Ditemukan 173184 dokumen yang sesuai dengan query
Gunung Pambudi
"Kopolimerisasi propena/1-butena dan propena/1-heksena dilakukan pada reaktor autoclave skala laboratorium 4 liter, dengan variasi kadar komonomer yang dimasukkan antara 0.5 – 10 %, dengan menggunakan sistem katalis Zigler-Natta MgCl2/TiCl4/DIBP, donor eksternal CHMMS dan kokatalis TEA pada suhu 70°C dan tekanan 30 bar selama 2 jam. Kenaikkan kadar komonomer 1-butena dari 0,6 % ke 6 % mol dalam umpan tidak mempengaruhi produktifitas polimerisasi. Sebaliknya, terlihat terjadi penurunan produktifitas oleh efek dari kenaikkan kadar komonomer 1-heksena dari 0,9 % ke 9,9 % mol dalam umpan. Diperoleh kadar komonomer dalam kopolimer sebesar 0,9 % sampai 3,2 % mol untuk propena/1-butena dan 0,6 % sampai 2,3 % mol untuk propena/1-heksena. Densitas, kristalinitas, titik leleh, xylene insoluble, tensile strength, flexural modulus dan sifat optik haze menurun sejalan dengan meningkatnya kadar komonomer (1-butena dan 1-heksena) dalam kopolimer. Meningkatnya kadar komonomer dalam kopolimer tidak berpengaruh terhadap melt flow index. Scanning electron microscopy (SEM) digunakan untuk karaterisasi morfologi permukaan cuplikan kopolimer pada kadar komonomer yang berbeda. Ditemukan bahwa kekasaran permukaan dan pori-pori kopolimer dipengaruhi oleh kadar komonomer.
Copolymerization of propene/1-butene and propene/1-hexene was carried out in 4 liters laboratory bench-scale autoclave reactor with various concentrations of comonomer between 0.5 and 10 % mol in the feed using Ziegler-Natta catalyst system of MgCl2/TiCl4/DIBP, external donor CHMMS and TEA as cocatalyst at polymerization temperature 70°C and pressure 30 bar for 2 hours. A increase 1-butene comonomer from 0.6 % to 6 % mol in the feed had no effect on the polymerization productivity. On the other hand, the drop in productivity could be seen to be an effect of the increase in concentration of the 1-hexene comonomer.from 0.9 % to 9.9 % mol. Comonomer incorporation from 0.9 to 3.2 % mol for propene/1-butene and 0.6 to 2.3 % mol for propene/1-hexene copolymer were obtained. As the content of comonomer (1-butene and 1-hexene) increased in the copolymer, the density, crystallinity, melting temperature, xylene insoluble, tensile strength, flexural modulus and optical properties haze decreased linearly. A increase comonomer content (1-butene and 1-hexene) in the copolymer had no effect on the melt flow index. Scanning electron microscopy (SEM) has been used to characterize the surface morphology of copolymer particles at different comonomer content. It is found that a coarse and pores of copolymer particles is influenced by comonomer content."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20620
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rida Hasna Fadhilah
"Kopolimer blok responsif pH dan temperatur poli(N-isopropilakrilamida)-blok-poli(2- (dimetilamino)etil metakrilat) (PNIPAM-b-PDMAEMA) disintesis menggunakan polimerisasi reversible addition-fragmentation chain transfer (RAFT) dengan variasi panjang rantai blok PDMAEMA, untuk mengetahui pengaruhnya terhadap temperatur transisi fasa (Tc). Karakterisasi menggunakan instrumen proton nuclear magnetic resonance (1H-NMR) dan fourier transform infrared (FTIR) menandakan produk berhasil terbentuk, didapatkan kopolimer blok PNIPAM21-b-PDMAEMA2 dan PNIPAM21-b-PDMAEMA7. Analisis makro-CTA PNIPAM menggunakan instrumen gel permeation chromatography (GPC) menunjukkan Mn dan PDI sebesar 3475 g/mol dan 1,15 serta dihasilkan distribusi berat molekul yang sempit. Perilaku responsif pH dan temperatur kopolimer blok diamati dalam larutan buffer fosfat pada variasi pH dan temperatur menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Visible, hasil menunjukkan gugus ujung karboksil yang bersifat hidrofilik dan gugus ujung dodesil yang bersifat hidrofobik turut serta memberikan pengaruh terhadap Tc yang dihasilkan. Terjadi tren peningkatan Tc saat pH meningkat dari pH 5 ke pH 7,4 sementara dihasilkan Tc yang konstan pada pH 7,4 dan 9 akibat pengaruh blok PNIPAM dan PDMAEMA yang responsif pH. Pengujian menggunakan particle size analyzer (PSA) pada kopolimer blok PNIPAM21-b-PDMAEMA2 pH 5 dan 9 menunjukkan terjadi peningkatan diameter partikel seiring meningkatnya suhu. Kopolimer blok PNIPAM21-b-PDMAEMA7 menunjukkan responsivitas terbaik pada pH 5 dengan Tc 42 °C berpotensi untuk dimanfaatkan dalam bidang pengobatan penyakit kanker.
