Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92919 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yasyam Eddy
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40260
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nuril Imansyah
"Meningkatnya perhatian pemerintah terhadap energi terbarukan, memaksa perusahaan pelayaran untuk mengganti bahan bakar kapal dari semula berbahan bakar fosil menjadi campuran biodiesel yang dikenal sebagai B20 dan B30. Dalam tulisan ini, analisis teknis dilakukan dengan mengevaluasi trend konsumsi bahan bakar minyak dalam volume per waktu dan juga trend suhu gas buang dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan bakar biodiesel terhadap konsumsi bahan bakar dan suhu gas buang. Analisis ekonomis dilakukan dengan mengevaluasi trend biaya bahan bakar yang mengacu pada trend konsumsi bahan bakar minyak dan juga fluktuasi harga bahan bakar dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan bakar biodiesel terhadap biaya bahan bakar per jarak tempuhnya. Selanjutnya analisis juga dilakukan melalui perbandingan konsumsi bahan bakar kapal saat ini dengan umur mesin 22 (duapuluh dua) tahun dibandingkan dengan saat kondisi mesin baru dan analisis lanjutan yaitu mengestimasi tingkat emisi gas buang yang dihasilkan. Analisis data menunjukkan bahwa secara umum pada semua jenis kapal bahwa penggunaan biodiesel dapat meningkatkan volume konsumsi bahan bakar minyak sebesar 4,54% untuk B20 dan 6,25% untuk B30. Selanjutnya, pengamatan terhadap suhu gas buang menunjukkan bahwa ada peningkatan suhu saat menggunakan B20 sebesar 7.8 oC dan B30 sebesar 13,4 oC. Analisis ekonomis mengenai biaya bahan bakar rata-rata untuk semua jenis kapal menunjukkan peningkatan biaya bahan bakar saat menggunakan B20 sebesar 1,66% dan B30 sebesar 9,63% walapun tidak dapat disimpulkan hal tersebut sepenuhnya karena konsumsi yang bertambah namun juga dipengaruhi oleh fluktuasi harga bahan bakar. Konsumsi bahan bakar saat ini terbukti lebih tinggi dibandingkan dengan saat kondisi mesin baru hal ini dipengaruhi berkurangnya tingkat efisiensi dari mesin itu sendiri. Untuk emisi gas buang HC, CO dan SO2 meningkat sebesar 2,3%, 11,5% dan 38,2% berurutan untuk B20 dan 3,4%, 16,4% dan 53,3% untuk B30 seiring bertambahnya kadar biodiesel, kondisi sebaliknya terjadi pada jenis emisi NOx dengan penurunan besar -9,4% untuk B20 dan -13,5% untuk B30.

The increasing of government attention in renewable energy, forced ship management split fossils fuel to mix biodiesel which is known as B20 and B30. In this paper, technically analysis observed trend of fuel oil consumption in volume per time and also trend of exhaust gas temperature aims to knowing the effect of using biodiesel fuel in term of fuel consumption and exhaust gas temperature. Economically analysis observed fuel cost considered to fuel oil consumption trend and also price fluctuation aiming to knowing effect of using biodiesel fuel on fuel cost. Furthermore, analysis being done by compared fuel oil consumption in today condition to new engine condition which is engine lifetime is 22 (twenty-two) years and analysis also conduct by estimating exhaust gas emission resulted. Data analysis shows that in general all type of ships indicates that using biodiesel is raising up the fuel oil consumption up to 4,54% using B20 and 6,25% using B30. Furthermore, observation to exhaust gas temperature shows that there is increasing number of temperature when B20 up to 7.8 oC and B30 up to 13,4 oC. Economically analysis regarding to fuel oil cost in average for all ships type shows increase of fuel cost when using B20 up to 1,66% and B30 up to 9,63%, even though this condition cannot conclude influenced by just only raising up fuel oil consumption but also by bunker price fluctuation. Comparison of fuel oil consumption in today engine condition proof higher then new engine condition due to reduction of engine efficiency itself. Exhaust gas emission prove that for HC, CO and also SO2 are increase up to 2,3%, 11,5% and 38,2% respectively for B20 and 3,4%, 16,4% and 53,3% for B30 along with increase of biodiesel content, but the opposite result for NOx is decrease up to -9,4% for B20 and -13,5% for B30."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoseph Arya Dewanto
"Pembangunan kapal di Indonesia sarnpai saat ini masih kalah bersaing dibandingkan dengan negara-negara tetangga antara lain Korea Selatan, Singapura, Malaysia dan Cina. Salah satu masalah yang dihadapi galangan-galangan kapal di Indonesia adalah tidak tepat waktu penyelesaian dalam pembangunan suatu kapal karena banyak faktor yang mempengaruhi sistem produksi pembangunan kapal tersebut, antara lain adalah tidak tepatnya sistim produksi yang digunakan dan juga terbatasnya fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki galangan kapal tersebut.
