute Respiratory Infection (ARI) is an environmetal-based disease caused by poor air quality, especially poor indoor air quality. Indoor air quality is determined by physical, chemical and biological parameters. This study aims to analyze the correlation between Physical and Microbiological Parameters of Indoor Air Quality (temperature, humidity, lighting, ventilation area, occupancy density, and total germ number) to symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) in Prisoner Cells, Jakarta Woman Prison Class IIA. This reaserch is cross sectional study with 100 respondents and 14 sample prisoner cells. The data were collected by using questionnaires to see symptoms of ARI in prisoners and measurement of microbiological-physical parameters to see the air quality in prisoner cells. The results of this study state that there is a significant relationship between humidity in prisoner cell with symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) (OR=5,84 95% CI: 2,32-12,71), and also there is a significant relationship between lighting in prisoner cell with symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) (OR=2,87 95% CI: 1,20-6,84). "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Maulina Solihah
"ABSTRAK
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan oleh buruknya kualitas udara terutama kualitas udara dalam ruangan. Kualitas udara dalam ruangan ditentukan oleh parameter fisika, kimia, dan biologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara parameter fisika dan mikrobiologis udara dalam ruangan (suhu, kelembaban, pencahayaan, luas ventilasi, kepadatan hunian, dan total angka kuman) dengan keluhan gejala ISPA pada warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Jakarta. Penelitian ini menggunakan teknik potong lintang yang bersifat kuantitatif dengan jumlah responden warga binaan sebanyak 100 orang dan sampel kamar tahanan sebanyak 14 kamar. Pengambilan data menggunakan kuesioner untuk melihat gejala ISPA pada warga binaan dan pengukuran parameter fisika-mikrobiologis untuk melihat kualitas udara di kamar tahanan. Pengambilan sampel total angka kuman pada udara kamar tahanan menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Hasil penelitian menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara kelembaban udara pada kamar tahanan dengan gejala ISPA (OR=5,84 95% CI: 2,32-12,71) dan terdapat pula hubungan yang signifikan antara pencahayaan pada kamar tahanan dengan keluhan gejala ISPA (OR=2,87 95% CI: 1,20-6,84).

ABSTRACT
Acute Respiratory Infection (ARI) is an environmetal-based disease caused by poor air quality, especially poor indoor air quality. Indoor air quality is determined by physical, chemical and biological parameters. This study aims to analyze the correlation between Physical and Microbiological Parameters of Indoor Air Quality (temperature, humidity, lighting, ventilation area, occupancy density, and total germ number) to symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) in Prisoner Cells, Jakarta Woman Prison Class IIA. This reaserch is cross sectional study with 100 respondents and 14 sample prisoner cells. The data were collected by using questionnaires to see symptoms of ARI in prisoners and measurement of microbiological-physical parameters to see the air quality in prisoner cells. The results of this study state that there is a significant relationship between humidity in prisoner cell with symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) (OR=5,84 95% CI: 2,32-12,71), and also there is a significant relationship between lighting in prisoner cell with symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) (OR=2,87 95% CI: 1,20-6,84). "
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Lestari
"Aerosol sangat penting untuk dikaji karena aerosol merupakan komponen penting dan mempunyai peranan dalam mempengaruhi perubahan iklim. Aerosol menyebabkan pendinginan secara global karena keberadaan aerosol di atmosfer dapat menutupi sinar matahari yang masuk ke dalam permukaan bumi. Sumber aerosol berasal dari penggunaan tanah, dan dipengaruhi oleh kondisi klimatologis berupa curah hujan, serta angin sehingga dapat diketahui pola hubungan dari ketiganya. Penelitian ini mengkaji pola distribusi aerosol di Jawa Bagian Barat menggunakan citra satelit MODIS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode klasifikasi AOD kemudian sumber aerosol dioverlaykan dengan variabel curah hujan, angin, dan penggunaan tanah untuk melihat hubungan antara pola distribusi aerosol dengan ketiga variabel tersebut. Hasil penelitian ini nilai rata-rata AOD (Aerosol Optical Depth) tertinggi terjadi pada Oktober 2007 dengan nilai AOD 0,481 dan Agustus 2008 dengan nilai AOD 0,408. Pola distribusi aerosol menunjukkan nilai AOD tinggi terdapat di bagian barat dan utara Jawa bagian barat, penggunaan tanah berupa lahan terbangun, dan terjadi pada musim kemarau.

Aerosols become a important study recently because it could influence the climate. Aerosols could impact global dimming, because the presence of aerosols in the atmosphere could block when the sunshine entering the Earth's surface. Source of aerosols induced from the land use, and climatic conditions in the form of rainfall, and wind so that can be known the relationship pattern among them. This study examined aerosol distribution patterns in Western Java region using MODIS satellite imagery. The method used in this study using the grid method on three variables, and analyze the relationship among them. The result of this study shows the highest average of AOD (Aerosol Optical Depth) in October 2007 with a value of 0,481, and in August 2008 with a value of 0,408. Distribution of aerosols pattern has a value of AOD high in the west, and north of West Java, land use of building area, and occurred in dry season. "
Universitas Indonesia, 2011
S632
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gelar Winayawidhi Suganda
"Seiring dengan waktu, pembangunan di kota-kota besar bergeser kearah vertikal dengan sistem ventilasi buatan. Hal tersebut berdasarkan berbagai penelitian dapat meningkatkan resiko Sick Building Syndrome (SBS) di gedunggedung dimaksud. Kantor Pusat PT. X berada di Gedung Y dengan karakteristik demikian. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui kualitas udara dalam ruangan, karakteristik umum pekerja, dan kejadian SBS di Kantor Pusat PT. X. Berdasarkan penelitian beberapa parameter kualitas udara seperti CO2, kelembaban, dan ventilation rate tidak memenuhi Standar. Didapatkan juga beberapa kasus mirip SBS seperti iritasi mata (16.13 %) dan kelelahan (13.98 %). Kejadian SBS kemungkinan merupakan hasil interkoneksi berbagai faktor termasuk kualitas udara dan karakteristik responden.

Recently development of big city has been swifted to vertical development with artificial ventilation. According to vast amount of research that situation could lead to Sick Building Syndrome (SBS) cases. The Headquarter of PT. X located at Y Building has that charasteristic. This Theses aims on knowing indoor air quality (IAQ), workers? characteristics and SBS cases in The Headquarter of PT. X. According to this research some parameters e.g. CO2, relative humidity and ventilation rate are out of standards. Some cases has also been found, e.g. eye irritation (16.13 %) and fatigue (13.98 %). These cases may be a result of many factors including IAQ and workers? characteristics."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T31105
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>