Stimuli responsive block copolymers of poly(N-isopropylacrylamide)-block-poly(2- dimethylamino)ethyl methacrylate) (PNIPAM-b-PDMAEMA) were successfully synthesized using reversible addition-fragmentation chain transfer (RAFT) polymerization by varying the chain length of the second block (PDMAEMA), and studied its effect on the phase transition temperature (Tc) as well as pH- and thermo- responsive behavior. Characterization using proton nuclear magnetic resonance (1H- NMR) and fourier transform infrared (FTIR) instruments indicate the product of block copolymers PNIPAM21-b-PDMAEMA2 and PNIPAM21-b-PDMAEMA7 were successfully formed. Analysis using gel permeation chromatography (GPC) showed Mn 3475 g/mol and PDI 1.15 corresponding to PNIPAM macro-CTA with narrow molecular weight distribution. Thermo- and pH-responsive behavior of block copolymers was investigated in phosphate buffer of varying pH and temperature using UV-Visible spectrophotometer. The results showed that the hydrophilic carboxyl end group and the hydrophobic dodecyl end group had an effect on the resulting Tc. There was an increasing trend of Tc when pH increased from pH 5 to pH 7.4 while Tc was constant at pH 7.4 and 9 due to the effect of pH-dependent PNIPAM and PDMAEMA blocks. Diameter particle of block copolymers PNIPAM21-b-PDMAEMA2 in pH 5 and 9 increased along with heating based on particle size analyzer (PSA) results. Moreover, block copolymers PNIPAM21-b-PDMAEMA7 with Tc 42 °C at pH 5, has the potential to be used in cancer treatment."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Dua macam kopolimer yaitu : Kopolimer latek karet alam-normal butyl akrilat (NR-g-nBA atau KOLAB 3) dengan kadar 3 psk (per-satuan berat karet) dan dosis iradiasi 25 kGy, serta kopolimer lateks karet alam metal metakrilat (NR-g-MMMA atau KOLAM 75) dengan kadar monometer 75 psk dan dosis iradiasi 10 kGy yang keduanya diproduksi dengan teknik kopolimerisasi radiasi gamma dalam skala pilot (400 kg/batch) telah dikerjakan. Untuk memproduksi perekat pengalengan dan sepatu kanvas, kedua macam kopolimer tersebut ditambah sodium akrilat sebanyak 0,1% berat sampai dengan 2% berat tergantung dari jenis perekat yang diinginkan. Kemudian kedua perekat tersebut digunakan sebagai perekat di pabrik yang memproduksi kaleng dan sepatu kanvas, kemudian dievaluasi sifat perekat selama proses produksi. Ternyata perekat NR-g-nBA (KOLAB 3) dapat digunakan sebagai bahan perekat kaleng dan NR-g-MMA (KOLAM 75) sebagai perikat sepatu kanvas dengan daya rekat ke dua perekat tersebut memenuhi standar pemakaian dan aspek ekonomi juga dibahas dalam makalah ini."
MPI 8:2 (2005)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Monfitriani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39791
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Redy Pelita
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39789
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Jayatin
"
ABSTRAKPati adalah polimer alam yang memiliki sifat sebagai termoplastik. Kekurangan dari pati sebagai bahan plastik yaitu getas dan menyerap air. Guna meningkatkan sifat pati, dalam penelitian ini dilakukan proses grafting pati dengan methylacrylat, dengan inisiator ceric ammonium nitrat. Proses grafting dalam penelitian ini dilakukan pada konsentrasi inisiator 1x10-3, 3x10-3, 4x 10-3, dan 6x10-3, mol/L. Ekstraksi dan hidrolisa asam dilakukan pada hasil grafting untuk mengetahui prosentase polimethylacrylat homopolimer dan polimethylacrylat yang tergrafting.