Beberapa galangan kapal di Indonesia sudah menggunakan metode sistim blok dalam pembangunan badan kapalnya saja tetapi tidak termasuk outfitting (peralatan) perkapalan dan sistim pemipaannya. Untuk pemasangan sistem pemipaannya, galangan kapal di Indonesia masih menggunakan sistim on board atau melakukan pemasangan pemipaan setelah pekerjaan konstruksi badan kapal selesai. Hal ini adalah salah satu yang membuat larnanya waktu pembangunan kapal sedangkan di negara-negara lain sudah menggunakan sistim modul dengan outfitting sehingga produktivitas pembangunan kapalnya meningkat.
Untuk itu penulis akan menganalisa suatu sistem produksi yang ditinjau dari segi efisien waktunya dalam perhitungan kebutuhan jam kerja (manhour) yang dibutuhkan dari kedua sistem tersebut. Untuk contoh kasus, penulis mengambil suatu basil produksi yang sudah dilakukan di galangan kapal X Jakarta yaitu kapal Tanker 1500 DWT dengan pembangunan sistem pemipaan di kamar mesinnya masih menggunakan sistem on board dan akan dihitung efisien waktunya menggunakan sistim modul dengan metode Advanced Outfitting dalam sistem pemipaan di kamar mesin kapal Tanker 1500 DWT tersebut.
Dan hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa sistim modul dengan menggunakan metode Advanced Outfitting akan dapat meningkatkan produktivitas galangan kapal ditinjau dari segi efisiensi waktunya.

The main reason why the Indonesian shipyards can not compete with its neighboring country such as South Korea, Singapore, Malaysia and Cina is because of the accuracy of the finishing time in manufacturing the ship that is usually not on schedule. There are a lot of factor that give influence to why the ship building is usualy not on schedule. It could be because of the ship building company is not using the appropriate production system and may also because of the company's structure and infrastructure facilities are very limited.
There are several Indonesian shipyards that are already using the "on block system method" in the building of ship's hull. While assembling the piping system, most of the Indonesian shipyards are still using the on-board system and that is assembling the pipe after the hull block construction work is done. That is one of the reason why the building ship in Indonesia takes a long time. Other countries today is using the outfitting module systems that makes the shipbuilding productivity more efficient in time.
This thesis is about analyzing production system for a Tanker Vessel of 1500 DWT in one of Jakarta's shipyard on the time efficiency and manhour point of view. Nowadays, Tanker Vessel of 1500 DWT production is still using the on-board system to assemble the pipe in the engine room. In this thesis the time efficiency for Tanker Vessel of 1500 DWT building using the module system with Advanced Outfitting method is calculated.
The whole research has showed us that modular system method on time efficiency and man hour point of view using Advanced Outfitting method may increase the ship building efficiency and productivity of time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T1487
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma R. Dandian
"Telah dilakukan penelitian kerusakan pada cylinder liner mesin diesel penggerak kapal yang terbuat dari bahan besi cor. Cylinder liner yang diteliti berasal dari mesin diesel merk MAN type KSZ 70/ 125 BL sebanyak 2 buah. Kerusakan yang terjadi membentuk retakan-retakan pada bagian dalam, kerusakan ini terjadi jauh dibawah umur pengoperasian yang direncanakan sehingga menimbulkan kerugian baik biaya maupun waktu. Penelitian dilakukan dengan Pengujian komposisi, metalografi, pengujian sifat mekanis dan pengujian pengaruh temperatur terhadap perubahan struktur dan sifat mekanis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan terjadi akibat beban termal dan getaran yang ditimbulkan oleh kondisi operasi mesin diesel dan dipercepat oleh kualitas bahan yang tidak memenuhi persyaratan sebagai bahan cylinder liner mesin diesel. Bahan cylinder liner tersebut adalah besi cor kelabu dengan kadar karbon dan silikon yang rendah serta kadar fosfor yang tinggi, kondisi ini menyebabkan ketahanan bahan terhadap temperatur tinggi menjadi rendah sehingga bahan mudah mengalami retak pada suhu tinggi (hot shortness)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haski Apriliandi
"Pemeliharaan adalah merupakan unsur utama dalam setiap kegiatan operasional sebuah kapal. Demi mencegah terjadinya kerusakan pada komponen sebuah kapal, maka harus ada sebuah sistem pemeliharaan yang terencana sebelum kapal itu memulai kegiatan operasionalnya. Hal tersebut sudah menjadi aturan baku yang diatur oleh International Safety Management (ISM) Code mengenai pemeliharaan pada seluruh komponen kapal. Kegiatan pemeliharaan diatas kapal merupakan tanggung jawab para kru kapal dan diawasi oleh biro klasifikasi tempat kapal tersebut didaftarkan.