Untuk mengukur berat molekul polimethylacrylat yang tergrafting digunakan GPC. Untuk menganalisa kualitas dari hasil grafting maka dilakukan beberapa pengujian antara lain spectra mapping dengan FTIR microspectroscopy, Uji tarik dengan alat uji tarik instron, dan sifat ketahanan terhadap air dengan uji sudut kontak. Proses grafting dilakukan dalam sebuah labu dengan 5 leher. Pati sebanyak 20 gram direaksikan pada temperatur kamar dengan 40 gram methylacrylat dalam 500 ml air dengan dialiri nitrogen dan digunakan ceric ammonium nitrat sebagai inisiator. Hasil grafting setelah dilakukan ekstraksi dan hidrolisa asam menunjukkan bahwa pada konsentrasi ceric ammonium nitrat yang meningkat menghasilkan meningkatnya persentase PMA homopolirner, sedangkan persentase PMA tergrafting, dan berat molekul dari PMA tergrafting menurun. Hasil ini berpengaruh terhadap sifat mekanik produk S-g-PMA, dimana untuk S-g-PMA yang dihasilkan dengan konsentrasi ceric ion 4x 10-3 mol/L memiliki sifat mekanik yang mirip elastomer. S-g-PMA yang dihasilkan pada konsentrasi ceric ion yang lain polimer yang dihasilkan merupakan plastik yang kuat dan ulet. Proses grafting jugs meningkatkan kwalitas pati dalam ketahanannya terhadap air, dari hasil uji sudut kontak menunjukkan bahwa pati setelah grafting pada kontak dengan air tidak mengalami penggelembungan (swelling).
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ikfa Nur Fadilla
"Modifikasi selulosa dengan asam akrilat menggunakan pengikat silang Trimethallyl Isocianurate (TMAIC) dengan teknik kopolimerisasi cangkok pra-iradiasi telah berhasil dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu material bersifat adsorben. Pengikat silang TMAIC digunakan untuk meningkatkan ketahanan kimia dan termal dari selulosa-g-AA. Kondisi optimum reaksi pencangkokan diperoleh pada dosis radiasi 60 kGy, konsentrasi TMAIC 0,5 % (w/v), konsentrasi monomer 10 % (v/v), suhu pencangkokan 90°C dan waktu pencangkokan 6 jam, dengan persen pencangkokan rata-rata sebesar 65,27 % dan pengembangan dalam air sebesar 922,26%. Hasil sintesis kopolimer selulosa-TMAIC-g-AA telah berhasil dikarakterisasi dengan FTIR, TGA dan SEM. Selulosa terikat silang dapat digunakan sebagai adsorben ion logam Pb2+, dengan kapasitas adsorpsi sebesar 2,5954 mg/g pada waktu kontak 2 jam dan pH 5 (konsentrasi awal Pb2+ 10 mg/L). Isoterm adsorpsi yang sesuai dengan adsorpsi Pb(II) dengan kopolimer adalah isoterm adsorpsi Langmuir dengan linearitas 0,9868.
Modification of cellulose with acrylic acid monomers using Trimethallyl Isocianurate ( TMAIC ) as crosslinker by mean of preirradiation graft copolymerization technique have been successfully carried out. This research aims to produce a material which has adsorbent properties. TMAIC as crosslinking agent can be used to improve the chemical and thermal resistance of cellulose-g-AA. The optimum condition for graft copolymerization is obtained at 60 kGy radiation dose, 0,5 % (w/v) TMAIC, 10 % (v/v) monomer, 90°C grafting temperature and 6 hours reaction time, with 65,27 % grafting average and 922,26 % swelling in water. Synthesized copolymers cellulose-TMAIC-g-AA was successfully characterized by FTIR, TGA and SEM. Crosslinked cellulose-TMAIC-g-AA can be used as Pb2+ metal adsorbent, having adsorption capacity of 2,5954 mg/g at 2 hours contact time and pH 5 (initial concentration of Pb2+ 10 mg/L). Adsorption isotherms in accordance with the adsorption of Pb ( II ) by copolymer is Langmuir adsorption isotherm with linearity 0.9868."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S61752
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hanindito Haidar Satrio
"Fokus pada penelitian ini adalah mensimulasikan perilaku kristalisasi polipropilena kopolimer impak (IPC) setelah penambahan serat ijuk dan kenaf yang telah dimodifikasi sebanyak 5% fraksi massa. Alkalinisasi dan pemutihan dilakukan untuk memodifikasi serat. Tujuan dari proses tersebut adalah menghilangkan komponen hidrofilik pada serat. Peristiwa kristalisasi dapat dimodelkan secara non-isotermal dengan model kinetika Nakamura. Model tersebut merupakan pengembangan dari model isotermal Avrami. Penambahan serat kenaf dapat menurunkan nilai indeks Avrami (n) sampel IPC mendekati n = 2.
Nilai indeks Avrami n = 2 mengindikasikan bahwa sampel mengalami kristalisasi dengan pertumbuhan secara 1-dimensi searah dengan arah serat sehingga menghasilkan anisotropi pada produk akhir. Sedangkan penambahan serat kenaf justru menaikkan nilai indeks Avrami mendekati n = 4. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kristalisasi pada sampel terjadi dengan pertumbuhan secara 3-dimensi dan menghasilkan isotropi pada produk akhir. Morfologi serat menyebabkan perbedaan tersebut. Perlakuan alkalinisasi dapat mengubah morfologi serat sehingga dapat mempengaruhi perilaku kristalisasi dari polipropilena kopolimer impak.
The focus of this research is to simulate the crystallization behavior of impact polypropylene copolymer (IPC) after the addition of modified fibers and kenaf fibers by 5% mass fraction. Alkalinization and bleaching are carried out to modify the fiber. The aim of the process is to remove the hydrophilic component in the fiber. The crystallization event can be modeled non-isothermal with the Nakamura kinetics model. The model is a development of the Avrami isothermal model. The addition of kenaf fibers can reduce the value of the Avrami index (n) IPC samples close to n = 2. The value of the Avrami index n = 2 indicates that the sample crystallizes with growth in 1-dimensional direction in the direction of the fiber so as to produce anisotropy in the final product. While the addition of kenaf fibers actually increases the value of the Avrami index to close to n = 4. The value indicates that crystallization in the sample occurs with 3-dimensional growth and produces isotropy in the final product. Fiber morphology causes this difference. The alkalinization treatment can change the morphology of the fiber so that it can influence the crystallization behavior of the impact copolymer polypropylene."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Etil oleat diperoleh dengan mereaksikan asam oleat dan etanol pada kondisi tertentu selama 8 jam. Kopolimerisasi dilakukan dengan mereaksikan kembali etil oleat dengan etilen glikol secara batch menggunakan katalis zeolit ZSM-5. Hasil reaksi dipelajari dengan melihat pengaruh pada suhu (160oC sampai dengan 200 oC) dan rasio reaktan (1 : 3 dan 1 : 6 mol). Hasil reaksi dipelajari dengan melihat secara kualitatif (FT-IR) untuk mengetahui struktur yang diperoleh pada reaksi ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu, rasio reaktan, dan waktu reaksi mempengaruhi berat molekul dan restukturisasi dari molekul ester. Hasil terbaik diperoleh pada rasio reaktan 1 : 6 mol, suhu 200 oC waktu reaksi 5 jam. Semakin banyak monomer alkoholis ditambahkan pada suhu reaksi yang tinggi akan mempercepat reaksi kompolimerisasi dan memiliki berat molekul yang besar."
MPI 8:2 (2005)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Wina Yulianti
"Kopolimerisasi selulosa jerami padi dengan asam akrilat dan akrilamida menghasilkan superabsorben komposit. Selulosa diisolasi dari jerami padi dengan tahapan ekstraksi lipid dengan toluena: etanol (2:1). Penghilangan hemiselulosa dan lignin dengan menggunakan kalium hidroksida 5% dan hidrogen peroksida 2% pH basa suhu 90C. Rendemen selulosa yang diperoleh adalah 21,56% dengan Indeks kristalinitas 71,43%. Spektrum FTIR selulosa menunjukkan hilangnya serapan lignin pada 1728 cm-1. Kopolimerisasi berlangsung pada suhu 65C dengan dialiri gas nitrogen. Inisiator dan pengikat silang yang digunakan adalah kalium persulfat dan N?N-metilena bis akrilamida. Superbasorben yang dihasilkan menunjukkan kapasitas swelling air; larutan urea, kalium dihidrogen fosfat, ammonium klorida konsentrasi 100 ppm masing-masing adalah 895,48g/g ; 986,72g/g; 448,98g/g dan 387,11g/g. Superabsorben bersifat anionik yang dapat mengikat ammonium. Kinetika swelling memenuhi persamaan orde pseudo-kedua dan kinetika absorpsi memenuhi persamaan orde pseudo-kedua.
Copolymerization of cellulose from rice straw with acrylic acid and acrylamide monomer produce composite superabsorbent. Cellulose was isolated from lipid content by extraction with toluene : ethanol (2:1). Hemicelluloses and lignin were removed by using 5% potassium hydroxide and 2% hydrogen peroxidoat alkaline pH at 90C. Cellulose yield obtained was 21.56% with 71.43% crystallinity index. FTIR spectra of lignin showed a loss of absorption at 1728 cm-1. Copolymerization was carried out at 65 C under nitrogen athmosphere. Initiator and cross linking agent used were potassium peroxodisulfate and N'N-methylene bis acrylamide. Superbasorben resulted from this experiment showed the water swelling capacity for the solution of 100 ppm of urea, potassium dihydrogen phosphate, ammonium chloride respectively 895.48 g / g, 986.72 g / g, 448.98 g / g and 387.11 g / g. Superabsorbent produced are anionic, that can bind ammonium cation. The kinetics of swelling dan absorption was following pseudo-second order equation."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35960
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library