Dari seluruh komponen yang ada diatas kapal, mesin utama kapal merupakan elemen penting pada sebuah kapal, karena berkenaan langsung dengan kegiatan operasional kapal. Maka perancangan kegiatan pemeliharaan yang terencana atau lebih dikenal dengan istilah Planned Maintenance System (PMS) menjadi hal yang penting demi menjaga kinerja dari sebuah mesin utama. Mesin Utama berjenis diesel 2 langkah dengan jumlah silinder tujuh buah dan bertenaga 15820 KW menjadi objek penelitian yang akan menjadi contoh penerapan Planned Maintenance System pada sebuah mesin utama di kapal.

Maintenance is an essential element in all operations of a ship. To prevent damage to the components of a ship, then there must be a system of planned maintenance before the ship started its operations. It is already a rule that is set by the International Safety Management (ISM) Code concerning maintenance on all components of the ship. Maintenance activities on the ship is the responsibility of the ship's crew and overseen by a classification bureau where the ship is registered.
From all components on board, the ship main engines are an important element on a ship, because it directly relating to the operations of the ship. Then design activities planned maintenance or better known as the Planned Maintenance System (PMS) to be essential in order to maintain the performance of a main engine. Main engine type diesel 2 stroke seven the number of cylinders and 15820 KW powered the object of research that will be the example of Planned Maintenance System on a main engine on board.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritonga, Efri NP
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widarto Kusumo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S35987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayuk Handayani
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S2438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jaja Setiawan
"Perkembangan teknologi dalam pembuatan kapal terus-menerus mengalami kemajuan. Salah satu kemajuan tersebut terdapat pada bidang konstruksi kapal. Kini banyak perusahaan galangan kapal yang menerapkan metode pembuatan kapal dengan tujuan efektifitas dan efisiensi pembuatan kapal. Sehingga didapat waktu pengerjaan konstruksi kapal yang lebih singkat. Semakin cepat waktu yang dibutuhkan suatu galangan dalam memproduksi kapal, maka galangan tersebut akan semakin mendapatkan banyak keuntungan.
Multiyard-Ship Construction merupakan salah satu metode pembuatan kapal dengan melibatkan beberapa galangan yang berada dalam satu manajemen serta lokasi yang berdekatan, sehingga waktu konstruksi yang diperoleh menjadi lebih singkat. Metode tersebut pertama kali diperkenalkan oleh salah satu galangan besar di Jepang, yaitu Ishikawajima-Harima Heavy Industries (IHI Shipyards). Metode ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam produksi kapal. Galangan di Indonesia belum banyak menerapkan metode ini, oleh karena itu penulis bermaksud untuk menganalisis simulasi metode ini pada salah satu galangan terbesar di Jakarta, yaitu PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari.
Dalam skripsi ini, metode yang dipakai adalah analisis dari sampel kapal yang telah dibangun oleh PT DKB untuk kemudian dianalisis. Sampel yang penulis ambil adalah jenis kapal Oil Tanker 6300 DWT. Batasan analisis yang penulis ambil hanya pada proses konstruksi saja, sehingga dapat dilihat perbedaan lamanya waktu pembuatan kapal antara metode yang diterapkan oleh PT DKB dengan metode multi galangan (Multiyard-Ship Construction).
Dari kedua metode tersebut, terdapat perbedaan waktu yang menunjukkan bahwa metode multi galangan mempunyai proses konstruksi lebih cepat. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa metode multi galangan bisa diterapkan untuk memperoleh waktu konsrtuksi yang lebih singkat, sehingga dapat dijadikan sebuah rekomendasi terhadap galangan dalam pembangunan sebuah kapal yang lebih efektif.

Technological developments in shipbuilding continually progressing. One of these advances there are in the field of ship construction. Now many companies are implementing shipyard shipbuilding methods with the aim of effectiveness and efficiency of shipbuilding. Order to get the ship construction time shorter. The faster the time needed to produce a vessels, the shipyard will increasingly gain many advantages.
Multiyard-Ship Construction is one of shipbuilding methods involving several shipyards that are in a management as well as sites adjacent, so that construction time is becoming shorter obtained. The method was first introduced by one of the major shipyards in Japan, Ishikawajima-Harima ie Heavy Industries (IHI Shipyards). This method is expected to be an alternative in ship production. Shipyards in Indonesia has not been widely adopted this method, therefore the author intends to analyze the simulation of this method on one of the largest shipyards in Jakarta, namely PT Dok and Perkapalan Kodja Bahari.
In this paper, the method is the analysis of the sample vessel has been built by PT DKB for later analysis. Sample the authors take is the type of ship 6300 DWT Oil Tanker. Restriction analysis that the authors take the only course on the construction process, so it can be seen the difference between the duration of shipbuilding methods applied by the PT DKB with multiple methods of shipbuilding (Multiyard-Ship Construction).
From both methods, there is a difference of time which shows that the shipyard has multiple methods of construction processes faster. Therefore, it is concluded that multiple methods can be applied to obtain the shipyard konsrtuksi a shorter time, so it can be used as a recommendation to the shipyards in the construction of a ship that is more effective.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52296
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>